Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10153 | 01 Jan 2025
Klinis : kaki kiri sering kesemutan jika di tekuk, pada bagian mata kaki hingga telapak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensibilitas Perifer
Penjelasan:
Gangguan Sensibilitas Perifer adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau perubahan sensasi pada anggota tubuh, seperti kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar. Pada kasus Anda, gejala kesemutan yang terjadi pada kaki kiri saat tekuk menunjukkan adanya gangguan pada sistem saraf perifer.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perubahan sensitifitas atau fungsi sensorik pada salah satu atau lebih ekstremitas.
- Penyebab: Cedera saraf, penyakit vaskuler, diabetes, paparan zat toksik, dan lainnya.
- Gejala: Kesemutan, mati rasa, rasa terbakar, nyeri, penurunan atau peningkatan sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan sensibilitas perifer yang optimal.
- Indikator: Pasien melaporkan sensasi normal, tidak ada perubahan sensasi, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Sensibilitas Perifer, Perawatan Ekstremitas, Edukasi Kesehatan.
- Tujuan: Mempertahankan sensibilitas perifer, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pengetahuan pasien.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi kesemutan pada kaki kiri. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 10154 | 01 Jan 2025
Klinis : cemas pusing lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi cemas, pusing, dan lemas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Cemas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
- Tanda dan Gejala: Gelisah, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, keringat berlebih, otot tegang, sulit tidur.
2. Pusing
- Definisi: Rasa tidak nyaman atau hilangnya keseimbangan dalam kepala.
- Tanda dan Gejala: Pusing, vertigo, kelelahan, mual, penurunan koordinasi.
3. Lemas
- Definisi: Kekurangan tenaga atau energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tanda dan Gejala: Mudah lelah, penurunan motivasi, penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Cemas
- Tingkat Kecemasan Terkendali
- Tingkat Kecemasan Menurun
- Manajemen Kecemasan Efektif
2. Pusing
- Keseimbangan Terkendali
- Tingkat Vertigo Menurun
- Manajemen Pusing Efektif
3. Lemas
- Tingkat Energi Meningkat
- Motivasi Meningkat
- Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Cemas
- Asesmen Tingkat Kecemasan
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Relaksasi
- Terapi Kognitif-Perilaku
- Dukungan Emosional
2. Pusing
- Asesmen Penyebab Pusing
- Manajemen Pusing
- Terapi Fisik
- Edukasi Manajemen Pusing
- Kolaborasi Perawatan Medis
3. Lemas
- Asesmen Tingkat Energi
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas Fisik
- Terapi Nutrisi
- Dukungan Psikologis
Penjelasan Rinci:
1. Cemas
- Diagnosa Keperawatan: Cemas merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang merasa khawatir atau tidak nyaman akibat antisipasi terhadap bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
- Luaran: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan tingkat kecemasannya, mengalami penurunan tingkat kecemasan, dan mampu mengelola kecemasannya secara efektif.
- Intervensi: Intervensi yang diperlukan meliputi asesmen tingkat kecemasan, manajemen kecemasan, terapi relaksasi, terapi kognitif-perilaku, dan dukungan emosional. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi dan mengelola kecemasan yang dirasakan.
2. Pusing
- Diagnosa Keperawatan: Pusing merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang merasakan hilangnya keseimbangan atau rasa tidak nyaman di dalam kepala.
- Luaran: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan yang terkendali, mengalami penurunan tingkat vertigo, dan mampu mengelola pusing secara efektif.
- Intervensi: Intervensi yang diperlukan meliputi asesmen penyebab pusing, manajemen pusing, terapi fisik, edukasi manajemen pusing, dan kolaborasi perawatan medis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi dan mengelola pusing yang dirasakan.
3. Lemas
- Diagnosa Keperawatan: Lemas merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kekurangan tenaga atau energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Luaran: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan tingkat energinya, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas.
- Intervensi: Intervensi yang diperlukan meliputi asesmen tingkat energi, manajemen energi, peningkatan aktivitas fisik, terapi nutrisi, dan dukungan psikologis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien meningkatkan energi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi cemas, pusing, dan lemas. Jangan ragu untuk bertanya jika membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 10155 | 01 Jan 2025
Klinis : Demam tinggi naik turun sejak 1 minggu, batuk (+) sesak (+) dahak sulit keluar. boyok terasa panas, sempat berobat ke bidan tapi obat habis tidak kunjung membaik, kemudian paginya sesak memberat dan dibawa ke IGD RSI.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pola Napas Efektif
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala seperti demam tinggi naik turun, batuk, sesak napas, dan dahak sulit keluar. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pola napas yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan, serta menyebabkan pasien merasa sesak. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas dan manajemen ventilasi untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
- SIKI: Manajemen Demam, Manajemen Infeksi
Penjelasan:
Pasien mengalami demam tinggi naik turun sejak 1 minggu, yang dapat disebabkan oleh proses infeksi. Hipertermia atau peningkatan suhu tubuh di atas normal dapat menjadi respon tubuh terhadap infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen demam dan manajemen infeksi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Proses Infeksi
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri, Manajemen Infeksi
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan boyok terasa panas, yang dapat menunjukkan adanya nyeri akut akibat proses infeksi. Nyeri akut dapat disebabkan oleh inflamasi atau proses patologis lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan manajemen infeksi untuk membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal.
Dalam penanganan kondisi ini, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab infeksi, dan kemudian memberikan terapi yang sesuai, baik pengobatan medis maupun intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 10156 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dapat diterapkan untuk kondisi Tn. Y:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi
SDKI:
- Definisi: Kenaikan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi batas normal.
- Karakteristik Utama: Tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >90 mmHg.
SLKI:
- Tujuan Luaran: Tekanan darah normal, Pengetahuan tentang hipertensi meningkat, Manajemen stress efektif.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tekanan Darah, Edukasi Manajemen Hipertensi, Manajemen Stress.
2. Gangguan Pola Tidur
SDKI:
- Definisi: Gangguan dalam kuantitas dan/atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
- Karakteristik Utama: Kesulitan untuk memulai dan/atau mempertahankan tidur.
SLKI:
- Tujuan Luaran: Pola tidur membaik, Pengetahuan tentang pola tidur meningkat, Manajemen stress efektif.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Asesmen Pola Tidur, Edukasi Higiene Tidur, Manajemen Stress.
3. Kelelahan
SDKI:
- Definisi: Pengalaman subyektif berupa keletihan fisik dan/atau mental dalam melakukan aktivitas.
- Karakteristik Utama: Sering merasa lelah dalam beraktivitas.
SLKI:
- Tujuan Luaran: Tingkat kelelahan menurun, Pengetahuan tentang manajemen kelelahan meningkat, Kemampuan beraktivitas membaik.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Asesmen Penyebab Kelelahan, Edukasi Manajemen Kelelahan, Aktivitas Fisik.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan di atas didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI. Tujuannya adalah memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mengatasi masalah kesehatan Tn. Y. -
Article No. 10157 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat professional, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi Tn. Y beserta rencana asuhan keperawatannya.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertensi b.d. kurangnya kontrol/pengelolaan penyakit kronis
Pasien Tn. Y berusia 45 tahun didiagnosis dengan hipertensi, dengan gejala sering sakit kepala di bagian belakang dan tekanan darah saat ini 150/100 mmHg. Hal ini menunjukkan adanya kontrol/pengelolaan penyakit kronis yang kurang baik.
2. Gangguan pola tidur b.d. masalah psikologis
Pasien mengeluhkan susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pola tidur yang disebabkan oleh faktor psikologis.
3. Intoleransi aktivitas b.d. keterbatasan fisik
Pasien mengeluhkan cepat lelah saat beraktivitas, yang dapat disebabkan oleh keterbatasan fisik akibat kondisi hipertensinya.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Terkontrolnya tekanan darah dalam rentang normal (120/80 mmHg)
2. Peningkatan pola tidur yang adekuat (7-8 jam/hari)
3. Peningkatan toleransi aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
a. Monitoring tanda-tanda vital secara rutin, terutama tekanan darah
b. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit hipertensi, faktor risiko, dan pengelolaan
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan regimen obat antihipertensi
d. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur
e. Anjurkan pasien untuk mengurangi asupan garam, alkohol, dan kafein
2. Manajemen Pola Tidur
a. Evaluasi penyebab gangguan tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
b. Berikan edukasi tentang higiene tidur yang baik
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan
d. Latih teknik relaksasi sebelum tidur
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
a. Evaluasi tingkat aktivitas dan kemampuan fungsional pasien saat ini
b. Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien secara bertahap
c. Ajarkan teknik manajemen energi dan pengaturan aktivitas
d. Kolaborasi dengan fisioterapis jika diperlukan
Penerapan rencana asuhan keperawatan ini diharapkan dapat membantu Tn. Y dalam mengontrol hipertensinya, memperbaiki pola tidurnya, serta meningkatkan toleransi aktivitasnya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 10158 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. Y yang berusia 45 tahun dengan diagnosa hipertensi, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Tidur
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kecemasan
Penjelasan:
1. Ketidakefektifan Pola Tidur
- SDKI: Pola tidur yang tidak sesuai atau tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan individu.
