Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10705 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta terkait asuhan keperawatan untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Risiko Infeksi (00004) merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Diagnosa ini didefinisikan sebagai peningkatan risiko infeksi yang dapat mengganggu kesehatan seseorang. Tanda dan gejala yang menandai kondisi ini antara lain:
1. Paparan patogen
2. Immunosupresi
3. Kerusakan pada sawar pertahanan tubuh (kulit, selaput lendir)
4. Malnutrisi
5. Usia ekstrem (bayi, lansia)
6. Prosedur invasif
7. Lingkungan yang tidak higienis
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi (1840): Pasien menunjukkan tidak terjadi tanda dan gejala infeksi selama perawatan.
2. Status Imunitas (0815): Pasien menunjukkan peningkatan sistem imun yang adekuat untuk mencegah infeksi.
3. Integritas Kulit (1101): Pasien menunjukkan kulit yang utuh dan tidak ada kerusakan kulit yang berpotensi menjadi pintu masuk infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi (6540):
a. Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencegah dan mengelola infeksi
c. Pantau tanda dan gejala infeksi secara berkala
d. Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi
2. Peningkatan Imunitas (6650):
a. Evaluasi status imunitas pasien
b. Berikan nutrisi yang adekuat untuk mendukung sistem imun
c. Dorong aktivitas fisik yang sesuai untuk meningkatkan sistem imun
d. Ajarkan pasien dan keluarga strategi untuk meningkatkan sistem imun
3. Perawatan Luka (3660):
a. Lakukan perawatan luka secara aseptik
b. Pantau tanda-tanda infeksi pada luka
c. Ajarkan pasien dan keluarga cara merawat luka secara benar
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain jika diperlukan tindakan lebih lanjut
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap mengenai asuhan keperawatan yang dapat diberikan untuk mengelola kondisi risiko infeksi pada pasien. Sebagai perawat, kita harus selalu waspada terhadap potensi infeksi dan melakukan tindakan pencegahan secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 10706 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dengan tanda dan gejala risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan. Kondisi ini ditandai dengan adanya tanda dan gejala seperti peningkatan suhu tubuh, nyeri, pembengkakan, kemerahan pada kulit, atau tanda-tanda infeksi lainnya.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan pedoman baku yang digunakan oleh perawat untuk menegakkan diagnosis keperawatan. Dalam standar ini, Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan."
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah panduan yang digunakan perawat untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Untuk diagnosis Risiko Infeksi, beberapa luaran yang dapat ditetapkan antara lain kontrol tanda-tanda infeksi, perilaku pencegahan infeksi, dan tidak terjadi infeksi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan panduan bagi perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. Untuk kasus Risiko Infeksi, beberapa intervensi yang dapat diberikan adalah pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang pencegahan infeksi, perawatan luka, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pasien mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, sehingga dapat mencegah atau meminimalkan risiko infeksi yang mungkin terjadi. -
Article No. 10707 | 10 Jan 2025
Klinis : tanda dan gejala risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi dengan tanda dan gejala risiko infeksi:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Tanda dan gejala yang sesuai:
- Riwayat paparan patogen
- Kondisi kelemahan/penurunan imunitas
- Prosedur invasif/intravaskular
- Luka atau kerusakan integritas kulit
- Perubahan suhu tubuh
- Peningkatan jumlah leukosit
- Peningkatan tanda inflamasi lokal (kemerahan, pembengkakan, nyeri)
2. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
- Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Pasien menunjukkan pemulihan dari infeksi yang ada
- Pasien menunjukkan tingkat risiko infeksi yang rendah
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mencegah infeksi
- Pasien dan keluarga memahami dan dapat mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
- Pasien dan keluarga berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengelolaan infeksi
3. Intervensi Keperawatan SIKI yang Diperlukan:
a. Pengkajian
- Kaji tanda dan gejala infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Kaji respons imun pasien
- Evaluasi riwayat infeksi sebelumnya
b. Perencanaan
- Tentukan prioritas intervensi untuk mengurangi risiko infeksi
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan asuhan
- Koordinasi dengan tim kesehatan lain
c. Implementasi
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi (cuci tangan, gunakan APD, bersihkan lingkungan, dll.)
- Pantau tanda dan gejala infeksi secara rutin
- Berikan perawatan luka/akses vaskular dengan teknik aseptik
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
d. Evaluasi
- Kaji efektivitas intervensi dalam mengurangi risiko infeksi
- Evaluasi perubahan tanda dan gejala infeksi
- Lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk pasien dengan risiko infeksi, perawat harus berfokus pada upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan yang tepat untuk mengurangi risiko infeksi dan mencapai hasil yang optimal bagi pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain serta edukasi yang komprehensif bagi pasien dan keluarga juga sangat penting dalam proses pemulihan dan pencegahan. -
Article No. 10708 | 10 Jan 2025
Klinis : batuk berdahak sesak nafas demam tinggi 4 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Gangguan pola napas (SDKI)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
3. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
- Penyebab: Akumulasi sekret di saluran napas, kelemahan batuk dan mengeluarkan sekret.
- Gejala: Batuk berdahak, suara napas tambahan, dispnea.
- Intervensi: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, pengisapan lendir, dll.
2. Gangguan pola napas (SDKI)
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, perubahan mekanika pernapasan.
- Gejala: Dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, frekuensi napas tidak normal.
- Intervensi: Oksigenasi, manajemen jalan napas, latihan pernapasan, dll.
3. Hipertermia (SDKI)
- Penyebab: Infeksi, peradangan, dll.
- Gejala: Suhu tubuh meningkat, menggigil, sakit kepala, malaise.
- Intervensi: Manajemen suhu tubuh, pemberian cairan, antipiretik, dll.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 10709 | 10 Jan 2025
Klinis : Penurunan curah jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi yang terstruktur mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi penurunan curah jantung.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.2
- Deskripsi: Insufisiensi jantung kongestif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.52
- Deskripsi: Pemasangan alat bantu jantung (Ventricular assist device).
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I50.2 (Insufisiensi jantung kongestif) adalah diagnosis yang sesuai untuk penurunan curah jantung. Insufisiensi jantung kongestif adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, menyebabkan akumulasi cairan di dalam tubuh.
- Kode ICD-9-CM 37.52 (Pemasangan alat bantu jantung) dapat digunakan jika pasien menjalani prosedur pemasangan ventricular assist device, yang merupakan salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung. -
Article No. 10710 | 10 Jan 2025
Klinis : nyeri otot pegal kelelahan lesu batuk pilek hidung tersumbat sembelit konstipasi radang tenggorokan nyeri menelan hepatomegali demam gelisah diaforesis pembesaran kelenjar getah bening pembengkakan tonsil
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sesuai dengan kondisi yang anda sebutkan. Berikut adalah rinciannya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M79.1
- Deskripsi: Mialgia
2. Kode ICD-10:
- Kode: R53.83
- Deskripsi: Kelelahan dan kelemahan lainnya
3. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
4. Kode ICD-10:
- Kode: J00
- Deskripsi: Rhinitis akut
5. Kode ICD-10:
- Kode: K59.0
- Deskripsi: Konstipasi
6. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
7. Kode ICD-10:
- Kode: R07.0
- Deskripsi: Nyeri tenggorokan
8. Kode ICD-10:
- Kode: R16.0
- Deskripsi: Hepatomegali, tidak diklasifikasikan di tempat lain
9. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
10. Kode ICD-10:
- Kode: R45.1
- Deskripsi: Gelisah
11. Kode ICD-10:
- Kode: R61
- Deskripsi: Diaforesis
12. Kode ICD-10:
- Kode: R22.0
- Deskripsi: Pembengkakan lokal, disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening
13. Kode ICD-10:
- Kode: J35.0
- Deskripsi: Hipertrofi tonsil
Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai dengan kondisi yang disebutkan. Kondisi-kondisi tersebut umumnya tidak memerlukan prosedur/tindakan medis tertentu, melainkan lebih banyak memerlukan evaluasi, diagnosa, dan penatalaksanaan konservatif. -
Article No. 10711 | 10 Jan 2025
Klinis : nyeri otot pegal kelelahan lesu batuk pilek hidung tersumbat sembelit konstipasi radang tenggorokan nyeri menelan hepatomegali demam gelisah diaforesis pembesaran kelenjar getah bening pembengkakan tonsil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot dan kelelahan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan mukosa hidung dan tenggorokan
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pola eliminasi
5. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan inflamasi
6. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
7. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kesehatan
8. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan pembesaran organ
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot dan kelelahan:
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Penurunan nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan:
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas
- SIKI: Manajemen energi
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan mukosa hidung dan tenggorokan:
- SDKI: Pola napas tidak efektif
- SLKI: Peningkatan pola napas
- SIKI: Manajemen jalan napas
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pola eliminasi:
- SDKI: Konstipasi
- SLKI: Peningkatan eliminasi
- SIKI: Manajemen eliminasi
5. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan inflamasi:
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Penurunan nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri
6. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi:
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Penurunan suhu tubuh
- SIKI: Manajemen suhu tubuh
7. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kesehatan:
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Penurunan kecemasan
- SIKI: Manajemen kecemasan
8. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan pembesaran organ:
- SDKI: Ketidakefektifan perfusi jaringan
- SLKI: Peningkatan perfusi jaringan
- SIKI: Manajemen perfusi jaringan
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini didasarkan pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Dalam praktik keperawatan, evaluasi dan penilaian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan diagnosa dan intervensi yang paling sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 10712 | 10 Jan 2025
Klinis : nyeri otot pegal kelelahan lesu batuk pilek hidung tersumbat sembelit konstipasi radang tenggorokan nyeri menelan hepatomegali demam gelisah diaforesis pembesaran kelenjar getah bening pembengkakan tonsil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada otot, tenggorokan, dan tonsil, ditandai dengan nyeri otot pegal, nyeri menelan, dan pembengkakan tonsil.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan lesu, ditandai dengan fatigue dan penurunan energi.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersekresi, ditandai dengan batuk, pilek, dan hidung tersumbat.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik dan perubahan pola eliminasi, ditandai dengan sembelit dan konstipasi.
5. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam.
6. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ditandai dengan gelisah dan diaforesis.
7. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, ditandai dengan hepatomegali.
8. Perubahan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik, ditandai dengan gelisah.
9. Peningkatan risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas, ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang memadai.
3. Pasien menunjukkan jalan napas yang efektif.
4. Pasien dapat melakukan eliminasi secara normal.
5. Suhu tubuh pasien kembali normal.
6. Pasien menunjukkan kecemasan yang terkontrol.
7. Pasien mempertahankan berat badan yang sesuai.
8. Pasien mendapatkan istirahat yang cukup.
9. Tidak terjadi komplikasi infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri: identifikasi karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, relaksasi.
2. Peningkatan aktivitas: evaluasi tingkat aktivitas, modifikasi aktivitas, pengaturan aktivitas dan istirahat.
3. Manajemen jalan napas: observasi pola napas, suction, inhalasi oksigen, edukasi teknik batuk efektif.
4. Manajemen konstipasi: pemantauan eliminasi, pemberian laksatif/supositoria, edukasi pola makan kaya serat.
5. Manajemen hipertermia: pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin.
6. Manajemen kecemasan: identifikasi penyebab kecemasan, terapi relaksasi, terapi distraksi.
7. Manajemen nutrisi: evaluasi status nutrisi, pemberian makanan bergizi, konsultasi ahli gizi.
8. Manajemen tidur: identifikasi pola tidur, pengaturan lingkungan tidur, terapi relaksasi.
9. Pencegahan infeksi: pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik, edukasi hygiene.
Penjelasan rinci:
Setiap diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang muncul pada pasien. Luaran/output yang diharapkan merupakan hasil yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan dirancang untuk mencapai luaran/output tersebut, dengan mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik. -
Article No. 10713 | 10 Jan 2025
Klinis : Hasil pengkajian didapatkan data : Klien Ny. R, umur 52 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir S1, agama protestan, status pernikahan menikah, dan beralamat di jalan Komyos Sudarso, Pontianak Barat. Ny. R mengatakan sering merasakan nyeri sendi di kedua lututnya. Nyeri sendi yang dirasakannya dimulai pada saat menjelang menopause. Klien menopause sejak usia 50 tahun. Klien mengatakan bahwa untuk mengurangi rasa nyeri sendi yang dialaminya klien mengetuk-ngetuk lututnya, jika tidak kunjung hilang ia menggunakan koyo dikakinya. Klien juga tidak mengetahui cara lain mengatasi nyeri selain menggunakan koyo dan obat-obatan. klien sering merasa kepanasan pada malam hari untuk mengatasi hal tersebut klien menggunakan kipas. Klien mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang menopause, yaitu menopause adalah wanita yang tidak menstruasi lagi dan bila usia menarche cepat maka usia menopause cepat pula. Ketika ditanya klien tampak bingung, menunjukkan persepsi yang salah, klien juga bertanya tentang seputar menopause. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang keluhan-keluhan pada masa menopause, penyebab menopause, mengapa nyeri sendi bisa terjadi pada menopause, dan cara-cara mengatasi keluhan tersebut.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Sendi berhubungan dengan penurunan fungsi muskuloskeletal akibat proses menopause pada Ny. R.
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial pada persendian.
- Faktor Berhubungan: Penurunan fungsi muskuloskeletal akibat proses menopause.
2. Pengetahuan Kurang tentang Proses Menopause berhubungan dengan Kurangnya Informasi pada Ny. R.
- Definisi: Tidak adekuatnya informasi kognitif yang dimiliki individu mengenai proses menopause.
- Faktor Berhubungan: Kurangnya informasi tentang proses menopause.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Sendi:
- Tujuan: Klien melaporkan penurunan nyeri sendi setelah intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri sendi.
b. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengelola nyeri sendi.
c. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Pengetahuan tentang Proses Menopause:
- Tujuan: Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang proses menopause setelah intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien dapat menjelaskan definisi menopause dengan benar.
b. Klien dapat menjelaskan penyebab dan gejala-gejala menopause dengan benar.
c. Klien dapat menjelaskan cara-cara mengatasi keluhan menopause dengan benar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Sendi:
- Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (kompres hangat, distraksi, relaksasi).
- Peningkatan Mobilitas Sendi
- Dorong klien melakukan latihan rentang gerak dan penguatan otot.
- Ajarkan klien teknik mobilisasi sendi yang benar.
2. Pengetahuan tentang Proses Menopause:
- Manajemen Kesehatan
- Kaji pengetahuan klien tentang proses menopause.
- Berikan informasi dan edukasi tentang pengertian, penyebab, gejala, dan cara mengatasi keluhan menopause.
- Dorong klien untuk terlibat aktif dalam perawatan diri selama masa menopause.
Melalui intervensi-intervensi di atas, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri sendi dan peningkatan pengetahuan tentang proses menopause. -
Article No. 10714 | 10 Jan 2025
Klinis : pasien post operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien post operasi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor risiko: Prosedur pembedahan, sistem kekebalan tubuh yang terganggu, penggunaan alat medis invasif.
- Intervensi keperawatan: Memantau tanda-tanda infeksi, menerapkan teknik aseptik, memberikan antibiotik sesuai indikasi, dan edukasi pasien tentang perawatan luka.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor risiko: Prosedur pembedahan, inflamasi, dan mobilisasi dini.
- Intervensi keperawatan: Menilai karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, dan memantau efektivitas intervensi.
3. Mobilitas Fisik Terganggu
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terkontrol dari satu tempat ke tempat lain.
- Faktor risiko: Prosedur pembedahan, nyeri, dan efek samping anestesi.
- Intervensi keperawatan: Memfasilitasi mobilisasi dini, memantau toleransi aktivitas, memberikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan, dan edukasi pasien tentang mobilisasi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI Standar PPNI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang disusun secara sistematis dan diakui secara nasional.
- SDKI berfungsi sebagai acuan baku dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah kumpulan luaran asuhan keperawatan yang disusun secara sistematis dan diakui secara nasional.
- SLKI berfungsi sebagai acuan baku dalam menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah kumpulan intervensi keperawatan yang disusun secara sistematis dan diakui secara nasional.
- SIKI berfungsi sebagai acuan baku dalam melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat dan efektif.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan outcomes pasien secara optimal.