Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10069 | 30 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga benanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Infeksi Telinga Akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Infeksi Telinga Akut adalah keadaan dimana seseorang mengalami infeksi pada salah satu atau kedua telinga yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang singkat. Gejala yang umum timbul adalah rasa sakit, telinga bernanah, dan gangguan pendengaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Infeksi Telinga Akut adalah pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan, seperti berkurangnya rasa sakit, jumlah nanah berkurang, dan tidak ada tanda-tanda infeksi lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Infeksi Telinga Akut meliputi:
1. Manajemen Nyeri: Mengelola rasa nyeri yang dirasakan pasien.
2. Perawatan Luka: Membersihkan dan merawat luka/infeksi pada telinga.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyebab, pencegahan, dan perawatan Infeksi Telinga Akut.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan atau tindakan lainnya yang diperlukan. -
Article No. 10070 | 30 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 32 tahun datang ke poliklinik Obsgyn. Pasien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah dan flek selama 2 bulan terakhir. Pasien mengatakan pernah menderita fibroid selama kurang lebih 5 bulan. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit dalam keluarga, tidak pernah dirawat di rumah sakit, dan tidak memiliki alergi terhadap obat atau makanan. Siklus menstruasinya tidak teratur selama setahun terakhir. Selama 3 bulan terakhir, ia mengalami perdarahan menstruasi yang berkepanjangan dan peningkatan aliran darah. Dia menyangkal adanya masalah dengan makan dan minum dan dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri. Pasien mengalami nyeri perut bagian bawah selama 5 bulan terakhir, dengan nilai 6 pada skala nyeri, yang terjadi sebentar-sebentar sekitar 4-5 kali sehari dengan durasi 2 menit. Nyeri tersebut mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari ketika terjadi. Pasien menyatakan ketakutan tentang kondisi medisnya, karena dia telah menikah selama lima tahun tetapi belum hamil. Dia takut rahimnya akan diangkat di masa depan. Pasien telah menggunakan kontrasepsi suntik selama 2 tahun selama hubungan jarak jauh dengan suaminya karena pekerjaan, tetapi sekarang dia tidak menggunakan kontrasepsi karena dia ingin memiliki anak. Pasien dijadwalkan untuk menjalani operasi miomektomi laparoskopi besok. Dia tidak mengetahui proses operasi dan perawatan pasca operasi. Ia juga menanyakan apakah ia masih memiliki kesempatan untuk hamil dan meminta saran mengenai program kehamilan yang sesuai. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Dia melaporkan tidak ada masalah dalam hubungan seksualnya dengan suaminya, yang terjadi 1-2 kali seminggu. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 70 kali/menit, suhu 36,4°C, berat badan 51 kg, tinggi badan 150 cm, dan frekuensi napas 20 kali/menit. Teraba massa di daerah perut, sekitar 3 jari di bawah pusar. Hasil pemeriksaan ultrasonografi: Terlihat adanya fibroid uterus subserosa. Hasil pemeriksaan darah: Hb 9,2 g/dl, Ht 27,5%, RBC 5,38 x 10^6/HL, MCV 83,8 fl, MCH 19,2 pg, MCHC 34,5 g/dl, WBC 7,90 x 10^3/uL, trombosit 233 x 10^3/HL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Perdarahan Abnormal
3. Ketakutan
Penjelasan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri).
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien, seperti pengkajian nyeri, pemberian analgetik, terapi modalitas nyeri, dan manajemen nyeri.
2. Perdarahan Abnormal
- SDKI: Pendarahan dari vagina yang tidak normal dari segi jumlah, durasi, atau waktu.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi perdarahan abnormal yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk menangani perdarahan abnormal, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan, dan perawatan higienis vagina.
3. Ketakutan
- SDKI: Respon terhadap ancaman yang disadari yang secara individu diakui sebagai bahaya.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan ketakutan yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi ketakutan, seperti memberikan informasi, dukungan emosional, dan strategi koping.
Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri perut bagian bawah, perdarahan menstruasi yang berkepanjangan, dan ketakutan akan kondisi medisnya serta kemampuan untuk hamil di masa depan. Perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengkaji, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 10071 | 30 Dec 2024
Klinis : Tn. A 43 tahun dirawat karena ada beruntusan di sekitar dada kiri sampai dengan punggung sebelah kiri sejak 4 hari yang lalu. Daerah beruntusan terasa nyeri dan tidak nyaman. Klien mengatakan nyeri terasa terus menerus dan bertambah nyeri bila tersentuh. Klien mengatakan badan terasa panas, sebelumnya sempat demam menggigil. Klien mengatakan tidurnya terganggu karena nyeri. Klien mengatakan tidak ada riwayat sakit lain. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan ataupun alergi terhadap obat-obatan. Klien mengatakan belum pernah rawat inap sebelumnya, belum pernah transfusi. Klien mengatakan di keluarganya tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan. Klien tampak lingkaran hitam di area bawah mata, sadar penuh. Klien juga mengatakan nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk dengan skala nyeri 5 (0-10 ), Hasil pengkajian: TTV: TD: 140/80 mmHg, suhu: 36.9°C, N: 84 x/menit, RR: 20x/menit. TB: 159 cm, BB: 63 kg. Pemeriksaan fisik: Klien mengatakan tidak ada keluhan saat bernapas. Pernafasan cuping hidung tidak ada, deviasi septum tidak ada, mucosa hidung tampak merah muda, secret tidak ada, polip tidak ada, tidak terpasang oksigen, tidak ada cyanosis, bentuk dada simetris, deviasi trachea tidak ada, retraksi dada tidak ada, dyspnea tidak ada. Daerah sinus paranasalis tidak ada nyeri tekan, taktil Fremitus antara getaran kiri dan kanan sama. Perkusi terdengar sonor. Suara napas saat auskultais terdengar vesikuler. Klien menyebutkan bahwa tidak pernah merasa nyeri dada kiri yang menjalar. Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada edema,clubbing of finger tidak ada,cyanosis tidak ada. CRT < 3 detik. Bunyi jantung I terdengar lup, bunyi jantung 2 terdengar dup, tidak ada bunyi jantung tambahan. Mulut dan bibir lembab, tampak ada stomatitis di mulut bagian atas, lidah bersih, gingivitis tidak ada, gusi tidak berdarah, tonsil normal, gigi tidak caries, gigi tanggal ada namun sudah terpasang gigi palsu, tidak terpasang NGT, bentuk abdomen normal, bayangan/gambaran bendungan pembuluh darah vena tidak ada, spider naevi tidak ada, tidak tampak distensi abdomen. Klien mengatakan bahwa nafsu makannya menjadi berkurang, karena memikirkan penyakitnya, takut tidak hilang bekasnya jika nanti sembuh. Saat dilakukan palpasi di abdomen, tidak teraba pembesaran organ dalam. Bising usus 12x/menit. BAB dan BAK lancar tidak ada keluahan. Bentuk tubuh normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran pada ujung-ujung ekstremitas atas ataupun bawah, lesi tidak ada. saat datang berobat tidak ditemukan masalah pada persarafan. Ekstremitas atas normal/simetris, bisa gerakan dengan baik, extremitas bawah normal/simetris dapat di gerakan dengan baik, tidak ada atrofi, rentang gerak/rom simentris, nilai kekuatan otot masing-masing sisi adalah maksimal. Terdapat beruntus-beruntus /vesikel-vesikel warna kemerahan berisi cairan bening sekitar dada kiri ( thoracal ke 6) menjalar ke punggung. Rambut warna hitam campur uban, distribusi baik, tidak rontok, potongan pendek, Kuku bersih, tampak pendek, Kulit bersih, lesi tidak ada, hanya sekitar daerah herpes terdapat vesicel- vesicel berwarna kemerahan, berisi cairan bening, Ptekhie tidak ada. tidak ada pembesaran kelenjar tiroid atau pun kelenjar limfe. Pada saat pengkajian klien tampak gelisah. Selama berinteraksi klien menjawab pertanyaan dengan jelas dan intonasi dalam bertutur kata baik. Klien mengatakan khawatir dan malu karna ada beruntusan di dadanya. Klien khawatir jika penyakit tersebut tidak segera hilang dan mnyebar makin luas. Tidak ada pemeriksaan laboratorium Terapi obat: acyclovir tab 5x800 mg, asam mefenamat 3x500 mg, cetirizine tab 1x10 mg, paracetamol 3x500 mg per oral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. A yang dideskripsikan, Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Kerusakan jaringan ditandai dengan vesikel-vesikel warna kemerahan berisi cairan bening di sekitar dada kiri dan punggung.
- Gejala: Nyeri terus-menerus dan bertambah nyeri bila tersentuh, skala nyeri 5 (0-10), riwayat demam dan menggigil, tidur terganggu.
2. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Kerusakan jaringan akibat infeksi herpes zoster.
- Gejala: Adanya vesikel-vesikel warna kemerahan berisi cairan bening di sekitar dada kiri dan punggung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik: Nyeri yang digambarkan sebagai rasa sakit, nyeri yang dirasakan terus-menerus, nyeri yang bertambah saat tersentuh.
2. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik: Adanya lesi kulit berupa vesikel, eritema, eksudat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Indikator: Melaporkan penurunan intensitas nyeri, melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas, melaporkan peningkatan kemampuan untuk beristirahat.
2. Integritas Kulit Terpelihara
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan struktur dan fungsi epidermis dan dermis.
- Indikator: Tidak ada kerusakan pada kulit, tidak ada infeksi pada luka, tidak ada perubahan warna kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan nyeri yang dialami oleh klien.
- Tindakan: Identifikasi karakteristik nyeri, ajarkan teknik relaksasi, berikan analgesik sesuai indikasi.
2. Perawatan Luka
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Tindakan: Bersihkan luka, lakukan perawatan luka sesuai indikasi, pantau tanda-tanda infeksi. -
Article No. 10072 | 30 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan dada terasa berat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan dada terasa berat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Dada Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di dada.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Dada Akut adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif, dan pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Nyeri Dada Akut antara lain:
1. Pengkajian nyeri komprehensif
2. Manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis
3. Pemberian posisi yang nyaman
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Harapan saya penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait kondisi pasien dengan keluhan dada terasa berat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 10073 | 30 Dec 2024
Klinis : Ny. L masuk RS pada tanggal 27 Desember 2024 dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum MRS, nyeri kepala seperti berdenyut-denyut, nyeri seluruh tubuh, mual dan muntah. Hasil pemeriksaan laboratorium mendapatkan nilai leukosit meningkat: 12.6 ribu/ul dan tes widal sebesar 1/320. Ny. L dirawat dengan diagnosa medis Thypoid Fever.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. L:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- Gejala yang dialami Ny. L: demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Gejala yang dialami Ny. L: nyeri kepala seperti berdenyut-denyut, nyeri seluruh tubuh.
3. Mual
- Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan dari desakan untuk muntah.
- Gejala yang dialami Ny. L: mual dan muntah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia
- Luaran/Output: Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
- Indikator:
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36.5-37.5°C)
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Nyeri Akut
- Luaran/Output: Kontrol Nyeri
- Indikator:
- Nyeri berkurang atau hilang
- Deskripsi nyeri berkurang
- Aktivitas sehari-hari tidak terganggu
3. Mual
- Luaran/Output: Tidak Ada Mual
- Indikator:
- Tidak ada sensasi mual
- Tidak ada muntah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia
- Intervensi:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian antipiretik sesuai resep
- Pemberian kompres hangat/dingin
- Edukasi tentang manajemen hipertermia
2. Nyeri Akut
- Intervensi:
- Pengkajian nyeri komprehensif
- Pemberian analgesik sesuai resep
- Teknik relaksasi
- Edukasi tentang manajemen nyeri
3. Mual
- Intervensi:
- Pengkajian mual dan muntah
- Pemberian antiemetik sesuai resep
- Pengaturan posisi tidur
- Edukasi tentang manajemen mual dan muntah
Semoga penjelasan yang saya berikan dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 10074 | 30 Dec 2024
Klinis : Bu Siti, seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun, baru saja didiagnosis dengan HIV/AIDS setelah suaminya, Pak Budi, meninggal dunia akibat infeksi oportunistik. Bu Siti tinggal bersama kedua anaknya yang berusia 5 dan 8 tahun di wilayah RW 6 Kelurahan Marimaju yang dihuni oleh 60 kepala keluarga. Ia merasa terisolasi karena takut stigma dari masyarakat sekitar. Saat ini, Bu Siti belum memulai terapi antiretroviral (ARV) karena merasa malu untuk pergi ke klinik. Di lingkungan tempat tinggalnya, informasi tentang HIV/AIDS sangat minim, dan banyak warga yang memiliki stigma negatif terhadap penyakit ini.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Kondisi Bu Siti:
Diagnosa Keperawatan:
1. Isolasi Sosial berhubungan dengan stigma masyarakat
2. Ketidakpatuhan terhadap Regimen Terapeutik berhubungan dengan rasa malu untuk pergi ke klinik
3. Defisit Pengetahuan tentang HIV/AIDS berhubungan dengan informasi yang minim di lingkungan tempat tinggal
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Isolasi Sosial: Keadaan di mana individu mengalami pengasingan yang dipersepsikan atau dialami secara aktual dari hubungan sosial.
2. Ketidakpatuhan terhadap Regimen Terapeutik: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana terapi yang disepakati antara individu dan petugas kesehatan.
3. Defisit Pengetahuan: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Isolasi Sosial: Individu dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
2. Kepatuhan terhadap Regimen Terapeutik: Individu mengikuti rencana terapi yang disepakati.
3. Pengetahuan: Individu memiliki informasi kognitif yang cukup terkait topik tertentu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Dukungan Sosial: Memberikan dukungan emosional, informasional, dan instrumental untuk membantu individu terlibat dalam hubungan sosial yang bermakna.
2. Manajemen Regimen Terapeutik: Membantu individu untuk mengikuti rencana terapi yang disepakati.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi yang tepat dan benar terkait topik tertentu.
Dengan pendekatan tersebut, diharapkan perawat dapat membantu Bu Siti mengatasi masalah yang dihadapinya, meningkatkan kepatuhan terapi, serta meningkatkan pengetahuan dan penerimaan masyarakat terhadap HIV/AIDS. -
Article No. 10075 | 30 Dec 2024
Klinis : Bu Siti, seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun, baru saja didiagnosis dengan HIV/AIDS setelah suaminya, Pak Budi, meninggal dunia akibat infeksi oportunistik. Bu Siti tinggal bersama kedua anaknya yang berusia 5 dan 8 tahun di wilayah RW 6 Kelurahan Marimaju yang dihuni oleh 60 kepala keluarga. Ia merasa terisolasi karena takut stigma dari masyarakat sekitar. Saat ini, Bu Siti belum memulai terapi antiretroviral (ARV) karena merasa malu untuk pergi ke klinik. Di lingkungan tempat tinggalnya, informasi tentang HIV/AIDS sangat minim, dan banyak warga yang memiliki stigma negatif terhadap penyakit ini.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kasus Bu Siti.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, kurang memiliki hubungan sosial yang bermakna, dan tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan, kondisi yang memalukan atau stigma, dan kurangnya dukungan sosial.
- Tanda dan Gejala: Menarik diri dari interaksi, merasa kesepian, mengalami kecemasan sosial, dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
2. Kurang Pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurangnya paparan, informasi yang tidak memadai, dan keterbatasan kemampuan memahami informasi.
- Tanda dan Gejala: Pernyataan yang salah tentang kondisi, pengobatan, atau prognosis, dan kemampuan yang kurang untuk menjelaskan kondisi atau pengobatan.
3. Stigma
- Definisi: Pengalaman atau persepsi individu tentang sikap negatif atau diskriminasi dari orang lain karena kondisi tertentu.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keyakinan yang salah, atau takut akan konsekuensi sosial.
- Tanda dan Gejala: Merasa malu, takut, atau enggan untuk mengungkapkan kondisi, menarik diri dari interaksi sosial, dan mengalami perlakuan diskriminatif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Isolasi Sosial
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan interaksi sosial.
- Indikator:
- Pasien melaporkan perasaan lebih terhubung dengan orang lain.
- Pasien berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
- Pasien mengekspresikan perasaan positif tentang hubungan sosial.
2. Pengetahuan: Manajemen HIV/AIDS
- Tujuan: Pasien dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang memadai tentang HIV/AIDS.
- Indikator:
- Pasien dapat menjelaskan proses penyakit, penularan, dan pengobatan HIV/AIDS.
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya kepatuhan terapi ARV.
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber informasi yang akurat tentang HIV/AIDS.
3. Harga Diri
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan harga diri.
- Indikator:
- Pasien mengekspresikan penerimaan diri dan kepercayaan diri.
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengatasi stigma dan diskriminasi.
- Pasien menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Isolasi Sosial
- Intervensi:
- Fasilitasi kelompok dukungan sebaya untuk pasien dan keluarga.
- Dorong pasien untuk terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal.
- Bantu pasien mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan dalam berinteraksi sosial.
2. Kurang Pengetahuan: Manajemen HIV/AIDS
- Intervensi:
- Berikan edukasi terstruktur tentang HIV/AIDS, termasuk proses penyakit, penularan, pengobatan, dan kepatuhan terapi.
- Identifikasi sumber informasi yang akurat dan terpercaya tentang HIV/AIDS.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi untuk mendukung pemahaman pasien.
3. Stigma
- Intervensi:
- Diskusikan persepsi dan pengalaman pasien terkait stigma.
- Berikan dukungan emosional dan bantu pasien mengembangkan strategi untuk mengatasi stigma.
- Libatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang HIV/AIDS di lingkungan tempat tinggal pasien.
Melalui pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan Bu Siti dapat meningkatkan interaksi sosial, memperoleh pengetahuan yang memadai tentang HIV/AIDS, dan mengembangkan harga diri yang baik, sehingga dapat menghadapi tantangan dan stigma di lingkungan tempat tinggalnya. -
Article No. 10076 | 30 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan G3P2A0 berusia 28 tahun hamil 30 minggu diantar suami ke sebuah Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatologi Emergensi Dasar) dengan keluhan batuk sejak 1 bulan terakhir, pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun, dan berat badan tetap. Pada malam hari pasien sering berkeringat berlebihan dan batuk lebih sering. Berdasarkan Riwayat pemeriksaan sebelumnya, pasien juga memiliki riwayat terdiagnosis anemia dan diminta meminum obat penambah darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda sampaikan, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Batuk yang tidak efektif, sekresi yang berlebihan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan batuk sejak 1 bulan terakhir, sering berkeringat berlebihan pada malam hari.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan asupan cairan, peningkatan kehilangan cairan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nafsu makan menurun dan berat badan tetap.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Membaik
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Batuk, Oksigenasi
2. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kekurangan Volume Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan Membaik
- SIKI: Manajemen Cairan, Peningkatan Asupan Nutrisi
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengalami Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Kekurangan Volume Cairan. Diperlukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah kesehatan pasien tersebut. -
Article No. 10077 | 30 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan G3P2A0 berusia 28 tahun hamil 30 minggu diantar suami ke sebuah Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatologi Emergensi Dasar) dengan keluhan batuk sejak 1 bulan terakhir, pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun, dan berat badan tetap. Pada malam hari pasien sering berkeringat berlebihan dan batuk lebih sering. Berdasarkan Riwayat pemeriksaan sebelumnya, pasien juga memiliki riwayat terdiagnosis anemia dan diminta meminum obat penambah darah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini adalah seorang perempuan hamil trimester ketiga yang memiliki keluhan batuk, penurunan nafsu makan, dan berat badan tetap. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat anemia dan diminta untuk mengonsumsi obat penambah darah.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian nutrisi parenteral
Penjelasan:
1. Kode ICD-10: J15.9 (Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain)
- Pasien memiliki keluhan batuk yang berlangsung selama 1 bulan, nafsu makan menurun, dan berat badan tetap. Gejala-gejala ini mengarah pada kemungkinan adanya infeksi paru-paru atau pneumonia bakteri.
- Kode ICD-10 J15.9 digunakan untuk mengkodekan pneumonia bakteri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 99.21 (Pemberian nutrisi parenteral)
- Pasien memiliki riwayat anemia dan diminta untuk mengonsumsi obat penambah darah.
- Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penurunan nafsu makan dan membantu mempertahankan berat badan pasien selama kehamilan.
- Kode ICD-9-CM 99.21 digunakan untuk mengkodekan pemberian nutrisi parenteral.
Dalam kasus ini, direkomendasikan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab pneumonia dan penanganan yang sesuai untuk mengatasi kondisi pasien selama kehamilan. -
Article No. 10078 | 30 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan G3P2A0 berusia 28 tahun hamil 30 minggu diantar suami ke sebuah Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatologi Emergensi Dasar) dengan keluhan batuk sejak 1 bulan terakhir, pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun, dan berat badan tetap. Pada malam hari pasien sering berkeringat berlebihan dan batuk lebih sering. Berdasarkan Riwayat pemeriksaan sebelumnya, pasien juga memiliki riwayat terdiagnosis anemia dan diminta meminum obat penambah darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan cadangan energi akibat anemia dan proses kehamilan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Penyebab: Anemia, proses kehamilan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi Aktivitas Meningkat: Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Energi: Intervensi untuk mengatur penggunaan energi pasien agar seimbang dengan suplai energi.
- Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- Monitoring Tanda Vital: Intervensi untuk memantau fungsi vital pasien.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat membantu pasien dalam mengatasi intoleransi aktivitas serta mempertahankan status kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.