Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10700 | 10 Jan 2025
Klinis : asuhan keperawatan kanker serviks
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan asuhan keperawatan pasien dengan kanker serviks berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan kanker serviks.
2. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker serviks dan pengobatannya.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap kondisi kesehatan akibat kanker serviks.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat kanker serviks dan pengobatannya.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan kanker serviks:
- Pasien dengan kanker serviks sering mengalami nyeri kronis akibat proses penyakit dan efek samping pengobatan seperti kemoterapi dan radioterapi.
- Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan untuk mengatasi nyeri.
2. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker serviks dan pengobatannya:
- Pasien dengan kanker serviks dapat mengalami perubahan fisik yang signifikan, seperti perdarahan, keluarnya cairan, dan perubahan bentuk alat kelamin.
- Perawat perlu membantu pasien beradaptasi dengan perubahan fisik tersebut dan memfasilitasi pengembangan citra tubuh yang positif.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap kondisi kesehatan akibat kanker serviks:
- Pasien dengan kanker serviks sering mengalami kecemasan terkait prognosis penyakit, efek samping pengobatan, dan dampak terhadap kehidupan sehari-hari.
- Perawat perlu memberikan dukungan emosional, informasi yang akurat, dan intervensi terapeutik untuk mengelola kecemasan pasien.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat kanker serviks dan pengobatannya:
- Pasien dengan kanker serviks berisiko tinggi mengalami infeksi karena penurunan sistem imun akibat penyakit dan pengobatan.
- Perawat perlu memantau tanda-tanda infeksi, memberikan perawatan yang tepat, dan mengembangkan rencana pencegahan infeksi yang komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks, perawat harus mempertimbangkan standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 10701 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi pada masyarakat di wilayah banjir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi pada masyarakat di wilayah banjir dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengompromikan kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Paparan terhadap sumber infeksi yang potensial
2. Kerusakan integritas kulit/membran mukosa
3. Penurunan sistem imun
4. Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan infeksi
Tanda dan Gejala:
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Pembengkakan, kemerahan, dan nyeri pada area yang terkena
3. Adanya drainase atau pengeluaran cairan dari luka
4. Gangguan pada fungsi organ
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi
- Identifikasi sumber infeksi
- Lakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi mengenai pencegahan infeksi
- Ajarkan teknik cuci tangan yang benar
- Anjurkan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai
3. Pemantauan Kesehatan
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam penanganan infeksi
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Bebas Infeksi
2. Pengetahuan Peningkatan Pencegahan Infeksi
3. Integritas Kulit Membaik
Dalam kondisi banjir, masyarakat berisiko tinggi terpapar oleh berbagai sumber infeksi seperti air tercemar, sampah, dan hewan pengerat. Oleh karena itu, perawat berperan penting dalam melakukan identifikasi dini, pencegahan, dan pengendalian infeksi pada masyarakat di wilayah banjir. -
Article No. 10702 | 10 Jan 2025
Klinis : intervendi untuk risiko infeksi di wilayah banjir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan reproduksi organisme patogen, yang dapat mengkolonisasi dan berpotensi menimbulkan kerusakan sel". Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang tinggal di wilayah banjir karena adanya potensi paparan terhadap mikroorganisme patogen yang terbawa air banjir.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi di wilayah banjir adalah:
1. Tidak terjadi infeksi
2. Tidak terjadi komplikasi infeksi
3. Pasien menunjukkan perilaku pencegahan infeksi
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi di wilayah banjir mencakup:
1. Identifikasi faktor risiko infeksi
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
3. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan
4. Memantau tanda-tanda infeksi
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau vaksinasi jika diperlukan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat terhindar dari risiko infeksi di wilayah banjir dan mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 10703 | 10 Jan 2025
Klinis : intervendi untuk risiko infeksi di wilayah banjir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang lengkap dan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi risiko infeksi di wilayah banjir, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Lingkungan yang terkontaminasi (banjir), kebersihan pribadi yang buruk, paparan dengan organisme patogen.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Infeksi: Individu menunjukkan pemahaman dan perilaku yang sesuai untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
b. Status Infeksi: Tidak ada tanda-tanda atau gejala infeksi yang teridentifikasi.
c. Pemulihan Luka: Luka sembuh tanpa komplikasi.
d. Pengetahuan: Individu menunjukkan pemahaman yang memadai tentang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Lingkungan: Memfasilitasi kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tepat di area banjir, mengurangi paparan terhadap kontaminan.
b. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada individu dan keluarga tentang pencegahan infeksi, kebersihan diri, dan penanganan luka yang benar.
c. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka yang tepat, termasuk membersihkan, mengeringkan, dan menutup luka untuk mencegah infeksi.
d. Pemantauan Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara teratur untuk mendeteksi adanya infeksi sedini mungkin.
e. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan tenaga kesehatan lainnya, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi dipilih karena individu di wilayah banjir rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan, seperti bakteri, virus, atau jamur. Faktor risiko utamanya adalah lingkungan yang terkontaminasi, kebersihan pribadi yang buruk, dan paparan dengan organisme patogen.
2. Luaran yang diharapkan:
a. Kontrol Infeksi: Individu diharapkan mampu menunjukkan pemahaman dan perilaku yang sesuai untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, dan mengenali tanda-tanda infeksi.
b. Status Infeksi: Diharapkan tidak ada tanda-tanda atau gejala infeksi yang teridentifikasi selama perawatan.
c. Pemulihan Luka: Luka yang disebabkan oleh banjir diharapkan dapat sembuh tanpa komplikasi, seperti infeksi atau perlambatan penyembuhan.
d. Pengetahuan: Individu diharapkan mampu menunjukkan pemahaman yang memadai tentang pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Lingkungan: Perawat memfasilitasi kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tepat di area banjir, seperti membersihkan area yang terkontaminasi, memastikan ketersediaan air bersih, dan mendukung pembuangan limbah yang aman. Tujuannya adalah mengurangi paparan terhadap kontaminan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
b. Edukasi Kesehatan: Perawat memberikan edukasi kepada individu dan keluarga tentang pencegahan infeksi, kebersihan diri (misalnya mencuci tangan), dan penanganan luka yang benar. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
c. Perawatan Luka: Perawat melakukan perawatan luka yang tepat, termasuk membersihkan, mengeringkan, dan menutup luka untuk mencegah infeksi. Tindakan ini bertujuan untuk mempromosikan penyembuhan luka yang optimal dan mencegah komplikasi infeksi.
d. Pemantauan Tanda Vital: Perawat memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara teratur, seperti suhu tubuh, denyut nadi, dan perubahan pada luka. Tujuannya adalah mendeteksi adanya infeksi sedini mungkin sehingga dapat segera ditangani.
e. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Perawat berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan tenaga kesehatan lainnya, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif. Tujuannya adalah memaksimalkan kualitas perawatan dan mencapai hasil yang optimal bagi individu.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol infeksi, status infeksi yang baik, pemulihan luka yang optimal, dan peningkatan pengetahuan individu mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi. -
Article No. 10704 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko ifeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi risiko infeksi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Sebagai seorang perawat, saya akan menyampaikannya dalam tone akademis.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Tanda dan Gejala:
a. Perubahan suhu tubuh (peningkatan atau penurunan)
b. Peningkatan jumlah leukosit
c. Perubahan karakteristik cairan/drainase tubuh (warna, konsistensi, bau)
d. Perubahan integritas kulit atau membran mukosa
e. Perubahan tanda-tanda vital
f. Riwayat paparan sumber infeksi
g. Kerusakan integritas kulit atau membran mukosa
h. Penurunan sistem kekebalan tubuh
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Luaran Utama: Bebas Infeksi
Definisi: Kondisi di mana tidak terjadi invasi atau multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Kriteria Hasil:
1) Tanda dan gejala infeksi tidak ada
2) Tidak ada peningkatan suhu tubuh
3) Tidak ada perubahan karakteristik cairan/drainase tubuh
4) Tidak ada tanda-tanda inflamasi
b. Luaran Pendukung:
1) Integritas Kulit: Terpelihara
2) Pengendalian Demam: Terkontrol
3) Pengendalian Infeksi: Efektif
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Infeksi
1) Identifikasi faktor risiko infeksi
2) Pemantauan tanda dan gejala infeksi
3) Penatalaksanaan infeksi sesuai protokol
4) Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam penanganan infeksi
b. Perawatan Luka
1) Observasi karakteristik luka
2) Perawatan luka sesuai prosedur
3) Antisepsis luka
4) Pencegahan kontaminasi silang
c. Manajemen Demam
1) Pemantauan suhu tubuh
2) Pemberian obat penurun demam sesuai indikasi
3) Intervensi fisik untuk menurunkan demam
4) Edukasi pasien/keluarga tentang manajemen demam
d. Peningkatan Imunitas
1) Identifikasi faktor penurunan imunitas
2) Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian terapi imunomodulator
3) Edukasi pasien/keluarga tentang upaya peningkatan imunitas
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran bebas infeksi, sehingga pasien dapat pulih dengan optimal. Perawat berperan penting dalam pemantauan, pencegahan, dan penanganan risiko infeksi melalui kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 10705 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta terkait asuhan keperawatan untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Risiko Infeksi (00004) merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Diagnosa ini didefinisikan sebagai peningkatan risiko infeksi yang dapat mengganggu kesehatan seseorang. Tanda dan gejala yang menandai kondisi ini antara lain:
1. Paparan patogen
2. Immunosupresi
3. Kerusakan pada sawar pertahanan tubuh (kulit, selaput lendir)
4. Malnutrisi
5. Usia ekstrem (bayi, lansia)
6. Prosedur invasif
7. Lingkungan yang tidak higienis
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi (1840): Pasien menunjukkan tidak terjadi tanda dan gejala infeksi selama perawatan.
2. Status Imunitas (0815): Pasien menunjukkan peningkatan sistem imun yang adekuat untuk mencegah infeksi.
3. Integritas Kulit (1101): Pasien menunjukkan kulit yang utuh dan tidak ada kerusakan kulit yang berpotensi menjadi pintu masuk infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi (6540):
a. Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencegah dan mengelola infeksi
c. Pantau tanda dan gejala infeksi secara berkala
d. Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi
2. Peningkatan Imunitas (6650):
a. Evaluasi status imunitas pasien
b. Berikan nutrisi yang adekuat untuk mendukung sistem imun
c. Dorong aktivitas fisik yang sesuai untuk meningkatkan sistem imun
d. Ajarkan pasien dan keluarga strategi untuk meningkatkan sistem imun
3. Perawatan Luka (3660):
a. Lakukan perawatan luka secara aseptik
b. Pantau tanda-tanda infeksi pada luka
c. Ajarkan pasien dan keluarga cara merawat luka secara benar
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain jika diperlukan tindakan lebih lanjut
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap mengenai asuhan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengelola kondisi risiko infeksi pada pasien. Sebagai perawat, kita harus selalu waspada terhadap potensi infeksi dan melakukan tindakan pencegahan secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 10706 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dengan tanda dan gejala risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan. Kondisi ini ditandai dengan adanya tanda dan gejala seperti peningkatan suhu tubuh, nyeri, pembengkakan, kemerahan pada kulit, atau tanda-tanda infeksi lainnya.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan pedoman baku yang digunakan oleh perawat untuk menegakkan diagnosis keperawatan. Dalam standar ini, Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan."
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah panduan yang digunakan perawat untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Untuk diagnosis Risiko Infeksi, beberapa luaran yang dapat ditetapkan antara lain kontrol tanda-tanda infeksi, perilaku pencegahan infeksi, dan tidak terjadi infeksi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan panduan bagi perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. Untuk kasus Risiko Infeksi, beberapa intervensi yang dapat diberikan adalah pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang pencegahan infeksi, perawatan luka, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pasien mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, sehingga dapat mencegah atau meminimalkan risiko infeksi yang mungkin terjadi. -
Article No. 10707 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi dengan tanda dan gejala risiko infeksi:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Tanda dan gejala yang sesuai:
- Riwayat paparan patogen
- Kondisi kelemahan/penurunan imunitas
- Prosedur invasif/intravaskular
- Luka atau kerusakan integritas kulit
- Perubahan suhu tubuh
- Peningkatan jumlah leukosit
- Peningkatan tanda inflamasi lokal (kemerahan, pembengkakan, nyeri)
2. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
- Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Pasien menunjukkan pemulihan dari infeksi yang ada
- Pasien menunjukkan tingkat risiko infeksi yang rendah
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mencegah infeksi
- Pasien dan keluarga memahami dan dapat mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
- Pasien dan keluarga berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengelolaan infeksi
3. Intervensi Keperawatan SIKI yang Diperlukan:
a. Pengkajian
- Kaji tanda dan gejala infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Kaji respons imun pasien
- Evaluasi riwayat infeksi sebelumnya
b. Perencanaan
- Tentukan prioritas intervensi untuk mengurangi risiko infeksi
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan asuhan
- Koordinasi dengan tim kesehatan lain
c. Implementasi
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi (cuci tangan, gunakan APD, bersihkan lingkungan, dll.)
- Pantau tanda dan gejala infeksi secara rutin
- Berikan perawatan luka/akses vaskular dengan teknik aseptik
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
d. Evaluasi
- Kaji efektivitas intervensi dalam mengurangi risiko infeksi
- Evaluasi perubahan tanda dan gejala infeksi
- Lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk pasien dengan risiko infeksi, perawat harus berfokus pada upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan yang tepat untuk mengurangi risiko infeksi dan mencapai hasil yang optimal bagi pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain serta edukasi yang komprehensif bagi pasien dan keluarga juga sangat penting dalam proses pemulihan dan pencegahan. -
Article No. 10708 | 10 Jan 2025
Klinis : batuk berdahak sesak nafas demam tinggi 4 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Gangguan pola napas (SDKI)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
3. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
- Penyebab: Akumulasi sekret di saluran napas, kelemahan batuk dan mengeluarkan sekret.
- Gejala: Batuk berdahak, suara napas tambahan, dispnea.
- Intervensi: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, pengisapan lendir, dll.
2. Gangguan pola napas (SDKI)
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, perubahan mekanika pernapasan.
- Gejala: Dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, frekuensi napas tidak normal.
- Intervensi: Oksigenasi, manajemen jalan napas, latihan pernapasan, dll.
3. Hipertermia (SDKI)
- Penyebab: Infeksi, peradangan, dll.
- Gejala: Suhu tubuh meningkat, menggigil, sakit kepala, malaise.
- Intervensi: Manajemen suhu tubuh, pemberian cairan, antipiretik, dll.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 10709 | 10 Jan 2025
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi yang terstruktur mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi penurunan curah jantung.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.2
- Deskripsi: Insufisiensi jantung kongestif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.52
- Deskripsi: Pemasangan alat bantu jantung (Ventricular assist device).
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I50.2 (Insufisiensi jantung kongestif) adalah diagnosis yang sesuai untuk penurunan curah jantung. Insufisiensi jantung kongestif adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, menyebabkan akumulasi cairan di dalam tubuh.
- Kode ICD-9-CM 37.52 (Pemasangan alat bantu jantung) dapat digunakan jika pasien menjalani prosedur pemasangan ventricular assist device, yang merupakan salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung.