Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21156 | 27 Aug 2025
Klinis : Seorang laki-laki (36 tahun) diantar ke IGD dengan keluhan sesak napas yang meningkat sejak 2 hari yang lalu, dipengaruhi aktifitas dan batuk. Pasien dirujuk dari RS sebelumnya setelah dilakukan Tindakan torakosintesis sebanyak 2 kali dengan total cairan 2500 cc bewarna seperti air teh. Hasil pengkajian di dapatkan: RR: 27x/menit, napas cepat dan dangkal; penggunaan otot bantu napas (+), TD: 123/70 mmHg, HR: 86x/menit, teraba kuat dan teratur, CRT < 2 detik, pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6, nyeri sudah diraskan sejak 1 bulan yang lalu dan hilang timbul, suhu 36,50C, kesadaran kompos mentis, pasien tampak tegang dan gelisah, sesekali bertanya apakah penyakitnya masih bisa untuk disembuhkan. Hasil CT Scan dengan kontras dari rumah sakit sebelumnya menggambarkan: tumor paru sinistra dengan efusi pleura sinistra (T4N0M1a).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama alami yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Penyebab: Obstruksi jalan napas, efusi pleura, kekuatan otot pernapasan yang menurun.
Gejala dan Tanda: Frekuensi napas meningkat, napas cepat dan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan, sesak napas saat beraktivitas.
2. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
Penyebab: Penyakit kronis, tumor paru.
Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh nyeri dada, nyeri hilang timbul, skala nyeri 6.
3. Ansietas
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Penyebab: Penyakit kronis, prognosis yang tidak pasti.
Gejala dan Tanda: Pasien tampak tegang dan gelisah, sering bertanya tentang penyakitnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Frekuensi napas normal (12-20 x/menit)
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Tidak ada sesak napas saat beraktivitas
2. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif
- Skala nyeri menurun menjadi 2-3
3. Kecemasan Terkontrol
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
- Pasien tampak tenang dan kooperatif
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Monitoring tanda-tanda vital, khususnya frekuensi dan pola napas
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif
- Fasilitasi drainase cairan pleura melalui penatalaksanaan torakosintesis
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis (bronkodilator, kortikosteroid)
2. Nyeri Kronis:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala nyeri)
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (distraksi, relaksasi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
3. Ansietas:
- Lakukan pengkajian faktor-faktor penyebab kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang jelas tentang kondisi pasien
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan (relaksasi, visualisasi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi psikologis atau farmakologis jika diperlukan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
Penjelasan secara rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami gangguan dalam pola napas, nyeri kronis, dan ansietas. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, Nyeri Kronis, dan Ansietas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setiap diagnosa keperawatan memiliki luaran atau hasil akhir yang diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Untuk diagnosa Pola Napas Tidak Efektif, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas efektif dengan frekuensi dan irama normal, tanpa penggunaan otot bantu pernapasan, dan tidak ada sesak napas saat beraktivitas. Untuk diagnosa Nyeri Kronis, diharapkan pasien dapat mengendalikan nyeri dengan teknik manajemen nyeri yang efektif sehingga skala nyeri menurun. Untuk diagnosa Ansietas, diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasan dengan menggunakan strategi koping yang efektif dan tampak tenang serta kooperatif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, perawat perlu melakukan beberapa intervensi keperawatan yang sesuai dengan masing-masing diagnosa. Untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif, intervensi yang dapat dilakukan adalah monitoring tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan napas dalam dan batuk efektif, serta fasilitasi drainase cairan pleura melalui torakosintesis. Untuk mengatasi Nyeri Kronis, intervensi yang dapat dilakukan adalah pengkajian nyeri secara komprehensif, ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, serta evaluasi efektivitas intervensi. Untuk mengatasi Ansietas, intervensi yang dapat dilakukan adalah pengkajian faktor-faktor penyebab kecemasan, pemberian dukungan emosional dan informasi, ajarkan teknik manajemen kecemasan, serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi psikologis atau farmakologis jika diperlukan.
Semua intervensi yang dilakukan harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktik keperawatan yang berpusat pada pasien, berlandaskan bukti, dan bertujuan untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 21157 | 27 Aug 2025
Klinis : promosi komunikasi defisif bicara
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F80.1
- Deskripsi: Gangguan ekspresif bahasa, yang ditandai dengan kesulitan dalam menghasilkan bahasa yang diperlukan untuk berkomunikasi secara efektif. Pasien mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat, menyusun kalimat, atau menyampaikan pesan dengan jelas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.0
- Deskripsi: Terapi wicara, yang melibatkan evaluasi dan manajemen gangguan komunikasi, termasuk gangguan produksi wicara, gangguan pemahaman, dan gangguan interaksi sosial. Terapi ini dapat mencakup latihan untuk memperkuat kemampuan berbahasa dan komunikasi pasien.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 F80.1 (Gangguan ekspresif bahasa) menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam memproduksi bahasa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat, menyusun kalimat, atau menyampaikan pesan dengan jelas.
- Kode ICD-9-CM 92.0 (Terapi wicara) merujuk pada intervensi profesional yang bertujuan untuk mengevaluasi dan mengelola gangguan komunikasi, termasuk gangguan produksi wicara, gangguan pemahaman, dan gangguan interaksi sosial. Terapi ini dapat mencakup latihan untuk memperkuat kemampuan berbahasa dan komunikasi pasien.
Pengkodean ini membantu dalam dokumentasi medis, penagihan asuransi, dan pemantauan tren epidemiologis terkait kondisi tersebut. -
Article No. 21158 | 27 Aug 2025
Klinis : promosi komunikasi defisif bicara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Komunikasi Verbal Tidak Efektif (00051)
Definisi: Pengalaman untuk bertukar pesan secara lisan yang tidak memadai atau tidak memuaskan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Kode: 00051
Definisi: Pengalaman untuk bertukar pesan secara lisan yang tidak memadai atau tidak memuaskan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1305
Definisi: Kemampuan individu, keluarga, atau komunitas dalam bertukar pesan secara lisan yang memuaskan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6460
Definisi: Bantuan untuk meningkatkan kemampuan individu, keluarga, atau komunitas dalam bertukar pesan secara lisan yang memuaskan. -
Article No. 21159 | 27 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas,pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai perawat, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Fatigue (SDKI)
Definisi: Pengalaman subjektif yang berkelanjutan akan kelelahan atau kurangnya energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengatakan merasa lemah atau kelelahan
- Pasien mengeluh pusing
Faktor yang Berhubungan:
- Keadaan patologis: Anemia, kekurangan cairan dan elektrolit, depresi, dan lain-lain.
- Penurunan aktivitas fisik
- Kurang istirahat
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran: Fatigue Level Reduced (SLKI)
Definisi: Tingkat kelelahan atau kurangnya energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari berkurang.
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan peningkatan energi
- Pasien melaporkan penurunan kelelahan
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- Pasien menunjukkan peningkatan motivasi untuk melakukan aktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi: Energy Management (SIKI)
Definisi: Membantu pasien untuk mengatur energi yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada pasien
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang memerlukan banyak energi
- Ajarkan pasien teknik-teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas, istirahat yang cukup, dan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter, ahli gizi) untuk mengatasi penyebab kelelahan
- Monitor tanda-tanda vital pasien dan pemenuhan kebutuhan dasar
- Berikan dukungan emosional dan motivasi pada pasien
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan Fatigue (SDKI) dipilih karena sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu merasa lemah atau kelelahan dan pusing. Faktor yang berhubungan antara lain dapat disebabkan oleh kondisi patologis, penurunan aktivitas fisik, dan kurang istirahat.
Luaran yang diharapkan adalah Fatigue Level Reduced (SLKI), di mana tingkat kelelahan atau kurangnya energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari berkurang. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan energi, penurunan kelelahan, peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan peningkatan motivasi pasien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah Energy Management (SIKI), di mana perawat akan membantu pasien untuk mengatur energi yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengkaji faktor penyebab kelelahan, membantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang memerlukan banyak energi, mengajarkan teknik-teknik manajemen energi, berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, memonitor tanda-tanda vital dan pemenuhan kebutuhan dasar, serta memberikan dukungan emosional dan motivasi pada pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 21160 | 27 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing,tekanan darah menurun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan pusing dan tekanan darah menurun.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing dan tekanan darah menurun adalah "Ketidakstabilan Hemodinamik". Diagnosa ini dipilih karena pasien menunjukkan gejala penurunan tekanan darah, yang merupakan indikasi dari ketidakstabilan hemodinamik. Ketidakstabilan hemodinamik didefinisikan sebagai perubahan yang tidak stabil dalam fungsi jantung dan sirkulasi darah yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Stabilitas Hemodinamik". Luaran ini mencakup indikator-indikator seperti tekanan darah yang stabil, frekuensi nadi yang normal, perfusi jaringan yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda penurunan curah jantung. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa sistem kardiovaskular pasien berfungsi dengan baik dan mampu mempertahankan perfusi jaringan yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Stabilitas Hemodinamik", beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan rutin terhadap tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, frekuensi nadi, suhu, dan saturasi oksigen. Hal ini penting untuk mendeteksi dan mengevaluasi perubahan hemodinamik.
2. Manajemen Cairan: Mengevaluasi status cairan pasien dan memberikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan, untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Pemberian Obat: Berkolaborasi dengan tim medis untuk memberikan obat-obatan yang dapat membantu menstabilkan tekanan darah, seperti vasopresor atau diuretik, sesuai dengan kondisi pasien.
4. Posisi Tubuh: Memposisikan pasien dengan kepala yang lebih tinggi (posisi Trendelenburg terbalik) untuk meningkatkan aliran balik vena dan curah jantung.
5. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, dan mematuhi regimen pengobatan untuk mencapai stabilitas hemodinamik.
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Stabilitas Hemodinamik", yang ditandai dengan tekanan darah, frekuensi nadi, dan perfusi jaringan yang stabil, serta tidak adanya tanda-tanda penurunan curah jantung. -
Article No. 21161 | 27 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing,tekanan darah menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi klinis yang disampaikan, yaitu pasien mengeluh pusing dan tekanan darah menurun, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\cf2\ul \cf2\ulnone Kode SDKI: D.0016\cf1\ul \cf1\ulnone - Penurunan Curah Jantung\cf0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1 Penjelasan: Diagnosa ini ditetapkan karena adanya penurunan tekanan darah yang mengindikasikan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan gejala pusing akibat berkurangnya perfusi serebral.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0\par
\cf2\ul \cf2\ulnone Kode SLKI: L.14015\cf1\ul \cf1\ulnone - Status Sirkulasi: Perfusi Jaringan\cf0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1 Penjelasan: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan perfusi jaringan, dengan indikator tekanan darah kembali dalam rentang normal, tidak ada keluhan pusing, dan tanda-tanda sirkulasi adekuat (seperti nadi teraba kuat dan reguler, kulit hangat serta kering).\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\cf2\ul \cf2\ulnone Kode SIKI: I.11260\cf1\ul \cf1\ulnone - Manajemen Hipovolemia\cf0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1 Penjelasan: Intervensi ini meliputi pemantauan tanda-tanda vital (khususnya tekanan darah dan nadi), pemberian cairan intravena sesuai indikasi, memposisikan pasien dengan elevasi kaki untuk meningkatkan venous return, serta edukasi pada pasien mengenai pentingnya hidrasi dan menghindari perubahan posisi mendadak.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf0 Referensi: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini oleh PPNI.\par
} -
Article No. 21162 | 27 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing,tekanan darah menurun mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien mengatakan pusing, tekanan darah menurun, dan mual.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipovolemia
Definisi: Penurunan volume cairan ekstrasel yang menyebabkan gangguan sirkulasi.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh pusing
- Tekanan darah menurun
- Mual
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Stabilitas Hemodinamik
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang adekuat.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah sistolik dalam rentang normal
- Nadi teraba kuat dan teratur
- Tidak ada tanda-tanda hipovolemia (seperti pusing, mual, atau kulit pucat)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Manajemen Hipovolemia
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tanda-tanda hipovolemia (pusing, mual, tekanan darah menurun)
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan yang tepat
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan Hipovolemia dipilih karena kondisi pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan volume cairan ekstrasel, yaitu pusing, tekanan darah menurun, dan mual. Hipovolemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kehilangan cairan berlebihan, kurang asupan cairan, atau perdarahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Stabilitas Hemodinamik, yang mencakup pemulihan fungsi kardiovaskular yang adekuat. Kriteria hasil yang diharapkan adalah tekanan darah sistolik dalam rentang normal, nadi teraba kuat dan teratur, serta tidak ada tanda-tanda hipovolemia lainnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran adalah Manajemen Hipovolemia. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pengkajian tanda-tanda hipovolemia, pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan, pemantauan intake dan output cairan, pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi cairan yang tepat. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat dan memperbaiki kondisi hemodinamik pasien. -
Article No. 21062 | 26 Aug 2025
Klinis : Pasien mengatakan mual sejak kemarin, tidak bisa tidur, gula darah 215, makanan masuk sedikit, nafsu makan kurang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
- Pasien mengatakan mual sejak kemarin, tidak bisa tidur, gula darah 215, makanan masuk sedikit, nafsu makan kurang.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Mual (00134): Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan rasa ingin muntah.
b. Gangguan Pola Tidur (00198): Gangguan dalam kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002): Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Mual (00134):
- Pasien melaporkan mual berkurang.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien mendemonstrasikan teknik untuk mengurangi mual.
b. Gangguan Pola Tidur (00198):
- Pasien melaporkan pola tidur yang membaik.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien mendemonstrasikan teknik untuk meningkatkan kualitas tidur.
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002):
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan.
- Pasien melaporkan peningkatan nafsu makan.
- Pasien mendemonstrasikan pemilihan dan konsumsi makanan yang sesuai.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Mual (00134):
- Pantau tanda-tanda vital pasien.
- Bantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor pemicu mual.
- Ajarkan teknik manajemen mual, seperti relaksasi, pernafasan dalam, dan distraksi.
- Pertimbangkan pemberian antiemetik sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab mual.
b. Gangguan Pola Tidur (00198):
- Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Ajarkan teknik manajemen tidur, seperti sleep hygiene dan relaksasi.
- Hindari stimulan sebelum tidur dan sediakan lingkungan yang nyaman.
- Pertimbangkan pemberian obat tidur sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab gangguan tidur.
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002):
- Kaji status nutrisi pasien, termasuk asupan, berat badan, dan riwayat makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Bantu pasien dalam memilih dan mengonsumsi makanan yang bergizi.
- Pantau intake dan output cairan serta timbang badan secara teratur.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merencanakan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi yang Anda paparkan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 21063 | 26 Aug 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak selama 3 hari:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak selama 3 hari adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini mencerminkan adanya ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, yang ditandai dengan gejala batuk produktif. Kondisi ini dapat menyebabkan ventilasi dan oksigenasi yang tidak optimal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas dari obstruksi.
2. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif dan oksigenasi yang adekuat.
3. Pengendalian Batuk: Pasien dapat mengendalikan batuk secara efektif dan produktif.
4. Pengetahuan: Pasien memahami penyebab, tanda dan gejala, serta tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas tambahan
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekresi
- Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan oksigenasi
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan batuk efektif dan melakukan deep breathing
2. Manajemen Batuk
- Identifikasi pola dan karakteristik batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif untuk mengeluarkan sekresi
- Berikan obat antitusif atau mukolitik sesuai indikasi medis
- Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau teh herbal untuk melembabkan tenggorokan
3. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan gejala batuk berdahak
- Ajarkan pasien tentang cara perawatan diri yang tepat, termasuk hidrasi, istirahat, dan menjaga kebersihan
- Motivasi pasien untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu pengeluaran sekresi
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang bersih, status pernapasan yang efektif, serta pengendalian batuk yang optimal. -
Article No. 21064 | 26 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata bertambah rabun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan mata bertambah rabun, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan" (SDKI). Diagnosa ini mencakup perubahan atau penurunan kemampuan visual yang mempengaruhi fungsi dan aktivitas sehari-hari pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran atau hasil yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Penglihatan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan visual, seperti tajam penglihatan yang membaik, berkurangnya kabur, dan kemampuan melihat jarak jauh yang meningkat.
2. Peningkatan Kemandirian: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa hambatan visual yang signifikan.
3. Penurunan Risiko Cedera: Pasien dapat menghindari risiko cedera akibat gangguan penglihatan, seperti terjatuh atau menabrak objek.
4. Peningkatan Kualitas Hidup: Pasien menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan kepuasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat perbaikan fungsi visual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Asesmen Penglihatan: Melakukan asesmen yang komprehensif terkait fungsi penglihatan pasien, termasuk tajam penglihatan, lapang pandang, adaptasi cahaya, dan lainnya.
2. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai gangguan penglihatan yang dialami, penyebabnya, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Kolaborasi dengan Spesialis: Berkoordinasi dengan spesialis oftalmologi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan intervensi medis yang tepat, seperti pemberian kacamata, obat-obatan, atau tindakan operatif.
4. Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan sekitar pasien agar aman dan mendukung fungsi visual, misalnya dengan penerangan yang cukup, kontras warna yang baik, dan menghilangkan potensi bahaya.
5. Latihan Fungsi Visual: Memberikan latihan-latihan khusus untuk meningkatkan fungsi visual, seperti latihan akomodasi, konvergensi, dan sensitivitas kontras.
6. Dukungan Psikososial: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien agar dapat beradaptasi dengan perubahan fungsi visual dan meningkatkan kualitas hidup.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan penglihatan, kemandirian, penurunan risiko cedera, dan peningkatan kualitas hidup.