Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10485 | 07 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, disertai tanda-tanda vasodilatasi perifer.
- Etiologi yang mungkin: Proses infeksi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C), Wajah tidak kemerahan, Akral tidak hangat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Hipertermia
- Aktivitas Keperawatan:
- Monitor suhu tubuh secara berkala.
- Berikan cairan dingin dan kompres dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
- Pertahankan lingkungan yang sejuk dan nyaman.
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
- Identifikasi dan atasi penyebab infeksi.
Dalam kasus ini, pasien dengan hipertermia (suhu 40°C) yang berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan wajah kemerahan dan akral hangat. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hipertermia, seperti memantau suhu tubuh, memberikan cairan dingin dan kompres dingin, menjaga lingkungan yang sejuk, pemberian obat penurun demam, serta identifikasi dan penanggulangan penyebab infeksi. -
Article No. 10486 | 07 Jan 2025
Klinis : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral hangat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- Faktor yang berhubungan: Proses infeksi, yang dapat ditandai dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, dan akral (ujung-ujung tubuh) yang hangat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tubuh mempertahankan suhu dalam rentang normal.
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada tanda-tanda hipertermia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan:
- Manajemen Hipertermia: Mengobservasi suhu tubuh secara berkala, memberikan kompres dingin, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
- Manajemen Infeksi: Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab infeksi, memberikan terapi antibiotik sesuai indikasi, dan memantau tanda-tanda vital.
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri yang mungkin muncul dan memberikan intervensi analgesik yang sesuai.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi kondisi hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksi ini. Tujuan utamanya adalah memulihkan suhu tubuh pasien ke dalam rentang normal dan mengatasi penyebab infeksi. -
Article No. 10487 | 07 Jan 2025
Klinis : asam urat tinggi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi asam urat tinggi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M10.9
- Deskripsi: Gout, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 M10.9 digunakan untuk diagnosis gout (asam urat tinggi) yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah, yang dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan peradangan sendi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang dicatat dengan kode ICD-9-CM untuk kondisi asam urat tinggi. Penanganan gout biasanya mencakup terapi farmakologis untuk meredakan gejala dan mencegah serangan berulang, serta modifikasi gaya hidup seperti pengaturan diet dan penurunan berat badan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode ICD-10 M10.9 untuk mencatat diagnosis gout atau asam urat tinggi dalam catatan medis pasien. Penanganan lebih lanjut akan bergantung pada kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan. -
Article No. 10488 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien anak A yang dirawat di Ruang Dahlia dengan keluhan suhu badan tinggi, wajah kemerahan, akral hangat, dan hasil leukosit meningkat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala dan tanda yang dialami oleh pasien anak A, yakni suhu badan tinggi, wajah kemerahan, akral hangat, dan leukosit meningkat, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Hipertermia". Hipertermia merupakan kondisi peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat gangguan regulasi suhu tubuh.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5°C).
b. Tanda-tanda vital stabil (nadi 80-100x/menit, pernapasan 20-30x/menit).
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan (wajah kurang kemerahan, akral normal).
d. Hasil pemeriksaan laboratorium (leukosit) dalam batas normal.
e. Pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda, dan cara penanganan hipertermia.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Identifikasi penyebab hipertermia, seperti infeksi, dehidrasi, atau respons terhadap obat-obatan.
b. Pantau suhu tubuh secara berkala (setiap 2-4 jam) dan catat hasil pengukuran.
c. Berikan tindakan penurun panas, seperti kompres air hangat, sponge bath, atau pemberian obat penurun panas (antipiretik) sesuai anjuran dokter.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan dan obat-obatan sesuai indikasi.
e. Anjurkan pasien dan keluarga untuk meningkatkan asupan cairan dan istirahat yang cukup.
f. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda, dan cara penanganan hipertermia di rumah.
g. Monitor tanda-tanda vital dan hasil laboratorium secara berkala.
h. Dokumentasikan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi pasien anak A dapat membaik, suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital stabil, dan pasien serta keluarga memahami penyebab, tanda, dan cara penanganan hipertermia. Hal ini akan membantu mempercepat proses pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 10489 | 07 Jan 2025
Klinis : bayi kuning
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi bayi kuning, sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi bayi kuning, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Hiperbilirubinemia". Hiperbilirubinemia merupakan kondisi peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang dapat menyebabkan kulit dan sklera bayi tampak kuning.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Kadar bilirubin menurun sesuai dengan usia dan berat badan bayi.
2. Tidak terjadi komplikasi akibat hiperbilirubinemia, seperti kernicterus.
3. Pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi kuning meningkat.
4. Orang tua dapat merawat bayi kuning secara mandiri di rumah.
5. Bayi dapat menyusu dengan baik dan mengalami peningkatan berat badan sesuai usia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan kadar bilirubin: Melakukan pemeriksaan kadar bilirubin secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi bayi.
2. Pemberian terapi fototerapi: Melakukan terapi fototerapi untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah.
3. Manajemen nutrisi: Memastikan bayi dapat menyusu dengan baik dan mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk mendukung proses penurunan bilirubin.
4. Edukasi dan konseling orang tua: Memberikan edukasi dan konseling kepada orang tua mengenai perawatan bayi kuning, tanda-tanda komplikasi, dan tindakan yang perlu dilakukan di rumah.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter, laboratorium, dan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemantauan dan penanganan yang komprehensif.
6. Pemantauan tanda vital dan respons fisiologis: Memantau tanda vital dan respons fisiologis bayi untuk mendeteksi adanya komplikasi atau perburukan kondisi.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu menurunkan kadar bilirubin, mencegah komplikasi, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam merawat bayi kuning. -
Article No. 10490 | 07 Jan 2025
Klinis : Menejemen hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Manajemen Hipertermia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau paparan panas lingkungan.
