Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22055 | 10 Oct 2025
Klinis : eorang wanita usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose medis Diabetes melitus . Saat pengkajian didaptkan keluar banyak keringat , tremor, mual ,muntah Dengan indeks massa tubuh 16. Hasil pemeriksaan didapatkan GDS 70 mg/dl. Apakah masalah keperawatan pada kasus diatas ? Select one: a. Penurunan curah jantung b. Perubahan perfusi jaringan serebral c. Resiko kekuranagn volume cairan d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebututuhan. e. Peningkatan suhu tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: D.0019
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu kondisi di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Kondisi ini bukan sekadar merasa lapar, melainkan sebuah masalah klinis yang kompleks dengan dampak signifikan terhadap fungsi fisiologis, pemulihan dari penyakit, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Dalam konteks kasus ini, seorang wanita usia 55 tahun dengan diagnosis medis Diabetes Melitus (DM), masalah ini menjadi sangat krusial. Pasien menunjukkan Indeks Massa Tubuh (IMT) 16, yang masuk dalam kategori underweight atau kekurangan berat badan tingkat sedang hingga berat. IMT yang rendah ini merupakan bukti objektif dari kondisi malnutrisi kronis yang mungkin telah berlangsung lama.
Penyebab ketidakseimbangan nutrisi dapat bersifat multifaktorial. Pada pasien DM, beberapa faktor risiko spesifik berkontribusi terhadap kondisi ini. Pertama, manajemen diet yang ketat dan terkadang keliru dapat menyebabkan asupan kalori yang tidak adekuat. Pasien mungkin terlalu membatasi makanan karena takut gula darahnya naik, tanpa diimbangi dengan pemahaman nutrisi yang benar. Kedua, komplikasi DM seperti gastroparesis (perlambatan pengosongan lambung) dapat menyebabkan mual, muntah, dan rasa kenyang dini, yang secara langsung mengurangi asupan makanan. Gejala mual dan muntah yang dialami pasien dalam kasus ini sangat relevan dengan kemungkinan ini. Ketiga, faktor psikologis seperti stres atau depresi terkait penyakit kronis juga dapat menekan nafsu makan. Keempat, ketidakseimbangan hormonal yang terjadi pada DM dapat memengaruhi metabolisme dan pemanfaatan nutrien oleh tubuh.
Manifestasi klinis pada kasus ini sangat khas dan menunjukkan adanya masalah akut yang tumpang tindih dengan kondisi kronis. Gejala seperti keluar banyak keringat (diaphoresis), tremor, mual, dan muntah, disertai dengan hasil Gula Darah Sewaktu (GDS) 70 mg/dl, merupakan tanda dan gejala klasik dari hipoglikemia (kadar gula darah rendah). Hipoglikemia pada pasien DM sering kali terjadi akibat ketidaksesuaian antara dosis obat antidiabetes (insulin atau oral), aktivitas fisik, dan asupan karbohidrat. Ketika asupan nutrisi tidak mencukupi, sementara pasien tetap menggunakan obat penurun glukosa, cadangan glikogen di hati dan otot akan cepat habis, menyebabkanArticle No. 22056 | 10 Oct 2025
Klinis : diagnose medis Diabetes melitus . keluar banyak keringat , tremor, mual ,muntah Dengan indeks massa tubuh 16. GDS 70 mg/dl.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Diabetes melitus tidak spesifik dengan hipoglikemia tanpa koma
Kode ICD-10: E14.649
Deskripsi Singkat : Kode ini digunakan untuk mendiagnosis episode hipoglikemia (kadar gula darah rendah) pada pasien dengan riwayat Diabetes Melitus yang jenisnya tidak ditentukan (unspecified). Gejala yang dialami pasien seperti keringat berlebih, tremor, mual, dan muntah, disertai hasil Gula Darah Sewaktu (GDS) 70 mg/dl, merupakan manifestasi klinis khas dari hipoglikemia. Kondisi underweight dengan Indeks Massa Tubuh 16 merupakan temuan klinis penting yang menyertai.
Rincian kode E14.649:- E14: Merujuk pada Diabetes Melitus yang tidak spesifik (Unspecified diabetes mellitus).
- .64: Menandakan adanya komplikasi spesifik, yaitu hipoglikemia.
