Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12351 | 16 Feb 2025
Klinis : Perdarahan saluran cerna, dengan BAB encer warna hitam pekat, di sertai darah, dan muntah darah, serta nyeri pada abdomen dan ulu hati tembus ke punggung, resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Penjelasan:
- Risiko Perdarahan Gastrointestinal merupakan kondisi di mana pasien berisiko mengalami perdarahan pada saluran cerna, yang ditandai dengan adanya perdarahan dari saluran pencernaan, seperti BAB encer berwarna hitam pekat disertai darah, muntah darah, dan nyeri pada abdomen serta ulu hati yang menjalar ke punggung.
2. Risiko Infeksi
Penjelisan:
- Risiko Infeksi merupakan kondisi di mana pasien berisiko mengalami infeksi, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, prosedur medis, atau komplikasi dari penyakit yang sedang dialami.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dari saluran cerna.
- Faktor risiko: Usia lanjut, riwayat penyakit gastrointestinal, penggunaan obat-obatan tertentu, dll.
- Karakteristik Mayor: Muntah darah, BAB encer berwarna hitam pekat disertai darah, nyeri pada abdomen dan ulu hati yang menjalar ke punggung.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami infeksi.
- Faktor risiko: Penurunan sistem kekebalan tubuh, prosedur medis, komplikasi penyakit, dll.
- Karakteristik Mayor: Tidak ada karakteristik spesifik, tergantung pada penyebab dan jenis infeksi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dapat digunakan untuk menentukan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi kedua diagnosa keperawatan tersebut. -
Article No. 12352 | 16 Feb 2025
Klinis : Perdarahan saluran cerna, dengan BAB encer warna hitam pekat, di sertai darah, dan muntah darah, serta nyeri pada abdomen dan ulu hati tembus ke punggung, defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Perdarahan Gastrointestinal (00902)
Definisi: Pengeluaran darah dari saluran pencernaan, yang meliputi perdarahan dari mulut, esofagus, lambung, usus kecil, atau usus besar.
Penyebab: Penyakit ulkus peptikum, varises esofagus, tumor, infeksi, trauma, kelainan pembuluh darah.
b. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Proses penyakit, cedera.
c. Defisit Nutrisi (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Penyakit, faktor psikologis, faktor fisiologis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perdarahan Gastrointestinal (1013)
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
- Tidak ada komplikasi
- Tidak ada bukti malnutrisi atau dehidrasi
b. Nyeri Akut (1605)
- Melaporkan pengurangan nyeri
- Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Menunjukkan perilaku adaptif terhadap nyeri
c. Nutrisi (1009)
- Asupan makanan dan cairan sesuai kebutuhan
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi atau dehidrasi
- Berat badan stabil
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Perdarahan Gastrointestinal (6550)
- Pantau dan catat tanda-tanda vital, perdarahan aktif, dan tanda-tanda komplikasi.
- Berikan obat-obatan untuk mengendalikan perdarahan, sesuai instruksi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan diagnostik dan intervensi lanjutan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
b. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor presipitasi.
- Berikan obat analgesik sesuai instruksi.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi panas/dingin.
- Kolaborasi dengan tim interdisipliner untuk pengelolaan nyeri yang komprehensif.
c. Peningkatan Nutrisi (1120)
- Kaji status nutrisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
- Bantu pasien dalam mengkonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan.
- Pantau berat badan dan tanda-tanda malnutrisi atau dehidrasi.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan pendekatan yang holistik, berpusat pada pasien, dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. Perawat juga perlu memperhatikan aspek keamanan, komunikasi yang efektif, dan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 12353 | 16 Feb 2025
Klinis : Ny. P, 65 tahun datang ke poli bedah tanggal 20 Mei 2023 dengan keluhan nyeri pada leher sebelah kanan terdapat benjolan leher sebelah kanan. Kesadaran komposmentis, keadaan umum sedang, tidak ada mual muntah, klien tampak meringis kesakitan, klien mengatakan nyeri di daerah leher sebelah kanan, skala nyeri 5, setelah dilakukan pemeriksaaan fisik tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmhg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36 C. Tampak ada benjolan besar dibagian leher sebelah kanan, klien tampak pucat. Klien kemudian dirujuk untuk di rawat dalam persiapan operasi. Klien menyatakan cemas dengan kondisinya dan menanyakan kepada perawat apakah setelah operasi, dia akan baik baik saja dan bisa pulang. Saat ini klien terpasang infus RL 20 Tpm di tangan kiri, hasil Lab: HB : 11,3 g/dl, Hematokrit : 30%, Eritrosit : 3,8 juta /ul, Leukosit : 9.200/ul , Trombosit 200.000/ul.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut
b. Risiko perubahan integritas kulit
c. Cemas
2. Penjelasan Singkat:
a. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain)
- SLKI: Tingkat nyeri yang dapat ditoleransi oleh klien
- SIKI: Manajemen nyeri, seperti pemberian analgetik, relaksasi, distraksi, dan kompres dingin/hangat
b. Risiko perubahan integritas kulit
- SDKI: Rentan terhadap kerusakan, perubahan, atau gangguan pada kulit dan/atau jaringan di bawahnya
- SLKI: Tidak ada tanda kerusakan pada kulit
- SIKI: Perawatan kulit, seperti observasi tanda-tanda perubahan kulit, menjaga kelembapan kulit, dan mencegah gesekan/tekanan
c. Cemas
- SDKI: Respon individu terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui yang dapat disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya
- SLKI: Tingkat kecemasan yang dapat dikelola oleh klien
- SIKI: Manajemen kecemasan, seperti komunikasi terapeutik, dukungan emosional, dan edukasi.
Secara singkat, Ny. P mengalami nyeri akut pada leher kanan, risiko perubahan integritas kulit akibat benjolan, dan cemas dengan kondisinya. Intervensi keperawatan akan fokus pada manajemen nyeri, perawatan kulit, dan manajemen kecemasan untuk membantu klien menghadapi kondisinya dan mempersiapkan operasi yang akan dilakukan. -
Article No. 12354 | 16 Feb 2025
Klinis : Ny. P, 65 tahun datang ke poli bedah tanggal 20 Mei 2023 dengan keluhan nyeri pada leher sebelah kanan terdapat benjolan leher sebelah kanan. Kesadaran komposmentis, keadaan umum sedang, tidak ada mual muntah, klien tampak meringis kesakitan, klien mengatakan nyeri di daerah leher sebelah kanan, skala nyeri 5, setelah dilakukan pemeriksaaan fisik tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmhg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36 C. Tampak ada benjolan besar dibagian leher sebelah kanan, klien tampak pucat. Klien kemudian dirujuk untuk di rawat dalam persiapan operasi. Klien menyatakan cemas dengan kondisinya dan menanyakan kepada perawat apakah setelah operasi, dia akan baik baik saja dan bisa pulang. Saat ini klien terpasang infus RL 20 Tpm di tangan kiri, hasil Lab: HB : 11,3 g/dl, Hematokrit : 30%, Eritrosit : 3,8 juta /ul, Leukosit : 9.200/ul , Trombosit 200.000/ul.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang komprehensif terkait kondisi Ny. P berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
- Penyebab: Adanya benjolan di leher sebelah kanan yang diduga menyebabkan nyeri.
- Karakteristik: Ny. P mengeluhkan nyeri di daerah leher sebelah kanan dengan skala nyeri 5.
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ketakutan atau ancaman yang dirasakannya tidak mampu diatasi.
- Penyebab: Ny. P merasa cemas dengan kondisinya saat ini dan menanyakan apakah setelah operasi dia akan baik-baik saja dan bisa pulang.
- Karakteristik: Ny. P tampak pucat dan menanyakan hal-hal terkait kondisinya dan prognosis setelah operasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Tingkat nyeri menurun
- Ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan
- Keluhan nyeri berkurang
2. Kecemasan
- Kecemasan menurun
- Verbalisasi kecemasan berkurang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Pengkajian nyeri secara komprehensif
- Pemberian analgesik yang sesuai
- Terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
2. Kecemasan
- Pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan
- Pemberian informasi yang jelas dan realistis terkait kondisi dan rencana perawatan
- Teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Dukungan emosional dan psikologis
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ny. P dapat mengalami penurunan nyeri dan kecemasan, serta merasa lebih tenang dan siap untuk menjalani persiapan operasi. -
Article No. 12355 | 16 Feb 2025
Klinis : Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi Tn. Y yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Glukosa Darah Tidak Stabil berhubungan dengan ketidakmampuan mengontrol asupan makanan, aktivitas, dan obat-obatan.
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan penyakit diabetes.
3. Aktivitas Intoleransi berhubungan dengan kelemahan dan ketidakseimbangan.
4. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak sesuai.
Luaran yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Glukosa Darah Terkendali: Kadar glukosa darah pasien berada dalam rentang normal atau sesuai target yang ditetapkan.
2. Manajemen Penyakit Kronis: Pasien dan keluarga mendemonstrasikan pemahaman dan kemampuan untuk mengelola penyakit diabetes secara efektif.
3. Mobilitas Fisik: Pasien mendemonstrasikan peningkatan kemampuan bergerak dan berpindah secara mandiri.
4. Status Nutrisi: Pasien mendemonstrasikan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Glukosa Darah:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pemantauan glukosa darah dan target yang diharapkan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi obat antidiabetes
2. Edukasi Kesehatan:
- Edukasi tentang penyakit diabetes, termasuk komplikasi dan pengelolaannya
- Edukasi tentang diet diabetes, aktivitas fisik, dan pengobatan
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi
3. Mobilisasi:
- Bantu pasien untuk melakukan latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana rehabilitasi
- Motivasi pasien untuk meningkatkan aktivitas dan mobilitas
4. Konseling Gizi:
- Kaji pola makan dan kebiasaan makan pasien
- Berikan edukasi tentang diet diabetes yang sesuai dengan kondisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan yang ditetapkan berdasarkan kondisi Tn. Y mencakup masalah terkait pengendalian glukosa darah, kurangnya pengetahuan tentang manajemen penyakit diabetes, intoleransi aktivitas, dan defisit nutrisi. Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya kontrol glukosa darah yang optimal, peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien serta keluarga dalam mengelola penyakit diabetes, peningkatan mobilitas fisik, dan perbaikan status nutrisi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen glukosa darah, edukasi kesehatan, mobilisasi, dan konseling gizi, yang dilakukan secara kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 12356 | 16 Feb 2025
Klinis : Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. Y yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Tn. Y mengalami peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (540 mg/dl) dan pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya sebagai penderita DM tipe 2, seperti konsumsi makanan yang kurang terkontrol, jarang mengkonsumsi buah, dan sering mengkonsumsi makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita DM.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- SLKI: Peningkatan Manajemen Kesehatan
- SIKI: Edukasi Kesehatan
Penjelasan: Tn. Y kurang memiliki pemahaman dan kemampuan dalam mengelola penyakit DM yang dideritanya, seperti jarang memeriksakan kadar gula darah, tidak mengonsumsi obat DM secara teratur, dan kurang memahami pentingnya pengaturan diet dan aktivitas fisik.
3. Risiko Jatuh
- SDKI: Risiko Jatuh
- SLKI: Peningkatan Stabilitas Fisik
- SIKI: Manajemen Risiko Jatuh
Penjelasan: Tn. Y mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan tidak bisa berjalan seimbang, yang dapat meningkatkan risiko jatuh.
4. Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Gangguan Citra Tubuh
- SLKI: Peningkatan Citra Tubuh
- SIKI: Konseling Citra Tubuh
Penjelasan: Tn. Y memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan tinggi badannya (IMT = 22,8 kg/m2), serta adanya hipertrofi otot jantung, yang dapat memengaruhi persepsi dan penerimaan Tn. Y terhadap kondisi tubuhnya.
Diagnosa keperawatan ini dirumuskan berdasarkan informasi yang diberikan, dan dapat menjadi dasar bagi perawat untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat bagi Tn. Y. -
Article No. 12357 | 16 Feb 2025
Klinis : Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.0
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 dengan ketoasidosis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan dan evaluasi perawatan diabetes
Penjelasan:
Tn. Y, usia 68 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan pusing, mual, muntah, dan gangguan keseimbangan. Berdasarkan riwayat medis, Tn. Y telah didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan (540 mg/dl), yang dapat mengindikasikan adanya ketoasidosis diabetik.
Kode ICD-10 E11.0 (Diabetes melitus tipe 2 dengan ketoasidosis) sesuai dengan kondisi Tn. Y. Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut dari diabetes yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang sangat tinggi, disertai dengan gangguan elektrolit dan asam-basa.
Sementara itu, untuk prosedur/tindakan medis yang dilakukan, kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan dan evaluasi perawatan diabetes) dapat digunakan. Hal ini mencakup tindakan pemantauan dan evaluasi kondisi Tn. Y, termasuk pengawasan glukosa darah, pengobatan, dan upaya pengendalian diabetes.
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode ini digunakan untuk tujuan klasifikasi dan pelaporan medis, serta dapat membantu dalam proses dokumentasi, pengkodean, dan penagihan layanan kesehatan. -
Article No. 12358 | 16 Feb 2025
Klinis : Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. Y sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)
- SDKI: Individu mengalami fluktuasi kadar glukosa darah di luar batas normal
- SLKI: Kadar glukosa darah stabil dalam rentang normal
- SIKI: Manajemen Diabetes Mellitus
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Asupan (00001)
- SDKI: Individu mengonsumsi asupan makanan atau minuman melebihi kebutuhan metabolik
- SLKI: Asupan makanan dan minuman sesuai kebutuhan
- SIKI: Manajemen Diet
3. Kurang Pengetahuan (00126)
- SDKI: Individu menunjukkan kurangnya informasi kognitif terkait kondisi/penyakit, perawatan, pengobatan, prosedur, atau kesehatan
- SLKI: Individu menunjukkan pemahaman yang memadai terkait kondisi/penyakit, perawatan, pengobatan, prosedur, atau kesehatan
- SIKI: Edukasi Kesehatan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
- Tn. Y mengalami peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan (540 mg/dl), menunjukkan kontrol glikemik yang buruk.
- Perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk memantau dan menstabilkan kadar glukosa darah Tn. Y.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Asupan:
- Tn. Y memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan manajemen diabetes, dengan asupan makanan dan minuman yang berlebihan.
- Perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengatur pola makan dan diet Tn. Y sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
3. Kurang Pengetahuan:
- Tn. Y menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan diabetes, seperti pengaturan diet, aktivitas fisik, dan pengobatan.
- Perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan Tn. Y tentang manajemen diabetes dan perawatan diri yang tepat.
Dengan demikian, intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk Tn. Y adalah manajemen diabetes, edukasi tentang diabetes, dan pengaturan diet yang sesuai dengan kondisi Tn. Y. -
Article No. 12359 | 16 Feb 2025
Klinis : Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Tn. Y yang disajikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan peningkatan asupan makanan dan minuman manis, aktivitas fisik yang kurang, dan ketidakpatuhan pengobatan.
2. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengelolaan diabetes melitus.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan ketidakseimbangan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah: Kadar glukosa darah terkendali dalam rentang normal.
2. Pengetahuan: Pasien mendemonstrasikan pemahaman tentang diabetes melitus dan pengelolaannya.
3. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
a. Pantau kadar glukosa darah secara teratur.
b. Anjurkan pasien untuk mengikuti diet diabetes yang sesuai.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian pengobatan diabetes.
e. Edukasi pasien tentang perawatan diabetes, termasuk pengobatan, diet, dan aktivitas fisik.
2. Untuk Kurang Pengetahuan:
a. Identifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang diabetes melitus.
b. Berikan edukasi tentang diabetes melitus, termasuk penyebab, gejala, komplikasi, dan pengelolaannya.
c. Ajarkan pasien tentang manajemen pengobatan, diet, dan aktivitas fisik yang tepat.
d. Libatkan keluarga dalam proses edukasi untuk mendukung pasien.
e. Evaluasi pemahaman pasien dan berikan umpan balik yang konstruktif.
3. Untuk Risiko Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien saat ini.
b. Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien secara bertahap.
c. Ajarkan teknik manajemen energi dan konservasi energi.
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana rehabilitasi yang tepat.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas fisik yang teratur.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang teridentifikasi berdasarkan kondisi Tn. Y mencakup risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, kurang pengetahuan, dan risiko intoleransi aktivitas. Masing-masing diagnosa memiliki luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI).
Untuk risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan kadar glukosa darah, penyusunan diet diabetes yang tepat, kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter, serta edukasi pasien tentang perawatan diabetes. Tujuannya adalah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Untuk kurang pengetahuan, intervensi keperawatan meliputi identifikasi tingkat pengetahuan pasien, pemberian edukasi yang komprehensif tentang diabetes melitus, pelatihan manajemen pengobatan, diet, dan aktivitas fisik, serta melibatkan keluarga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang pengelolaan diabetes melitusnya.
Sementara itu, untuk risiko intoleransi aktivitas, intervensi keperawatan mencakup pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi pasien, pemberian latihan fisik yang sesuai, pembelajaran teknik manajemen dan konservasi energi, kolaborasi dengan fisioterapis, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuannya adalah agar pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan Tn. Y dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas kadar glukosa darah, peningkatan pengetahuan tentang diabetes melitus, dan peningkatan toleransi aktivitas. -
Article No. 12360 | 16 Feb 2025
Klinis : Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang diderita oleh Tn. Y, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.65
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 dengan hiperglikemia krisis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemantauan dan pengaturan glukosa darah
Penjelasan:
Tn. Y, 68 tahun, didiagnosis dengan diabetes mellitus tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Saat ini, beliau dirawat di rumah sakit dengan keluhan pusing, mual, muntah, dan ketidakseimbangan saat berjalan, serta memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (540 mg/dl). Berdasarkan informasi yang diberikan, Tn. Y memiliki pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan tidak teratur dalam pengobatan. Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah E11.65 (Diabetes mellitus tipe 2 dengan hiperglikemia krisis).
Selain itu, prosedur medis yang mungkin dilakukan adalah pemantauan dan pengaturan glukosa darah (kode ICD-9-CM 99.19), yang meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemberian insulin atau obat antidiabetes untuk mengendalikan kadar glukosa darah.