Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10290 | 04 Jan 2025
Klinis : ketidakefektifan pengeluaran ASI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "ketidakefektifan pengeluaran ASI" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang ahli perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Produksi ASI
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Penyebab:
1. Faktor ibu: Stres, kecemasan, malnutrisi, riwayat operasi payudara, penggunaan obat-obatan tertentu.
2. Faktor bayi: Gangguan menyusu, prematuritas, kelainan kongenital.
3. Faktor lingkungan: Kurangnya dukungan keluarga atau tenaga kesehatan.
Gejala dan Tanda:
- Produksi ASI yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi
- Bayi menangis saat atau setelah menyusu
- Berat badan bayi tidak naik sesuai harapan
- Ibu merasa payudara tidak penuh dan keras
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakefektifan pengeluaran ASI adalah ketidakmampuan mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Penyebab: Faktor ibu, bayi, dan lingkungan.
Gejala dan Tanda: Produksi ASI tidak adekuat, bayi menangis saat/setelah menyusu, berat badan bayi tidak naik, ibu merasa payudara tidak penuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Ibu dapat mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Kriteria Hasil: Produksi ASI adekuat, bayi menyusu dengan tenang, berat badan bayi naik sesuai harapan, ibu merasa payudara penuh dan keras.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Edukasi ibu tentang teknik menyusui yang benar
2. Bantu ibu dalam menyusui dan memompa ASI secara teratur
3. Fasilitasi ibu untuk mendapatkan dukungan keluarga dan tenaga kesehatan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab ketidakefektifan pengeluaran ASI
Evaluasi: Ibu dapat mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi. -
Article No. 10291 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan demam 37c dengan tekanan darah 120/80 , pasien diare 5 kali selama 1 hari tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan diare.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan antara asupan dan output cairan dan/atau zat-zat terlarut yang diperlukan oleh tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Penjelasan:
- SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan/status gizi yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mencegah komplikasi terkait status nutrisi.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- SLKI: Pemulihan suhu tubuh normal.
- SIKI: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebab hipertermia.
Harapan saya penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada hal yang belum jelas. -
Article No. 10292 | 04 Jan 2025
Klinis : mata tidak bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi "mata tidak bisa melihat dengan jelas", dapat diberikan kode diagnosis dan prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.16
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi penglihatan, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 H53.9 merupakan kode diagnosis untuk "Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi". Hal ini mencakup kondisi di mana pasien mengalami masalah dengan ketajaman penglihatan atau kemampuan melihat yang jelas, namun tidak dapat ditentukan penyebab spesifik dari gejala tersebut.
Kode ICD-9-CM 95.16 adalah kode untuk "Pemeriksaan fungsi penglihatan, tidak terspesifikasi". Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi penyebab dari gangguan penglihatan yang dialami oleh pasien, sehingga dapat ditentukan langkah penanganan yang tepat.
Pemeriksaan fungsi penglihatan dapat mencakup berbagai tes, seperti pemeriksaan visus, pemeriksaan lapang pandang, tes sensitivitas kontras, dan lain-lain, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di bidang oftalmologi. -
Article No. 10293 | 04 Jan 2025
Klinis : mata tidak bisa melihat dengan jelas dan sakit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi mata tidak bisa melihat dengan jelas dan sakit, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Pemeriksaan dan evaluasi mata, dengan penekanan pada pemeriksaan refraksi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 H53.9 (Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi) mencakup kondisi di mana pasien mengalami penurunan kemampuan melihat dengan jelas, tanpa adanya diagnosis spesifik yang dapat ditentukan. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi, seperti:
- Gangguan refraksi (miopia, astigmatisme, hipermetropia)
- Gangguan akkomodasi (presbiopia)
- Penurunan visus akibat penyakit atau cedera pada mata
2. Kode ICD-9-CM 95.12 (Pemeriksaan dan evaluasi mata, dengan penekanan pada pemeriksaan refraksi) mencakup prosedur pemeriksaan komprehensif yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi penglihatan pasien, termasuk:
- Tes visus, baik jarak dekat maupun jarak jauh
- Pemeriksaan refraksi (pengukuran kelengkungan kornea dan kekuatan lensa)
- Pengukuran tekanan intraokular
- Pemeriksaan fungsi otot ekstraokular
- Evaluasi kondisi kerusakan, inflamasi, atau kelainan lain pada mata
Prosedur ini bertujuan untuk mendiagnosis dan menentukan penyebab dari gangguan penglihatan yang dialami pasien, serta merumuskan rencana perawatan yang sesuai. -
Article No. 10294 | 04 Jan 2025
Klinis : mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H54.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Pemeriksaan oftalmologi, mendeteksi gangguan visual
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H54.9 (Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi) merupakan kode yang sesuai untuk mendeskripsikan kondisi mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas. Kode ini digunakan ketika tidak ada informasi spesifik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis gangguan penglihatan yang lebih terperinci.
2. Kode ICD-9-CM 95.02 (Pemeriksaan oftalmologi, mendeteksi gangguan visual) adalah kode prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis penyebab dari gejala mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas. Pemeriksaan oftalmologi ini dapat mencakup pengujian ketajaman penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, tes refraksi, dan evaluasi struktural serta fungsional mata.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter atau perekam medis dapat menentukan diagnosis yang lebih spesifik dan rencana penanganan yang sesuai untuk pasien. -
Article No. 10295 | 04 Jan 2025
Klinis : abses pada kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi abses pada kaki, disertai penjelasan yang rinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.4
- Deskripsi: Abses pada ekstremitas bawah
Berdasarkan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10), kode L02.4 digunakan untuk menggambarkan kondisi abses pada ekstremitas bawah, termasuk abses pada kaki.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses, selain pada kulit dan jaringan subkutan
Dalam Klasifikasi Internasional Penyakit, Revisi Kesembilan, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM), kode 86.04 mencakup tindakan insisi dan drainase abses, selain pada kulit dan jaringan subkutan. Ini dapat mencakup prosedur drainase abses pada kaki.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 L02.4 menggambarkan kondisi abses pada ekstremitas bawah, yang mencakup abses pada kaki.
- Kode ICD-9-CM 86.04 merujuk pada tindakan insisi dan drainase abses, tidak termasuk abses pada kulit dan jaringan subkutan. Ini dapat mencakup prosedur untuk menangani abses pada kaki, seperti insisi dan drainase.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur yang terkait dengan kondisi abses pada kaki pasien. -
Article No. 10296 | 04 Jan 2025
Klinis : struma nodosa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi struma nodosa:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E04.1
- Deskripsi: Struma nodosa nontoksik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 06.2
- Deskripsi: Lobektomi tiroid atau subtotal tiroidektomi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 E04.1 (Struma nodosa nontoksik):
- Ini merupakan kode untuk kondisi di mana terdapat pembesaran atau pembengkakan kelenjar tiroid yang tidak disertai dengan efek toksik atau hormon tiroid yang berlebih.
- Struma nodosa nontoksik adalah kondisi di mana terdapat satu atau lebih nodul atau benjolan pada kelenjar tiroid, tanpa disertai dengan hipertiroidisme.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk defisiensi iodium, genetik, atau faktor-faktor lainnya.
- Pemeriksaan fisik, pencitraan, dan pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis struma nodosa nontoksik.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 06.2 (Lobektomi tiroid atau subtotal tiroidektomi):
- Kode ini mengacu pada prosedur bedah untuk pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.
- Lobektomi tiroid melibatkan pengangkatan satu loba (setengah) kelenjar tiroid, sedangkan subtotal tiroidektomi melibatkan pengangkatan sebagian besar kelenjar tiroid.
- Prosedur ini dapat diindikasikan untuk menangani kondisi struma nodosa nontoksik, terutama jika terdapat nodul yang berukuran besar atau menyebabkan gejala.
- Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengurangi ukuran kelenjar tiroid dan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh struma nodosa. -
Article No. 10297 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 37c , nyeri di pinggung ,pusing dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya nyeri di pinggung, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri
2. Manajemen Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Distraksi
2. Mual
Penjelasan:
Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual
2. Toleransi terhadap Mual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual
2. Manajemen Obat Anti-mual
3. Terapi Relaksasi
3. Gangguan Sensori Persepsi: Pusing
Penjelasan:
Gangguan sensori persepsi: pusing adalah pengalaman subyektif individu yang merasakan adanya pergerakan atau putaran di kepala atau tubuhnya, atau lingkungan sekitarnya (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya pusing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Sensori Persepsi: Pusing.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Pusing
2. Stabilitas Tanda Vital
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pusing
2. Manajemen Lingkungan
3. Terapi Relaksasi
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan. -
Article No. 10298 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 39 c , nyeri di pinggung ,pusing dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
a. Suhu tubuh dalam rentang normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
a. Observasi tanda-tanda vital secara regular
b. Manajemen pemberian cairan dan elektrolit
c. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai hipertermia dan penanganannya
Dalam kondisi ini, pasien mengalami suhu tubuh tinggi (39°C), disertai dengan gejala nyeri di pinggung, pusing, dan mual, yang mengarah pada adanya proses infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, pemberian antipiretik, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 10299 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 39 c , nyeri di di area kaki , pusing kalau berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (Kode SDKI: 00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
Nyeri Akut (Kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Perifer (Kode SDKI: 00203)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke area tubuh perifer.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Hipertermia (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Hipertermia, Manajemen Lingkungan, Pemantauan Tanda Vital
- Hasil Keperawatan: Tercapainya Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
2. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Edukasi Pasien, Kolaborasi Pemberian Analgetik
- Hasil Keperawatan: Terkontrolnya Nyeri, Peningkatan Kemampuan Pasien Mengatasi Nyeri
3. Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Cairan, Posisioning
- Hasil Keperawatan: Stabilnya Perfusi Jaringan Perifer
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut.