Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9880 | 27 Dec 2024
Klinis : Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV AIDS di Ruangan Cempaka RSUD Prof.DR.W.Z.Johanes Kupang.Pasien yang dirawat bernama Ny. R, umur 40 tahun, pekerjaan wiraswasta, masuk rumah sakit tanggal 20 Juni 2018 jam 05.00 Wita.Sumber informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan keluarga pasien,observasi,pemeriksaan fisik dan catatan medik Hasil studi kasus didapatkan pasien atas nama Ny R berumur 40 tahun. Pasien dirawat dengan diagnosa suspek TB+ B20. Pasien masuk RSUD Prof.DR W.Z Yohanes Kupang melalui UGD dirujuk dari RSU Kota Kupang pada tanggal 20 Juni 2018 05.00 WITA, dengan keluhan demam tinggi sejak satu bulan yang lalu, diare tiga kali dalam sehari konsistensi cair, berwarna kuning kehitaman, badan terasa lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun. Keluhan utama, pada saat pengkajian tanggal 24 Juni 2018 jam 08.00 WITA keadaan umum pasien tampak lemah dan letih pasien mengatakan diare, BAB cair dengan frekuensi tiga kali sehari konsistensi cair, berwarna kuning, pasien mengatakan sering haus, nafsu makan menurun, berat badan berkurang. Riwayat penyakit keluarga, Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama atau penyakit menular. Pola aktivitas dan latihan didapatkan , saat sakit pasien mengatakan nafsu makan berkurang, sering merasa mual dan muntah, pasien mendapatkan diet ML rendah serat, porsi makanan hanya dihabiskan tiga sendok makan, pasien minum empat gelas sehari ± 800 cc. Saat sakit jam tidur pasien meningkat, waktu pasien lebih banyak digunakan untuk tidur dan istirahat, masalah yang ditemukan pasien saat tidur yaitu terbangunkarena BAB, demam serta keringat malam. Aktivitas pasien banyak dibantu oleh keluarga dan perawat. Pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum pasien tampak lemah dengan TTV yaitu TD: 90/60 mmHg, N: 90x/menit, RR: 20x/menit, S : 42ºC. Wajah : tampak pucat, kepala : rambut tampak berwarna hitam kusam distribusi merata dan berketombe. Mata : konjungtiva anemis, abdomen : bising usus 20x/ menit, kulit : terlihat kering, turgor kulit kembali > 2 detik,; ekstremitas:tidak ada edema, akral teraba hangat, tonus otot melemah. Dada : inspeksi, simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dinding dada. Palpasi : saat bernapas teraba simetris, tidak ada massa, pernapasan cepat dan dalam. Abdomen: inspeksi: warna kulit putih. Auskultasi: Suara bising usus 30x/menit.Perkusi: Suara timpani dan ada acites.Palpasi: tidak ada pembesaran hepar dan tidak ada distensi abdomen. Ekstremitas: Terpasang infus di tangan kanan,dan tidak ada edema pada tangan kiri. Integumen: turgor kulit tidak elastis. Status emosional tampak murung dan lesuh, status kecemasan: pasien mengatakan cemas karena merasa kondisinya semakin memburuk dan belum meraskan perubahan dari kesehatannya. Komunikasi pasien : pasien mampu diajak berkomunikasi, namun lebih banyak diam dan tertidur karena badan terasa lemah. Status kepercayaan pasien tampak tidak percaya akan Tuhannya sendiri lagi, tidak melakukan ibadah seperti yng seharusnya dan lebih memilih mempercayai dukun: pasien mengatakan untuk apa saya melakukan ibadah dan berdoa karena "dia" yang telah memberikan penyakit ini kepada saya, hanya karna melakukan kesalahan kecil Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 24 juni 2018 yaitu hemoglobin 8,4 g/dl, jumlah eritrosit 3,10 10^6/µL, hematokrit 25,4 %, MCV 81,9 fL,MCH 271,1 pg, MMCHC 14,5%, jumlah leukosit 2,77 10^3/ul, Eosinofil 2,9%, Basofil 0,0%, Neutrofil 87,0 %, Limfosit 5,4 %, Monosit 4,7%, jumlah Eosinofil 0,08 10^3/ul, jumlah Basofil 0,00 10^3/uljumlah Neutrofil 2,41 10^3/ul, jumlah Limfosit 0,15 L10^3/ul, jumlah Trombosit 91 10^3/ul, PDW12,1 fL, MPV 11,5 fL, P-LCR 32,4 %, PCT 0,10 %.Hasil pemeriksaan kimia darah tanggal 24 Juni 2018 yaitu natrium darah 1,33 mmol/L, Kalium darah 3,4 mmol/L, Klorida darah 102 mmol/L, Calcium darah 0,880 mmol/L. Pasien mendapat terapi parenteral NaCl 0,9%/24 jam. Terapi pengobatan paracetamol 3x 500 mg tablet, OAT kat 1, rifampisin 1x450 mg tablet, etambutol 1x 750mg, sanfuliq TAB 30S, B6 2x10 cc. Analisa Data Untuk menemukan masalah yang terjadi pada klien maka perlu dilakukan analisa data yang telah diperoleh diperoleh melalui pengkajian (wawancara, pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang) yang dilakukan pada tanggal 24 Juni 2018. Dari data-data itu dapat dirumuskan masalah keperawatan yaitu : Data Subjektif : - Data objektif : Keadaan umum pasien tampak lemah dengan TTV yaitu TD: 90/60 mmHg, N: 90x/menit, RR: 20x/menit, S : 42ºC. Dari data diatas maka masalah keperawatan yang pertama yang muncul adalah hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme. Data subjektif :- Data objektif : Pasien nampak lemah,kulit nampak kering, diare,adanya mual muntah, membran mukosa nampak kering dan turgor kulit jelek. Hasil pengukuran TTV yaitu TD: 90/60 mmHg, N: 90x/menit, RR: 20x/menit, S : 42ºC. Pasien tampak berkeringat. Dari data diatas maka masalah keperawatan kedua yang muncul adalah defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa lembab
- Intake dan output cairan seimbang
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme
- Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Fasilitasi intake cairan yang adekuat
- Berikan terapi antipiretik sesuai resep dokter
- Identifikasi tanda-tanda infeksi dan laporkan kepada dokter
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Kaji status hidrasi pasien (turgor kulit, membran mukosa, dll.)
- Berikan cairan intravena sesuai resep dokter
- Pantau intake dan output cairan
- Kolaborasi dengan dokter terkait terapi cairan yang dibutuhkan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang telah dirumuskan berdasarkan kondisi pasien yaitu hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) adalah suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi dan dehidrasi untuk hipertermia, serta tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, dan intake-output cairan seimbang untuk defisit volume cairan. Intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian kompres hangat/dingin, hidrasi cairan, pemberian terapi antipiretik, identifikasi tanda infeksi, edukasi pasien dan keluarga untuk hipertermia, serta pemantauan status hidrasi, pemberian cairan intravena, pemantauan intake-output cairan, dan edukasi untuk defisit volume cairan. Intervensi tersebut ditujukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 9881 | 27 Dec 2024
Klinis : Pathway hipertermi pasien suhu 38°, nadi 101x/menit, hasil laboratorium leukosit 13,4 10³/ul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh normal
2. Kenyamanan
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Demam
3. Manajemen Cairan
Penjelasan Singkat:
Hipertermia merupakan kondisi peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang dalam kasus ini ditandai dengan suhu tubuh 38°C, nadi yang cepat (101x/menit), dan peningkatan jumlah leukosit (13,4 10³/ul). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam (seperti pemberian antipiretik, kompres hangat, dll.), dan manajemen cairan (untuk mencegah dehidrasi). Tujuan luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal, pasien merasa nyaman, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. -
Article No. 9882 | 27 Dec 2024
Klinis : Pathway hipertermi pasien cva pasien tidak sadar, suhu 38°, nadi 101x/menit, hasil laboratorium leukosit 13,4 10³/ul
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu pathway hipertermi pasien cva (cerebrovascular accident atau stroke) dengan ketidaksadaran, suhu 38°C, nadi 101x/menit, dan leukosit 13,4 10³/ul, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia berhubungan dengan disfungsi termoregulasi sekunder akibat cedera neurologis (CVA).
Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh gangguan pada mekanisme termoregulasi. Pada pasien CVA, cedera neurologis yang terjadi dapat menyebabkan disfungsi pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus, sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal: 36,5-37,5°C
2. Stabilitas tanda-tanda vital (nadi, respirasi, tekanan darah) dalam batas normal
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia, seperti dehidrasi, gangguan elektrolit, dan kerusakan organ
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi penyebab hipertermia (disfungsi termoregulasi sekunder akibat CVA)
2. Pantau suhu tubuh, nadi, respirasi, dan tekanan darah secara teratur
3. Lakukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti:
a. Kompres dingin pada area aksila, leher, dan selangkangan
b. Berikan cairan intravena yang dingin
c. Pertahankan suhu lingkungan yang sejuk
4. Berikan obat antipiretik sesuai resep dokter
5. Pantau intake dan output cairan, serta cegah dehidrasi
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab hipertermia
7. Edukasi keluarga mengenai manajemen hipertermia dan pencegahan komplikasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan suhu tubuh pasien dapat kembali normal, tanda-tanda vital stabil, dan tidak terjadi komplikasi yang membahayakan. Perawatan yang optimal akan membantu mempercepat pemulihan pasien dan mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk. -
Article No. 9883 | 27 Dec 2024
Klinis : Pasien tidak sadar dan hanya menggerakkan jari sebelah kanan saja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai "Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh berkurangnya kekuatan, ketahanan, rentang gerak, dan koordinasi otot."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Gangguan Mobilitas Fisik adalah peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan fisik, seperti pergerakan anggota tubuh, ambulasi, dan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen aktivitas: Mengatur dan memfasilitasi aktivitas pasien sesuai kemampuan.
2. Terapi latihan: Melakukan latihan pergerakan anggota tubuh untuk meningkatkan kekuatan, rentang gerak, dan koordinasi.
3. Perawatan mobilitas: Mempertahankan dan meningkatkan mobilitas pasien.
4. Konseling: Memberikan dukungan dan edukasi terkait kondisi pasien.
Berdasarkan kondisi pasien yang tidak sadar dan hanya dapat menggerakkan jari sebelah kanan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, terapi latihan untuk anggota tubuh yang dapat digerakkan, perawatan mobilitas, serta konseling untuk mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 9884 | 27 Dec 2024
Klinis : Pasien tidak sadar dan hanya menggerakkan jari sebelah kanan saja
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang tidak sadar dan hanya menggerakkan jari sebelah kanan saja.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakstabilan Neurosensorik" (Sensory/Perceptual Alteration: Impaired). Diagnosa ini menggambarkan adanya perubahan atau gangguan pada fungsi sensori dan persepsi pasien, yang ditandai dengan penurunan atau kehilangan kemampuan merasakan atau mempersepsi stimulus secara normal. Dalam kasus ini, pasien tidak sadar dan hanya mampu menggerakkan jari sebelah kanan, menunjukkan adanya perubahan persepsi dan fungsi sensorik yang terganggu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Neurosensorik Membaik
- Pasien menunjukkan respons yang sesuai terhadap stimulus sensorik
- Pasien mampu menggerakkan anggota tubuh sesuai kemampuan
- Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran dan orientasi
2. Keamanan Terjaga
- Pasien terhindar dari risiko cedera akibat perubahan persepsi
- Pasien mendapatkan dukungan dan pengawasan yang memadai
3. Kenyamanan Meningkat
- Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan fisik dan psikologis
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda distres atau ketidaknyamanan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi
- Memantau tanda-tanda vital, kesadaran, dan fungsi sensorik pasien secara berkala
- Menilai adanya perubahan atau penurunan pada fungsi sensorik dan persepsi
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi stabilitas neurosensorik pasien
2. Perawatan Lingkungan
- Memastikan lingkungan perawatan aman dan kondusif bagi pasien
- Mengurangi stimuli sensorik yang berlebihan atau membingungkan
- Menyediakan alat bantu sensori yang sesuai (misalnya, alat bantu pandangan atau pendengaran)
3. Manajemen Nyeri
- Menilai adanya nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami pasien
- Memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengelola nyeri
- Memantau efektivitas pengelolaan nyeri dan melakukan penyesuaian jika diperlukan
4. Dukungan Emosional
- Memberikan dukungan dan komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien
- Melibatkan keluarga atau significant others dalam proses perawatan
- Memfasilitasi ekspresi emosi dan respons psikologis pasien terhadap kondisinya
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu meningkatkan stabilitas neurosensorik, menjaga keamanan, dan meningkatkan kenyamanan pasien yang tidak sadar dan hanya dapat menggerakkan jari sebelah kanan saja. -
Article No. 9885 | 27 Dec 2024
Klinis : PANAS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu "PANAS", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk panas/demam, karena panas/demam adalah gejala dan bukan prosedur atau tindakan medis.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak ditentukan) digunakan untuk mengkodekan gejala panas atau demam pada pasien, di mana penyebab spesifik dari panas/demam tersebut tidak dapat ditentukan.
- Dalam kasus panas atau demam, tidak ada prosedur atau tindakan medis yang memiliki kode ICD-9-CM spesifik. Panas atau demam biasanya merupakan gejala yang membutuhkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut oleh dokter, namun tidak memiliki kode prosedur/tindakan medis yang terkait.
Sebagai petugas rekam medis atau dokter, kita perlu memastikan pencatatan dan pengkodean yang akurat berdasarkan informasi klinis yang tersedia, sehingga dapat membantu dalam proses identifikasi, perawatan, dan pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 9886 | 27 Dec 2024
Klinis : pasien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di area punggung, lengan, dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala nyeri 9. nyeri bertambah parah jika banyak bergerak dan pasien mengeluh sulit tidur. pasien tampak meringis, gelisah, dan terlihat melindungi area luka. pasien juga tampak cemas akan keadaannya. kulit pasien yang terkena minyak panas tampak melepuh dan kemerahan. ttv s: 38c, RR: 20x/menit, N: 84x/menit, TD: 150/90 mmHg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T20.2
- Deskripsi: Luka bakar derajat kedua pada punggung dan lengan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.44
- Deskripsi: Pengobatan luka bakar, termasuk debridemen dan aplikasi obat topikal.
Penjelasan:
Pasien mengalami luka bakar derajat kedua pada area punggung dan lengan saat memasak terkena minyak panas. Hal ini sesuai dengan kode ICD-10 T20.2, yang mendeskripsikan luka bakar derajat kedua pada badan.
Selain itu, pasien mengeluhkan nyeri yang cukup berat dengan skala nyeri 9, sulit tidur, dan tampak meringis serta gelisah. Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan untuk penanganan luka bakar, termasuk debridemen dan aplikasi obat topikal, yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 93.44.
Tanda-tanda vital pasien juga menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh (38°C), frekuensi pernapasan (20x/menit), dan tekanan darah (150/90 mmHg), yang dapat menjadi indikasi adanya respons inflamasi atau infeksi akibat luka bakar.
Secara keseluruhan, penanganan yang diperlukan bagi pasien ini adalah pemulihan luka bakar, manajemen nyeri, dan pemantauan tanda-tanda vital serta kondisi umum pasien. -
Article No. 9887 | 27 Dec 2024
Klinis : pasien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di area punggung, lengan, dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala nyeri 9. nyeri bertambah parah jika banyak bergerak dan pasien mengeluh sulit tidur. pasien tampak meringis, gelisah, dan terlihat melindungi area luka. pasien juga tampak cemas akan keadaannya. kulit pasien yang terkena minyak panas tampak melepuh dan kemerahan. ttv s: 38c, RR: 20x/menit, N: 84x/menit, TD: 150/90 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah kerusakan semacam itu.
Etiologi: Agen cedera fisik (minyak panas)
2. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel, jaringan, atau organ.
Etiologi: Kerusakan kulit (luka bakar)
3. Cemas
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui.
Etiologi: Perubahan kesehatan, lingkungan baru
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
a. Tanda dan gejala nyeri menurun
b. Melaporkan nyeri berkurang
c. Dapat beristirahat dengan nyaman
2. Risiko Infeksi
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka bakar
b. Luka bakar kering dan tertutup dengan baik
c. Pasien menunjukkan pemahaman tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi
3. Cemas
a. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan
b. Pasien mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
c. Pasien menunjukkan perilaku yang tenang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya, distraksi, relaksasi)
d. Berikan perawatan luka bakar yang tepat untuk mengurangi nyeri
2. Risiko Infeksi
a. Lakukan perawatan luka bakar sesuai prinsip aseptik
b. Pantau tanda-tanda infeksi dan laporkan jika ada
c. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi
3. Cemas
a. Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif
b. Berikan dukungan emosional dan informasi yang jelas tentang kondisi pasien
c. Ajarkan teknik relaksasi (misalnya, napas dalam, visualisasi) untuk mengurangi kecemasan
d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat perlu mempertimbangkan semua aspek yang mempengaruhi kondisi pasien, termasuk aspek fisik, psikologis, dan sosial. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan menunjukkan perbaikan kondisi secara keseluruhan. -
Article No. 9888 | 27 Dec 2024
Klinis : pasien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di area punggung, lengan, dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala nyeri 9. nyeri bertambah parah jika banyak bergerak dan pasien mengeluh sulit tidur. pasien tampak meringis, gelisah, dan terlihat melindungi area luka. pasien juga tampak cemas akan keadaannya. kulit pasien yang terkena minyak panas tampak melepuh dan kemerahan. ttv s: 38c, RR: 20x/menit, N: 84x/menit, TD: 150/90 mmHg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T22.3
- Deskripsi: Luka bakar tingkat tiga pada punggung dan lengan.
Penjelasan:
- Kode T22.3 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Terkait Kesehatan (ICD-10) digunakan untuk menggambarkan luka bakar tingkat tiga pada punggung dan lengan.
- Luka bakar tingkat tiga ditandai dengan kerusakan kulit yang parah, dapat mencapai lapisan subkutan, dan biasanya disertai dengan nyeri yang intens.
- Pasien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di area punggung dan lengan, serta mengeluhkan nyeri yang signifikan (skala 9) dan sulit tidur.
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang diberikan dalam kasus ini. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah:
- Pemberian analgetik untuk mengatasi nyeri
- Perawatan luka bakar, termasuk debridement, pemberian salep, dan perban
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi pasien
- Pemberian dukungan psikologis untuk mengatasi kecemasan pasien -
Article No. 9889 | 27 Dec 2024
Klinis : pasien mengalami luka bakar saat memasak terkena minyak panas di area punggung, lengan, dan mengeluh nyeri pada bagian yang terkena dengan skala nyeri 9. nyeri bertambah parah jika banyak bergerak dan pasien mengeluh sulit tidur. pasien tampak meringis, gelisah, dan terlihat melindungi area luka. pasien juga tampak cemas akan keadaannya. kulit pasien yang terkena minyak panas tampak melepuh dan kemerahan. ttv s: 38c, RR: 20x/menit, N: 84x/menit, TD: 150/90 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
2. Kemampuan Mengendalikan Nyeri
3. Kenyamanan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Distraksi
Penjelasan:
Pasien mengalami luka bakar akibat terkena minyak panas di area punggung dan lengan. Hal ini menyebabkan nyeri akut dengan skala nyeri 9. Nyeri bertambah parah jika banyak bergerak dan pasien mengeluh sulit tidur. Pasien tampak meringis, gelisah, dan melindungi area luka, menunjukkan respon fisik terhadap nyeri. Pasien juga tampak cemas akan keadaannya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri (pemberian analgesik, kompres es, dll), terapi relaksasi (teknik napas dalam, imajinasi terbimbing, dll), dan terapi distraksi (musik, menonton video, dll) untuk membantu pasien mengatasi nyeri dan kecemasan.