Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10409 | 06 Jan 2025
Klinis : tindakan keperawatan pada pasien pola napas tidak efektif berhubungan dengan GERD disertai batuk.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan pengetahuan dan pengalaman yang luas, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) disertai batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan GERD disertai batuk
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang menyebabkan ketidakefektifan ventilasi.
- Faktor yang Berhubungan: GERD yang menyebabkan refleks batuk dan mengganggu pola napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Monitor pola napas, kedalaman, dan irama.
b. Identifikasi penyebab pola napas tidak efektif (GERD).
c. Ajarkan teknik pengendalian batuk dan relaksasi pernafasan.
d. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengatasi GERD.
e. Kolaborasi pemberian oksigen jika diperlukan.
f. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi.
g. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen GERD dan pola napas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia agar dapat memberikan intervensi yang komprehensif dan efektif dalam mengatasi masalah pola napas tidak efektif pada pasien dengan GERD disertai batuk. -
Article No. 10410 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien dengan diagnosa medis stroke tidak bisa berkomunikasi dengan baik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis stroke yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal
Penjelasan singkat:
Gangguan Komunikasi Verbal adalah ketidakmampuan atau keterbatasan individu dalam mengekspresikan ide, perasaan, atau kebutuhan secara lisan. Pada pasien dengan stroke, gangguan komunikasi verbal dapat terjadi akibat kerusakan pada area otak yang bertanggung jawab untuk fungsi bahasa dan bicara.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Komunikasi Verbal ditandai dengan kriteria seperti kesulitan mengekspresikan keinginan, kesulitan berbicara, kesulitan memahami pembicaraan orang lain, dan kesulitan membaca atau menulis.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Komunikasi Verbal adalah peningkatan kemampuan komunikasi verbal pasien, termasuk kemampuan untuk mengekspresikan diri, memahami pembicaraan orang lain, serta kemampuan membaca dan menulis.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Komunikasi Verbal meliputi terapi wicara, penggunaan alat bantu komunikasi, serta pelatihan untuk mengoptimalkan sisa kemampuan komunikasi pasien.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu pasien stroke dalam mengatasi gangguan komunikasi verbal yang dialaminya. -
Article No. 10411 | 06 Jan 2025
Klinis : Nyeri tenggorokan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi nyeri tenggorokan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.01
- Deskripsi: Pemeriksaan tenggorokan.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J02.9 (Faringitis akut, tidak spesifik) merupakan diagnosis yang sesuai untuk kondisi nyeri tenggorokan. Kode ini mencakup inflamasi akut dari faring atau tenggorokan, tanpa penyebab yang spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 98.01 (Pemeriksaan tenggorokan) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani kondisi nyeri tenggorokan. Pemeriksaan tenggorokan ini dapat mencakup visualisasi langsung atau penggunaan alat bantu untuk memeriksa dan menilai kondisi tenggorokan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan riwayat, gejala, dan temuan klinis lainnya untuk menentukan diagnosis yang paling tepat dan tindakan medis yang sesuai untuk menangani kondisi nyeri tenggorokan pada pasien. -
Article No. 10412 | 06 Jan 2025
Klinis : PERUT TERASA PEDIH DAN TIDAK ENAK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "PERUT TERASA PEDIH DAN TIDAK ENAK" dengan format yang rapi dan terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.13
- Deskripsi: Nyeri perut bagian bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Endoskopi lambung dengan biopsi
Penjelasan:
Kode ICD-10 R10.13 (Nyeri perut bagian bawah) sesuai dengan kondisi "PERUT TERASA PEDIH DAN TIDAK ENAK" karena gejala tersebut dapat menunjukkan adanya keluhan di area perut bagian bawah atau perut bagian bawah.
Jika diperlukan tindakan medis, kode ICD-9-CM 44.43 (Endoskopi lambung dengan biopsi) dapat digunakan. Prosedur ini melibatkan pemeriksaan endoskopik lambung dan pengambilan sampel jaringan (biopsi) untuk analisis lebih lanjut, yang dapat membantu dalam menentukan penyebab keluhan perut yang dirasakan.
Pemeriksaan endoskopik lambung dan pengambilan biopsi dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi seperti gastritis, ulkus peptikum, atau kondisi lain yang dapat menyebabkan rasa pedih dan tidak nyaman di perut. -
Article No. 10413 | 06 Jan 2025
Klinis : PERUT TERASA PEDIH DAN TIDAK ENAK KEMBUNG TERASA INGIN MUNTAH
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mengacu pada gejala yang Anda sampaikan, yaitu "PERUT TERASA PEDIH DAN TIDAK ENAK KEMBUNG TERASA INGIN MUNTAH", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R12
- Deskripsi: Dispepsia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 43.11 atau 43.19
- Deskripsi: Gastroenterostomi atau prosedur lain pada lambung, jika diperlukan untuk mengatasi kondisi dispepsia yang tidak membaik dengan pengobatan konservatif.
Penjelasan:
Gejala "PERUT TERASA PEDIH DAN TIDAK ENAK KEMBUNG TERASA INGIN MUNTAH" mengarah pada diagnosis dispepsia, yang merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri di area perut bagian atas. Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan fungsi lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, atau kondisi lainnya.
Dalam penatalaksanaan dispepsia, langkah pertama biasanya adalah pengobatan konservatif, seperti penggunaan obat-obatan untuk mengurangi gejala, perubahan gaya hidup, dan pengaturan pola makan. Namun, jika gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif, dapat dipertimbangkan untuk melakukan prosedur diagnostik atau tindakan medis lebih lanjut, seperti gastroenterostomi atau tindakan lain pada lambung, untuk mengatasi penyebab yang mendasari kondisi dispepsia.
Kode ICD-9-CM yang disarankan untuk prosedur atau tindakan medis tersebut adalah 43.11 (Gastroenterostomi) atau 43.19 (Prosedur lain pada lambung), yang dapat dilakukan jika diperlukan sesuai dengan kondisi pasien dan rekomendasi dokter yang merawat. -
Article No. 10414 | 06 Jan 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas permintaan Anda. Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial, atau yang dirasakan seperti kerusakan. Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba-tiba, dengan intensitas ringan hingga berat, dan bersifat sementara.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, menunjukkan perilaku mengatasi nyeri yang efektif, dan dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuannya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri akut mencakup:
a. Manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi komplementer, dan teknik relaksasi.
b. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri, penyebab, dan strategi penanganannya.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk memberikan penanganan yang komprehensif.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas dalam mengatasi masalah nyeri akut pada pasien. -
Article No. 10415 | 06 Jan 2025
Klinis : batuk tak berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka. Dalam kasus batuk tak berdahak, pasien mengalami kesulitan dalam mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan, sehingga dapat menyebabkan penurunan aliran udara dan risiko infeksi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang terkait dengan diagnosa ini mencakup:
1. Bersihan Jalan Napas
2. Permeabilitas Jalan Napas
3. Status Respirasi
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan meliputi:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Inhalasi
3. Manajemen Batuk
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas pada kasus batuk tak berdahak ini dapat mencakup upaya membuka jalan napas, memfasilitasi ekspektorasi, serta mengurangi gejala batuk melalui terapi inhalasi dan pengelolaan batuk. -
Article No. 10416 | 06 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan darah tinngi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait kondisi pasien dengan keluhan tekanan darah tinggi.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan tekanan darah tinggi adalah "Penurunan Curah Jantung" (Decreased Cardiac Output). Ini merupakan diagnosa keperawatan yang mencerminkan kondisi pasien dengan peningkatan tekanan darah yang dapat berdampak pada penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dengan tekanan darah yang terkontrol dalam rentang normal.
2. Perfusi Jaringan yang Memadai: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang adekuat, seperti ekstremitas hangat, pengisian kapiler yang baik, dan urin yang cukup.
3. Pengetahuan Manajemen Kesehatan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen hipertensi, termasuk penggunaan obat-obatan, diet, aktivitas, dan gaya hidup sehat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Memantau tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, dan suhu tubuh secara rutin.
- Mengidentifikasi tren atau perubahan dalam tanda-tanda vital yang dapat menunjukkan perkembangan kondisi pasien.
2. Manajemen Farmakoterapi:
- Memantau efektivitas dan efek samping obat-obatan antihipertensi yang diberikan.
- Memastikan pasien mematuhi regimen pengobatan yang ditetapkan.
- Mengkaji interaksi obat dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.
3. Edukasi Gaya Hidup Sehat:
- Memberikan edukasi tentang diet rendah garam, aktivitas fisik, dan manajemen stres.
- Mendorong pasien untuk menerapkan gaya hidup sehat yang dapat membantu mengontrol tekanan darah.
- Melibatkan keluarga dalam proses edukasi untuk mendukung perubahan gaya hidup pasien.
4. Pemantauan Perfusi Jaringan:
- Mengkaji tanda-tanda perfusi jaringan, seperti warna kulit, pengisian kapiler, dan suhu ekstremitas.
- Memantau output urin dan karakteristiknya untuk menilai perfusi ginjal.
- Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang dapat memengaruhi perfusi jaringan.
5. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan:
- Berkoordinasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya untuk menyesuaikan rencana perawatan sesuai dengan kondisi pasien.
- Memastikan komunikasi yang efektif dan kolaborasi yang optimal dalam pengelolaan hipertensi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai stabilitas hemodinamik, perfusi jaringan yang memadai, dan peningkatan pengetahuan dalam manajemen hipertensi, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10417 | 06 Jan 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak 3 hari yang lalu & memberat 1 hr , dan disertai mual muntah mulai tadi malam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, yaitu pasien mengatakan sesak napas sejak 3 hari yang lalu dan memberat sejak 1 hari yang lalu, serta disertai mual dan muntah sejak tadi malam, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
2. Penjelasan Singkat:
- Penyebab: Adanya peningkatan sekresi atau obstruksi pada saluran napas, seperti pada kondisi infeksi saluran napas, edema, atau penyakit paru lainnya.
- Gejala: Pasien mengalami sesak napas, batuk, napas berbunyi, dan peningkatan upaya napas.
- Tujuan Keperawatan: Mempertahankan jalan napas yang efektif, meningkatkan ventilasi, dan mencegah komplikasi.
- Intervensi Keperawatan: Oksigenasi, manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan edukasi pasien.
3. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Jalan Napas Efektif
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, Oksigenasi
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 10418 | 06 Jan 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak 3 hari yang lalu & memberat 1 hr , dan disertai mual muntah mulai tadi malam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas dari obstruksi jalan napas
2. Irama dan kedalaman napas dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor status respirasi dan oksigenasi
2. Berikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memaksimalkan ekspansi dada
3. Lakukan suction jika perlu untuk membersihkan jalan napas
4. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai, misalnya bronkodilator, mukolitik, atau antiemetik.
Kondisi pasien yang mengeluhkan sesak napas, mual, dan muntah mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan intervensi yang fokus pada pemantauan status pernapasan, penatalaksanaan posisi, pembersihan jalan napas, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.