Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21141 | 27 Aug 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (10020)
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang muncul secara tiba-tiba atau progresif dengan intensitas ringan hingga berat, dalam durasi kurang dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengendalian Nyeri (10025)
Definisi:
Kemampuan individu untuk memprediksi, mengevaluasi, dan mengontrol rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (30007)
Definisi:
Tindakan kompleks yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengenali, melaporkan, dan mengatasi nyeri.
Dengan tone = akademis, persona = pakar, dan nurse, saya berusaha memberikan penjelasan yang ringkas dan informatif mengenai diagnosa keperawatan dan komponen SDKI, SLKI, serta SIKI yang terkait dengan kondisi nyeri akut berdasarkan panduan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 21142 | 27 Aug 2025
Klinis : Hasil pengkajian yang dilakukan di RW 1 Kelurahan Pisang terdapat 3 ibu hamil : ? 2 (dua) ibu hamil trimeter II ? 1 (satu) ibu hamil trimester III Dari Hasil wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner yang dilakukan, didapatkan data-data terkait agregat bumil sbb : Data Wawancara : • Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kader posyandu di RW 2 kelurahan Pisang bahwa sebanyak 2 ibu hamil mengatakan tidak mengetahui makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil dan janinnya karena hanya makan seperti biasa • Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kader posyandu di RW 2 kelurahan Pisang bahwa sebanyak 2 ibu hamil mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai pengalaman menyusui dan ingin memiliki kemampuan tentang cara menyusui yang benar. • Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada bumil di RW 2 kelurahan pisang, bahwa sebanyak 3 ibu hamil mengatakan sudah memeriksakan kehamilannya bidan tetapi ada 1 ibu hamil tidak mempunyai KMS • Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kader posyandu dan bumil di RW 1 kelurahan pisang bahwa sebanyak 2 ibu hamil mengatakan bahwa belum mengikuti senam hamil • Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada bumil di RW 2, sebanyak 2 dari 3 ibu hamil mengatakan bahwa dirinya belum mengerti cara perawatan bayi baru lahir yang benar Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada warga di RW Kelurahan Kuncen sebanyak 1 ibu hamil dari 3 ibu hamil mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami keguguran • Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kader di RW 1 kelurahan Pisang bahwa sebanyak 2 ibu hamil mengatakan tidak mengetahui tanda tanda persalinan. Bumil saat ini merasa cemas akan persalinan bayinya nanti takut terjadi apa-apa pada saat persalinan, karena ini persalinan yang pertama • Bahwa sebanyak 3 ibu hamil mengatakan tidak mengikuti program KB dan belum mengetahui jenis dan kontrasepsi apa saja dari program KB • Dari hasil wawancara juga, bahwa sebanyak 2 ibu hamil mengatakan ini merupakan kehamilan pertamanya. Sebelumnya klien belum tahu bagaimana cara perawatan payudara agar asi bisa lancar. Klien tidak pernah mendapatkan penyuluhan terkait persiapan yang harus dilakukan menjelang persalinan sebelumnya. 2 Data Observasi : • Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada ibu hamil di RW 1 kelurahan Pisang, terdapat 2 ibu hamil yang tidak mengetahui kebutuhan nutrisi ibu hamil • Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada ibu hamil di RW 1, terdapat 2 dari 3 ibu hamil yang tidak mempunyai pengalaman menyusui, 1 dari 3 ibu hamil tidak mempunyai KMS, 2 dari 3 ibu hamil belum mengikuti senam hamil, dan 2 dari 3 ibu hamil juga belum mengetahui cara perawatan bayi baru lahir yang benar, • Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada ibu hamil di RW 1, terdapat 1 dari 3 ibu hamil pernah mengalami keguguran, 2 dari 3 ibu hamil tidak mengetahui tanda tanda persalinan, 3 ibu hamil tidak mengikuti program KB, 2 dari 3 ibu hamil kerap kali merasa khawatir dan takut menghadapi persalinan dan keadaan Kesehatan janinnya nanti, dan 2 dari 3 ibu hamil belum mengetahui cara perawatan payudara yang benar.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pengkajian yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dengan kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode 00126, Defisit Pengetahuan
- Definisi: Ketidakadekuatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Penjelasan: Berdasarkan hasil wawancara, terdapat 2 ibu hamil yang tidak mengetahui makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil dan janinnya, 2 ibu hamil tidak mempunyai pengalaman menyusui, 1 ibu hamil tidak mempunyai KMS, 2 ibu hamil belum mengikuti senam hamil, 2 ibu hamil belum mengetahui cara perawatan bayi baru lahir yang benar, 2 ibu hamil tidak mengetahui tanda-tanda persalinan, 3 ibu hamil tidak mengetahui jenis dan kontrasepsi dari program KB, serta 2 ibu hamil belum mengetahui cara perawatan payudara yang benar.
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Kode 00146, Kecemasan
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- Penjelasan: Berdasarkan hasil wawancara, 2 dari 3 ibu hamil mengatakan merasa cemas dan takut menghadapi persalinan bayinya nanti.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Keguguran
- SDKI: Kode 00176, Risiko Keguguran
- Definisi: Berada dalam keadaan berisiko mengalami kehilangan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim.
- Penjelasan: Berdasarkan hasil wawancara, terdapat 1 ibu hamil yang pernah mengalami keguguran sebelumnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kepatuhan Terhadap Regimen Terapeutik
- Pengetahuan: Kesehatan Ibu dan Anak
- Kontrol Kecemasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Kesehatan
- Edukasi Kesehatan
- Manajemen Kecemasan -
Article No. 21143 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam tifoid.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
2. Kekurangan volume cairan (00027)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
3. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terserang oleh organisme patogen.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Kode: 10001
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
2. Kekurangan volume cairan (00027)
Kode: 10016
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
3. Risiko Infeksi (00004)
Kode: 10002
Definisi: Peningkatan risiko terserang oleh organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Efektif (1800)
Kode: 18001
Definisi: Pemeliharaan suhu tubuh dalam kisaran normal.
2. Status Cairan (0601)
Kode: 06001
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Kontrol Infeksi (1842)
Kode: 18042
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (3900)
Kode: 39001
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
2. Manajemen Cairan (4120)
Kode: 41201
Definisi: Pengaturan asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Pencegahan Infeksi (6540)
Kode: 65401
Definisi: Minimalisasi risiko transmisi infeksi dari satu orang ke orang lain.
Harap diperhatikan bahwa kode dan definisi di atas sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 21144 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi demam tifoid:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi demam tifoid adalah:
a. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Status Imunitas yang Tidak Adekuat
Pasien dengan demam tifoid memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi lebih lanjut karena sistem imun yang tidak berfungsi optimal akibat infeksi yang sudah ada.
b. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik
Demam tifoid dapat menyebabkan penurunan energi dan kelelahan, sehingga pasien memiliki intoleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
c. Risiko Dehidrasi Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan dan Elektrolit
Diare dan muntah yang sering terjadi pada demam tifoid dapat menyebabkan risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Status Imunitas yang Tidak Adekuat:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Tidak terjadi infeksi sekunder selama perawatan
- Pasien menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih dan antibodi
b. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan fungsional
- Pasien dapat beristirahat cukup untuk memulihkan tenaga
c. Risiko Dehidrasi Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan dan Elektrolit:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien tidak mengalami dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Status Imunitas yang Tidak Adekuat:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan perawatan luka dan perawatan infeksi yang tepat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik dan terapi imunosupresan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
b. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik:
- Lakukan pengkajian kemampuan fungsional pasien secara komprehensif
- Berikan intervensi fisioterapi dan latihan aktivitas bertahap
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian nutrisi yang adekuat
c. Risiko Dehidrasi Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya hidrasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan yang tepat
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang diperlukan untuk menangani pasien dengan demam tifoid. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 21145 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi demam tifoid, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit (SDKI: 10065)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam komposisi atau volume cairan intraseluler atau ekstraseluler yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Hipertermia (SDKI: 10025)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
3. Kelelahan (SDKI: 10031)
Definisi: Pengurangan kapasitas fisik dan mental akibat ketidakseimbangan antara stres dan mekanisme koping.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (SLKI: 30066)
Definisi: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
2. Suhu Tubuh (SLKI: 30104)
Definisi: Tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Manajemen Energi (SLKI: 30032)
Definisi: Tercapainya pengaturan aktivitas dan istirahat untuk mempertahankan energi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Cairan (SIKI: 80081)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Manajemen Demam (SIKI: 80042)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
