Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10524 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien mengeluh demam dan muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang mengeluh demam dan muntah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
a. Hipertermia (Hyperthermia): Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, ditandai dengan demam.
b. Mual (Nausea): Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
c. Risiko Deklinasi Cairan Volume (Risk for Fluid Volume Deficit): Potensi penurunan cairan tubuh yang dapat terjadi akibat muntah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Hipertermia terkontrol: Suhu tubuh kembali ke batas normal.
b. Mual terkontrol: Pasien tidak lagi merasakan mual atau keinginan untuk muntah.
c. Keseimbangan Cairan terjaga: Volume cairan tubuh terjaga dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Hipertermia terkontrol:
- Monitoring suhu tubuh secara berkala.
- Memberikan intervensi penurun demam, seperti kompres hangat atau obat antipiretik.
- Menjaga asupan cairan yang adekuat.
- Memfasilitasi istirahat yang cukup.
b. Mual terkontrol:
- Monitoring tanda-tanda mual dan kemungkinan muntah.
- Mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus mual, seperti bau atau makanan tertentu.
- Memberikan obat antiemetik sesuai indikasi.
- Mengatur posisi pasien untuk mengurangi sensasi mual.
- Memberikan terapi non-farmakologis, seperti relaksasi dan distraksi.
c. Keseimbangan Cairan terjaga:
- Monitoring intake dan output cairan.
- Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah.
- Memberikan cairan dan elektrolit secara intravena atau per oral, sesuai kondisi pasien.
- Memantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis lain jika diperlukan.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif dan terpadu diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol terhadap hipertermia, mual, dan keseimbangan cairan pada pasien. -
Article No. 10525 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien mengeluh diare dan mudah terbangun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang mengeluh diare dan mudah terbangun, sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Diare
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lebih lembek dari normal yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
- Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, iritasi usus, dan faktor psikologis.
- Tanda dan Gejala: Feses cair atau lembek, sering buang air besar, dehidrasi, nyeri perut, mual, dan lemas.
2. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Stres, rasa sakit, lingkungan yang tidak nyaman, dan obat-obatan.
- Tanda dan Gejala: Sulit memulai atau mempertahankan tidur, terbangun sering, mengantuk di siang hari, dan tidak merasa segar setelah tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Diare
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan frekuensi dan konsistensi buang air besar.
- Kriteria Hasil:
a. Frekuensi buang air besar menurun.
b. Konsistensi feses membaik.
c. Tidak terjadi dehidrasi.
d. Rasa nyeri perut berkurang.
2. Pola Tidur yang Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola tidur yang cukup dan berkualitas.
- Kriteria Hasil:
a. Waktu yang dihabiskan untuk tidur meningkat.
b. Kualitas tidur meningkat.
c. Tidak terjadi gangguan tidur.
d. Merasa segar setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Mengatasi Diare:
a. Monitor tanda-tanda vital dan intake/output cairan.
b. Tatalaksana diet dan nutrisi yang sesuai.
c. Edukasi pasien mengenai manajemen diare.
d. Berikan terapi farmakologi sesuai indikasi (misalnya antidiare, cairan elektrolit).
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) jika diperlukan.
2. Intervensi untuk Meningkatkan Kualitas Tidur:
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk tidur.
b. Anjurkan teknik relaksasi (misalnya pernafasan dalam, meditasi).
c. Atur jadwal tidur dan bangun yang teratur.
d. Identifikasi dan minimalisir faktor-faktor yang mengganggu tidur.
e. Berikan terapi farmakologi (misalnya obat tidur) jika diperlukan, dalam kolaborasi dengan dokter.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi kondisi diare dan gangguan pola tidur pada pasien. -
Article No. 10526 | 07 Jan 2025
Klinis : Meyakini dirinya terkena penyakit karena guna guna dan akibat kesalahan masa lalu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan adalah "Gangguan Citra Tubuh" (SDKI). Pasien meyakini dirinya terkena penyakit karena guna-guna dan akibat kesalahan masa lalu, menunjukkan adanya gangguan dalam persepsi dan penerimaan terhadap kondisi fisik atau penampilan dirinya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Citra Tubuh Positif
- Pasien dapat mengidentifikasi persepsi dan perasaannya terhadap kondisi tubuhnya.
- Pasien dapat menerima kondisi tubuhnya dan menunjukkan rasa percaya diri.
