Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10340 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Diare
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (nyeri).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan skala nyeri berkurang, pasien menggunakan strategi pengelolaan nyeri yang efektif, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, teknik distraksi, kompres hangat/dingin, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Diare
- SDKI: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus dan meningkat dari kebiasaan normal.
- SLKI: Pasien melaporkan frekuensi dan konsistensi feses kembali normal, pasien tidak mengalami dehidrasi, pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI: Pemantauan cairan dan elektrolit, pemberian obat antidiare, diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast), dan edukasi manajemen diare.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penting untuk memberikan informasi yang jelas, terperinci, dan sesuai dengan standar PPNI dalam memberikan Diagnosis Keperawatan dan penjelasannya. -
Article No. 10341 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekanan darah 120/80, suhu 39°C, dan mengalami diare sebanyak 5 kali dalam satu hari, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut: Pasien mengeluhkan nyeri di pinggung, yang merupakan gejala dari nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Hipertermia: Pasien memiliki suhu 39°C, yang merupakan indikasi dari hipertermia. Hipertermia adalah suhu tubuh yang melebihi rentang normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau proses patologis lainnya.
3. Diare: Pasien mengalami diare sebanyak 5 kali dalam satu hari, yang merupakan gejala dari diare. Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal, baik dalam jumlah maupun konsistensi, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengontrol nyeri dengan menggunakan manajemen nyeri yang efektif
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Hipertermia:
- Suhu tubuh pasien kembali ke dalam rentang normal
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat hipertermia
3. Diare:
- Frekuensi buang air besar kembali normal
- Pasien tidak mengalami dehidrasi
- Pasien tidak mengalami ketidakseimbangan elektrolit
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi, atau kompres hangat
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Hipertermia:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan obat penurun demam sesuai dengan resep dokter
- Lakukan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh, seperti memberikan kompres dingin atau menggunakan kipas angin
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi lainnya
3. Diare:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda vital dan karakteristik diare
- Berikan cairan dan elektrolit pengganti sesuai kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Ajarkan pasien tentang manajemen diare, seperti pola makan, kebersihan, dan pencegahan komplikasi
- Monitor status dehidrasi dan keseimbangan elektrolit
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri, penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal, dan perbaikan kondisi diare. Hal ini akan membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 10342 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tingkat nyeri yang dapat ditoleransi, kemampuan mengendalikan nyeri, dan pemulihan fungsi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
2. Diare
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan, dan cair.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan pola eliminasi feses yang normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi diare dan mencegah komplikasi.
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri di pinggung, suhu 39°C, dan diare sebanyak 5 kali dalam sehari, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Diare. Perawat akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masing-masing diagnosa untuk mengurangi nyeri, mengatasi diare, dan mencegah komplikasi. -
Article No. 10343 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri di pinggung dengan tekan darah 120/80 , suhu 39c pasien mengalami diare selama 5x dalam satu hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bebas nyeri: Kondisi individu yang dapat mengendalikan atau menghilangkan nyeri sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, mengurangi reaksi fisiologis dan psikologis akibat nyeri, serta mempertahankan tingkat kenyamanan yang optimal.
2. Diare berhubungan dengan proses penyakit
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare: Perubahan konsistensi dan/atau peningkatan frekuensi buang air besar, yaitu lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi cair.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan diare: Kondisi individu yang dapat mengendalikan frekuensi dan konsistensi buang air besar kembali normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen diare: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, mengurangi dampak fisiologis dan psikologis akibat diare, serta mempertahankan status cairan dan elektrolit yang optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 10344 | 04 Jan 2025
Klinis : Disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi adalah "Tidak Efektif Pencernaan". Diagnosa ini didasarkan pada karakteristik definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang meliputi:
a. Perubahan pada pola pengeluaran feses, seperti diare atau konstipasi.
b. Perubahan pada durasi dan frekuensi pengeluaran feses.
c. Perubahan pada konsistensi feses.
d. Rasa tidak nyaman pada perut.
e. Kembung.
2. Luaran/Output yang diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan bayi menunjukkan:
a. Pola pengeluaran feses kembali normal.
b. Konsistensi feses kembali normal.
c. Perubahan frekuensi pengeluaran feses kembali normal.
d. Tidak ada lagi rasa tidak nyaman pada perut.
e. Tidak ada lagi keluhan kembung.
3. Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SLKI) pada kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi adalah:
a. Monitoring pola dan konsistensi feses, serta perubahan pada frekuensi pengeluaran feses.
b. Observasi tanda-tanda vital, seperti suhu tubuh, nadi, dan pernapasan.
c. Manajemen nutrisi, seperti pemberian makanan atau asupan yang mudah dicerna.
d. Pemberian terapi farmakologis sesuai resep dokter, seperti pemberian obat-obatan untuk mengatasi diare atau konstipasi.
e. Edukasi kepada orang tua mengenai penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi.
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, atau ahli gastroenterologi anak, jika diperlukan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang rinci dan terperinci untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan komprehensif untuk pasien bayi dengan kondisi tersebut. -
Article No. 10345 | 04 Jan 2025
Klinis : Disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Disfungsi motilitas gastrointestinal
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Disfungsi motilitas gastrointestinal didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, volume, konsistensi, dan/atau kemampuan untuk defekasi yang menyebabkan ketidaknyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi antara lain:
1. Bayi menunjukkan pola defekasi yang normal
2. Bayi menunjukkan tanda-tanda peningkatan motilitas gastrointestinal
3. Bayi menunjukkan tanda-tanda peningkatan kenyamanan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi meliputi:
1. Manajemen nutrisi
2. Manajemen eliminasi
3. Manajemen kenyamanan
4. Edukasi pada orang tua/keluarga
Secara singkat, kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi membutuhkan penanganan yang komprehensif, tidak hanya dari segi medis tetapi juga aspek keperawatan, untuk memastikan tercapainya hasil yang optimal bagi bayi. -
Article No. 10346 | 04 Jan 2025
Klinis : Disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi disfungsi motilitas gastrointestinal pada bayi adalah "Gangguan Pola Eliminasi Gastrointestinal". Diagnosa ini mencerminkan adanya perubahan dalam fungsi dan proses eliminasi gastrointestinal yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta risiko komplikasi pada bayi. Gangguan ini dapat ditandai dengan gejala-gejala seperti mual, muntah, diare, sembelit, dan distres abdomen.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit yang terjaga
2. Pola eliminasi gastrointestinal yang membaik
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lain
4. Bayi menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan asupan/output cairan
2. Pemberian rehidrasi oral atau parenteral sesuai kebutuhan
3. Pemberian nutrisi enteral atau parenteral yang adekuat
4. Manajemen farmakologis (misal: antiemetik, antidiare, laksatif)
5. Manajemen diet dan pola makan yang sesuai (misal: menghindari makanan yang menstimulasi gastrointestinal)
6. Edukasi dan konseling kepada keluarga mengenai manajemen disfungsi gastrointestinal
7. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi suportif dan pengobatan terkait penyebab
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pola Eliminasi Gastrointestinal" dipilih karena mencerminkan kondisi klinis bayi dengan disfungsi motilitas gastrointestinal. Diagnosa ini mengarahkan asuhan keperawatan untuk mengatasi gangguan pada fungsi dan proses eliminasi gastrointestinal, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
Luaran/output yang diharapkan dari asuhan keperawatan adalah mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, memperbaiki pola eliminasi gastrointestinal, mencegah dehidrasi atau komplikasi lain, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Intervensi keperawatan diarahkan untuk mencapai luaran tersebut, meliputi pemantauan, pemberian terapi cairan dan nutrisi, manajemen farmakologis, diet, edukasi keluarga, serta kolaborasi dengan dokter.
Keseluruhan intervensi ini bertujuan untuk memulihkan fungsi gastrointestinal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mencegah komplikasi yang dapat membahayakan kondisi bayi. Peran perawat dalam asuhan keperawatan ini sangat krusial untuk memastikan pemulihan dan perkembangan bayi yang optimal. -
Article No. 10347 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien lemas menggigil muntah mual riwayat hD TEKANAN DARAH 140/70 NADI 80
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan faktor biologis (riwayat HD) yang ditandai dengan gejala seperti lemas, menggigil, muntah, dan mual.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hidrasi yang Adekuat: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti mukosa lembab, turgor kulit baik, dan produksi urin yang cukup.
2. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit: Pasien akan menunjukkan nilai-nilai laboratorium elektrolit (natrium, kalium, klorida, dll.) dalam batas normal.
3. Manajemen Gejala yang Efektif: Pasien akan melaporkan penurunan gejala seperti lemas, menggigil, muntah, dan mual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium elektrolit secara berkala.
- Amati tanda-tanda hidrasi pasien, seperti turgor kulit, mukosa, dan produksi urin.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui pemberian cairan intravena atau oral yang sesuai.
- Berikan suplemen elektrolit jika diperlukan, sesuai hasil pemeriksaan laboratorium.
- Pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
3. Manajemen Gejala:
- Berikan antiemetik untuk mengurangi mual dan muntah.
- Terapkan teknik relaksasi dan pengaturan suhu lingkungan untuk mengurangi menggigil.
- Dorong pasien untuk beristirahat cukup dan menghindari aktivitas yang berlebihan.
4. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Dorong pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan elektrolit melalui diet yang sesuai.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses pemulihan.
Penjelasan rinci di atas menggambarkan pendekatan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pasien dengan Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit. Tujuan utamanya adalah mempertahankan hidrasi yang adekuat, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mengelola gejala yang dialami pasien secara efektif. -
Article No. 10348 | 04 Jan 2025
Klinis : gangguan persepsi sensori
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) dalam kasus gangguan persepsi sensori.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi gangguan persepsi sensori adalah:
1. Gangguan Persepsi Sensori
Definisi: Gangguan dalam pengorganisasian atau interpretasi terhadap stimulus sensorik yang diterima.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan atau distorsi dalam pengalaman sensorik
- Kesulitan dalam menginterpretasikan stimulus sensorik
- Respon yang tidak tepat terhadap stimulus sensorik
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) untuk kasus gangguan persepsi sensori adalah:
1. Persepsi Sensori: Penglihatan
Hasil yang diharapkan:
- Pasien dapat mengidentifikasi objek visual dengan benar
- Pasien dapat menafsirkan informasi visual dengan akurat
- Pasien dapat menggunakan penglihatan untuk menuntun aktivitas sehari-hari secara aman
2. Persepsi Sensori: Pendengaran
Hasil yang diharapkan:
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber suara dengan benar
- Pasien dapat menafsirkan informasi auditori dengan akurat
- Pasien dapat menggunakan pendengaran untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif
3. Persepsi Sensori: Peraba
Hasil yang diharapkan:
- Pasien dapat mengidentifikasi rangsangan taktil dengan tepat
- Pasien dapat menafsirkan informasi somatosensorik dengan akurat
- Pasien dapat menggunakan indera peraba untuk menuntun aktivitas sehari-hari secara aman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) dalam kasus gangguan persepsi sensori meliputi:
1. Observasi
- Identifikasi gangguan persepsi sensori yang dialami pasien
- Pantau kemampuan pasien dalam menerima, menginterpretasikan, dan merespons stimulus sensorik
- Evaluasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi persepsi sensori, seperti lingkungan, obat-obatan, dan kondisi kesehatan
2. Terapeutik
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi distraksi atau gangguan yang dapat memengaruhi persepsi sensori
- Berikan stimulasi sensorik yang terstruktur dan terkontrol untuk memfasilitasi pemulihan persepsi sensori
- Ajarkan teknik-teknik peningkatan persepsi sensori, seperti relaksasi, imajinasi terpandu, atau terapi musik
3. Edukasi dan Kolaborasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensori dan strategi penanganannya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, terapis okupasi, atau terapis wicara, untuk mengelola gangguan persepsi sensori secara komprehensif
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan kemampuan dalam menerima, menginterpretasikan, dan merespons stimulus sensorik secara akurat, sehingga dapat menuntun aktivitas sehari-hari dengan aman dan mandiri. -
Article No. 10243 | 03 Jan 2025
Klinis : seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam paska tindakan bedah thorak. pasien mengeluh napas pendek dan terasa sesak. hasil pemeriksaan fisik, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80x /menit, suhu 38 C, pernapasan 31x /menit, bunyi napas ronchi. pasien telah terpasang WSD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnostik keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gangguan dalam mempertahankan dan membersihkan jalan napas secara mandiri, ditandai dengan napas pendek, sesak napas, suhu tubuh 38°C, dan bunyi ronki pada pemeriksaan fisik. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pola napas dan risiko komplikasi lain.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Pertukaran
- Kelas: Ventilasi
- Diagnosis Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Pemeliharaan Jalan Napas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari sumbatan, memiliki pola napas yang normal, dan tidak ada tanda-tanda gangguan pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas Keperawatan:
1. Monitor status pernapasan pasien
2. Auskultasi suara napas
3. Lakukan suction atau bantu pembersihan jalan napas
4. Kolaborasi pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi
Tone = akademis, persona = pakar, nurse
Penjelasan di atas disusun dalam bentuk formal dan ilmiah, sesuai dengan tone, persona, dan standar profesional perawat.