3. Manajemen Kelelahan (SIKI: 80047)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk memulihkan dan mempertahankan energi. -
Article No. 21146 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI UNTUK KONDISI DEMAM TIFOID\b0\par
\par
\b 1. Diagnosis Keperawatan:\b0\par
\b Kode SDKI: D.0006\b0 - Hipertermi\par
\b Definisi:\b0 Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.\par
\par
\b 2. Luaran Keperawatan (SLKI):\b0\par
\b Kode SLKI: L.14013\b0 - Kontrol Suhu Tubuh\par
\b Definisi:\b0 Kemampuan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.\par
\b Indikator:\par
\pard\fi720\li720\sa200\sl276\slmult1 - Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)\par
- Kulit hangat dan kering\par
- Tidak menggigil\par
- Tidak berkeringat berlebihan\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\par
\b 3. Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\b Kode SIKI: I.11290\b0 - Manajemen Hipertermi\par
\b Definisi:\b0 Tindakan untuk mengurangi suhu tubuh pada klien dengan kondisi demam.\par
\b Aktivitas:\par
\pard\fi720\li720\sa200\sl276\slmult1 - Memantau suhu tubuh secara berkala\par
- Memberikan kompres hangat/dingin sesuai protokol\par
- Menganjurkan intake cairan yang adekuat\par
- Mengatur lingkungan untuk kenyamanan termal\par
- Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai indikasi\par
- Edukasi keluarga tentang manajemen demam di rumah\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
Pada pasien demam tifoid, hipertermi terjadi akibat respon inflamasi sistemik terhadap infeksi Salmonella typhi. Pendekatan keperawatan berfokus pada pemantauan ketat, tindakan pendinginan fisik, dan manajemen cairan untuk mencegah komplikasi seperti dehidrasi dan gangguan kesadaran. Intervensi harus dilakukan berdasarkan evidence-based practice dan dalam kerangka kolaboratif dengan tim kesehatan lain.\par
\par
\i Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) - PPNI (2017-2019)\i0\par
} -
Article No. 21147 | 27 Aug 2025
Klinis : demam thypoid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Tone saya akan akademis, dan saya akan berbicara sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Demam Thypoid:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi demam thypoid adalah:
a. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.
Diagnosa ini menggambarkan keadaan klien yang mengalami peningkatan suhu tubuh akibat infeksi thypoid.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Suhu tubuh dalam rentang normal: Klien menunjukkan suhu tubuh antara 36,5°C - 37,5°C.
b. Tanda-tanda vital stabil: Klien menunjukkan frekuensi nadi, respirasi, dan tekanan darah yang berada dalam batas normal.
c. Tidak ada tanda-tanda komplikasi: Klien tidak menunjukkan adanya komplikasi seperti perdarahan, perforasi usus, atau ensefalopati.
d. Meningkatnya pengetahuan tentang penyakit: Klien dan keluarga menunjukkan peningkatan pemahaman tentang penyakit thypoid, cara penularannya, dan tindakan pencegahan.
Luaran-luaran ini menggambarkan kondisi yang diharapkan dicapai setelah asuhan keperawatan diberikan, seperti stabilnya kondisi klien, tidak ada komplikasi, serta peningkatan pengetahuan klien dan keluarga.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
a. Manajemen demam:
- Memantau suhu tubuh secara berkala.
- Memberikan terapi antipiretik sesuai indikasi.
- Mengompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh.
- Menjaga asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
b. Manajemen tanda-tanda vital:
- Memantau tanda-tanda vital secara rutin.
- Mengidentifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital.
- Melakukan tindakan untuk menstabilkan tanda-tanda vital jika diperlukan.
c. Pencegahan komplikasi:
- Memantau tanda-tanda komplikasi seperti perdarahan, perforasi usus, atau ensefalopati.
- Mengidentifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi.
- Melakukan tindakan pencegahan sesuai dengan risiko yang teridentifikasi.
d. Peningkatan pengetahuan:
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit thypoid, cara penularan, dan tindakan pencegahan.
- Melibatkan keluarga dalam proses edukasi.
- Memastikan klien dan keluarga memahami informasi yang diberikan.
Intervensi-intervensi ini ditujukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti stabilnya kondisi klien, pencegahan komplikasi, serta peningkatan pengetahuan klien dan keluarga.
Secara keseluruhan, penanganan demam thypoid memerlukan pendekatan yang komprehensif, meliputi manajemen gejala, pencegahan komplikasi, dan edukasi kesehatan. Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mendukung proses pemulihan klien. -
Article No. 21148 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosis keperawatan, kode, dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertensi berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
SDKI: Kegagalan individu, keluarga, atau komunitas dalam mengatur aspek-aspek perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif (1803)
SLKI: Kemampuan individu, keluarga, atau komunitas dalam mengatur aspek-aspek perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
2. Status Nutrisi Adekuat (1004)
SLKI: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
SLKI: Kemampuan untuk mentoleransi dan menyelesaikan aktivitas fisik.
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi (3120)
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu mengelola hipertensi.
2. Manajemen Nutrisi (1100)
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengatur asupan nutrisi.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengatur aktivitas.
Penjelasan singkat:
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi batas normal. Diagnosis keperawatan yang dapat muncul pada kondisi ini antara lain Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Hipertensi, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Aktivitas untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti Manajemen Kesehatan Efektif, Status Nutrisi Adekuat, dan Toleransi Aktivitas. -
Article No. 21149 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan pengetahuan akademis, saya akan memberikan rincian yang komprehensif untuk kondisi hipertensi, sesuai dengan standar terminologi keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertensi
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang melebihi batas normal.
Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor genetik, pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, stres, serta kondisi komorbid lainnya.
Karakteristik Defisiensi: Peningkatan tekanan darah sistolik ?140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ?90 mmHg.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Tekanan Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
a. Tekanan darah sistolik dalam rentang 120-139 mmHg.
b. Tekanan darah diastolik dalam rentang 80-89 mmHg.
c. Klien dapat mengenali tanda dan gejala hipertensi.
d. Klien dapat menerapkan manajemen hipertensi secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Aktivitas:
a. Kaji riwayat kesehatan klien dan faktor risiko hipertensi.
b. Lakukan pengukuran tekanan darah secara teratur.
c. Edukasi klien tentang hipertensi, termasuk penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian obat antihipertensi, jika diperlukan.
e. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
f. Dorong klien untuk melakukan aktivitas fisik teratur.
g. Bantu klien mengembangkan rencana diet rendah garam dan rendah lemak.
h. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Hipertensi" mengacu pada peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik melebihi batas normal. Luaran yang diharapkan adalah kontrol tekanan darah, di mana tekanan darah sistolik dan diastolik berada dalam rentang normal, serta klien dapat mengenali tanda-tanda hipertensi dan mengelola kondisinya secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Hipertensi. Intervensi ini mencakup pengkajian faktor risiko, pemantauan tekanan darah, edukasi tentang hipertensi, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengobatan, penerapan teknik relaksasi dan manajemen stres, dorongan untuk aktivitas fisik teratur, serta bantuan dalam mengembangkan rencana diet yang sesuai. Evaluasi dan modifikasi intervensi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas penanganan. -
Article No. 21150 | 27 Aug 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\lang1057\f0\fs24\ulnone\b Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi:\b0\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\ul\b Kode: D.0016\cf1\ulnone\b0\par
\b Nama: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer\b0\par
\par
\b PENJELASAN SINGKAT:\b0\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\par
SDKI merupakan standar terminologi yang digunakan untuk mengidentifikasi respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Diagnosa "Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer" mengindikasikan bahwa pasien hipertensi memiliki kerentanan terhadap penurunan aliran darah ke jaringan perifer akibat peningkatan tekanan darah sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan vaskular dan gangguan oksigenasi jaringan.\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf2\ul\b Kode: L.14016\cf1\ulnone\b0\par
\b Nama: Status Sirkulasi Perifer\b0\par
SLKI mengukur hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran yang ditetapkan untuk diagnosa ini adalah "Status Sirkulasi Perifer," dengan indikator antara lain: tekanan darah dalam rentang normal, denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler, tidak ada edema, ekstremitas hangat, dan tidak ada keluhan nyeri atau kesemutan.\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
\cf2\ul\b Kode: I.11270\cf1\ulnone\b0\par
\b Nama: Manajemen Hipertensi\b0\par
SIKI mencakup tindakan keperawatan yang direncanakan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi untuk "Manajemen Hipertensi" meliputi: memantau tekanan darah secara berkala, edukasi tentang modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, aktivitas fisik, pengelolaan stres), memastikan kepatuhan terhadap terapi farmakologi, serta memantau tanda-tanda komplikasi seperti gangguan perfusi perifer.\par
\par
\b Catatan Akademis:\b0\par
Pendekatan ini konsisten dengan evidence-based practice dalam keperawatan kardiovaskular. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit vaskular perifer, sehingga fokus pada perfusi jaringan sangat relevan secara patofisiologis. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memastikan standarisasi dokumentasi dan praktik keperawatan di Indonesia.\par
}