Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10449 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan tuberkulosis paru adalah "Intoleransi Aktivitas" (SDKI). Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Pada pasien dengan tuberkulosis paru, intoleransi aktivitas dapat terjadi karena adanya gejala seperti sesak napas, batuk, dan kelelahan yang dapat membatasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas, batuk, atau kelelahan yang berlebihan. Pasien dapat menyelesaikan aktivitas yang diinginkan atau dibutuhkan.
2. Pengetahuan Peningkatan Toleransi Aktivitas Memadai: Pasien memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, penggunaan teknik pernapasan, dan pengelolaan gejala.
3. Partisipasi dalam Aktivitas Meningkat: Pasien terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari dan terapeutik sesuai kemampuannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas:
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dan aktivitas yang perlu dibatasi
- Bantu pasien menyusun rencana aktivitas harian yang realistis
- Ajarkan teknik pengaturan energi, seperti pengaturan ulang waktu istirahat dan aktivitas
- Kolaborasi dengan tim terapeutik dalam menentukan program aktivitas yang sesuai
2. Manajemen Jalan Napas:
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma
- Bantu pasien dalam melakukan posisi yang dapat memfasilitasi pernapasan
- Kolaborasi dengan tim terapeutik dalam pemberian terapi oksigen, jika diperlukan
3. Manajemen Kelelahan:
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pasien
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti mengatur pola istirahat dan aktivitas
- Kolaborasi dengan tim terapeutik dalam pemberian intervensi yang dapat mengatasi kelelahan
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tuberkulosis paru, tanda dan gejala, serta manajemen diri
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pemulihan
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien dengan tuberkulosis paru untuk meningkatkan toleransi aktivitas, pengetahuan, dan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari, sehingga dapat mencapai proses pemulihan yang optimal. -
Article No. 10450 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan tuberkulosis paru dan bersihan jalan nafas tidak efektif:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI). Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka". Pasien dengan tuberkulosis paru dapat mengalami masalah ini karena adanya inflamasi dan penumpukan sekret di saluran pernapasan yang dapat menghambat proses pernapasan yang efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi dengan menunjukkan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Irama pernapasan yang teratur
c. Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki, dan lain-lain)
d. Mampu mengeluarkan sekret dengan efektif
2. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif dengan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Kedalaman pernapasan yang adekuat
c. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan suction/penghisapan sekret jika perlu
b. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
d. Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan
2. Manajemen Ventilasi
a. Monitor tanda-tanda vital, terutama frekuensi dan pola pernapasan
b. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan terapi pernapasan
3. Peningkatan Bersihan Jalan Napas
a. Lakukan fisioterapi dada dan drainage posisi untuk memfasilitasi pengeluaran sekret
b. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
c. Ajarkan dan bantu pasien melakukan latihan batuk efektif
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada masalah bersihan jalan nafas, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan nafas yang terbuka dan bebas dari obstruksi, serta menunjukkan pola pernapasan yang efektif. -
Article No. 10451 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan tuberkulosis paru risiko infeksi, sesuai dengan format yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien dengan tuberkulosis paru risiko infeksi adalah "Risiko Infeksi". Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap serangan patogen biologis yang dapat membahayakan kesehatan". Pasien dengan tuberkulosis paru memiliki risiko yang tinggi untuk terinfeksi kembali atau mengalami komplikasi infeksi lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi: Pasien menunjukkan perilaku yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
2. Status Imun: Pasien menunjukkan respon imun yang adekuat.
3. Manajemen Kesehatan: Pasien menunjukkan kemampuan yang memadai untuk mengelola kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengelola risiko infeksi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Pantau tanda dan gejala infeksi
2. Peningkatan Sistem Imun
- Identifikasi status imun pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk meningkatkan respons imun
- Berikan nutrisi yang memadai untuk mendukung sistem imun
- Pantau perkembangan status imun pasien
3. Manajemen Kesehatan
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kondisi penyakitnya
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen tuberkulosis paru
- Bantu pasien dalam menyusun rencana perawatan diri
- Pantau kepatuhan pasien dalam menjalankan regimen pengobatan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien dengan tuberkulosis paru memiliki risiko infeksi yang tinggi, baik infeksi ulang tuberkulosis atau infeksi lain yang dapat terjadi akibat penurunan sistem imun. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" menjadi yang paling relevan untuk kondisi ini.
Luaran yang diharapkan mencakup kontrol infeksi, status imun yang adekuat, dan kemampuan pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya. Intervensi keperawatan yang dibutuhkan meliputi manajemen risiko infeksi, peningkatan sistem imun, dan edukasi serta dukungan untuk manajemen kesehatan yang efektif.
Dengan pendekatan komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencegah infeksi, meningkatkan respons imun, dan mampu mengelola kondisi tuberkulosis paru dengan baik, sehingga dapat mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 10452 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru Bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi pasien dengan tuberkulosis paru dan bersihan jalan nafas tidak efektif:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sumbatan, seperti yang ditunjukkan dengan suara napas normal, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada perubahan warna membran mukosa.
2. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif, seperti yang ditunjukkan dengan frekuensi pernapasan dalam kisaran normal, kedalaman pernapasan yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
3. Pengeluaran Sekret: Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif, seperti yang ditunjukkan dengan adanya produksi dahak yang jelas dan volume yang sesuai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau pola pernapasan dan bunyi napas
- Bantu pasien posisi yang nyaman untuk memfasilitasi bersihan jalan napas
- Lakukan suction jika perlu untuk mengeluarkan sekret
- Berikan bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi
2. Manajemen Oksigenasi
- Pantau status oksigenasi pasien
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
3. Manajemen Sekret
- Bantu pasien untuk melakukan ekspektorasi dengan efektif
- Berikan cairan yang cukup untuk mencairkan sekret
- Lakukan fisioterapi dada atau teknik lain untuk memobilisasi sekret
- Berikan mukolitik atau ekspektoran sesuai indikasi
Penjelasan rinci:
Pasien dengan tuberkulosis paru sering mengalami bersihan jalan napas yang tidak efektif karena adanya produksi sekret berlebih dan obstruksi saluran napas. Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" mencakup kondisi ini dan membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif.
Luaran yang diharapkan mencakup pemulihan bersihan jalan napas, status pernapasan yang stabil, dan kemampuan pasien untuk mengeluarkan sekret dengan efektif. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen sekret. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi bersihan jalan napas, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 10453 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan tuberkulosis paru intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien dengan tuberkulosis paru dan intoleransi aktivitas.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakcukupan energi fisiologis untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kapasitas dan/atau mekanisme penyesuaian tubuh.
Pada pasien dengan tuberkulosis paru, intoleransi aktivitas dapat terjadi akibat gejala seperti batuk, sesak napas, dan kelelahan yang dialami. Penyakit tuberkulosis dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru sehingga mempengaruhi kapasitas fisik pasien untuk melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi saat melakukan aktivitas, seperti sesak napas, kelelahan, atau perubahan tanda-tanda vital yang signifikan.
2. Pengetahuan tentang Manajemen Energi Meningkat
Indikator yang dapat digunakan antara lain:
- Pasien dapat menjelaskan strategi manajemen energi yang tepat
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen energi saat melakukan aktivitas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
1. Manajemen Energi
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti melakukan aktivitas dengan irama yang teratur, beristirahat secukupnya, dan mengatur pola aktivitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan pendidikan kesehatan terkait tuberkulosis paru dan pentingnya manajemen energi
- Dorong pasien untuk aktif bertanya dan terlibat dalam perencanaan perawatan
3. Manajemen Gejala
- Pantau dan dokumentasi tanda-tanda vital dan gejala yang dialami pasien selama aktivitas
- Berikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi gejala, seperti pemberian oksigen, bronkodilator, atau pengaturan istirahat
4. Dukungan Emosional
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien agar dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya serta memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen energi untuk mengatasi intoleransi aktivitas yang dialami. -
Article No. 10454 | 06 Jan 2025
Klinis : bersihan jalan nafas tidak efektif sdki no berapa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "bersihan jalan nafas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (SDKI No. 03.01)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan nafas yang bersih dan terbuka.
Faktor Terkait:
1. Sekresi berlebihan
2. Edema
3. Obstruksi jalan nafas
4. Kelemahan otot pernapasan
Karakteristik Definisi:
1. Suara napas tidak bersih
2. Bunyi napas tambahan
3. Batuk tidak efektif
4. Produksi sputum berlebih
5. Perubahan pola napas
6. Hipoksia
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen ventilasi
3. Manajemen oksigenasi
4. Manajemen batuk
5. Manajemen sputum
Hasil Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas membaik
2. Ventilasi adekuat
3. Oksigenasi membaik
4. Batuk efektif
5. Pengeluaran sputum lancar
Singkatnya, diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" mengacu pada SDKI no. 03.01. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor terkait. Intervensi keperawatan dan hasil yang diharapkan mengacu pada standar SLKI dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 10455 | 06 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan G3P2A0 umur 28 tahun kehamilan 30 minggu dengan Anemia, batuk sebulan terakhir, batuk lebih sering pada malam, anoreksia, berkeringat malam, bb tetap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Utama: Anoreksia, penurunan berat badan, letih.
- Faktor Risiko: Anemia, batuk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan nutrisi terpenuhi.
- Kriteria Hasil: Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, energi meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, konseling gizi.
2. Pola napas tidak efektif
SDKI:
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Karakteristik Utama: Batuk lebih sering pada malam hari, berkeringat malam.
- Faktor Risiko: Anemia, kondisi kehamilan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, batuk berkurang, tidak ada retraksi dinding dada.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan respirasi, terapi oksigen, terapi batuk.
Peran perawat dalam kondisi ini adalah melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan untuk membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi dan pola napas yang efektif. -
Article No. 10456 | 06 Jan 2025
Klinis : syok hipovolemik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi syok hipovolemik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Terlokalisasi
Penjelasan:
Syok hipovolemik adalah kondisi dimana terjadi penurunan volume cairan dalam tubuh yang dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan dan oksigenasi. Diagnosa keperawatan ini menggambarkan bahwa pasien mengalami kekurangan volume cairan yang disebabkan oleh kehilangan cairan terlokalisasi, seperti perdarahan atau kehilangan cairan melalui saluran cerna.
SLKI:
1. Status Cairan Membaik
2. Perfusi Jaringan Membaik
3. Tekanan Darah Membaik
SIKI:
1. Manajemen Syok
2. Terapi Cairan
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, serta pengkajian dan penanganan penyebab kehilangan cairan. Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan volume cairan, mempertahankan perfusi jaringan, dan menstabilkan kondisi hemodinamik pasien. -
Article No. 10457 | 06 Jan 2025
Klinis : latihan batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada kasus ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dengan batuk yang efektif, mampu mengeluarkan sekret dengan lancar, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi saluran napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Latihan Batuk Efektif: Mengajarkan dan memfasilitasi pasien untuk melakukan latihan batuk yang efektif, seperti latihan batuk yang diperdalam, batuk dengan suara keras, dan penggunaan alat bantu pernapasan jika diperlukan.
2. Monitor Jalan Napas: Memantau status jalan napas, keberadaan sekret, dan upaya batuk pasien secara berkala.
3. Suction Jalan Napas: Melakukan suction untuk membersihkan sekret yang mengganggu jalan napas jika diperlukan.
4. Manajemen Oksigenasi: Mempertahankan oksigenasi yang adekuat sesuai kebutuhan pasien.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk memastikan bahwa latihan batuk yang efektif dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan mencegah terjadinya komplikasi pernapasan lebih lanjut. -
Article No. 10458 | 06 Jan 2025
Klinis : darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi darah tinggi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas nilai normal.
SDKI:
- Penyebab: Asupan cairan dan elektrolit tidak adekuat, aktivitas fisik tidak adekuat, kelebihan berat badan, stres psikologis, dan riwayat keluarga.
- Gejala dan Tanda: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik, sakit kepala, pusing, rasa berat di tengkuk, penglihatan kabur, dan jantung berdebar.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tekanan darah dalam rentang normal, tidak ada komplikasi, dan klien mampu memodifikasi gaya hidup.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen hipertensi, pembatasan asupan cairan dan natrium, aktivitas fisik, manajemen stres, dan edukasi tentang hipertensi.
Penjelasan Singkat:
Hipertensi merupakan kondisi di mana tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkat di atas nilai normal. Penyebabnya dapat berasal dari asupan cairan dan elektrolit yang tidak adekuat, aktivitas fisik yang kurang, kelebihan berat badan, stres psikologis, serta riwayat keluarga. Gejala yang muncul dapat berupa peningkatan tekanan darah, sakit kepala, pusing, rasa berat di tengkuk, penglihatan kabur, dan jantung berdebar. Tujuan penanganan keperawatan adalah untuk mengembalikan tekanan darah ke dalam rentang normal, mencegah komplikasi, dan membantu klien memodifikasi gaya hidup. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen hipertensi, pembatasan asupan cairan dan natrium, aktivitas fisik, manajemen stres, serta edukasi tentang hipertensi.