- Pasien dapat mengekspresikan penerimaan diri secara verbal dan non-verbal.
2. Kontrol Diri
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dirinya.
- Pasien dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi persepsi negatif terhadap dirinya.
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan kontrol diri yang baik.
3. Interaksi Sosial
- Pasien dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
- Pasien dapat membangun hubungan interpersonal yang positif.
- Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sosial.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Terapi Kognitif
- Membantu pasien mengidentifikasi pikiran, keyakinan, dan sikap yang berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
- Mendorong pasien untuk mengevaluasi dan menantang persepsi negatif terhadap dirinya.
- Membantu pasien mengembangkan pemikiran yang lebih realistis dan positif tentang dirinya.
2. Terapi Perilaku
- Membantu pasien mengembangkan perilaku yang mendukung penerimaan diri dan peningkatan citra tubuh.
- Memfasilitasi pasien untuk melakukan aktivitas dan tindakan yang dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri.
- Mendorong pasien untuk melakukan eksplorasi dan pemajanan bertahap terhadap situasi yang membuat dirinya merasa tidak nyaman.
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan informasi yang akurat dan tepat kepada pasien tentang konsep citra tubuh, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan strategi pengelolaan.
- Membantu pasien memahami hubungan antara persepsi diri, keyakinan, dan perilaku.
- Mendorong pasien untuk mencari sumber informasi yang tepercaya dan melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam proses edukasi.
4. Dukungan Sosial
- Memfasilitasi pasien untuk membangun hubungan interpersonal yang positif dan mendukung.
- Melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam proses asuhan keperawatan untuk memberikan dukungan emosional dan praktis.
- Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial yang tersedia bagi pasien.
Dengan menerapkan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu citra tubuh yang positif, kontrol diri yang baik, dan interaksi sosial yang efektif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 10527 | 07 Jan 2025
Klinis : Pada tanggal 29 september 2024, Jam 09.00 WIB. Tn. X berusia 60 thn dibawa ke rumah sakit mengalami penurunan kesadaran setelah jatuh di kamar mandi. Klien bisa membuka mata dengan stimulus nyeri, tidak bisa berkomunikasi hanya rintihan saja. Klien mengalami hemiplegi pada ekstremitas kanannya,klien menekuk dan memutar bahu saat diberi ransangan nyeri. TTV: TD: 170/100mmhg, N: 88x/menit, RR: 24x/menit. Hb: 11mg/dl. Pemeriksaan penunjang: CT scan pembuluh darah pecah, terpasang oksigen melalui nasal canule 2 L/menit dengan suara nafas ngorok.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi Tn. X berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perdarahan serebral, ditandai dengan penurunan kesadaran, hemiplegi pada ekstremitas kanan, dan peningkatan tanda-tanda vital.
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan ketidakmampuan klien untuk berkomunikasi verbal.
3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan jatuh di kamar mandi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral:
a. Perfusi jaringan serebral membaik, ditandai dengan peningkatan kesadaran, mobilitas ekstremitas kanan, dan penurunan tanda-tanda vital.
b. Tidak terjadi komplikasi lanjutan, seperti kerusakan otak lebih lanjut atau kematian.
2. Gangguan komunikasi verbal:
a. Klien dapat berkomunikasi secara verbal dengan baik.
b. Klien dapat memahami dan merespons pertanyaan atau instruksi dengan baik.
3. Risiko cedera:
a. Klien tidak mengalami cedera tambahan selama perawatan.
b. Klien dapat beraktivitas dengan aman dan tidak jatuh kembali.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral:
a. Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan klien.
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antihipertensi dan penanganan perdarahan serebral.
d. Lakukan mobilisasi dini dan latihan fisik untuk meningkatkan fungsi ekstremitas.
e. Observasi dan catat tanda-tanda perubahan status neurologis.
2. Gangguan komunikasi verbal:
a. Kaji tingkat kesadaran klien dan kemampuan komunikasinya.
b. Gunakan alat bantu komunikasi yang sesuai, seperti papan komunikasi.
c. Libatkan keluarga dalam proses komunikasi dan edukasi.
d. Lakukan stimulasi peningkatan kemampuan komunikasi verbal.
3. Risiko cedera:
a. Kaji lingkungan sekitar klien dan identifikasi potensi risiko jatuh.
b. Berikan bantuan dalam beraktivitas dan hindari aktivitas tanpa pengawasan.
c. Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk mencegah cedera lebih lanjut.
d. Edukasi keluarga tentang pencegahan jatuh dan perawatan klien.
Penerapan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat membantu Tn. X untuk mencapai luaran yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Saya sebagai perawat akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika ada pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 10528 | 07 Jan 2025
Klinis : Pada tanggal 29 september 2024, Jam 09.00 WIB. Tn. X berusia 60 thn dibawa ke rumah sakit mengalami penurunan kesadaran setelah jatuh di kamar mandi. Klien bisa membuka mata dengan stimulus nyeri, tidak bisa berkomunikasi hanya rintihan saja. Klien mengalami hemiplegi pada ekstremitas kanannya,klien menekuk dan memutar bahu saat diberi ransangan nyeri. TTV: TD: 170/100mmhg, N: 88x/menit, RR: 24x/menit. Hb: 11mg/dl. Pemeriksaan penunjang: CT scan pembuluh darah pecah, terpasang oksigen melalui nasal canule 2 L/menit dengan suara nafas ngorok.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Tn. X dapat didiagnosis dengan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan perdarahan intrakranial akut setelah jatuh di kamar mandi.
2. Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Keadaan dimana individu mengalami perubahan tingkat kesadaran yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan merespon terhadap stimulus internal maupun eksternal.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mempertahankan Kesadaran: Kemampuan individu untuk mempertahankan tingkat kesadaran yang sesuai dengan kondisi fisiologis.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda Vital: Observasi dan pendokumentasian secara berkala mengenai tanda-tanda vital klien.
- Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk memastikan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Manajemen Perdarahan: Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi peningkatan tekanan intrakranial.
Dalam kasus ini, Tn. X mengalami penurunan kesadaran setelah jatuh di kamar mandi, yang kemungkinan disebabkan oleh perdarahan intrakranial akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda vital, manajemen jalan napas, manajemen perdarahan, dan manajemen peningkatan tekanan intrakranial untuk mempertahankan kesadaran klien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 10529 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci atas kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami gejala-gejala mengarah pada penyakit campak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit campak yang disebabkan oleh virus Measles. Karakteristik definisi: pasien mengalami demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hal ini menunjukkan bahwa pasien berisiko mengalami komplikasi infeksi lebih lanjut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi: Pasien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda infeksi sekunder selama masa perawatan.
2. Status Imun: Pasien akan menunjukkan peningkatan respon imun terhadap virus Measles.
3. Manajemen Demam: Pasien akan menunjukkan penurunan suhu tubuh ke dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Secara rutin memantau suhu tubuh, nadi, respirasi, dan tekanan darah pasien.
2. Manajemen Demam: Memberikan kompres hangat, obat penurun demam, dan memastikan asupan cairan yang adekuat.
3. Perawatan Kulit: Memantau kulit pasien untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi sekunder, serta memberikan perawatan kulit yang lembut untuk mengurangi risiko iritasi.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit campak, tanda-tanda komplikasi, dan pentingnya menjaga kebersihan.
5. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkoordinasi dengan dokter untuk memastikan pengobatan yang tepat dan mengelola komplikasi yang mungkin terjadi.
6. Pencegahan Penularan: Menerapkan tindakan pencegahan penularan, seperti isolasi, penggunaan APD, dan desinfeksi lingkungan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat pulih dari penyakit campak tanpa mengalami komplikasi yang serius. Peran perawat sangat penting dalam memantau kondisi pasien, mencegah infeksi, dan mendukung pemulihan secara holistik. -
Article No. 10530 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: B05
- Deskripsi: Campak (Measles)
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, hal ini menunjukkan kemungkinan pasien mengalami campak (measles). Kode ICD-10 untuk diagnosis campak adalah B05.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.22
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak (Measles vaccination)
Penjelasan:
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis yang spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM. Namun, jika pasien memerlukan pemberian vaksin campak sebagai tindak lanjut, maka kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 99.22, yaitu pemberian vaksin campak. -
Article No. 10531 | 07 Jan 2025
Klinis : Mobilitas fisik, siki dan SLKI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang komprehensif terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, rentang gerak, atau kontrol motorik.
2. Risiko Cidera Fisik
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat mengancam integritas fisik.
3. Gangguan Sensori-Perseptual
Definisi: Perubahan dalam sensasi atau persepsi yang dapat mengganggu fungsi normal.
