Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19099 | 30 Jun 2025
Klinis : nyeri kepala vaskuler
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Selamat siang, dokter/perekam medik. Untuk kondisi nyeri kepala vaskuler, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G43.1
- Deskripsi: Migrain dengan aura (migrain klasik)
Penjelasan:
- Kode G43.1 dalam ICD-10 adalah untuk diagnosis "Migrain dengan aura (migrain klasik)". Migrain dengan aura adalah jenis migrain yang disertai dengan gejala neurologis seperti penglihatan buram, gangguan visual, dan kesemutan sebelum timbulnya nyeri kepala.
- Nyeri kepala vaskuler merupakan salah satu tipe nyeri kepala migrain, di mana terdapat perubahan aliran darah di dalam otak yang menyebabkan rasa nyeri.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.14
- Deskripsi: Tomografi komputer (CT scan) kepala
Penjelasan:
- Kode 89.14 dalam ICD-9-CM adalah untuk prosedur "Tomografi komputer (CT scan) kepala". Pemeriksaan CT scan kepala dapat dilakukan untuk mengevaluasi penyebab nyeri kepala vaskuler atau migrain, seperti memeriksa adanya perubahan aliran darah di dalam otak.
- Selain CT scan, pemeriksaan diagnostik lain yang mungkin dilakukan adalah magnetic resonance imaging (MRI) kepala, untuk melihat struktur otak secara lebih detail.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 19100 | 30 Jun 2025
Klinis : ruam dan gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi ruam dan gatal, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas (kode 00040)
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari dengan aman dan tanpa rasa tidak nyaman.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi toleransi individu terhadap aktivitas fisik dan psikologis.
Penjelasan:
Kondisi ruam dan gatal dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Diagnosa keperawatan "Intoleransi aktivitas" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktivitas rutin akibat dari rasa tidak nyaman yang dialami. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi toleransi pasien terhadap aktivitas, baik fisik maupun psikologis, sehingga pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan tanpa rasa tidak nyaman. -
Article No. 19101 | 30 Jun 2025
Klinis : bapak majeri usia 67 mengeluh sakit kepala, pusing dan terkadang nyeri dada. pasien riwayat hipertensi tensi darah 192/90 nadi 54 resiko yang dapat terjadi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh Bapak majeri usia 67 tahun dengan keluhan sakit kepala, pusing, dan nyeri dada, serta riwayat hipertensi dengan tekanan darah 192/90 mmHg dan nadi 54 bpm, maka dapat diidentifikasikan beberapa kemungkinan diagnosis dan prosedur medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi [EKG]
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 (Hipertensi esensial/primer) ditentukan berdasarkan gejala yang dilaporkan, yaitu nyeri dada, serta riwayat hipertensi dengan tekanan darah yang sangat tinggi (192/90 mmHg). Hipertensi esensial adalah kondisi peningkatan tekanan darah tanpa penyebab yang jelas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 93.01 (Pemantauan elektrokardiografi [EKG]) dapat dipertimbangkan sebagai tindakan diagnostik untuk mengevaluasi kondisi kardiovaskular pasien, mengingat adanya keluhan nyeri dada. EKG dapat membantu mengidentifikasi adanya gangguan irama jantung atau kelainan lainnya yang dapat menyebabkan gejala-gejala yang dilaporkan.
Risiko yang dapat terjadi pada pasien dengan kondisi ini antara lain:
- Komplikasi kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung, jika hipertensi tidak terkontrol dengan baik.
- Kerusakan organ target, seperti kerusakan ginjal, retinopati, atau neuropati, akibat hipertensi yang berkepanjangan.
- Risiko terjadi aritmia jantung, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular.
