Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10596 | 09 Jan 2025
Klinis : abses
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang profesional kesehatan, berikut adalah informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi abses:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02
- Deskripsi: Abses kulit dan jaringan subkutan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insiasi dan drainase abses kutan atau subkutaneus
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10: L02 (Abses kulit dan jaringan subkutan)
- Kode L02 mencakup berbagai jenis abses yang terjadi pada kulit dan jaringan subkutan, seperti:
- L02.0: Abses di wajah
- L02.1: Abses di leher
- L02.2: Abses di batang tubuh
- L02.3: Abses di ekstremitas atas
- L02.4: Abses di ekstremitas bawah
- L02.8: Abses di lokasi lainnya
- L02.9: Abses, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 86.04 (Insiasi dan drainase abses kutan atau subkutaneus)
- Kode 86.04 mencakup prosedur bedah untuk melakukan insiasi dan drainase abses yang terjadi pada kulit atau jaringan subkutan.
- Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan dan materi purulen dari dalam abses, sehingga dapat membantu proses penyembuhan.
- Tindakan ini biasanya dilakukan di bawah anestesi lokal, dan dapat diikuti dengan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Kode-kode di atas merupakan contoh pengkodean yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mencatat kondisi abses dalam rekam medis pasien. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk menjaga keakuratan dan kelengkapan data medis. -
Article No. 10597 | 09 Jan 2025
Klinis : Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu hati, rasa nyeri seperti di terbakar. Dengan skala nyeri berada di 4 dari 0-10, nyeri dirasakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS), memberat pada saat malam hari. Pasien juga mengatakan mual namun muntah tidak ada, demam tidak ada, dan pasien mengatakan sejak nyeri dirasakan nafsu makan berkurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan keluhan nyeri ulu hati seperti terbakar, skala nyeri 4 dari 0-10, nyeri dirasakan 1 minggu SMRS, memberat pada malam hari, dan disertai mual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan: Pasien melaporkan nyeri terkendali, dengan kriteria hasil: 1) Pasien melaporkan nyeri berkurang, 2) Pasien tampak rileks, dan 3) Pasien dapat beristirahat/tidur dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi: 1) Manajemen Nyeri, bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien, 2) Pemberian Antiemetik, bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan mual, dan 3) Pengaturan Pola Istirahat, bertujuan untuk memfasilitasi istirahat dan tidur pasien.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa dan intervensi ini akan diimplementasikan secara komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien mencapai kondisi yang optimal. -
Article No. 10598 | 09 Jan 2025
Klinis : Ganggu integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Gangguan Integritas Kulit".
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan:
Gangguan Integritas Kulit adalah ketidakmampuan struktur dan fungsi kulit untuk melindungi tubuh secara adekuat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, penyakit, usia, atau kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "Perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis." Kode diagnosis ini memiliki kode SDKI 00046.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran keperawatan yang terkait dengan Gangguan Integritas Kulit antara lain:
1. Integritas Kulit: Integritas kulit yang memadai
2. Peningkatan Kenyamanan: Tingkat kenyamanan yang memadai
3. Penyembuhan Luka: Luka yang sembuh
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Gangguan Integritas Kulit antara lain:
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Nyeri
3. Terapi Nutrisi
4. Edukasi Kesehatan
Dalam praktik keperawatan, diagnosis, luaran, dan intervensi yang sesuai akan ditentukan berdasarkan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan integritas kulit, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan serta kualitas hidup pasien. -
Article No. 10599 | 09 Jan 2025
Klinis : Ganggu integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Ganggu integritas kulit":
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Ganggu integritas kulit" berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah "Kerusakan Integritas Kulit". Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "Perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti imobilitas, malnutrisi, atau faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, atau hipodermis kulit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan diagnosa keperawatan "Kerusakan Integritas Kulit", beberapa luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah:
a. Integritas Kulit: Tingkat kerusakan kulit berkurang.
b. Luka: Luka sembuh.
c. Nyeri: Tingkat nyeri yang berhubungan dengan luka berkurang.
d. Perfusi Jaringan Perifer: Sirkulasi darah ke kulit dan jaringan di bawahnya membaik.
e. Toleransi Aktivitas: Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan diagnosa keperawatan "Kerusakan Integritas Kulit" dan luaran/output yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah:
a. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan, penutupan, dan perlindungan luka untuk memfasilitasi penyembuhan.
b. Manajemen Nutrisi: Memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung penyembuhan luka.
c. Manajemen Aktivitas: Memfasilitasi aktivitas fisik yang sesuai untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
d. Manajemen Nyeri: Melakukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan luka.
e. Peningkatan Perfusi Jaringan: Melakukan intervensi untuk meningkatkan sirkulasi darah ke kulit dan jaringan di bawahnya.
f. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka, pencegahan komplikasi, dan gaya hidup yang mendukung penyembuhan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi "Ganggu integritas kulit". Setiap poin dijelaskan secara rinci dan terperinci, dengan tone akademis dan persona pakar perawat. -
Article No. 10600 | 09 Jan 2025
Klinis : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai "Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah". Diagnosis ini merujuk pada keadaan seorang individu yang menunjukkan potensi untuk meningkatkan perkembangan pada masa usia sekolah, yang meliputi aspek kognitif, psikososial, dan motorik.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
SDKI:
Diagnosis keperawatan "Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Sekolah" merujuk pada keadaan individu yang memiliki potensi untuk meningkatkan perkembangan pada masa usia sekolah, yang mencakup kemampuan belajar, memecahkan masalah, berinteraksi sosial, dan mengembangkan kemandirian.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah peningkatan perkembangan usia sekolah, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan kognitif, psikososial, dan motorik sesuai dengan tahap perkembangan.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan usia sekolah meliputi:
1. Promosi perkembangan usia sekolah
2. Edukasi tentang tahap perkembangan usia sekolah
3. Fasilitasi aktivitas bermain dan belajar
4. Kolaborasi dengan keluarga dan profesional terkait
5. Evaluasi dan monitoring perkembangan anak
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, perawat dapat memfasilitasi dan mendukung kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah pada pasien. -
Article No. 10601 | 09 Jan 2025
Klinis : Pengelolaan glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci berdasarkan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi "Pengelolaan Glukosa Darah" adalah "Intoleransi Aktivitas" (SDKI, 2017). Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai "Keterbatasan pada kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan dan/atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari" (SDKI, 2017). Pasien dengan masalah pengelolaan glukosa darah sering mengalami kelelahan, penurunan energi, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga diagnosa ini sesuai dengan kondisi tersebut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah "Toleransi Aktivitas Meningkat" (SLKI, 2019). Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur peningkatan toleransi aktivitas antara lain: (1) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, (2) Memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas, (3) Tidak mengalami sesak napas, nyeri, atau tanda-tanda lain yang menunjukkan intoleransi aktivitas, dan (4) Meningkatnya kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan "Toleransi Aktivitas Meningkat" antara lain:
1. Manajemen Energi: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi pasien, membantu pasien merencanakan dan mengatur aktivitas sehari-hari, serta mengajarkan teknik-teknik konservasi energi.
2. Peningkatan Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan aktivitas secara bertahap, memantau respons tubuh terhadap aktivitas, dan memberikan motivasi serta dukungan.
3. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya pengelolaan glukosa darah, tanda-tanda intoleransi aktivitas, serta strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, atau fisioterapis, untuk memastikan pengelolaan glukosa darah yang optimal dan intervensi yang komprehensif.
Penjelasan yang rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan, Luaran/Output, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Pengelolaan Glukosa Darah". Sebagai seorang perawat, saya siap untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10602 | 09 Jan 2025
Klinis : infeksi saluran kencing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi infeksi saluran kencing, kode-kode yang dapat digunakan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak ditentukan
Penjelasan:
- Kode N39.0 dalam ICD-10 adalah kode yang digunakan untuk infeksi saluran kemih yang tidak ditentukan lokasinya secara spesifik.
- Infeksi saluran kemih dapat melibatkan berbagai bagian sistem urinaria, seperti kandung kemih, uretra, atau ginjal, sehingga kode N39.0 digunakan untuk menggambarkan kondisi umum ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Prosedur lain pada saluran kemih dan organ kandung kemih, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 59.8 mencakup berbagai prosedur diagnostik dan terapeutik pada saluran kemih dan kandung kemih, seperti urinalisis, pengecekan kultur urin, kateterisasi, atau pemberian antibiotik intravena.
- Kode ini digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan untuk mengelola infeksi saluran kemih, seperti pemeriksaan diagnostik dan pengobatan. -
Article No. 10603 | 09 Jan 2025
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi diare:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diare dapat dikaitkan dengan beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), antara lain:
1. Diare akut: Definisi - Pengeluaran feses cair atau encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penyebab - Infeksi, gangguan absorpsi, reaksi obat-obatan, dll.
2. Risiko dehidrasi: Definisi - Risiko penurunan cairan dan elektrolit tubuh yang dapat mengancam kesehatan. Faktor risiko - Diare, muntah, kurang asupan cairan, dll.
3. Gangguan keseimbangan cairan: Definisi - Ketidakmampuan mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh. Penyebab - Kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare, muntah, dll.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan cairan dan elektrolit: Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan cairan dan elektrolit yang adekuat, seperti peningkatan volume urin, membran mukosa lembap, nadi teraba kuat, dan tekanan darah normal.
2. Kontrol diare: Pasien menunjukkan frekuensi diare yang menurun dan konsistensi feses yang membaik.
3. Pengetahuan tentang perawatan diare: Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara mengelola diare, seperti menjaga hidrasi, pemberian oralit, dan tanda-tanda komplikasi yang memerlukan konsultasi medis.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan cairan dan elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (membran mukosa, turgor kulit, dll.)
- Lakukan pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, kreatinin, dll.)
2. Manajemen diare:
- Berikan terapi rehidrasi oral atau intravena sesuai indikasi
- Berikan obat-obatan antidiare sesuai resep dokter
- Edukasi tentang diet dan manajemen diare
3. Edukasi kesehatan:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan komplikasi diare
- Instruksikan tentang praktik cuci tangan yang benar
- Jelaskan tanda-tanda keparahan yang memerlukan konsultasi medis
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai pemulihan cairan dan elektrolit, kontrol diare yang baik, serta peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi diare. -
Article No. 10604 | 09 Jan 2025
Klinis : diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada syok hemoragik pada tumor intra abdomen
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi syok hemoragik pada tumor intra abdomen. Saya akan menjelaskannya dari sudut pandang seorang pakar atau perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Berdasarkan kondisi syok hemoragik pada tumor intra abdomen, beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul antara lain:
a. Penurunan Volume Cairan Tubuh
- Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Penyebab: Perdarahan akibat tumor intra abdomen.
- Tanda dan gejala: Nadi cepat dan lemah, hipotensi, turgor kulit menurun, ekstremitas dingin.
b. Penurunan Perfusi Jaringan
- Definisi: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di tingkat jaringan.
- Penyebab: Hipovolemia akibat perdarahan.
- Tanda dan gejala: Kulit pucat, ekstremitas dingin, sianosis, penurunan kesadaran.
c. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada kulit dan/atau jaringan di bawahnya.
- Penyebab: Tekanan, gesekan, dan kerusakan akibat perdarahan.
- Tanda dan gejala: Luka, lecet, atau kerusakan pada kulit.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat:
a. Mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
- Indikator: Nadi teraba kuat dan reguler, tekanan darah dalam batas normal, turgor kulit baik, dan perfusi perifer baik.
b. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
- Indikator: Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, ekstremitas hangat, dan tidak terdapat tanda-tanda sianosis.
c. Mempertahankan integritas kulit yang baik.
- Indikator: Tidak terdapat luka, lecet, atau kerusakan pada kulit.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Intervensi terkait Penurunan Volume Cairan Tubuh:
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
- Kaji karakteristik dan jumlah perdarahan.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan hemostatik, jika diperlukan.
- Pantau intake dan output cairan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
b. Intervensi terkait Penurunan Perfusi Jaringan:
- Monitor tingkat kesadaran pasien secara berkala.
- Pertahankan posisi tubuh yang memfasilitasi perfusi jaringan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Berikan cairan intravena untuk meningkatkan volume cairan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan vasoaktif, jika diperlukan.
- Lakukan perawatan luka, jika ada.
c. Intervensi terkait Gangguan Integritas Kulit:
- Identifikasi area kulit yang berisiko mengalami kerusakan.
- Lakukan perawatan kulit secara optimal, termasuk menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
- Berikan peralatan untuk mencegah terjadinya luka, seperti bantalan, matras anti-decubitus, dan lain-lain.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan kulit yang tepat.
- Kolaborasi dengan tim perawatan kulit, jika diperlukan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mempertahankan volume cairan tubuh, perfusi jaringan, dan integritas kulit yang baik, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10605 | 09 Jan 2025
Klinis : F23
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi F23, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F23
- Deskripsi: Gangguan psikotik akut dan sementara
Kondisi F23 merujuk pada gangguan psikotik akut dan sementara, yang merupakan kelompok gangguan psikotik yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung singkat (kurang dari 1 bulan). Pasien dapat mengalami halusinasi, delusi, gangguan proses pikir, dan perubahan perilaku yang signifikan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.11
- Deskripsi: Terapi psikiatri - Terapi individual
Dalam penanganan pasien dengan kondisi F23, terapi psikiatri individual dapat menjadi salah satu intervensi yang dilakukan. Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien mengatasi gejala-gejala psikotik, mencegah kekambuhan, dan memulihkan fungsi psikososialnya.