Definisi SLKI:
Tindakan keperawatan untuk mengendalikan peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Definisi SIKI:
1. Pemantauan Suhu Tubuh
- Mengukur suhu tubuh secara berkala
- Mengkaji tanda dan gejala hipertermia
2. Manajemen Suhu Tubuh
- Memberikan kompres hangat/dingin
- Mengatur lingkungan agar tetap sejuk
- Memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Edukasi Manajemen Hipertermia
- Menjelaskan penyebab, tanda, dan gejala hipertermia
- Mengajarkan teknik pendinginan tubuh
- Memberikan informasi tentang pencegahan hipertermia
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan suhu tubuh secara berkala, manajemen suhu tubuh yang tepat, dan edukasi pasien/keluarga untuk mencegah komplikasi akibat hipertermia. Pendekatan ini akan membantu menjaga stabilitas suhu tubuh dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 10491 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien anak A:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien anak A, yaitu suhu badan 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x per menit, dan hasil leukosit meningkat (20.000/mcL), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Faktor yang berhubungan: Proses infeksi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien anak A dapat:
a. Menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5 derajat Celsius).
b. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
c. Melaporkan rasa nyaman.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Observasi
- Pantau suhu tubuh pasien secara berkala.
- Pantau tanda-tanda vital pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
b. Terapi
- Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi.
- Berikan obat penurun panas sesuai instruksi dokter.
- Terapkan metode pendinginan, seperti kompres hangat, kipas angin, atau selimut dingin.
c. Edukasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia.
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk melaporkan segera jika terjadi peningkatan suhu tubuh.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena pasien anak A mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang merupakan salah satu gejala infeksi. Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal, tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan melaporkan rasa nyaman. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi observasi, terapi, dan edukasi untuk memantau, mengatasi, dan mencegah terjadinya komplikasi akibat hipertermia. -
Article No. 10492 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang mungkin sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan: Pasien anak A memiliki keluhan suhu badan 40 derajat Celsius, yang menunjukkan adanya demam. Hal ini sesuai dengan kode ICD-10 R50.9 untuk "Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain".
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Pengambilan sampel darah vena
Penjelasan: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan jumlah leukosit (20.000/mcL). Hal ini mengindikasikan adanya prosedur pengambilan sampel darah vena, yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 99.25.
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
- Hipertermia (suhu tinggi) yang berhubungan dengan infeksi
- Risiko dehidrasi yang berhubungan dengan demam tinggi
Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti memantau tanda-tanda vital, mengontrol suhu tubuh, memberikan cairan intravenous, dan memantau status hidrasi pasien. -
Article No. 10493 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien yang diberikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Berdasarkan gejala yang dialami pasien anak A, yaitu suhu badan 40 derajat Celsius, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x per menit, dan hasil leukosit meningkat (20.000/mcL), maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rata-rata normal.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran yang diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien anak A dengan diagnosa keperawatan Hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
4. Pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda, dan cara penanganan hipertermia
3. Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien anak A dengan diagnosa keperawatan Hipertermia adalah:
1. Observasi
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Monitor tanda-tanda vital (nadi, respirasi, tekanan darah)
- Monitor adanya tanda-tanda infeksi
2. Terapi
- Berikan kompres hangat pada tubuh pasien
- Berikan antipiretik sesuai dengan resep dokter
- Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi
3. Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda, dan cara penanganan hipertermia
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan dan pemeriksaan penunjang
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien anak A dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi, serta pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda, dan cara penanganan hipertermia. -
Article No. 10494 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien Anak A OPNAME DI RUANG DAHLIA DENGAN KELUHAN SUHU BADAN 40 derajat celcisu, wajah kemerahan, akral hangat, nadi 90x permenit, hasil leukosit meningkat ( 20.000/mcL). apakah diagnosa keperawatan anak ini?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat anak, saya akan memberikan analisis komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu suhu badan tinggi (40°C), wajah kemerahan, akral hangat, nadi cepat (90x/menit), dan peningkatan leukosit (20.000/mcL), diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, seperti infeksi bakteri atau virus.
Rasional:
- Suhu badan tinggi (>38,3°C) menunjukkan adanya respon tubuh terhadap infeksi.
- Wajah kemerahan, akral hangat, dan nadi cepat merupakan gejala klinis hipertermia.
- Peningkatan leukosit mengindikasikan respon inflamasi akibat infeksi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Suhu tubuh stabil dalam batas normal (36,5-37,5°C).
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 80-100x/menit).
c. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia, seperti dehidrasi, kejang, atau kerusakan organ.
d. Pasien dan keluarga memahami penyebab, gejala, dan penatalaksanaan hipertermia.
Rasional:
- Suhu tubuh dan tanda-tanda vital yang stabil menunjukkan perbaikan kondisi klinis.
- Pencegahan komplikasi hipertermia penting untuk menjaga keselamatan pasien.
- Edukasi kepada pasien dan keluarga meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawatan mandiri.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
b. Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Pemberian obat penurun demam sesuai resep dokter.
d. Pemberian cairan dan elektrolit secara adekuat untuk mencegah dehidrasi.
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai hipertermia, penyebab, gejala, dan penatalaksanaannya.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab infeksi dan penanganannya.
Rasional:
- Pemantauan tanda-tanda vital memungkinkan evaluasi efektivitas intervensi.
- Kompres hangat/dingin dan pemberian obat penurun demam dapat menurunkan suhu tubuh.
- Pemberian cairan dan elektrolit mencegah dehidrasi akibat demam.
- Edukasi meningkatkan pemahaman dan kemampuan pasien/keluarga dalam perawatan.
- Kolaborasi dengan dokter penting untuk menentukan penyebab infeksi dan penanganannya.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh penanganan yang komprehensif dan mencapai kondisi yang stabil.