Oleh karena itu, pemantauan ketat terhadap tekanan darah, pengobatan hipertensi yang adekuat, serta evaluasi kondisi kardiovaskular melalui pemeriksaan EKG menjadi penting untuk dilakukan guna mencegah komplikasi yang dapat timbul. -
Article No. 19102 | 30 Jun 2025
Klinis : bapak majeri usia 67 mengeluh sakit kepala, pusing dan terkadang nyeri dada. pasien riwayat hipertensi tensi darah 192/90 nadi 54 resiko yang dapat terjadi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak (00201)
Definisi: Penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengukur hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan atau respons individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan.
Kode dan definisi untuk masing-masing diagnosa keperawatan yang ditetapkan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak (00201)
Definisi: Penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan. -
Article No. 19103 | 30 Jun 2025
Klinis : bapak majeri usia 67 mengeluh sakit kepala, pusing dan terkadang nyeri dada. pasien riwayat hipertensi tensi darah 192/90 nadi 54 resiko yang dapat terjadi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien Hipertensi dengan Risiko Komplikasi)*
---
### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**"Hipertensi (00012) dengan Risiko Penurunan Curah Jantung (00240) dan Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (00201)"**
#### **Penjelasan Singkat:**
1. **Hipertensi (00012)**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):**
Peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau diastolik ≥90 mmHg (pada kasus ini: 192/90 mmHg).
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- Tekanan darah terkontrol dalam rentang target (SLKI 1401).
- Pasien memahami manajemen hipertensi (SLKI 1703).
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- Pemantauan tekanan darah (SIKI 1401).
- Edukasi manajemen hipertensi (SIKI 1703).
2. **Risiko Penurunan Curah Jantung (00240)**
- **SDKI:**
Ancaman penurunan kemampuan jantung memompa darah akibat afterload tinggi (hipertensi) dan bradikardia (nadi 54x/menit).
- **SLKI:**
- Stabilitas tanda vital (SLKI 1400).
- Tidak terjadi syok/gagal jantung (SLKI 1402).
- **SIKI:**
- Pemantauan hemodinamik (SIKI 1400).
- Kolaborasi pemberian obat antihipertensi (SIKI 2103).
3. **Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (00201)**
- **SDKI:**
Ancaman gangguan aliran darah ke organ vital (otak, jantung) akibat vasokonstriksi dan hipoperfusi.
- **SLKI:**
- Perfusi jaringan adekuat (SLKI 1404).
- Tidak ada pusing/nyeri dada (SLKI 1405).
- **SIKI:**
- Posisi kepala elevasi 30° (SIKI 1404).
- Oksigenasi jika diperlukan (SIKI 1406).
---
### **Risiko yang Dapat Terjadi:**
1. **Krisis Hipertensi** (TD >180/120 mmHg) → Ancaman stroke/gagal jantung.
2. **Bradikardia Simtomatik** (nadi 54x/menit) → Hipotensi/sinkop.
3. **Isemia Jantung** (nyeri dada) → Infark miokard.
---
### **Rekomendasi Intervensi Prioritas:**
1. **Segera turunkan tekanan darah** secara bertahap (target <150/90 mmHg dalam 1 jam pertama).
2. **Pantau EKG** untuk mendeteksi aritmia/iskemia.
3. **Edukasi pembatasan garam dan aktivitas fisik** untuk mencegah komplikasi.
*(Referensi: Buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi 4 PPNI, 2020; JNC 8 Guidelines for Hypertension Management)*
---
**Catatan:** Penatalaksanaan harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan kolaborasi tim medis. -
Article No. 19104 | 30 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri haid sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri haid.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri haid adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri haid atau dismenore merupakan salah satu contoh dari nyeri akut yang dialami oleh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Intensitas Nyeri: Pasien melaporkan penurunan skala nyeri dari skor awal hingga mencapai skor 0-2 pada skala nyeri (misal, Numeric Rating Scale).
2. Peningkatan Kemampuan Mengatasi Nyeri: Pasien mampu mengidentifikasi dan menerapkan strategi manajemen nyeri yang efektif untuk mengurangi nyeri haid.
3. Peningkatan Kenyamanan: Pasien merasa lebih nyaman dan rileks setelah penanganan nyeri haid.
4. Kepuasan Pasien terhadap Penanganan Nyeri: Pasien merasa puas dengan penanganan nyeri haid yang diberikan oleh perawat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Nyeri:
- Mengkaji karakteristik nyeri haid (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas, kualitas, dan faktor pencetus).
- Mengevaluasi efek nyeri terhadap aktivitas, tidur, dan fungsi sehari-hari.
2. Manajemen Nyeri:
- Memberikan analgesik atau obat-obatan yang diresepkan untuk mengurangi nyeri haid.
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti kompres hangat, relaksasi, dan teknik distraksi.
- Melakukan intervensi keperawatan yang dapat menurunkan nyeri, seperti masase, akupressur, atau terapi herbal.
3. Pendidikan Kesehatan:
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri haid.
- Mengajarkan pasien tentang strategi manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah.
- Memberikan informasi tentang sumber daya atau layanan kesehatan yang dapat diakses untuk penanganan nyeri haid.
4. Evaluasi dan Pemantauan:
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri haid.
- Melakukan evaluasi berkala untuk menilai kemajuan pencapaian tujuan luaran.
- Menyesuaikan intervensi jika diperlukan untuk memaksimalkan pengurangan nyeri haid.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan keluhan nyeri haid dapat memperoleh penanganan yang efektif, sehingga dapat mencapai penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, peningkatan kenyamanan, dan kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri yang diberikan. -
Article No. 19105 | 30 Jun 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, tinggal di lingkungan jalanan perkotaan padat dan hidup tanpa pengawasan orang tua. la sering terlihat marah tanpa sebab, berkata kasar kepada orang lain, dan menunjukkan perilaku agresif seperti melempar benda atau memukul anak lain saat tidak dituruti keinginannya. Hasil observasi perawat menunjukkan bahwa anak memiliki riwayat kekerasan fisik dari pengasuh sebelumnya dan tidak mengikuti pendidikan formal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Rentannya individu untuk terlibat dalam tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
Faktor-faktor yang berkontribusi: Riwayat kekerasan fisik dari pengasuh sebelumnya, kurangnya pengawasan orang tua, lingkungan yang tidak kondusif, dan kesulitan mengelola emosi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengarahkan perilakunya.
Kriteria Hasil:
a. Anak dapat mengidentifikasi pemicu perilaku agresif.
b. Anak dapat mendemonstrasikan strategi yang efektif untuk mengelola emosi negatif.
c. Anak dapat berinteraksi dengan orang lain secara konstruktif.
d. Anak dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perilaku
Definisi: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu mengembangkan dan mempertahankan perilaku yang diinginkan.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengidentifikasi pemicu perilaku agresif anak.
b. Mengajarkan anak teknik pengelolaan emosi, seperti relaksasi, distraksi, atau pengendalian diri.
c. Membantu anak berlatih komunikasi dan interaksi sosial yang efektif.
d. Memberikan reinforcement positif saat anak menunjukkan perilaku yang sesuai.
e. Melibatkan keluarga atau pengasuh dalam proses perawatan untuk memastikan dukungan dan konsistensi.
f. Berkoordinasi dengan tenaga profesional lain (misalnya psikolog, pekerja sosial) untuk memberikan pendampingan yang komprehensif.
Penjelasan rinci:
Kondisi anak laki-laki berusia 10 tahun yang tinggal di lingkungan padat perkotaan, sering menunjukkan perilaku agresif, dan memiliki riwayat kekerasan fisik dari pengasuh sebelumnya, mengindikasikan adanya risiko perilaku kekerasan. Diagnosa keperawatan ini fokus pada rentannya anak terhadap tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
Luaran yang diharapkan adalah kontrol perilaku, di mana anak dapat mengidentifikasi pemicu perilaku agresif, mengelola emosi negatif, berinteraksi dengan orang lain secara konstruktif, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma sosial. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen perilaku, yang meliputi identifikasi pemicu, pengajaran teknik pengelolaan emosi, pelatihan komunikasi dan interaksi sosial, reinforcement positif, serta koordinasi dengan keluarga dan tenaga profesional lain untuk mendukung proses pemulihan. -
Article No. 19106 | 30 Jun 2025
Klinis : FRAKTUR NASSAL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi FRAKTUR NASSAL.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S02.2
- Deskripsi: Fraktur tulang hidung
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 21.81
- Deskripsi: Reduksi tertutup fraktur tulang hidung, tanpa fiksasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S02.2 menggambarkan fraktur tulang hidung. Ini merupakan salah satu kategori dari kelompok S02 'Fraktur tengkorak dan tulang wajah', yang mencakup berbagai jenis fraktur pada struktur kranio-fasial.
2. Kode ICD-9-CM 21.81 merujuk pada prosedur reduksi tertutup fraktur tulang hidung, tanpa fiksasi. Ini adalah tindakan untuk memposisikan kembali tulang hidung yang patah ke posisi anatomisnya yang benar, tanpa memerlukan pembedahan terbuka.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini sangat penting untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan dengan tepat. Penggunaan sistem klasifikasi ICD yang terstandarisasi membantu menjaga akurasi dan konsistensi dalam pencatatan data medis, serta memfasilitasi analisis epidemiologi dan penagihan klaim asuransi yang akurat. -
Article No. 19107 | 30 Jun 2025
Klinis : DEMAM SUDAH 3 HR, TIMBUL BENJOLAN SEPERTI CACAR BERAIR DAN GATAL, MUNTAH 1X, SUSAH MAKAN.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yakni demam selama 3 hari, timbul benjolan seperti cacar berair dan gatal, muntah 1 kali, serta kesulitan makan, saya memperkirakan diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B08.0
- Deskripsi: Infeksi virus varicella (cacar air)
Infeksi virus varicella, atau lebih dikenal dengan cacar air, adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya ruam kulit berupa benjolan berisi cairan yang disertai dengan gejala umum seperti demam dan rasa tidak nyaman. Infeksi ini umumnya terjadi pada anak-anak, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Gejala yang Anda deskripsikan, termasuk demam, ruam kulit, gatal, dan kesulitan makan, sangat khas dengan infeksi virus varicella.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis pada infeksi virus varicella.
- Deskripsi: Perawatan untuk infeksi virus varicella biasanya bersifat suportif, seperti pemberian obat antivirus, antipiretik, antihistamin, serta menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien. Tindakan medis yang mungkin dilakukan antara lain pemberian obat, kompres untuk meredakan gejala, dan pemantauan kondisi pasien.
Dalam menangani kondisi ini, dokter akan fokus pada manajemen gejala, mencegah komplikasi, dan memastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik. Jika terdapat gejala atau komplikasi yang membutuhkan tindakan medis tambahan, maka akan diberikan kode ICD-9-CM yang sesuai. -
Article No. 19108 | 30 Jun 2025
Klinis : DEMAM SUDAH 3 HR, TIMBUL BENJOLAN SEPERTI CACAR BERAIR DAN GATAL, MUNTAH 1X, SUSAH MAKAN.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (NANDA-I: 00004)
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Infeksi (10001)
Definisi: Proses masuknya dan berkembangnya organisme patogen dalam tubuh yang dapat menimbulkan tanda dan gejala klinis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (10001)
Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi (10001)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan menangani infeksi.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam sudah 3 hari, timbul benjolan seperti cacar berair dan gatal, muntah 1 kali, serta susah makan, diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah "Risiko infeksi". Hal ini dikarenakan terdapat gejala-gejala yang menunjukkan adanya proses infeksi dalam tubuh, seperti demam, timbulnya benjolan seperti cacar berair, dan gejala-gejala lainnya.
Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen infeksi, seperti melakukan pengkajian tanda dan gejala infeksi, memantau tanda-tanda vital, memberikan terapi sesuai dengan kondisi pasien, serta mengedukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi.