Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12126 | 12 Feb 2025
Klinis : hipertiroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertiroid.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan: Peningkatan risiko kehilangan cairan tubuh yang dapat menyebabkan dehidrasi.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan: Peningkatan risiko asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Klien dapat meningkatkan toleransi aktivitas sesuai kemampuan.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan: Klien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan: Klien dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Manajemen Energi, Optimalisasi Fungsi Fisik, Terapi Aktivitas.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan: Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan, Terapi Cairan.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan: Manajemen Nutrisi, Monitoring Nutrisi, Edukasi Gizi.
Dalam konteks hipertiroid, diagnosa keperawatan di atas menjadi relevan karena kondisi ini ditandai dengan peningkatan metabolisme, penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas, risiko kekurangan volume cairan, serta risiko ketidakseimbangan nutrisi. -
Article No. 12127 | 12 Feb 2025
Klinis : hipertiroid hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertiroid pada kehamilan.
Sebagai perawat dengan latar belakang akademis, saya akan memberikan penjelasan dengan bahasa yang terstruktur dan padat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Peningkatan metabolisme akibat hipertiroid, mual, dan anoreksia.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan keletihan.
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang dirasakan atau dibayangkan.
- Penyebab: Ketidakpastian akan kondisi kesehatan ibu dan janin akibat hipertiroid.
- Tanda dan Gejala: Gelisah, sulit berkonsentrasi, dan perasaan takut.
3. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Peningkatan metabolisme, keletihan, dan kelemahan otot akibat hipertiroid.
- Tanda dan Gejala: Mudah lelah, sesak napas, dan palpitasi.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen nutrisi
- Tujuan: Mempertahankan keseimbangan nutrisi ibu.
- Intervensi: Konseling gizi, monitor asupan dan output nutrisi, dan pemberian suplemen.
2. Manajemen kecemasan
- Tujuan: Mengurangi tingkat kecemasan ibu.
- Intervensi: Terapi relaksasi, konseling psikologis, dan dukungan emosional.
3. Manajemen intoleransi aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan toleransi ibu terhadap aktivitas.
- Intervensi: Pengaturan aktivitas, latihan fisik bertahap, dan manajemen gejala.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi gizi, pemantauan asupan dan output nutrisi, serta pemberian suplemen yang sesuai.
2. Teknik relaksasi, konseling psikologis, dan penciptaan lingkungan yang mendukung.
3. Pengaturan aktivitas sesuai toleransi, latihan fisik bertahap, dan manajemen gejala.
Evaluasi (SLKI):
1. Ibu mempertahankan status nutrisi yang optimal.
2. Ibu menunjukkan penurunan tingkat kecemasan.
3. Ibu meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, saya akan menerapkan prinsip-prinsip praktik berbasis bukti dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal bagi ibu dan janin. -
Article No. 12128 | 12 Feb 2025
Klinis : hipertiroid hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertiroid pada pasien hamil.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisiologis.
- Faktor yang berhubungan: Hipertiroidisme, kehamilan.
2. Risiko Gangguan Termoregulasi
- Definisi: Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Faktor risiko: Hipertiroidisme, kehamilan.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Berisiko mengalami intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor risiko: Hipertiroidisme, kehamilan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI memberikan definisi dan faktor yang berhubungan atau faktor risiko dari setiap diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi dan menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI menyediakan daftar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja yang terstandar dan komprehensif bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas, terutama dalam kasus hipertiroid pada pasien hamil. -
Article No. 12129 | 12 Feb 2025
Klinis : hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hamil.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan: Kondisi hamil dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi untuk perkembangan janin. Apabila tidak terpenuhi, dapat terjadi ketidakseimbangan nutrisi yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
2. Nyeri Akut
Penjelasan: Kondisi hamil dapat menyebabkan nyeri, misalnya nyeri punggung, kontraksi, atau nyeri lainnya yang terkait dengan perubahan fisik selama kehamilan.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan: Kondisi hamil dapat menyebabkan perubahan dalam keseimbangan cairan, seperti edema, dehidrasi, atau retensi cairan, yang perlu dipantau.
4. Kecemasan
Penjelasan: Kondisi hamil dapat menyebabkan kecemasan terkait dengan perubahan fisik, psikologis, dan tanggung jawab baru yang dihadapi oleh ibu hamil.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang dirumuskan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memberikan panduan bagi perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan yang tepat berdasarkan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. SLKI memberikan panduan bagi perawat dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. SIKI memberikan panduan bagi perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan panduan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 12130 | 12 Feb 2025
Klinis : hamil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi hamil:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kehamilan adalah "Risiko Komplikasi Kehamilan". Diagnosa ini mengidentifikasi adanya potensi atau kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, perdarahan, atau komplikasi lainnya. Diagnosa ini memungkinkan perawat untuk fokus pada pemantauan dan pencegahan terjadinya komplikasi selama kehamilan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda Vital: Diharapkan tanda-tanda vital ibu hamil, seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan, berada dalam rentang normal sesuai dengan tahap kehamilan.
2. Manajemen Gejala: Ibu hamil dapat mengelola gejala-gejala umum kehamilan, seperti mual, muntah, kelelahan, dan ketidaknyamanan, dengan baik.
3. Kepatuhan Terhadap Perawatan Antenatal: Ibu hamil dapat secara teratur mengikuti jadwal kunjungan pemeriksaan kehamilan dan mengikuti anjuran tenaga kesehatan.
4. Pengetahuan Ibu Hamil: Ibu hamil memiliki pemahaman yang baik tentang perubahan fisiologis selama kehamilan, tanda bahaya, dan perawatan yang diperlukan.
5. Kemampuan Adaptasi Ibu Hamil: Ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Perawat melakukan pemantauan tanda vital ibu hamil secara teratur, mencatat, dan mengidentifikasi adanya perubahan yang perlu ditindaklanjuti.
2. Edukasi dan Konseling: Perawat memberikan edukasi dan konseling kepada ibu hamil tentang perubahan fisiologis selama kehamilan, tanda bahaya, nutrisi yang tepat, aktivitas, dan perawatan kehamilan yang baik.
3. Manajemen Gejala: Perawat membantu ibu hamil dalam mengelola gejala-gejala umum kehamilan, seperti mual, muntah, kelelahan, dan ketidaknyamanan, dengan memberikan intervensi yang sesuai.
4. Perencanaan Antenatal: Perawat membantu ibu hamil dalam merencanakan dan menjadwalkan kunjungan pemeriksaan kehamilan, termasuk memantau kepatuhan ibu hamil dalam mengikuti anjuran tenaga kesehatan.
5. Dukungan Psikologis: Perawat memberikan dukungan psikologis kepada ibu hamil untuk membantu adaptasi terhadap perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan perawat dapat membantu ibu hamil dalam mencapai kehamilan yang sehat dan mencegah terjadinya komplikasi selama proses kehamilan. -
Article No. 12131 | 12 Feb 2025
Klinis : hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kehamilan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan perubahan fisik akibat kehamilan.
- Penjelasan: Selama kehamilan, terjadi perubahan fisik seperti pembesaran uterus yang dapat menekan diafragma, sehingga mengganggu pola napas ibu.
2. Kesiapan meningkatkan nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
- Penjelasan: Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi ibu meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.
3. Resiko ketidakstabilan emosi berhubungan dengan perubahan hormonal akibat kehamilan.
- Penjelasan: Perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan fluktuasi emosi dan mood pada ibu hamil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas efektif
2. Asupan nutrisi adekuat
3. Stabilitas emosi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Edukasi nutrisi
3. Manajemen kecemasan
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi ibu hamil. Hal ini bertujuan untuk memastikan ibu dan janin mendapatkan perawatan yang optimal selama masa kehamilan. -
Article No. 12132 | 12 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan merasa ketakutan dan kecemasan berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang merasa ketakutan dan kecemasan berlebihan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan (Anxiety)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan (Anxiety) didefinisikan sebagai respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber penyebab kecemasan yang disertai dengan perasaan ketakutan, kekhawatiran, dan keprihatinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Kecemasan Terkontrol
2. Manajemen Kecemasan
3. Ketenangan
4. Kontrol Diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kecemasan
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Kognitif
4. Edukasi Kesehatan
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi penyebab kecemasan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada manajemen kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi relaksasi, terapi kognitif, dan edukasi kesehatan terkait kecemasan. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai tingkat kecemasan yang terkontrol dan mampu mengelola kecemasannya secara efektif. -
Article No. 12133 | 12 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bengkak pada kelopak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan bengkak pada kelopak mata.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit (SDKI)
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Karakteristik mayor: Adanya perubahan warna, tekstur, dan kontinuitas kulit.
2. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
Faktor risiko: Edema.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Edema (SLKI)
Tujuan: Pasien tidak mengalami edema dan kembalikan fungsi organ/jaringan.
Intervensi:
- Identifikasi penyebab edema
- Pantau tanda-tanda vital dan karakteristik edema
- Atur posisi ekstremitas yang bengkak
- Berikan kompres dingin pada daerah yang bengkak
2. Perawatan Luka (SLKI)
Tujuan: Luka terawat dan sembuh tanpa komplikasi.
Intervensi:
- Bersihkan luka dengan teknik aseptik
- Aplikasikan balutan yang sesuai
- Pantau tanda-tanda infeksi
Rencana Implementasi (SIKI):
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian terapi yang sesuai.
2. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan edema pada kelopak mata.
3. Berikan kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan dan posisi yang tepat.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan diet sesuai kebutuhan.
5. Pantau tanda-tanda vital, karakteristik edema, dan respons pasien terhadap terapi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 12134 | 12 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala (NKEP)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala (NKEP) adalah rasa tidak nyaman di daerah kepala yang dirasakan oleh pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Pasien mampu melakukan tindakan untuk meredakan nyeri kepala.
2. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan setelah nyeri kepala berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri kepala yang dirasakan pasien.
2. Terapi Relaksasi: Tindakan untuk memfasilitasi pasien melakukan teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi nyeri kepala.
3. Edukasi Kesehatan: Pemberian informasi kepada pasien mengenai penyebab, gejala, dan cara penanganan nyeri kepala.
Penjelasan singkat:
Nyeri kepala adalah salah satu keluhan yang umum dialami oleh pasien. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kepala (NKEP). Perawat perlu mengkaji intensitas, durasi, lokasi, dan faktor yang memperberat atau memperbaiki nyeri kepala. Tujuan perawatan adalah agar pasien dapat mengontrol nyeri kepala dan merasakan kenyamanan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan edukasi kesehatan mengenai nyeri kepala. -
Article No. 12135 | 12 Feb 2025
Klinis : Kasus 4 Intergument Seorang pria berusia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah dilakukan perawatan selama beberapa minggu di klinik setempat. Pasien merupakan penderita diabetes melitus tipe 2 selama 12 tahun dan sudah mengalami beberapa episode infeksi pada kaki sebelumnya. Selain itu, pasien juga merokok dan memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. Riwayat Keluhan: Pasien melaporkan bahwa luka pada kaki kiri muncul setelah ia merasa ada lecet di daerah tumit setelah berjalan terlalu lama beberapa bulan yang lalu. Luka tersebut tidak kunjung sembuh meskipun telah dirawat dengan antiseptik dan beberapa salep antibiotik. Pasien merasa nyeri, terutama saat berjalan atau berdiri, dan mengeluhkan adanya pembengkakan pada sekitar luka. Luka semakin membesar dan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan dengan bau tidak sedap. Pasien juga mengeluhkan kram pada betis dan nyeri hebat pada kaki yang mulai menyebar ke daerah sekitar luka. Riwayat Medis: Diabetes Melitus Tipe 2: Terdiagnosis sejak 12 tahun lalu, kontrol glikemik tidak optimal dengan hemoglobin Alc mencapai 8,5%. Penyakit Pembuluh Darah Perifer (PVD): Dikenal sejak 5 tahun lalu, dengan keluhan nyeri kaki saat berjalan (klaudikasio intermiten). Hipertensi: Terdiagnosis 10 tahun lalu, kontrol tekanan darah tidak optimal. Merokok: Pasien merokok sekitar 1 bungkus per hari selama 25 tahun. Pemeriksaan Fisik: Tanda Vital: Tekanan darah 160/90 mmHg, frekuensi jantung 85 bpm, saturasi oksigen 96%, suhu tubuh 36,9°C. Pemeriksaan Kulit: Ditemukan luka kronis pada kaki kiri, tepatnya di bagian tumit, dengan ukuran sekitar 5 cm x 4 cm. Luka tersebut dalam dengan jaringan nekrotik di bagian tengah, dikelilingi oleh kulit yang tampak meradang dan sedikit pembengkakan. Terdapat exudat berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap. Tidak ada perdarahan, tetapi ada tanda-tanda infeksi lokal (eritema dan nyeri tekan). Pemeriksaan Pembuluh Darah: Teraba pulsasi arteri dorsalis pedis lemah pada kaki kiri, sementara arteri tibialis posterior tidak teraba. Pada kaki kanan, pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior normal. Neurologis: Tidak ada defisit sensorik atau motorik, namun pasien melaporkan penurunan sensasi pada kaki kiri terutama di daerah sekitar luka. Pemeriksaan Penunjang: Tes Laboratorium: Glukosa darah: 220 mg/dL (terlalu tinggi, menunjukkan kontrol glikemik yang buruk). Hemoglobin Alc: 8,5% (tinggi, menunjukkan kontrol diabetes yang buruk). Albumin: 3,1 g/dL (sedikit rendah, menunjukkan kemungkinan malnutrisi). C-Reactive Protein (CRP): 25 mg/L (meningkat, menunjukkan adanya inflamasi atau infeksi). Leukosit: 12.000/mm² (terjadi leukositosis, mengindikasikan infeksi). Doppler Arteri: Pemeriksaan Doppler menunjukkan penurunan aliran darah pada arteri tibialis posterior dan dorsalis pedis kaki kiri, dengan indeks pergelangan-berdengkul (ABI) 0,6, yang menunjukkan adanya penyakit pembuluh darah perifer (PVD) yang berat. Kultur Luka: Kultur menunjukkan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus pada luka, yang mengindikasikan adanya infeksi berat pada luka.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, dapat ditentukan diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan, sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko organisme patogen untuk menyerang pertahanan tubuh dan menyebabkan infeksi.
- Faktor Risiko: Diabetes melitus, penyakit pembuluh darah perifer, luka kronik, merokok, kontrol glukosa darah yang buruk.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Definisi: Pengurangan aliran darah arteri ke jaringan perifer, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
- Faktor Terkait: Penyakit pembuluh darah perifer, kontrol tekanan darah yang buruk, merokok.
3. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor Terkait: Luka kronis, penyakit pembuluh darah perifer, diabetes melitus.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Kontrol Infeksi: Bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Pengendalian Risiko: Mampu mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko infeksi
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Perfusi Jaringan: Perbaikan aliran darah dan oksigenasi jaringan perifer
- Pergerakan Ekstremitas: Peningkatan kemampuan untuk bergerak secara mandiri
3. Integritas Kulit Terganggu:
- Penyembuhan Luka: Perbaikan jaringan kulit dan penyembuhan luka
- Toleransi Aktivitas: Peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi: Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi secara dini
- Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka dengan prinsip aseptik dan penggantian balutan yang tepat
- Edukasi Manajemen Diabetes: Memberikan edukasi tentang pentingnya kontrol glikemik yang baik untuk mencegah infeksi
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas dan istirahat pasien untuk meningkatkan perfusi jaringan
- Terapi Oksigen: Mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Terapi Farmakologis: Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan perfusi (misalnya vasodilator)
3. Integritas Kulit Terganggu:
- Perawatan Luka: Melakukan debridemen, irigasi, dan penggantian balutan luka secara tepat
- Peningkatan Perfusi Jaringan: Intervensi untuk meningkatkan aliran darah dan oksigenasi jaringan
- Edukasi Perawatan Kaki: Memberikan edukasi tentang perawatan kaki bagi pasien diabetes
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi:
- Definisi: Risiko infeksi pada pasien ini tinggi karena adanya beberapa faktor risiko, yaitu diabetes melitus, penyakit pembuluh darah perifer, luka kronik, merokok, dan kontrol glukosa darah yang buruk. Kondisi-kondisi tersebut dapat meningkatkan kemungkinan organisme patogen menyerang pertahanan tubuh dan menyebabkan infeksi pada luka.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Definisi: Pasien mengalami penurunan aliran darah arteri ke jaringan perifer (kaki), yang dapat disebabkan oleh penyakit pembuluh darah perifer, kontrol tekanan darah yang buruk, dan merokok. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada kaki.
3. Integritas Kulit Terganggu:
- Definisi: Pasien mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang ditandai dengan adanya luka kronis pada kaki kiri. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh penyakit pembuluh darah perifer, diabetes melitus, dan luka kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Kontrol Infeksi: Diharapkan pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, seperti tidak ada peningkatan suhu tubuh, cairan luka yang jernih, dan tidak ada tanda inflamasi pada luka.
- Pengendalian Risiko: Diharapkan pasien mampu mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko infeksi, seperti melakukan kontrol glikemik yang baik, memperhatikan perawatan luka, dan menghentikan kebiasaan merokok.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Perfusi Jaringan: Diharapkan terjadi perbaikan aliran darah dan oksigenasi pada jaringan perifer (kaki), sehingga dapat mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
- Pergerakan Ekstremitas: Diharapkan terjadi peningkatan kemampuan pasien untuk bergerak secara mandiri, karena nyeri dan kram pada kaki berkurang.
3. Integritas Kulit Terganggu:
- Penyembuhan Luka: Diharapkan terjadi perbaikan jaringan kulit dan penyembuhan luka pada kaki kiri pasien.
- Toleransi Aktivitas: Diharapkan terjadi peningkatan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan dan berdiri, karena luka sudah sembuh dan nyeri berkurang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi: Perawat perlu melakukan pemantauan secara rutin terhadap tanda dan gejala infeksi, seperti pemeriksaan suhu tubuh, inspeksi luka, dan pemantauan karakteristik cairan luka.
- Perawatan Luka: Perawat harus melakukan perawatan luka secara aseptik, termasuk debridemen, irigasi, dan penggantian balutan yang tepat untuk mencegah infeksi.
- Edukasi Manajemen Diabetes: Perawat harus memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya kontrol glikemik yang baik untuk mencegah infeksi.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Manajemen Aktivitas: Perawat harus mengatur aktivitas dan istirahat pasien untuk meningkatkan perfusi jaringan pada kaki, seperti menganjurkan pasien untuk berbaring atau mengangkat kaki saat istirahat.
- Terapi Oksigen: Perawat harus mempertahankan saturasi oksigen yang