- SLKI: Membantu individu untuk mempertahankan pola tidur yang sehat dan memadai.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi tentang kebersihan tidur, mengelola stres, dan pengaturan lingkungan yang nyaman untuk tidur.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Memfasilitasi individu untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian latihan fisik yang terukur, manajemen kelelahan, dan edukasi tentang energi konservasi.
3. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang tidak dikenal.
- SLKI: Membantu individu untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kemampuan koping.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, teknik relaksasi, dan konseling untuk mengelola sumber kecemasan.
Dalam kasus ini, Tn. Y mengalami hipertensi dengan gejala sering sakit kepala, susah tidur, dan cepat lelah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Tidur, Intoleransi Aktivitas, dan Kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI adalah memberikan edukasi, manajemen stres, latihan fisik yang terukur, dan konseling untuk membantu Tn. Y dalam mengelola kondisinya. -
Article No. 10159 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dialami Tn. Y, yaitu usia 45 tahun dengan hipertensi, sering sakit kepala, susah tidur, dan mudah lelah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan hipertensi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah 150/100 mmHg.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan masalah anak yang belum bekerja yang ditandai dengan sering susah tidur.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan hipertensi yang ditandai dengan mudah lelah dalam beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Untuk diagnosa Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer:
a. Tekanan darah menurun ke rentang normal (120-130/80-85 mmHg).
b. Tidak ada tanda-tanda kerusakan organ target (mata, ginjal, jantung, otak).
c. Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami gejala seperti sakit kepala.
2. Untuk diagnosa Gangguan Pola Tidur:
a. Pasien dapat tidur tanpa terganggu selama 6-8 jam setiap malam.
b. Pasien merasa segar saat bangun tidur.
c. Pasien dapat beraktivitas dengan baik di siang hari.
3. Untuk diagnosa Intoleransi Aktivitas:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan.
b. Pasien mampu melaksanakan program aktivitas fisik yang direkomendasikan.
c. Tanda-tanda vital pasien tetap stabil selama aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk diagnosa Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer:
a. Monitor tekanan darah secara rutin.
b. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengelola stres.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antihipertensi.
d. Anjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi garam, alkohol, dan makanan berlemak.
e. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur.
2. Untuk diagnosa Gangguan Pola Tidur:
a. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan gangguan tidur.
b. Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur, seperti pernafasan dalam atau meditasi.
c. Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur (gelap, tenang, suhu nyaman).
d. Anjurkan pasien untuk menghindari konsumsi kafein, alkohol, atau rokok dekat waktu tidur.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
3. Untuk diagnosa Intoleransi Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian kemampuan fungsional pasien.
b. Ajarkan teknik-teknik konservasi energi dalam beraktivitas.
c. Kembangkan rencana aktivitas yang realistis sesuai kemampuan pasien.
d. Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya setelah beraktivitas.
e. Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi dalam aktivitas fisik.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan luaran yang diinginkan dapat tercapai, sehingga kondisi Tn. Y dapat terkontrol dan ia dapat beraktivitas secara optimal. -
Article No. 10160 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan jantung.
- SLKI: Tujuan terkait diagnosis ini adalah meningkatkan aliran darah ke jantung untuk mencegah kerusakan jaringan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, mengatur aktivitas, dan mengajarkan teknik manajemen stres.
2. Insomnia
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur.
- SLKI: Tujuan terkait diagnosis ini adalah memungkinkan individu untuk memulai dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengevaluasi pola tidur, mengajarkan teknik relaksasi, dan mengatur lingkungan tidur.
3. Kelelahan
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas.
- SLKI: Tujuan terkait diagnosis ini adalah memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengatur aktivitas, mengajarkan teknik manajemen energi, dan memberikan dukungan emosional.
Penjelasan singkat:
Tn. Y, seorang pria berusia 45 tahun, didiagnosis dengan hipertensi. Ia mengeluhkan sering sakit kepala di bagian belakang, susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja, serta cepat lelah dalam beraktivitas. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/100 mmHg dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, Insomnia, dan Kelelahan. Tujuan dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia dijelaskan di atas. -
Article No. 10161 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, ada beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang dapat ditegakkan untuk kondisi Tn. Y, antara lain:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
Kriteria diagnostik: Pasien mengalami peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, yang tidak dapat dikontrol secara tepat.
Faktor yang berkontribusi: Stres psikologis akibat masalah dengan anak yang belum bekerja.
2. Insomnia
Kriteria diagnostik: Pasien melaporkan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, yang menyebabkan gangguan pada fungsi sehari-hari.
Faktor yang berkontribusi: Stress terkait masalah dengan anak.
3. Intoleransi Aktivitas
Kriteria diagnostik: Pasien melaporkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari karena kelelahan yang cepat.
Faktor yang berkontribusi: Hipertensi yang tidak terkontrol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertensi Terkontrol
- Tekanan darah pasien dalam rentang normal (sistol 120-129 mmHg, diastol 80-84 mmHg)
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darahnya
- Pasien dapat menerapkan manajemen gaya hidup yang sehat untuk mengontrol tekanan darah
2. Pola Tidur Membaik
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat (7-9 jam per malam)
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas tidurnya
- Pasien dapat menerapkan strategi manajemen stres yang efektif
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mengatur ulang aktivitas harian untuk menghemat energi
- Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
- Monitoring tekanan darah secara teratur
- Edukasi tentang hipertensi, faktor risiko, dan penatalaksanaan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan antihipertensi
- Konseling gaya hidup sehat (diet rendah garam, aktivitas fisik, manajemen stres)
2. Manajemen Insomnia
- Asesmen pola tidur pasien
- Edukasi tentang higiene tidur dan strategi manajemen stres
- Terapi relaksasi (terapi musik, napas dalam, meditasi)
- Penjadwalan aktivitas harian yang teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pengobatan insomnia, jika perlu
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Asesmen tingkat energi dan toleransi aktivitas pasien
- Edukasi tentang manajemen energi dan pengaturan aktivitas
- Pemberian latihan aktivitas bertahap yang disesuaikan dengan kondisi pasien
- Konseling tentang teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi, jika diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terencana, diharapkan pasien Tn. Y dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu hipertensi yang terkontrol, pola tidur yang membaik, dan peningkatan toleransi aktivitas, sehingga kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan. -
Article No. 10162 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan keluhan cepat lelah saat beraktivitas.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan stres psikologis, ditandai dengan keluhan sulit tidur karena masalah anak yang belum bekerja.
3. Nyeri Kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan keluhan sakit kepala di bagian belakang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang bermakna.
- Pasien dapat mengenali tanda dan gejala kelelahan serta mampu mengatasinya.
- Pasien dapat beradaptasi dengan aktivitas yang dapat dilakukan.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien dapat tidur selama 6-8 jam per malam tanpa terbangun.
- Pasien dapat melaporkan bahwa kualitas tidurnya membaik.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidurnya.
3. Nyeri Kepala:
- Pasien dapat melaporkan bahwa nyeri kepalanya berkurang.
- Pasien dapat menggunakan strategi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri kepala.
- Pasien dapat mengenali tanda dan gejala peningkatan tekanan darah yang menyebabkan nyeri kepala.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian aktivitas dan kemampuan pasien.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan teknik konservasi energi.
- Ajarkan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Pantau tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Lakukan pengkajian pola tidur pasien.
- Berikan edukasi tentang teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Terapkan intervensi untuk memfasilitasi tidur, seperti lingkungan yang tenang dan nyaman.
- Kolaborasi dengan ahli kesehatan mental untuk mengevaluasi kebutuhan psikologis pasien.
- Ajarkan pasien untuk menghindari stimulan sebelum tidur.
3. Nyeri Kepala:
- Lakukan pengkajian nyeri kepala, termasuk lokasi, kualitas, durasi, dan faktor pencetus.
- Berikan edukasi tentang manajemen nyeri kepala, termasuk penggunaan obat-obatan dan teknik nonfarmakologis.
- Ajarkan pasien teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri kepala.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan memodifikasi pengobatan.
- Pantau tanda-tanda vital, khususnya tekanan darah, untuk mendeteksi peningkatan yang menyebabkan nyeri kepala.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan dan menunjukkan perbaikan dalam kondisi kesehatannya.