Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10585 | 08 Jan 2025
Klinis : Ibu pasien mengatakan anak mual sejak pagi subuh dan anak muntah sebanyak 12 kali pagi ini berbusa dan cairan putih 1-2x Ibu pasien mengatakan anak sudah diberi obat domperidone sirup 1x
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.73
- Deskripsi: Pemberian obat domperidone, obat antiemet yang bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di area chemoreceptor trigger zone di otak, sehingga dapat membantu mengurangi rasa mual dan muntah pada pasien.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R11.0 (Mual) sesuai dengan gejala utama yang dialami pasien, yaitu mual dan muntah sejak pagi subuh.
- Kode ICD-9-CM 99.73 (Pemberian obat domperidone) menunjukkan bahwa telah diberikan obat domperidone sirup sebagai terapi untuk mengatasi gejala mual dan muntah pada pasien.
Domperidone merupakan obat prokinetik yang bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di area chemoreceptor trigger zone di otak, sehingga dapat membantu mengurangi rasa mual dan muntah pada pasien. Pemberian obat ini sebagai terapi awal yang dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut. -
Article No. 10586 | 08 Jan 2025
Klinis : Ibu pasien mengatakan anak mual sejak pagi subuh dan anak muntah sebanyak 12 kali pagi ini berbusa dan cairan putih 1-2x Ibu pasien mengatakan anak sudah diberi obat domperidone sirup 1x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Mual dan muntah
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Persepsi ketidaknyamanan gastrointestinal yang dapat mengganggu fungsi normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengontrol mual dan muntah, mempertahankan hidrasi, dan mempertahankan nutrisi yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual dan muntah, peningkatan nutrisi, serta pemantauan cairan dan elektrolit.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko kekurangan volume cairan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan cairan tubuh yang dapat mengganggu fungsi normal.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat dan tidak terjadi dehidrasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan, pemberian cairan intravena, serta pemantauan tanda-tanda dehidrasi.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami mual dan muntah yang berlebihan, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi mual dan muntah, serta mempertahankan status hidrasi dan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 10587 | 08 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan badan lemas keringat dingin tensi 80/60
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Terkait Ketidakseimbangan antara Asupan dan Kehilangan Cairan Tubuh
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan volume cairan tubuh yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan tubuh, ditandai dengan gejala seperti badan lemas, keringat dingin, dan tekanan darah rendah (80/60 mmHg).
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi dan perfusi jaringan yang membaik.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin
- Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk mengatasi penyebab penurunan volume cairan.
Jadi dalam kasus ini, perawat perlu segera melakukan tindakan untuk mempertahankan volume cairan tubuh pasien agar kondisinya dapat membaik. Perawat juga perlu memberikan edukasi dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab penurunan volume cairan. -
Article No. 10496 | 07 Jan 2025
Klinis : bengkak di bawah dagu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu bengkak di bawah dagu, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R22.1
- Deskripsi: Bengkak lokal, di kepala, leher, dan dada
Penjelasan:
- Kode R22.1 dalam ICD-10 digunakan untuk mengklasifikasikan adanya bengkak lokal atau pembengkakan di daerah kepala, leher, dan dada, termasuk di bawah dagu.
- Kode ini mencakup berbagai penyebab pembengkakan, seperti edema, hematoma, atau pembengkakan yang tidak dapat diklasifikasikan lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak tersedia
- Deskripsi: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara spesifik terkait dengan kondisi bengkak di bawah dagu.
Penjelasan:
- Kondisi bengkak di bawah dagu umumnya tidak memerlukan intervensi prosedural yang membutuhkan kode ICD-9-CM.
- Penanganan yang dilakukan biasanya berupa pemeriksaan fisik, diagnosis diferensial, dan penatalaksanaan konservatif, seperti pengobatan farmakologis atau kompres, tanpa memerlukan tindakan prosedural yang dapat dikodekan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medik akan mengevaluasi kondisi pasien secara komprehensif dan menentukan diagnosis serta rencana penatalaksanaan yang sesuai untuk menangani pembengkakan di bawah dagu. -
Article No. 10497 | 07 Jan 2025
Klinis : manajemen jalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "manajemen jalan napas".
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Manajemen Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Manajemen Jalan Napas adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka secara mandiri untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Pasien dapat bernapas dengan pola napas yang normal.
3. Pasien dapat bernapas tanpa menggunakan alat bantu napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan manajemen jalan napas antara lain:
1. Pemantauan status pernapasan
2. Manajemen jalan napas
3. Pemberian oksigen
4. Manajemen ventilasi mekanik
5. Edukasi perawatan jalan napas
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi masalah, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bernapas dengan baik. -
Article No. 10498 | 07 Jan 2025
Klinis : Gangguan persepsi sendiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Diri
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan Persepsi Diri adalah ketidakmampuan individu untuk mengenali aspek-aspek dirinya secara akurat.
- Karakteristik Definisi: Distorsi atau gangguan dalam persepsi individu terhadap dirinya sendiri, baik fisik maupun psikologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mengenali aspek-aspek dirinya secara akurat.
- Kriteria Hasil:
- Individu dapat mendeskripsikan dirinya secara akurat.
- Individu dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya.
- Individu dapat menerima dirinya secara positif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Eksplorasi persepsi diri
- Terapi Kognitif
- Terapi Kelompok
- Terapi Perilaku
- Konseling Individu
- Tujuan Intervensi:
- Membantu individu untuk mengenali aspek-aspek dirinya secara akurat.
