Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10392 | 05 Jan 2025
Klinis : Resiko infeksi D.0142
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Risiko Infeksi (D.0142) sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (D.0142)
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel atau jaringan.
Faktor Risiko:
1. Kondisi tubuh yang lemah
2. Prosedur invasif
3. Kondisi hiperglikemia
4. Malnutrisi
5. Penurunan sistem imun
6. Paparan agen infeksius
Tujuan Keperawatan:
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi selama perawatan.
2. Klien mampu melakukan pencegahan infeksi secara mandiri.
Intervensi Keperawatan (SDKI):
1. Identifikasi faktor risiko infeksi
2. Kaji tanda dan gejala infeksi
3. Observasi tanda vital
4. Lakukan prosedur aseptik
5. Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bebas tanda dan gejala infeksi
2. Perilaku pencegahan infeksi
Intervensi dan Aktivitas Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen risiko infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi
- Monitor tanda vital
2. Perawatan luka
- Lakukan prosedur aseptik
- Pertahankan lingkungan steril
3. Edukasi pencegahan infeksi
- Ajarkan teknik cuci tangan
- Ajarkan perawatan luka
- Anjurkan kepatuhan terhadap program imunisasi
Kesimpulan:
Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi (D.0142) membutuhkan intervensi yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi pada klien. Pendekatan yang holistik, mulai dari identifikasi faktor risiko, pemantauan tanda dan gejala, serta edukasi pencegahan infeksi, sangat penting untuk mencapai tujuan keperawatan yang optimal. -
Article No. 10393 | 05 Jan 2025
Klinis : sesak nafas lambung batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas, lambung, dan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme.
- Penyebab: Penyakit paru-paru, gangguan neuromuskular, gangguan kardiovaskular, dan obstruksi jalan napas.
2. Risiko Aspirasi
- Definisi: Rentan terhadap masuknya cairan/padat ke dalam saluran pernapasan.
- Penyebab: Gangguan fungsi menelan, perubahan kesadaran, dan gangguan reflek batuk.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Penyebab: Adanya sekret yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Pertukaran Gas Efektif
- SIKI: Terapi Oksigen, Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
2. Risiko Aspirasi
- SLKI: Tidak Terjadi Aspirasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nutrisi, Posisioning
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Efektif
- SIKI: Fisioterapi Dada, Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar yang digunakan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas, lambung, dan batuk. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut. -
Article No. 10394 | 05 Jan 2025
Klinis : sesak nafas lambung batuk perut kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien mengalami sesak napas, yang merupakan salah satu tanda dan gejala dari ketidakefektifan pola napas. Ketidakefektifan pola napas merupakan ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat menyebabkan pertukaran gas yang tidak optimal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan frekuensi, kedalaman, dan irama napas yang dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakefektifan Pola Napas antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pengaturan posisi tidur
- Pemberian oksigen, jika diperlukan
- Latihan pernapasan
- Manajemen kenyamanan
2. Dispepsia
Penjelasan:
Pasien juga mengalami gejala lambung, yaitu batuk dan perut kembung, yang dapat menunjukkan adanya dispepsia atau gangguan pencernaan. Dispepsia merupakan rasa tidak nyaman atau nyeri di daerah epigastrium (ulu hati).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dispepsia didefinisikan sebagai persepsi tidak nyaman atau nyeri di daerah epigastrium.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Manajemen Dispepsia yang Efektif, yang ditandai dengan penurunan atau hilangnya gejala-gejala dispepsia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Dispepsia antara lain:
- Pengkajian tanda dan gejala dispepsia
- Pemberian obat antasida atau proton pump inhibitor, jika diperlukan
- Pengaturan diet dan pola makan
- Edukasi tentang manajemen dispepsia
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi kondisi sesak napas, lambung, batuk, dan perut kembung yang dialami oleh pasien. -
Article No. 10395 | 05 Jan 2025
Klinis : latihan rentang gerak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang relevan dengan kondisi "latihan rentang gerak" sesuai dengan format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z50.1
- Deskripsi: Terapi latihan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.39
- Deskripsi: Prosedur terapi fisik lainnya, termasuk latihan rentang gerak dan aktivitas fungsional.
Penjelasan:
Dalam klasifikasi ICD-10, kode Z50.1 "Terapi latihan" digunakan untuk mengkodekan kondisi yang berkaitan dengan latihan rentang gerak sebagai bagian dari perawatan atau rehabilitasi. Kode ini mencakup berbagai jenis terapi latihan, seperti latihan otot, latihan sendi, dan latihan fungsional.
Pada klasifikasi ICD-9-CM, kode 93.39 "Prosedur terapi fisik lainnya, termasuk latihan rentang gerak dan aktivitas fungsional" digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan latihan rentang gerak. Kode ini mencakup berbagai intervensi fisioterapi yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan fungsi fisik pasien.
Pengodean yang tepat dan terstruktur seperti ini membantu dalam dokumentasi medis yang akurat, analisis data epidemiologi, serta pembuatan laporan dan kebijakan di bidang kesehatan. -
Article No. 10396 | 05 Jan 2025
Klinis : sesak nafas dan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sesak napas dan batuk.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik akibat dari ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di seluruh tubuh.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarikan respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus ini, SDKI mencakup definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik definitif, dan tanda-tanda dari diagnosis keperawatan yang teridentifikasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, SLKI dapat mencakup indikator hasil seperti pola napas yang efektif, jalan napas yang bersih, dan toleransi terhadap aktivitas yang meningkat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kasus ini, SIKI dapat mencakup intervensi seperti manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen kelelahan.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang diuraikan di atas memberikan kerangka kerja komprehensif untuk mengelola kondisi sesak napas dan batuk secara sistematis dan berdasarkan standar keperawatan nasional di Indonesia. -
Article No. 10397 | 05 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan, umur 35 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, kontrol kehamilan di di Puskesmas. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sering BAK dan takut melahirkan, TB : 155 cm, BB sebelum hamil 45 kg dan saat ini 53 kg, RR 20x/mnt, nadi 88 x/mnt, TD. 110/70 mmHg. Pasien tidak mengalami penyulit kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia urin berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan.
2. Kecemasan berhubungan dengan takut melahirkan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Inkontinensia urin
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kebocoran urin yang tidak dapat dikendalikan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengontrol BAK dan tidak terjadi kebocoran urin.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen inkontinensia urin, seperti latihan Kegel, edukasi pencegahan inkontinensia, dan pemantauan output urin.
2. Kecemasan
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya yang tidak jelas.
- SLKI: Pasien dapat mengatasi kecemasan dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan berkurang.
- SIKI: Terapi relaksasi, terapi kognitif, dan manajemen stres untuk mengurangi kecemasan.
Secara singkat, pasien ini mengalami inkontinensia urin dan kecemasan terkait dengan kehamilan dan persalinan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen inkontinensia urin, seperti latihan Kegel, edukasi pencegahan inkontinensia, dan pemantauan output urin, serta terapi relaksasi, terapi kognitif, dan manajemen stres untuk mengurangi kecemasan. -
Article No. 10398 | 05 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan, umur 35 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, kontrol kehamilan di di Puskesmas. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sering BAK dan takut melahirkan, TB : 155 cm, BB sebelum hamil 45 kg dan saat ini 53 kg, RR 20x/mnt, nadi 88 x/mnt, TD. 110/70 mmHg. Pasien tidak mengalami penyulit kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia urin berhubungan dengan penekanan uterus pada kandung kemih.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan untuk menahan urin secara sukarela.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan kontrol berkemih yang membaik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen inkontinensia urin, edukasi tentang inkontinensia urin, dan latihan otot dasar panggul.
2. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan terhadap proses persalinan.
Penjelasan:
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- SLKI: Pasien menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen kecemasan, terapi relaksasi, dan edukasi tentang proses persalinan.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan adalah Inkontinensia urin berhubungan dengan penekanan uterus pada kandung kemih dan Kecemasan berhubungan dengan ketakutan terhadap proses persalinan. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosa telah diberikan. -
Article No. 10399 | 05 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan, umur 37 tahun, G4P2A1 hamil 40 minggu, kontrol kehamilan di PKM. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sering menarik nafas dalam dan nyeri punggung. RR 20x/mnt, nadi 88 x/mnt, TD. 110/70 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar dari SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan atau melakukan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Pasien mengeluh sering menarik napas dalam, yang dapat menunjukkan adanya distres pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau melakukan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Karakteristik Utama: Frekuensi napas yang tidak normal, Irama napas yang tidak teratur, Penggunaan otot bantu pernapasan, Napas dangkal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pola napas kembali efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, Irama napas teratur, Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring tanda-tanda vital, Manajemen oksigenasi, Manajemen nyeri, Edukasi pasien dan keluarga.
2. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pasien mengeluh nyeri punggung, yang dapat disebabkan oleh perubahan fisik selama kehamilan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
- Karakteristik Utama: Keluhan nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan perilaku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Nyeri berkurang.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, Pasien dapat beraktivitas tanpa nyeri, Tidak ada tanda-tanda distres.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Terapi komplementer, Edukasi pasien dan keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa tujuan keperawatan tercapai. -
Article No. 10288 | 04 Jan 2025
Klinis : menyusui tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Menyusui tidak efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Menyusui tidak efektif adalah ketidakmampuan bayi untuk menyusu secara efektif, yang dapat menyebabkan ketidakcukupan asupan nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah bayi dapat menyusu secara efektif, yang ditandai dengan berat badan bayi meningkat sesuai usia, frekuensi buang air kecil dan buang air besar normal, serta tanda-tanda vital bayi stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Evaluasi posisi dan perlekatan menyusui
2. Ajarkan teknik menyusui yang benar
3. Fasilitasi ketenangan lingkungan selama menyusui
4. Kolaborasi dengan ahli laktasi untuk konsultasi jika diperlukan
5. Edukasi kepada ibu tentang pentingnya menyusui yang efektif
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan ibu dan bayi dapat mencapai menyusui yang efektif dan optimal. -
Article No. 10289 | 04 Jan 2025
Klinis : pengeluaran asi tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pengeluaran ASI
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI yang memenuhi kebutuhan bayi.
Faktor Terkait:
1. Stres
2. Kecemasan
3. Kondisi medis ibu (misalnya, hipoplasia payudara, penyakit tiroid, diabetes)
4. Kerusakan struktur payudara (misalnya, pembedahan, trauma)
5. Masalah laktasi (misalnya, bendungan ASI, mastitis)
6. Penggunaan obat-obatan
Gejala dan Tanda:
1. Produksi ASI yang tidak mencukupi
2. Pengeluaran ASI yang tidak lancar
3. Bayi sulit menyusu atau tidak puas setelah menyusu
4. Berat badan bayi tidak meningkat sesuai dengan harapan
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Identifikasi faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pengeluaran ASI
2. Ajarkan teknik memerah dan menyimpan ASI
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter, ahli laktasi) untuk mengatasi masalah yang mendasari
4. Berikan dukungan psikologis dan emosional kepada ibu
5. Pantau produksi dan pengeluaran ASI secara teratur
6. Evaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan kerangka kerja yang konsisten dan terstandardisasi dalam praktik keperawatan di Indonesia.