Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10227 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien mengeluhkan nyeri badan karna tidur terus saat di rumah sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan nyeri badan karena tidur terus saat di rumah sakit, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
Penyebab: Penurunan energi/stamina, penurunan fungsi neuromuskular, dan pembatasan lingkungan.
Tanda dan Gejala: Pasien melaporkan adanya keterbatasan dalam melakukan pergerakan, pasien mengalami nyeri saat bergerak, serta pasien lebih sering tidur/berbaring.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan:
1. Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik yang ditandai dengan:
a. Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
c. Pasien melaporkan berkurangnya nyeri saat bergerak.
d. Pasien menunjukkan peningkatan energi/stamina.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran di atas, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Mobilitas
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan dan aktivitas sehari-hari.
b. Dorong pasien untuk melakukan latihan fisik seperti pergerakan anggota tubuh secara bertahap.
c. Ajarkan teknik mobilisasi yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk membantu meningkatkan mobilitas pasien.
e. Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien selama latihan fisik.
f. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan mobilitas.
2. Manajemen Nyeri
a. Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri yang dirasakan pasien.
b. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi panas/dingin.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter) untuk pemberian analgetik sesuai kebutuhan.
d. Monitor efektivitas terapi dalam mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk membantu mengatasi nyeri saat mobilisasi.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang dipilih adalah Gangguan Mobilitas Fisik, karena pasien mengeluhkan nyeri badan saat tidur terus di rumah sakit, yang menunjukkan adanya keterbatasan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas. Diagnosa ini sesuai dengan definisi, penyebab, serta tanda dan gejala yang dialami oleh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, yang ditandai dengan pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri, melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, melaporkan berkurangnya nyeri saat bergerak, serta menunjukkan peningkatan energi/stamina. Tujuan ini bertujuan untuk mengembalikan kemampuan mobilitas pasien dan mengurangi keluhan nyeri yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Mobilitas dan Manajemen Nyeri. Manajemen Mobilitas bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan pergerakan dan aktivitas sehari-hari, sedangkan Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien saat melakukan pergerakan. Intervensi ini dilakukan secara kolaboratif dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal.
Secara keseluruhan, pendekatan ini diharapkan dapat membantu pasien mengatasi gangguan mobilitas fisik dan nyeri yang dialami, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 10228 | 02 Jan 2025
Klinis : hematetemesis melena
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi hemetemesis melena.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hemetemesis melena adalah "Risiko Perdarahan". Kondisi hemetemesis (muntah darah) dan melena (tinja berwarna hitam akibat darah yang tertelan) mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna. Pasien berisiko mengalami komplikasi akibat kehilangan darah yang dapat menyebabkan hipovolemia, syok, dan kematian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Luaran Utama: Perbaikan Perfusi Jaringan
Tujuan dari asuhan keperawatan adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki perfusi jaringan yang adekuat, mencegah komplikasi akibat perdarahan, dan memulihkan kondisi kesehatan pasien.
2. Luaran Khusus:
a. Tanda-tanda Vital: Tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan tetap dalam batas normal.
b. Volume Cairan: Cairan tubuh dalam batas normal, tidak terjadi hipovolemia.
c. Hemodinamik: Tidak terjadi penurunan kardiovaskular yang signifikan.
d. Peningkatan Sirkulasi: Peningkatan aliran darah ke organ-organ vital.
e. Pengurangan Perdarahan: Pendarahan teratasi dan tidak terjadi lagi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu).
b. Pantau status cairan (intake, output, edema, turgor kulit).
c. Pantau hasil laboratorium (hemoglobin, hematokrit, fungsi ginjal).
d. Lakukan pengkajian neurologis untuk mendeteksi tanda-tanda hipoperfusi.
2. Manajemen Perdarahan
a. Identifikasi sumber perdarahan dan upayakan penghentian perdarahan.
b. Berikan obat-obatan untuk memperbaiki pembekuan darah (jika diindikasikan).
c. Pertimbangkan pemberian transfusi darah jika diperlukan.
d. Lakukan tindakan endoskopi atau bedah untuk menghentikan perdarahan (jika diindikasikan).
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit
a. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume dan tekanan darah.
b. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Pertimbangkan pemberian suplemen nutrisi jika dibutuhkan.
4. Edukasi dan Dukungan Psikologis
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi dan rencana perawatan.
b. Berikan dukungan psikologis untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepatuhan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, mencegah komplikasi, dan memulihkan kondisi kesehatan pasien dengan hemetemesis melena. -
Article No. 10229 | 02 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan muntah darah, BAB berdarah dan kembung, nyeri pada area abdomen. nyeri akan muncul ketika pasien sudah makan dan nyeri akan hilang ketika pasien telah BAB.dan dari pemeriksaan laboratorium Hb pasien 6,5gr %
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa yang paling sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Risiko Perdarahan" (00206). Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada adanya perdarahan, yaitu muntah darah, BAB berdarah, dan nilai Hb yang rendah (6,5 g/%). Risiko perdarahan ini juga dapat disebabkan oleh adanya nyeri abdomen yang dialami pasien, yang dapat mengindikasikan adanya masalah pada sistem pencernaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (0413)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mempertahankan nilai Hb dalam batas normal (12-16 g/dL).