- Meningkatkan kemampuan individu dalam menerima dan menghargai dirinya.
- Mengembangkan konsep diri yang positif pada individu.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur dalam menangani kasus Gangguan Persepsi Diri pada pasien. Hal ini bertujuan untuk membantu individu mencapai pemahaman dan penerimaan diri yang positif. -
Article No. 10499 | 07 Jan 2025
Klinis : pola nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola nafas.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Nafas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola Nafas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Pola Nafas Tidak Efektif adalah pasien dapat mempertahankan pola nafas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, serta kemampuan mengatur posisi tubuh untuk mempermudah proses pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Nafas Tidak Efektif mencakup:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, terutama frekuensi pernapasan.
2. Pengaturan posisi tubuh yang memudahkan proses pernapasan.
3. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
4. Latihan pernapasan yang tepat, seperti pernapasan diafragma.
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya mempertahankan pola nafas yang efektif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mempertahankan pola nafas yang efektif. -
Article No. 10500 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan jantung berdebar serta ada lilitan tali pusat. Pasien juga cemas karena hamil anak pertama. Pasien juga mengeluh susah tidur dan terjaga setiap 2 jam sekali.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Perubahan dalam satu atau lebih tanda-tanda vital di luar rentang normal yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Kondisi tali pusat pada pasien dapat memengaruhi tanda-tanda vital, seperti denyut jantung yang berdebar.
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang dirasakan, yang ditandai dengan perasaan khawatir, gelisah, dan takut.
- Penyebab: Pasien cemas karena ini adalah kehamilan pertamanya, serta adanya komplikasi tali pusat yang dapat memengaruhi kesehatan janin.
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan jumlah atau kualitas tidur yang diinginkan.
- Penyebab: Pasien mengeluh susah tidur dan terjaga setiap 2 jam sekali, kemungkinan dipengaruhi oleh kecemasan dan ketidaknyamanan akibat kondisi tali pusat.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Mempertahankan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- Kriteria hasil: Denyut jantung, tekanan darah, suhu, dan pernapasan berada dalam rentang normal.
2. Penurunan Kecemasan
- Definisi: Berkurangnya respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang dirasakan.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang tenang, mampu mengontrol perasaan cemas, dan memiliki tingkat kecemasan yang menurun.
3. Pola Tidur yang Memadai
- Definisi: Kemampuan untuk mencapai atau mempertahankan jumlah atau kualitas tidur yang diinginkan.
- Kriteria hasil: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun merasa segar, serta tidak terjaga setiap 2 jam sekali.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Stabilitas Tanda-Tanda Vital:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen, jika diperlukan
- Intervensi untuk mengatasi lilitan tali pusat, misalnya konsultasi dengan dokter
2. Intervensi untuk Penurunan Kecemasan:
- Terapi relaksasi, seperti teknik napas dalam dan visualisasi
- Konseling untuk membantu pasien mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya
- Edukasi tentang proses kehamilan dan persalinan untuk mengurangi kecemasan
3. Intervensi untuk Pola Tidur yang Memadai:
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur, seperti kecemasan dan ketidaknyamanan
- Intervensi untuk mengatasi gangguan tidur, misalnya terapi relaksasi, pengaturan lingkungan tidur, dan pemberian obat tidur jika diperlukan
- Edukasi tentang higiene tidur dan teknik manajemen stres
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilitas tanda-tanda vital, penurunan kecemasan, dan pola tidur yang memadai. Hal ini akan membantu pasien dalam menghadapi masa kehamilannya dengan lebih baik dan mempersiapkan diri untuk proses persalinan yang aman. -
Article No. 10501 | 07 Jan 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan jantung berdebar serta ada lilitan tali pusat. Pasien juga cemas karena hamil anak pertama. Pasien juga mengeluh susah tidur dan terjaga setiap 2 jam sekali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SDKI: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada jaringan tubuh.
- SLKI: Stabilitas tanda-tanda vital yang membaik.
- SIKI: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen kardiovaskular, manajemen nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Respons emosional dan fisik terhadap sumber kecemasan yang dirasakan atau diantisipasi.
- SLKI: Tingkat kecemasan yang menurun.
- SIKI: Manajemen kecemasan, terapi relaksasi, konseling.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Pola tidur yang membaik.
- SIKI: Manajemen higienis tidur, terapi relaksasi, terapi sugestif.
Pada kondisi pasien ini, terlihat adanya beberapa masalah keperawatan yang perlu ditangani secara komprehensif. Diagnosa keperawatan di atas mencakup kondisi fisik, emosional, dan psikologis pasien. Intervensi keperawatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, melibatkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dan bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien secara holistik. -
Article No. 10502 | 07 Jan 2025
Klinis : seorang bayi lahir dengan kemampuan bernafas yang tidak optimal akibat belum matangnya organ paru. Maka buatlah kemungkinan diagnosa keperawatannya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi dengan kemampuan bernafas tidak optimal akibat belum matangnya organ paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
2. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan seluler.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI memberikan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang berisiko untuk setiap diagnosa keperawatan. Ini membantu perawat dalam melakukan pengkajian yang komprehensif dan menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk setiap diagnosa. Ini membantu perawat dalam merencanakan intervensi yang sesuai dan mengukur keberhasilan asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI memberikan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi setiap diagnosa keperawatan. Ini membantu perawat dalam memilih intervensi yang tepat dan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI memastikan bahwa perawat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, sistematis, dan sesuai dengan praktik keperawatan terkini di Indonesia.