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Mobilitas Fisik
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan pergerakan yang diinginkan
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan, ketahanan, dan rentang gerak
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2. Integritas Fisik
Definisi: Keutuhan dan kesesuaian struktur dan fungsi fisik.
Kriteria Hasil:
- Pasien bebas dari cedera fisik
- Pasien menunjukkan pemulihan yang baik dari cedera fisik
- Pasien dapat mempertahankan kebersihan dan keutuhan kulit
3. Fungsi Sensorik
Definisi: Kemampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespons stimuli sensorik.
Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan respon yang tepat terhadap stimuli
- Pasien dapat mengidentifikasi dan membedakan berbagai stimuli
- Pasien dapat menggunakan informasi sensorik untuk berinteraksi dengan lingkungan
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Intervensi untuk Mobilitas Fisik Terganggu:
- Mobilisasi progresif
- Terapi latihan gerak
- Bantuan alat bantu mobilisasi
- Perawatan kulit dan jaringan
2. Intervensi untuk Risiko Cidera Fisik:
- Pengkajian risiko jatuh
- Manajemen lingkungan aman
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan cidera
- Pemantauan tanda-tanda vital dan respon fisiologis
3. Intervensi untuk Gangguan Sensori-Perseptual:
- Stimulasi sensori
- Manajemen nyeri
- Terapi modalitas sensorik
- Edukasi pasien dan keluarga tentang fungsi sensorik
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi yang dijelaskan mencakup Mobilitas Fisik Terganggu, Risiko Cidera Fisik, dan Gangguan Sensori-Perseptual. Masing-masing diagnosa memiliki definisi dan karakteristik yang khas berdasarkan SDKI.
Luaran/Output SLKI yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup Mobilitas Fisik, Integritas Fisik, dan Fungsi Sensorik. Setiap luaran memiliki kriteria hasil yang jelas, seperti kemampuan pasien untuk bergerak secara bebas, bebas dari cedera fisik, dan kemampuan menggunakan informasi sensorik.
Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi mobilisasi progresif, terapi latihan gerak, manajemen lingkungan aman, stimulasi sensori, dan edukasi pasien serta keluarga. Masing-masing intervensi memiliki tujuan dan langkah-langkah yang spesifik untuk mengatasi permasalahan yang diidentifikasi.
Secara keseluruhan, rincian yang diberikan mencakup aspek diagnostik, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi mobilitas fisik, risiko cidera fisik, dan gangguan sensori-perseptual pada pasien. Pendekatan yang digunakan bersifat holistik dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 10462 | 07 Jan 2025
Klinis : mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan pengalaman yang luas, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
SDKI:
Mual berhubungan dengan efek samping pengobatan, perubahan pola makan, kecemasan, atau gangguan gastrointestinal.
SLKI:
Setelah intervensi keperawatan, pasien akan melaporkan penurunan frekuensi dan keparahan mual.
SIKI:
1. Manajemen mual, termasuk pemberian antiemetik, terapi komplementer, dan modifikasi lingkungan.
2. Edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen mual.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif.
Penjelasan Singkat:
Mual merupakan sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh efek samping pengobatan, perubahan pola makan, kecemasan, atau gangguan gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual melalui pemberian antiemetik, terapi komplementer, dan modifikasi lingkungan, serta edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen mual. Selain itu, perawat juga perlu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif. -
Article No. 10463 | 07 Jan 2025
Klinis : diagnosa mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
SDKI:
Penyebab:
- Perubahan rasa, bau, atau penampilan makanan
- Perubahan peristaltik gastrointestinal
- Perubahan keseimbangan elektrolit
- Faktor psikologis
Gejala dan Tanda:
- Sensasi tidak nyaman di perut
- Rasa ingin muntah
- Perubahan warna kulit menjadi pucat
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
- Klien melaporkan sensasi mual berkurang
- Klien mampu mengidentifikasi faktor penyebab mual
- Klien mampu menerapkan strategi mengatasi mual
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Manajemen mual, seperti memberikan anti-emetik, mengatur diet, dan menganjurkan teknik relaksasi
- Edukasi tentang faktor penyebab dan strategi mengatasi mual
- Monitoring tanda-tanda vital dan status cairan
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan mengevaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan. Tujuan akhirnya adalah membantu klien mengatasi mual dan meningkatkan kualitas hidupnya.