Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19176 | 02 Jul 2025
Klinis : pasien perempuan mengatakan demam naik turun sejak 3hari yang lalu disertai lemas dan pusing. tekanan darah: 92/63 Nadi:102x/menit suhu:37,3°c respirasi 22x/menit spo2:94%. trombosit 359.000 leukosit 15.170. tubex skor negatif 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (10020)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Suhu (10004)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (10020)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
Penjelasan singkat:
Pasien perempuan mengeluhkan demam naik turun sejak 3 hari yang lalu disertai lemas dan pusing. Berdasarkan data vital signs, pasien memiliki tekanan darah 92/63 mmHg, nadi 102 x/menit, suhu 37,3°C, dan respirasi 22 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombosit 359.000 dan leukosit 15.170. Hasil pemeriksaan Tubex adalah negatif 2. Hal ini menunjukkan adanya indikasi hipertermia atau peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal. -
Article No. 19177 | 02 Jul 2025
Klinis : pasien perempuan mengatakan demam naik turun sejak 3hari yang lalu disertai lemas dan pusing. tekanan darah: 92/63 Nadi:102x/menit suhu:37,3°c respirasi 22x/menit spo2:94%. trombosit 359.000 leukosit 15.170. tubex skor negatif 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien perempuan mengeluh demam naik turun sejak 3 hari yang lalu, disertai lemas dan pusing. Hasil pemeriksaan:
- Tekanan darah: 92/63 mmHg (hipotensi)
- Nadi: 102x/menit (takikardia)
- Suhu: 37,3°C (subfebris)
- Respirasi: 22x/menit (takipnea)
- SpO₂: 94% (normal)
- Trombosit: 359.000/µL (normal)
- Leukosit: 15.170/µL (leukositosis)
- Tubex skor: negatif 2 (menunjukkan kemungkinan infeksi non-tifoid).
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**1. Hipertermia (SDKI: 00007)**
- **Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal akibat ketidakseimbangan produksi dan pelepasan panas.
- **Faktor terkait:** Proses infeksi (leukositosis), demam naik turun.
**2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 00092)**
- **Definisi:** Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- **Faktor terkait:** Kelemahan, takikardia, hipotensi.
**3. Risiko Syok Hipovolemik (SDKI: 00220)**
- **Definisi:** Risiko penurunan volume sirkulasi yang mengancam perfusi jaringan.
- **Faktor risiko:** Hipotensi, takikardia, demam berkepanjangan.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**1. Hipertermia (SLKI: 0701)**
- Kriteria:
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Pasien melaporkan penurunan keluhan demam.
**2. Intoleransi Aktivitas (SLKI: 0901)**
- Kriteria:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai toleransi.
- Tanda vital stabil selama aktivitas (nadi <100x/menit, tekanan darah ≥90/60 mmHg).
**3. Keseimbangan Cairan (SLKI: 0601)**
- Kriteria:
- Tekanan darah ≥90/60 mmHg, nadi 60–100x/menit.
- Turgor kulit normal, mukosa lembap.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Manajemen Hipertermia (SIKI: 2610)**
- Tindakan:
- Kompres hangat/dingin pada aksila dan lipat paha.
- Pantau suhu setiap 2–4 jam.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
**2. Manajemen Energi (SIKI: 0180)**
- Tindakan:
- Bantu pasien dalam aktivitas sesuai kebutuhan.
- Jadwalkan istirahat antara aktivitas.
**3. Pemantauan Keseimbangan Cairan (SIKI: 4120)**
- Tindakan:
- Pantau tanda vital setiap 4 jam.
- Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, produksi urine).
**Kode SDKI-SLKI-SIKI:**
- **SDKI:** 00007, 00092, 00220
- **SLKI:** 0701, 0901, 0601
- **SIKI:** 2610, 0180, 4120
**Catatan:**
- Leukositosis (15.170/µL) mengindikasikan infeksi bakteri, tetapi perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan lanjutan (misalnya, kultur darah).