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital pasien stabil, tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif.
- Kriteria hasil: Pasien dapat melaporkan penurunan atau hilangnya gejala perdarahan.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kriteria hasil: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Kriteria hasil: Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
- Kriteria hasil: Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan kontrol nyeri yang memadai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Kontrol Perdarahan (0413):
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
- Kaji adanya tanda-tanda perdarahan aktif (misalnya: muntah darah, BAB berdarah).
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan kadar Hb.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan perdarahan dan penyebabnya.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan pentingnya pemantauan.
2. Intervensi untuk Manajemen Nyeri (1400):
- Kaji karakteristik, lokasi, durasi, dan faktor pemicu nyeri.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri yang efektif.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya: teknik relaksasi, distraksi).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter dan pantau efektivitasnya.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang dapat mengurangi nyeri.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri yang efektif.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda perdarahan, seperti muntah darah, BAB berdarah, dan penurunan nilai Hb yang signifikan. Hal ini menunjukkan adanya risiko atau kemungkinan terjadinya perdarahan yang perlu ditangani secara komprehensif.
Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Perdarahan dan Manajemen Nyeri. Kontrol Perdarahan bertujuan untuk mempertahankan nilai Hb, menstabilkan tanda-tanda vital, dan menghilangkan gejala perdarahan. Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengurangi tingkat nyeri yang dialami pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam menggunakan teknik manajemen nyeri, dan mencapai kontrol nyeri yang memadai.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan, dukungan nutrisi, kolaborasi dengan tim medis, edukasi pasien dan keluarga, serta manajemen nyeri baik farmakologis maupun non-farmakologis. Intervensi-intervensi ini dirancang untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 10230 | 02 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan muntah darah, BAB berdarah dan kembung, nyeri pada area abdomen. nyeri akan muncul ketika pasien sudah makan dan nyeri akan hilang ketika pasien telah BAB.dan dari pemeriksaan laboratorium Hb pasien 6,5gr %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah analisis saya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada sistem gastrointestinal, ditandai dengan keluhan nyeri pada area abdomen, muntah darah, dan BAB berdarah.
2. Perubahan nutrisi: intake kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, dan malabsorpsi, ditandai dengan penurunan Hb menjadi 6,5 gr%.
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan Hb.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada sistem gastrointestinal:
- Tanda dan gejala: Nyeri pada area abdomen, muntah darah, dan BAB berdarah.
- Faktor yang berkontribusi: Proses patologis pada saluran cerna, seperti ulkus, gastritis, atau neoplasma.
- Intervensi keperawatan: Evaluasi nyeri, manajemen nyeri, dan edukasi pasien tentang faktor pemicu nyeri.
2. Perubahan nutrisi: intake kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, dan malabsorpsi:
- Tanda dan gejala: Penurunan Hb menjadi 6,5 gr%.
- Faktor yang berkontribusi: Mual, muntah, dan malabsorpsi yang menghambat asupan dan penyerapan nutrisi.
- Intervensi keperawatan: Evaluasi status nutrisi, manajemen mual dan muntah, serta pemberian intervensi nutrisi yang sesuai.
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan Hb:
- Tanda dan gejala: Penurunan Hb menjadi 6,5 gr%.
- Faktor yang berkontribusi: Perdarahan gastrointestinal yang menyebabkan penurunan Hb.
- Intervensi keperawatan: Monitoring tanda-tanda perdarahan, penatalaksanaan perdarahan, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang komprehensif.
Dalam menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, berbasis bukti, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 10231 | 02 Jan 2025
Klinis : kebutuhan untuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi kebutuhan hematemesis melena.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kebutuhan hematemesis melena adalah "Risiko perdarahan" (Risk for Bleeding). Risiko perdarahan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan cairan darah yang berlebih dari sistem vaskuler, baik internal maupun eksternal. Kondisi hematemesis melena menunjukkan adanya perdarahan saluran cerna, sehingga individu berisiko mengalami kehilangan cairan darah yang berlebih.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif, seperti vomitus atau feses yang berwarna hitam.
2. Tanda-tanda vital stabil: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh, berada dalam batas normal.
3. Kadar hemoglobin dalam batas normal: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan kadar hemoglobin pasien berada dalam batas normal, menandakan tidak ada defisiensi oksigen.
4. Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak menunjukkan tanda-tanda syok hipovolemik, seperti penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, dan penurunan output urin.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala: Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan yang menunjukkan perdarahan.
2. Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh: Lakukan pemeriksaan fisik yang fokus pada sistem gastrointestinal, seperti pemeriksaan abdomen, inspeksi muntah atau feses, untuk mendeteksi adanya perdarahan.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan: Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
4. Identifikasi dan pantau faktor risiko perdarahan: Identifikasi dan pantau faktor risiko perdarahan, seperti riwayat penyakit, penggunaan obat-obatan, dan perubahan laboratorium.
5. Kolaborasi dengan tim medis terkait: Berkoordinasi dengan tim medis, seperti dokter, untuk menentukan penyebab perdarahan dan rencana penanganan yang tepat.
6. Berikan nutrisi yang adekuat: Berikan nutrisi yang adekuat, terutama protein, untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan pasien.
7. Berikan dukungan emosional: Berikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berkolaborasi dengan tim medis, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan membantu pasien dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 10232 | 02 Jan 2025
Klinis : kebutuhan untuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kebutuhan hematemesis melena.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko penurunan volume cairan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mengacu pada risiko penurunan volume cairan yang terjadi akibat hematemesis melena (muntah darah dan berak darah). Kondisi ini menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kondisi pasien.
SDKI:
Risiko penurunan volume cairan ditandai dengan tanda-tanda seperti membran mukosa kering, turgor kulit menurun, nadi cepat dan lemah, dan hipotensi.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko penurunan volume cairan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, vital sign dalam batas normal, dan tidak terjadi komplikasi akibat dehidrasi.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, pemberian obat-obatan untuk menghentikan perdarahan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan lanjutan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh PPNI agar dapat memberikan pelayanan yang aman, efektif, dan berkualitas. -
Article No. 10233 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda gambarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis jantung, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Kemampuan untuk mengenali, menggunakan, dan mengevaluasi strategi manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri atau peningkatan toleransi terhadap nyeri.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis jantung. Hal ini dikarenakan pasien mengalami keluhan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, yang merupakan tanda-tanda dari infark miokard akut atau serangan jantung. Perawat perlu melakukan intervensi manajemen nyeri untuk memfasilitasi pengurangan nyeri dan memantau parameter vital pasien, serta memberikan edukasi terkait kondisi pasien. -
Article No. 10234 | 02 Jan 2025
Klinis : intoleransi aktivitas hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi intoleransi aktivitas, hematemesis, dan melena.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Faktor yang berhubungan: Keterbatasan fisiologis, seperti perdarahan gastrointestinal yang menyebabkan anemia dan kelelahan.
2. Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem tubuh.
Faktor yang berhubungan: Gangguan integritas mukosa saluran cerna, seperti hematemesis dan melena.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan stamina.
- Pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Tidak Terjadi Perdarahan
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan terkait perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Lakukan manajemen energi, seperti mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.
- Berikan dukungan fisik dan psikologis untuk meningkatkan motivasi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik pemulihan dan pemeliharaan energi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan pemulihan.
2. Risiko Perdarahan
- Kaji tanda-tanda perdarahan aktif, seperti hematemesis dan melena.
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
- Berikan intervensi untuk menghentikan perdarahan, seperti pemberian obat-obatan atau tindakan medis.
- Lakukan tindakan pencegahan perdarahan, seperti pengaturan diet dan istirahat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola penyebab perdarahan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait kondisi pasien.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dan "Risiko Perdarahan" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami intoleransi aktivitas akibat hematemesis dan melena. Intoleransi aktivitas disebabkan oleh keterbatasan fisiologis, seperti perdarahan gastrointestinal yang menyebabkan anemia dan kelelahan. Sementara itu, risiko perdarahan terkait dengan gangguan integritas mukosa saluran cerna yang menyebabkan hematemesis dan melena.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas dan tidak terjadinya perdarahan. Pasien diharapkan dapat melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan, serta tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif dan memiliki tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, manajemen energi, pemberian dukungan fisik dan psikologis, teknik pemulihan dan pemeliharaan energi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Untuk risiko perdarahan, intervensi mencakup pengkajian tanda-tanda perdarahan, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian intervensi untuk menghentikan perdarahan, tindakan pencegahan perdarahan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, dan pemberian dukungan emosional serta edukasi terkait kondisi pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. -
Article No. 10235 | 02 Jan 2025
Klinis : dua kebutuhan intoleransi aktivitas intuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan masukan energi yang disebabkan oleh kehilangan darah akibat hematemesis dan melena.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, seperti yang biasa dilakukan sebelumnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Intoleransi Aktivitas adalah: Toleransi Aktivitas Meningkat, di mana pasien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitoring tanda-tanda vital
- Manajemen aktivitas
- Manajemen energi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Dengan diagnosis dan penatalaksanaan keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 10236 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menarik atau menghembuskan napas dengan lancar.
Gejala: Sesak napas, napas cepat, napas dangkal.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Gejala: Mual, keringat dingin.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Gejala: Nyeri dada, EKG menunjukkan ST elevasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan tanda yang ditemukan pada pasien.
- Diagnosa keperawatan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
- Luaran keperawatan mencakup perubahan kondisi pasien, perilaku, dan pengetahuan setelah intervensi dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
- Intervensi keperawatan meliputi tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien.