Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10315 | 04 Jan 2025
Klinis : dispepsia+Gea buatkan 3 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat senior, berikut adalah tiga diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi dispepsia dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Gejala Dispepsia dan GERD
SDKI: Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, tidak mengalami penurunan berat badan, dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah pemantauan berat badan, pemantauan asupan nutrisi, pemberian edukasi tentang diet yang sesuai, serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Gejala Dispepsia dan GERD
SDKI: Nyeri Kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung terus-menurus atau berulang.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, mampu mengelola nyeri secara efektif, dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik sesuai resep, distraksi, relaksasi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri secara komprehensif.
3. Ketidakefektifan Pengendalian Kesehatan Berhubungan Dengan Kurangnya Pengetahuan Tentang Pengelolaan Dispepsia dan GERD
SDKI: Ketidakefektifan Pengendalian Kesehatan didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mencegah, atau mengatasi masalah kesehatan.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat memahami dan menerapkan perilaku perawatan diri yang efektif untuk mengelola kondisi dispepsia dan GERD, serta dapat mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah edukasi tentang etiologi, gejala, dan pengelolaan dispepsia dan GERD, pemberian motivasi dan dukungan, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan kepatuhan pasien dalam menjalankan regimen pengobatan.
Dengan demikian, tiga diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien dengan kondisi dispepsia dan GERD adalah Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, Nyeri Kronis, dan Ketidakefektifan Pengendalian Kesehatan. Setiap diagnosa disertai dengan penjelasan yang singkat dan terstruktur sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 10316 | 04 Jan 2025
Klinis : luka bakar akibat tersiram air panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi luka bakar akibat tersiram air panas.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi SDKI:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko SDKI:
1. Luka terbuka
2. Kerusakan barier kulit
3. Prosedur invasif
Tujuan SLKI:
1. Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi
2. Pasien menunjukkan penyembuhan luka yang adekuat
Intervensi SIKI:
1. Perawatan luka terbuka
2. Pemberian antibiotik topikal
3. Pemantauan tanda-tanda infeksi
4. Edukasi tentang perawatan luka
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya memahami bahwa luka bakar akibat tersiram air panas dapat meningkatkan risiko infeksi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perawatan luka yang tepat, pemberian antibiotik topikal, serta pemantauan tanda-tanda infeksi secara rutin. Edukasi kepada pasien mengenai perawatan luka juga sangat penting agar pasien dapat berpartisipasi aktif dalam proses penyembuhannya. -
Article No. 10317 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengeluh kesakitan, luka bakar di kedua paha dan kedua tangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Gangguan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI (Luaran Keperawatan):
1. Manajemen Nyeri
- Pasien dapat mengendalikan nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima.
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat nyeri.
2. Penyembuhan Luka
- Luka pada kulit menunjukkan penyembuhan yang progresif.
- Tidak terjadi komplikasi pada luka.
SIKI (Intervensi Keperawatan):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Perawatan Luka
- Bersihkan luka secara aseptik.
- Aplikasikan balutan luka yang sesuai.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya.
Dalam kondisi ini, pasien mengeluhkan kesakitan dan memiliki luka bakar di kedua paha dan kedua tangan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Kerusakan Integritas Kulit. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri dan luka dapat sembuh tanpa komplikasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan perawatan luka secara komprehensif. -
Article No. 10318 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien ada benjolan di leher dan hasil pemeriksaan patologi anatomi menunggukan limfadenopati
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R59.0
- Deskripsi: Limfadenopati lokal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 40.11
- Deskripsi: Biopsi jaringan kelenjar getah bening; prosedur ini dapat dilakukan untuk mengambil sampel dari benjolan di leher pasien dan melakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan penyebab limfadenopati.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R59.0 merujuk pada limfadenopati lokal, yang sesuai dengan kondisi pasien yang memiliki benjolan di leher dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya limfadenopati.
- Kode ICD-9-CM 40.11 merujuk pada biopsi jaringan kelenjar getah bening, yang merupakan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengambil sampel dari benjolan di leher pasien dan melakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan penyebab limfadenopati. -
Article No. 10319 | 04 Jan 2025
Klinis : Limfadenopati dan dioperasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait limfadenopati dan operasi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R59
- Deskripsi: Limfadenopati
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 40.11
- Deskripsi: Eksisi nodul atau massa limfonodus, leher
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R59 (Limfadenopati) digunakan untuk menegakkan diagnosis limfadenopati, yang merupakan kondisi pembengkakan kelenjar getah bening. Ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, malignitas, atau kondisi autoimun.
2. Jika pasien menjalani operasi untuk pengangkatan nodul atau massa limfonodus di leher, maka kode ICD-9-CM Procedure 40.11 (Eksisi nodul atau massa limfonodus, leher) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan. Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi limfadenopati yang dialami pasien.
Dengan demikian, kode-kode tersebut dapat digunakan untuk mencatat diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan limfadenopati yang dioperasi. -
Article No. 10320 | 04 Jan 2025
Klinis : dm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi DM (Diabetes Mellitus):
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.9
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemantauan kadar gula darah
Penjelasan:
Dalam klasifikasi ICD-10, kode E11.9 digunakan untuk mewakili diagnosis Diabetes Mellitus tipe 2 tanpa komplikasi. Ini merupakan salah satu kode yang paling umum digunakan untuk melaporkan kasus DM tipe 2 tanpa adanya komplikasi yang spesifik.
Sementara itu, untuk tindakan medis yang berkaitan dengan diabetes, kode ICD-9-CM 99.15 digunakan untuk melaporkan pemantauan kadar gula darah. Prosedur ini sangat penting dalam pengelolaan diabetes, memungkinkan dokter dan pasien untuk memantau dan mengendalikan kadar gula darah secara rutin.
Pemantauan kadar gula darah dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti pengukuran glukosa darah menggunakan alat pemantau kadar gula darah, tes laboratorium, atau pemantauan mandiri oleh pasien. Tindakan ini memungkinkan penyesuaian pengobatan dan perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk mencapai kontrol glikemik yang optimal. -
Article No. 10321 | 04 Jan 2025
Klinis : askep pasien dm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi asuhan keperawatan pasien dengan diabetes melitus (DM):
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.9
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Perawatan diabetes melitus, lainnya
Penjelasan:
Pasien dengan kondisi diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi akan diklasifikasikan dengan kode ICD-10 E11.9. Ini menunjukkan bahwa pasien memiliki diabetes melitus tipe 2 yang tidak disertai dengan komplikasi.
Dalam manajemen asuhan keperawatan pasien dengan diabetes melitus, tindakan yang biasanya dilakukan adalah perawatan diabetes melitus secara umum, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 99.15. Tindakan ini dapat mencakup edukasi mengenai perawatan diri, pemantauan kadar glukosa darah, pemberian instruksi terkait diet, latihan, dan pengelolaan obat-obatan.
Selain itu, tindakan keperawatan lain yang mungkin dilakukan, namun tidak tercakup dalam kode ICD-9-CM prosedur, adalah pengkajian kondisi pasien, perencanaan asuhan keperawatan, intervensi keperawatan sesuai dengan masalah yang diidentifikasi, serta evaluasi dan monitoring terhadap perkembangan pasien. -
Article No. 10322 | 04 Jan 2025
Klinis : askep pasien dm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan Diabetes Mellitus (DM).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Perubahan kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Asupan makanan, aktivitas fisik, dan/atau kondisi medis yang tidak sesuai.
- Tanda dan Gejala: Poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan/atau hipoglikemia.
2. Risiko Komplikasi
- Definisi: Berada dalam bahaya untuk mengalami komplikasi akibat penyakit kronis.
- Penyebab: Manajemen penyakit yang tidak efektif, kurangnya pengetahuan, dan/atau gaya hidup yang tidak sehat.
- Tanda dan Gejala: Adanya komplikasi atau ancaman komplikasi, seperti neuropati, nefropati, retinopati, dan penyakit kardiovaskular.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan/atau dukungan.
- Tanda dan Gejala: Perilaku kesehatan yang tidak sesuai, seperti tidak mematuhi diet, aktivitas fisik, atau pengobatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien dengan Diabetes Mellitus. -
Article No. 10323 | 04 Jan 2025
Klinis : askep pasien dm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan Diabetes Mellitus (DM).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Keadaan tidak terkendalinya kadar glukosa darah, baik hiperglikemia maupun hipoglikemia.
Faktor Risiko: Pola makan yang tidak sesuai, aktivitas fisik yang tidak teratur, stres, dan ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan.
2. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengatur, dan melakukan aktivitas yang bertujuan untuk mengatur kondisi kesehatan.
Faktor Risiko: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perawatan diri, kondisi sosial ekonomi yang kurang mendukung, dan kurangnya motivasi.
3. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Gangguan persepsi individu terhadap ukuran, bentuk, atau penampilan tubuhnya yang menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Faktor Risiko: Perubahan fisik akibat penyakit, kurangnya dukungan sosial, dan gangguan emosional.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam asuhan keperawatan pasien dengan DM bertujuan untuk memberikan perawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar perawatan yang digunakan untuk pasien dengan DM. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 10324 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak dinyatakan sebagai ST elevasi atau non-ST elevasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Elektrokardiogram [EKG]
Penjelasan detail:
Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami gejala yang khas untuk infark miokard akut, yaitu nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. Temuan EKG juga menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki faktor risiko yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yaitu hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
Kode ICD-10 I21.9 (Infark miokard akut, tidak dinyatakan sebagai ST elevasi atau non-ST elevasi) sesuai dengan gejala dan temuan EKG yang menunjukkan infark miokard akut tanpa klasifikasi spesifik. Kode ICD-9-CM 99.10 (Elektrokardiogram [EKG]) adalah kode untuk prosedur yang dilakukan pada pasien ini untuk menegakkan diagnosis infark miokard akut.