- Hipotensi dan takikardia memerlukan kewaspadaan terhadap syok septik atau hipovolemik.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). _Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)_. Edisi 2.
---
*Format akademis ini memastikan konsistensi dengan standar PPNI dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based practice).* -
Article No. 19178 | 02 Jul 2025
Klinis : pasien perempuan mengatakan demam naik turun sejak 3hari yang lalu disertai lemas dan pusing. tekanan darah: 92/63 Nadi:102x/menit suhu:37,3°c respirasi 22x/menit spo2:94%. trombosit 359.000 leukosit 15.170. tubex skor negatif 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien perempuan mengeluh demam naik turun sejak 3 hari yang lalu disertai lemas dan pusing. Hasil pemeriksaan:
- Tekanan darah: 92/63 mmHg
- Nadi: 102x/menit
- Suhu: 37,3°C
- Respirasi: 22x/menit
- SpO₂: 94%
- Trombosit: 359.000/µL
- Leukosit: 15.170/µL
- Tubex skor: negatif 2
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**1. Hipertermia (SDKI: 00007)**
- **Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal akibat ketidakseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
- **Faktor yang Mendukung:** Demam naik turun, leukositosis (15.170/µL), dan peningkatan frekuensi nadi serta respirasi.
**2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 00092)**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik secara adekuat karena respons fisiologis yang tidak memadai.
- **Faktor yang Mendukung:** Lemas, pusing, takikardia (nadi 102x/menit), dan tekanan darah rendah (92/63 mmHg).
**3. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan (SDKI: 00025)**
- **Definisi:** Risiko penurunan, peningkatan, atau retensi cairan yang cepat.
- **Faktor yang Mendukung:** Tanda-tanda hipotensi dan takikardia yang dapat mengindikasikan dehidrasi atau gangguan hemodinamik.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**1. Hipertermia (SLKI: 0801)**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36–37,2°C).
- Tidak ada keluhan menggigil atau keringat berlebih.
**2. Toleransi Aktivitas (SLKI: 0104)**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa lemas berlebihan.
- Denyut nadi dan tekanan darah stabil saat aktivitas.
**3. Keseimbangan Cairan (SLKI: 0601)**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Tekanan darah dan nadi dalam rentang normal.
- Tidak ada tanda dehidrasi atau overload cairan.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Manajemen Hipertermia (SIKI: 3920)**
- **Tindakan:**
- Pantau suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
**2. Manajemen Energi (SIKI: 0180)**
- **Tindakan:**
- Bantu pasien dalam aktivitas harian sesuai toleransi.
- Atur jadwal istirahat dan aktivitas bertahap.
**3. Manajemen Cairan (SIKI: 4120)**
- **Tindakan:**
- Pantau tanda vital dan balance cairan.
- Berikan terapi cairan intravena jika diperlukan.
**Catatan:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menetapkan diagnosa.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menentukan tujuan yang ingin dicapai.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** menjadi panduan tindakan perawat.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
---
*Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis.* -
Article No. 19179 | 02 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pada pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 32.01
- Deskripsi: Bronkoskopi diagnostik, termasuk pengambilan sampel jaringan (biopsi), dilakukan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru pada pasien pria usia 45 tahun yang datang dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada pemeriksaan rontgen.
2. Kode ICD-9-CM 32.01 (Bronkoskopi diagnostik, termasuk pengambilan sampel jaringan [biopsi], dilakukan) dapat digunakan jika dokter melakukan prosedur bronkoskopi untuk mengambil sampel jaringan dari lesi di paru untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis.
Dalam praktik klinis, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut, termasuk pemeriksaan laboratorium, pengambilan sampel, dan pemeriksaan radiologis untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru secara pasti sebelum memberikan tatalaksana yang sesuai. -
Article No. 19180 | 02 Jul 2025
Klinis : Faktor Risiko: 1. Hiperglikemia 2. Gaya hidup tidak sehat sering meminum teh manis 3. Tangan dan kaki terasa kebas 4. Kurang terpapar informasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E16.0
- Deskripsi: Hiperglikemia non-diabetes
2. Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk kondisi hiperglikemia. Manajemen kondisi ini biasanya meliputi modifikasi gaya hidup, seperti perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik.
3. Kode ICD-10:
- Kode: R20.2
- Deskripsi: Parestesia
4. Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk kondisi parestesia (rasa kebas pada tangan dan kaki). Manajemen kondisi ini biasanya meliputi identifikasi dan penanganan penyebab mendasar, seperti neuropati perifer, gangguan sirkulasi, atau defisiensi nutrisi.
Penjelasan tambahan:
1. Hiperglikemia non-diabetes (E16.0) adalah kondisi peningkatan kadar glukosa darah yang tidak disebabkan oleh diabetes melitus. Faktor risiko dapat mencakup gaya hidup tidak sehat, seperti sering mengonsumsi minuman manis.
2. Parestesia (R20.2) adalah sensasi abnormal pada kulit, seperti rasa kebas, kesemutan, atau kesemutan pada tangan dan kaki. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk neuropati perifer, gangguan sirkulasi, atau defisiensi nutrisi.
3. Tidak ada kode prosedur spesifik untuk kondisi-kondisi ini karena manajemennya biasanya fokus pada identifikasi dan penanganan penyebab mendasar, serta modifikasi gaya hidup. -
Article No. 19181 | 02 Jul 2025
Klinis : Faktor Risiko: 1. Hiperglikemia 2. Gaya hidup tidak sehat sering meminum teh manis 3. Tangan dan kaki terasa kebas 4. Kurang terpapar informasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Metabolisme Glukosa (00179)
Definisi SDKI: Risiko terjadinya ketidakmampuan mengatur kadar glukosa dalam darah pada batas normal.
2. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Gaya Hidup Sedentari (00168)
Definisi SDKI: Pola perilaku yang ditandai dengan aktivitas fisik yang kurang dan sering duduk atau berbaring.
3. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Sensasi Perifer Terganggu (00042)
Definisi SDKI: Persepsi abnormal atau berkurangnya sensasi di anggota tubuh.
4. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (00126)
Definisi SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik spesifik.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Gangguan Metabolisme Glukosa (00179): Kondisi ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan riwayat keluarga.
2. Gaya Hidup Sedentari (00168): Pola perilaku yang ditandai dengan aktivitas fisik yang kurang dan sering duduk atau berbaring, seperti sering mengonsumsi minuman manis.
3. Sensasi Perifer Terganggu (00042): Kondisi ini ditandai dengan persepsi abnormal atau berkurangnya sensasi di anggota tubuh, seperti rasa kebas pada tangan dan kaki.
4. Defisit Pengetahuan (00126): Kondisi ini ditandai dengan kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik spesifik, seperti kurang terpapar informasi tentang kesehatan.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00179, 00168, 00042, 00126
- Definisi: Lihat definisi di atas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: Disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.
- Definisi: Pernyataan yang menggambarkan hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien/klien sebagai akibat intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: Disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien/klien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 19182 | 02 Jul 2025
Klinis : Faktor Risiko: 1. Hiperglikemia 2. Gaya hidup tidak sehat sering meminum teh manis 3. Tangan dan kaki terasa kebas 4. Kurang terpapar informasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan Berdasarkan SDKI – SLKI – SIKI (PPNI)**
**1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI: 00073)**
- **Definisi:** Peningkatan risiko kadar glukosa darah tidak dalam kisaran normal akibat faktor intrinsik atau ekstrinsik.
- **Faktor Risiko Terkait:**
- Hiperglikemia (kode SDKI: B.1.1.1).
- Gaya hidup tidak sehat (konsumsi tinggi gula; kode SDKI: B.1.1.3).
- **SLKI (Luaran):**
- **Kode 2701:** Kadar glukosa darah stabil (target: 70–180 mg/dL).
- **Kode 2703:** Pemahaman manajemen diet meningkat.
- **SIKI (Intervensi):**
- **Kode 6530:** Edukasi manajemen diabetes (penjelasan dampak konsumsi gula berlebihan).
- **Kode 6540:** Pemantauan glukosa darah berkala.
---
**2. Gangguan Sensori Persepsi: Taktil (SDKI: 00165)**
- **Definisi:** Perubahan respons terhadap rangsangan taktil (kebas) akibat gangguan neuropati.
- **Faktor Risiko Terkait:**
- Hiperglikemia kronis (kode SDKI: B.4.2.1).
- **SLKI (Luaran):**
- **Kode 0803:** Fungsi sensori membaik (skala kebas menurun).
- **SIKI (Intervensi):**
- **Kode 3520:** Proteksi dari cedera (hindari paparan suhu ekstrem).
- **Kode 6542:** Edukasi perawatan kaki neuropatik.
---
**3. Kurang Pengetahuan: Manajemen Kesehatan (SDKI: 00126)**
- **Definisi:** Ketidakcukupan informasi terkait pencegahan komplikasi diabetes.
- **Faktor Risiko Terkait:**
- Kurang terpapar informasi (kode SDKI: B.6.1.1).
- **SLKI (Luaran):**
- **Kode 2203:** Pengetahuan pasien tentang penyakit meningkat.
- **SIKI (Intervensi):**
- **Kode 5602:** Edukasi kesehatan individual (modifikasi gaya hidup).
- **Kode 5606:** Demonstrasi perencanaan diet seimbang.
---
**Referensi Kode:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** Edisi 2017.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** Edisi 2018.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** Edisi 2018.
**Catatan Akademis:** Diagnosa keperawatan ini memenuhi kriteria NANDA-I yang diadaptasi PPNI, dengan pendekatan holistik (biopsikososio-spiritual). Intervensi difokuskan pada pencegahan komplikasi dan peningkatan kemandirian pasien. -
Article No. 19183 | 02 Jul 2025
Klinis : Faktor Risiko: 1. Hiperglikemia 2. Gaya hidup tidak sehat sering meminum teh manis 3. Tangan dan kaki terasa kebas 4. Kurang terpapar informasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan. Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan penjelasan dalam nada akademis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kadar Glukosa Darah Tidak Stabil
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah yang melebihi batas normal.
Faktor Risiko:
a. Hiperglikemia
b. Gaya hidup tidak sehat sering meminum teh manis
2. Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi terkait kondisi kesehatan, pengobatan, prosedur, dan perawatan diri.
Faktor Risiko:
a. Kurang terpapar informasi
3. Gangguan Sensasi Perifer
Definisi: Perubahan dalam persepsi sensorik pada ekstremitas.
Faktor Risiko:
a. Tangan dan kaki terasa kebas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Kadar Glukosa Darah Tidak Stabil:
a. Kadar glukosa darah dalam batas normal
b. Pasien dapat mengelola faktor risiko yang mempengaruhi kadar glukosa darah
c. Pasien menunjukkan perilaku hidup sehat
2. Defisit Pengetahuan:
a. Pasien memahami informasi terkait kondisi kesehatan dan pengelolaannya
b. Pasien dapat menjelaskan kembali informasi yang diterima
c. Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan
3. Gangguan Sensasi Perifer:
a. Pasien dapat melaporkan perubahan sensasi pada ekstremitas
b. Pasien dapat mengelola gejala yang muncul
c. Pasien dapat melakukan perawatan diri untuk mencegah komplikasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Kadar Glukosa Darah Tidak Stabil:
a. Monitoring kadar glukosa darah secara berkala
b. Edukasi tentang diet dan gaya hidup sehat
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan hiperglikemia
d. Dukungan motivasional untuk perubahan perilaku
2. Defisit Pengetahuan:
a. Asesmen tingkat pengetahuan pasien
b. Pemberian edukasi sesuai kebutuhan pasien
c. Evaluasi pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas informasi
3. Gangguan Sensasi Perifer:
a. Asesmen sensasi pada ekstremitas
b. Edukasi tentang perawatan kaki dan tangan
c. Latihan sensomotorik untuk meningkatkan sensasi
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan komplikasi
Sebagai perawat profesional, saya akan menerapkan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 19184 | 02 Jul 2025
Klinis : tulang belakang terasa sakit sampai menjalan kekaki kiri , susah dibuat jalan sudah berbulan2. nyeri pingang juga
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter/perekam medik, berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu:
- Nyeri di tulang belakang yang menjalar ke kaki kiri
- Susah berjalan sudah berbulan-bulan
- Nyeri pinggang
Maka kode diagnosa dan prosedur medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.4
- Deskripsi: Radiculopati
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.2
- Deskripsi: Laminektomi, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
- Kode M54.4 dalam ICD-10 menggambarkan kondisi radiculopati, yaitu gangguan pada akar saraf yang menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada area yang dipersarafi oleh akar saraf tersebut. Dalam kasus ini, nyeri menjalar ke kaki kiri menunjukkan keterlibatan akar saraf di daerah lumbal.
- Kode 72.2 dalam ICD-9-CM Procedure menggambarkan tindakan laminektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat lamina (bagian posterior tulang belakang) guna mengurangi tekanan pada akar saraf. Tindakan ini mungkin dilakukan jika konservatif (misalnya fisioterapi) tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Catatan: Untuk penegakan diagnosis dan penentuan tindakan yang tepat, pasien harus menjalani pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis yang berwenang. -
Article No. 19185 | 02 Jul 2025
Klinis : tulang belakang terasa sakit sampai menjalan kekaki kiri , susah dibuat jalan sudah berbulan2. nyeri pingang juga seperti saraf kejepit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memeriksa gejala-gejala yang Anda deskripsikan, saya dapat menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Anda mengalami kondisi yang dikenal sebagai Radiculopati Lumbal.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.4
- Deskripsi: Radiculopati Lumbal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 03.09
- Deskripsi: Dekompresi saraf spinal lainnya, termasuk transisi dari diskus intervertebralis
Penjelasan detail:
Radiculopati Lumbal adalah kondisi di mana terjadi peradangan atau kompresi pada saraf yang keluar dari ruas tulang belakang lumbal (punggung bawah). Gejala utama yang Anda alami, yaitu nyeri yang menjalar ke kaki kiri, kesulitan berjalan, dan nyeri di pinggang seperti saraf terjepit, adalah ciri-ciri umum dari kondisi ini.
Penyebab yang paling sering adalah:
- Hernia Nukleus Pulposus (Diskus Intervertebralis): Tonjolan atau pergeseran dari bantalan tulang rawan di antara ruas tulang belakang, menekan saraf.
- Stenosis Spinal Lumbal: Penyempitan pada saluran tulang belakang lumbal, menekan saraf.
- Spondilosis Lumbal: Degenerasi dari ruas tulang belakang lumbal, menyebabkan osteofitus (tonjolan tulang) yang dapat menekan saraf.
Pemeriksaan lebih lanjut, seperti pencitraan (MRI atau CT Scan) dan uji neurologis, mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab yang spesifik dan rencana perawatan yang sesuai. Penanganan dapat meliputi pengobatan konservatif (fisioterapi, obat anti-inflamasi, injeksi epidural) atau prosedur bedah (dekompresif atau stabilisasi).
Saya sarankan Anda segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf atau orthopedi untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat. Penanganan yang cepat dan tepat dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.