- 9: Menjelaskan bahwa hipoglikemia terjadi tanpa disertai keadaan koma.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 22057 | 10 Oct 2025
Klinis : diagnose medis Diabetes melitus . keluar banyak keringat , tremor, mual ,muntah Dengan indeks massa tubuh 16. GDS 70 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipoglikemia
Kode SDKI: D.0025
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipoglikemia, sesuai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi di mana kadar glukosa dalam darah berada di bawah rentang normal. Secara klinis, kondisi ini sering kali ditetapkan pada kadar glukosa darah plasma < 70 mg/dL (< 3.9 mmol/L), meskipun ambang batas ini dapat bervariasi antar individu dan manifestasi gejala bisa muncul pada kadar yang lebih tinggi, terutama pada pasien dengan kontrol glikemik yang buruk dalam jangka panjang. Hipoglikemia bukan merupakan penyakit tersendiri, melainkan sebuah sindrom klinis yang timbul akibat ketidakseimbangan antara suplai glukosa (dari asupan makanan, pemecahan glikogen di hati/glikogenolisis, dan produksi glukosa baru/glukoneogenesis) dengan laju penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh, terutama otak. Otak sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utamanya, sehingga penurunan kadar glukosa darah yang signifikan dapat menyebabkan disfungsi neurologis yang serius.
Pada pasien dengan diagnosis medis Diabetes Melitus (DM), hipoglikemia adalah komplikasi akut yang paling umum dan ditakuti, terutama bagi mereka yang menggunakan terapi insulin atau obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea dan meglitinid. Penyebab utamanya adalah dosis obat yang berlebihan, penundaan atau pengurangan porsi makan setelah pemberian obat, aktivitas fisik yang tidak terencana atau berlebihan tanpa penyesuaian dosis obat atau asupan karbohidrat, serta konsumsi alkohol yang dapat menghambat proses glukoneogenesis di hati. Dalam kasus yang disajikan, pasien DM dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 16 menunjukkan status gizi kurang (underweight), yang mengindikasikan kemungkinan asupan nutrisi yang tidak adekuat dan cadangan glikogen yang rendah, sehingga meningkatkan risiko hipoglikemia.
Mekanisme fisiologis tubuh dalam merespons penurunan kadar glukosa darah melibatkan serangkaian respons hormonal kontra-regulasi. Ketika glukosa darah mulai turun, sekresi insulin oleh sel beta pankreas akan berkurangArticle No. 22058 | 10 Oct 2025
Klinis : diagnose diabetes melitus, telah diberikan terapi insulin . keluhan keluar banyak air keringat, tremor dan mual muntah, selera makan menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipoglikemia
Kode SDKI: D.0029
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipoglikemia didefinisikan sebagai kondisi di mana kadar glukosa darah turun di bawah rentang normal, yang secara umum dianggap di bawah 70 mg/dL. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera karena otak dan sistem saraf pusat sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber energi utama. Tanpa pasokan glukosa yang cukup, fungsi neurologis dapat terganggu secara signifikan, yang dapat bermanifestasi sebagai kebingungan, kejang, kehilangan kesadaran, hingga kerusakan otak permanen atau bahkan kematian jika tidak ditangani. Pada pasien dengan diagnosis diabetes melitus yang menerima terapi insulin, hipoglikemia adalah komplikasi akut yang paling umum dan ditakuti. Terapi insulin bertujuan untuk meniru fungsi pankreas dalam mengontrol glukosa darah, namun keseimbangan antara dosis insulin, asupan karbohidrat, dan aktivitas fisik sangat krusial. Ketidakseimbangan, seperti dosis insulin yang berlebihan, melewatkan atau menunda makan, asupan karbohidrat yang tidak memadai, atau peningkatan aktivitas fisik tanpa penyesuaian dosis insulin atau asupan makanan, dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah yang cepat dan berbahaya. Gejala hipoglikemia yang dialami pasien, seperti keluar banyak keringat (diaphoresis), tremor, mual, dan muntah, merupakan manifestasi dari respons fisiologis tubuh terhadap kadar glukosa yang rendah. Gejala-gejala ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: adrenergik (autonomik) dan neuroglikopenik. Gejala adrenergik adalah respons awal tubuh yang dimediasi oleh pelepasan hormon kontra-regulasi seperti epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin. Pelepasan hormon ini merangsang sistem saraf simpatik, yang menyebabkan gejala seperti tremor (gemetar), palpitasi (jantung berdebar), kecemasan, dan diaphoresis (berkeringat). Keringat yang keluar seringkali digambarkan sebagai keringat dingin. Gejala ini berfungsi sebagai sinyal peringatan dini bagi individu untuk segera mengonsumsi sumber glukosa. Keluhan mual dan muntah juga dapat menyertai respons autonomik ini. Jika hipoglikemia tidak segera diatasi, kadar glukosa di otak akan terus menurun, menyebabkan gejala neuroglikopenik. Gejala ini timbul akibat kekurangan pasokan energi ke otak dan mencakup sakit kepala, pusing, kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, penglihatan kabur, bicara cadel, perubahan perilaku (seperti iritabilitas atau agresi), kelemahan, hingga kejang dan koma. Menurunnya selera makan, seperti yang dikeluhkan pasien, dapat menjadi faktor penyebab sekaligus akibat dari hipoglikemia. Penurunan selera makan dapat menyebabkan asupan karbohidrat yang tidak cukup untuk menyeimbangkan dosis insulin yang diberikan. Di sisi lain, gejala mual yang parah akibat hipoglikemia itu sendiri dapat semakin menekan nafsu makan, menciptakan lingkaran setan yang memperburuk kondisi. Oleh karena itu, dalam konteks keperawatan, diagnosis Hipoglikemia tidak hanya berfokus pada angka glukosa darah, tetapi juga pada pengenalan dan manajemen gejala yang menyertainya. Perawat harus mampu mengidentifikasi tanda dan gejala ini secara cepat, terutama pada pasien berisiko tinggi seperti pengguna insulin. Penegakan diagnosis keperawatan ini menjadi dasar untuk intervensi yang cepat dan tepat, seperti pemberian karbohidrat sederhana secara oral (jika pasien sadar dan mampu menelan) atau pemberian glukosa intravena (jika pasien tidak sadar), untuk menormalkan kembali kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi neurologis yang serius. Selain penanganan akut, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan mandiri hipoglikemia menjadi komponen vital dalam manajemen jangka panjang diabetes melitus.
Kode SLKI: L.03022
Luaran yang Diharapkan: Kestabilan Kadar Glukosa Darah. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan kestabilan kadar glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil:
- Kadar glukosa dalam darah membaik (dalam rentang normal 70-180 mg/dL).
- Keluhan lelah/lesu menurun.
- Keringat berlebih menurun.
- Tremor menurun.
- Mual dan muntah menurun.
- Kesadaran meningkat.
- Perilaku kepatuhan terhadap program manajemen diabetes meningkat.
Kode SIKI: I.03115
Intervensi Utama: Manajemen Hipoglikemia.
Observasi:
- Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia (mis. banyak keringat, gemetar/tremor, pucat, pusing, gelisah, mual, cemas).
- Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia (mis. dosis insulin berlebih, waktu makan tidak tepat, aktivitas fisik berlebih).
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala.
- Monitor tingkat kesadaran dan kondisi neurologis pasien.
Terapeutik:
- Jika pasien sadar dan mampu menelan, berikan 15 gram karbohidrat sederhana (mis. 120 ml jus buah, 1 sendok makan gula/madu, atau tablet glukosa).
- Pertahankan akses intravena (IV) jika diperlukan.
- Jika pasien mengalami penurunan kesadaran atau tidak mampu menelan, berikan glukosa (mis. Dextrose 40%) sesuai protokol atau kolaborasi dengan dokter.
- Ukur kembali kadar glukosa darah 15 menit setelah intervensi.
- Setelah kadar glukosa darah membaik dan stabil, berikan makanan atau camilan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein untuk mencegah hipoglikemia berulang.
Edukasi:
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk memonitor kadar glukosa darah secara mandiri.
- Anjurkan pasien untuk selalu membawa sumber karbohidrat sederhana yang mudah diakses.
- Jelaskan tanda dan gejala hipoglikemia kepada pasien dan keluarga serta cara penanganannya.
- Jelaskan pentingnya menyesuaikan dosis insulin dengan asupan makanan dan tingkat aktivitas fisik.
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Dextrose IV dan/atau glukagon, jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk peninjauan dan penyesuaian dosis insulin atau obat antidiabetik lainnya.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan makan yang sesuai.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 22059 | 10 Oct 2025
Klinis : diagnose medis Diabetes melitus . keluar banyak keringat , tremor, mual ,muntah Dengan indeks massa tubuh 16. GDS 70 mg/dl. Resiko tinggi cidera b. Resiko kekurangan volume cairan c. Perubahan perfusi cerebral d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh e. Gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: D.0019
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai kondisi di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Pada pasien dengan diagnosis medis Diabetes Melitus (DM), kondisi ini menjadi sangat kompleks dan berisiko tinggi. Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Namun, ironisnya, pasien DM juga sangat rentan mengalami hipoglikemia (kadar glukosa darah rendah), terutama jika manajemen diet dan terapi tidak seimbang.
Dalam kasus ini, data klinis menunjukkan gambaran yang jelas tentang malnutrisi kronis yang diperparah oleh kondisi akut. Indeks Massa Tubuh (IMT) 16 menunjukkan status gizi kurang tingkat berat (underweight), yang mengindikasikan bahwa asupan kalori dan nutrien telah tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor pada pasien DM, seperti ketakutan untuk makan karena khawatir gula darah naik (hiperglikemia), anoreksia (kehilangan nafsu makan) akibat gastroparesis diabetik (perlambatan pengosongan lambung), atau masalah psikososial seperti depresi atau keterbatasan finansial untuk membeli makanan yang sesuai.
Gejala akut yang dialami pasien, seperti keluar banyak keringat (diaforesis), tremor, mual, dan muntah, adalah manifestasi klinis yang sangat khas dari reaksi neurogenik (otonom) terhadap hipoglikemia atau kadar glukosa darah yang turun secara drastis. Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) 70 mg/dl berada di ambang batas bawah normal dan secara klinis dianggap sebagai penanda hipoglikemia, terutama ketika disertai gejala. Keringat berlebih dan tremor adalah respons sistem saraf simpatis yang teraktivasi untuk mencoba menaikkan kadar glukosa darah dengan melepaskan glukagon dan epinefrin. Mual dan muntah dapat memperburuk kondisi ini secara signifikan. Muntah tidak hanya menghalangi asupan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk mengoreksi hipoglikemia, tetapi juga menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, yang meningkatkan risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Siklus ini menjadi sangat berbahaya: malnutrisi kronis (IMT 16) membuat cadangan glikogen di hati dan otot sangat rendah. Ketika pasien tidak makan atau asupannya tidak adekuat, tubuh tidak memiliki cadangan energi yang cukup, sehingga kadar glukosa darah turun dengan cepat. Penurunan ini memicu gejala hipoglikemia. Gejala mual dan muntah yang muncul kemudian membuat pasien semakin tidak bisa makan, yang selanjutnya akan menurunkan kadar glukosa darah lebih jauh lagi. Ini menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus tanpa intervensi medis dan keperawatan yang agresif.
Konsekuensi dari ketidakseimbangan nutrisi yang berkepanjangan pada pasien DM sangat serius. Selain risiko hipoglikemia dan hiperglikemia yang tidak terkontrol, malnutrisi juga menyebabkan penurunan massa otot (sarkopenia), kelemahan fisik umum, penurunan fungsi imun (meningkatkan risiko infeksi), perlambatan penyembuhan luka (masalah besar pada pasien DM yang rentan terhadap luka kaki diabetik), dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, penegakan diagnosis keperawatan ini menjadi prioritas utama untuk merencanakan intervensi yang komprehensif, tidak hanya untuk mengatasi episode hipoglikemia akut tetapi juga untuk memperbaiki status nutrisi jangka panjang pasien.Kode SLKI: L.03030
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Status Nutrisi Membaik, dengan kriteria hasil:
- Porsi makan yang dihabiskan meningkat
- Kekuatan otot menelan meningkat
- Nafsu makan membaik
- Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik ke rentang normal (18,5 - 22,9)
- Frekuensi makan membaik sesuai jadwal diet
- Mual dan muntah menurun atau hilang
- Kadar glukosa darah berada dalam rentang target
- Membran mukosa lembab
Kode SIKI: I.03119
Intervensi Utama: Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi pasien (misalnya, IMT, pengukuran antropometri).
- Identifikasi adanya alergi dan intoleransi makanan.
- Identifikasi makanan yang disukai oleh pasien.
- Monitor asupan makanan secara ketat, catat jumlah kalori dan jenis nutrien yang dikonsumsi.
- Monitor berat badan secara berkala.
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium yang relevan (misalnya, GDS, albumin, hemoglobin).
-
Article No. 22060 | 10 Oct 2025
Klinis : BB turun dari 65 kg menjadi 60 kg dalam 1 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan data Gula darah Puasa 136 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode SDKI: D.0027
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai variasi kadar glukosa darah yang naik (hiperglikemia) atau turun (hipoglikemia) dari rentang normal. Kondisi ini merupakan manifestasi dari gangguan homeostasis glukosa dalam tubuh, yang merupakan proses kompleks yang diatur oleh berbagai hormon, terutama insulin dan glukagon, yang diproduksi oleh pankreas. Pada kasus yang disajikan, data objektif menunjukkan kadar Gula Darah Puasa (GDP) 136 mg/dL, yang berada di atas rentang normal (biasanya 70-99 mg/dL) dan mengindikasikan kondisi hiperglikemia. Angka ini, menurut kriteria American Diabetes Association (ADA), menempatkan pasien dalam kategori diabetes melitus (GDP ≥ 126 mg/dL). Penurunan berat badan yang signifikan (5 kg dalam sebulan) tanpa usaha yang disengaja adalah gejala klasik dari hiperglikemia kronis yang tidak terkontrol.
Fisiologi di balik kondisi ini berpusat pada peran insulin. Insulin adalah hormon anabolik yang memungkinkan sel-sel tubuh (terutama sel otot, lemak, dan hati) untuk menyerap glukosa dari aliran darah dan menggunakannya sebagai energi atau menyimpannya sebagai glikogen (di hati dan otot) atau lemak (di jaringan adiposa). Ketika terjadi disfungsi pankreas (produksi insulin tidak memadai, seperti pada Diabetes Melitus Tipe 1) atau resistensi insulin (sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara efektif, seperti pada Diabetes Melitus Tipe 2), glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk di dalam darah, menyebabkan hiperglikemia.
Sebagai respons terhadap kekurangan energi di tingkat seluler (meskipun kadar glukosa darah tinggi), tubuh mulai mencari sumber energi alternatif. Proses ini memicu katabolisme, yaitu pemecahan jaringan tubuh. Pertama, tubuh akan memecah simpanan glikogen di hati (glikogenolisis). Ketika simpanan ini habis, tubuh beralih ke pemecahan lemak (lipolisis) dan protein otot (proteolisis). Pemecahan lemak menghasilkan asam lemak bebas dan badan keton, yang dapat menyebabkan kondisi berbahaya yang disebut ketoasidosis diabetik jika tidak terkontrol. Proses katabolik inilah yang menyebabkan penurunan berat badan yang cepat dan tidak dapat dijelaskan, seperti yang dialami pasien. Tubuh secara harfiah "memakan" dirinya sendiri untuk mendapatkan energi.
Gejala dan tanda mayor yang sering menyertai ketidakstabilan kadar glukosa darah, khususnya hiperglikemia, meliputi poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (rasa haus yang berlebihan), dan polifagia (rasa lapar yang berlebihan). Poliuria terjadi karena ginjal mencoba mengeluarkan kelebihan glukosa dari darah melalui urin. Glukosa yang tinggi dalam filtrat ginjal menarik air bersamanya (diuresis osmotik), menyebabkan peningkatan volume urin dan dehidrasi. Dehidrasi ini kemudian memicu polidipsia. Sementara itu, polifagia terjadi karena sel-sel tubuh yang "kelaparan" mengirimkan sinyal ke otak untuk meningkatkan asupan makanan, meskipun kadar glukosa di darah sudah tinggi. Gejala lain yang umum adalah kelelahan dan kelesuan, karena sel tidak mendapatkan energi yang cukup untuk berfungsi secara optimal.
Penegakan diagnosis keperawatan ini didasarkan pada kombinasi data subjektif dan objektif. Data objektif utama adalah hasil laboratorium yang menunjukkan kadar glukosa darah di luar rentang normal (GDP 136 mg/dL) dan penurunan berat badan. Data subjektif bisa mencakup keluhan pasien seperti merasa lelah, sering haus, sering lapar, atau sering buang air kecil. Penting bagi perawat untuk melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari, seperti riwayat keluarga dengan diabetes, gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik), atau kondisi medis lain yang dapat mempengaruhi metabolisme glukosa. Manajemen kondisi ini tidak hanya berfokus pada normalisasi kadar glukosa darah tetapi juga pada edukasi pasien untuk pengelolaan mandiri jangka panjang, termasuk pemantauan glukosa, perencanaan makan, aktivitas fisik, dan kepatuhan terhadap terapi farmakologis yang diresepkan.Kode SLKI: L.03022
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan Kestabilan Kadar Glukosa Darah meningkat dengan kriteria hasil:
- Kadar glukosa dalam darah membaik (mendekati rentang normal, misal: <126 mg/dL
-
Article No. 22061 | 10 Oct 2025
Klinis : Seorang wanita usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose medis Diabetes melitus . Saat pengkajian didaptkan keluar banyak keringat , tremor, mual ,muntah Dengan indeks massa tubuh 16. Hasil pemeriksaan didapatkan GDS 70 mg/dl. Apakah masalah keperawatan pada kasus diatas ? Select one: a. Penurunan curah jantung b. Perubahan perfusi jaringan serebral c. Resiko kekuranagn volume cairan d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebututuhan. e. Peningkatan suhu tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: D.0019
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dengan kode D.0019 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Diagnosis ini tidak hanya mencakup kekurangan asupan kalori secara umum, tetapi juga defisiensi makronutrien (protein, karbohidrat, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) yang esensial untuk fungsi seluler, perbaikan jaringan, produksi energi, dan pemeliharaan sistem imun. Pada kasus ini, seorang wanita berusia 55 tahun dengan riwayat Diabetes Melitus (DM) menunjukkan manifestasi klinis yang sangat relevan dengan diagnosis ini, baik secara kronis maupun akut.
Secara kronis, data objektif yang paling menonjol adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) 1Article No. 22062 | 10 Oct 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut melilit Pasien mengatakan BAB cair sejak 2 hari terakhir Pasien menduga diare ini disebabkan oleh konsumsi makanan dari pedagang kaki lima 3 hari sebelum masuk rumah sakit DO : Frekuensi BAB cair lebih dari 5 kali dalam 24 jam terakhir Konsistensi feses cair bising usus 36x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Diare
Kode SDKI: D.0020
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Diare, dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak berbentuk. Kondisi ini merupakan salah satu masalah gastrointestinal yang paling umum ditemui dalam praktik klinis dan dapat menyerang individu dari segala usia. Meskipun sering dianggap sebagai gangguan ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya, diare dapat menjadi kondisi serius yang mengancam jiwa, terutama pada populasi rentan seperti bayi, anak-anak, dan lansia, akibat risiko dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit.
Secara patofisiologis, diare terjadi ketika ada gangguan pada salah satu atau kedua proses utama di usus: penyerapan (absorpsi) dan pengeluaran (sekresi) cairan. Keseimbangan normal antara kedua proses ini memastikan feses memiliki konsistensi yang padat. Gangguan ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa mekanisme utama. Pertama, diare osmotik, yang terjadi ketika zat yang tidak dapat diserap (seperti laktosa pada individu dengan intoleransi laktosa) tertinggal di dalam lumen usus, menarik air secara osmosis dan meningkatkan volume feses. Kedua, diare sekretorik, di mana sel-sel usus secara aktif mensekresikan elektrolit (seperti klorida) ke dalam lumen, yang kemudian diikuti oleh air. Ini sering kali disebabkan oleh toksin bakteri, seperti pada kolera. Ketiga, diare inflamasi, yang disebabkan oleh kerusakan pada mukosa usus akibat infeksi atau penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa). Kerusakan ini mengganggu kemampuan usus untuk menyerap cairan dan elektrolit, serta dapat menyebabkan keluarnya darah dan lendir bersama feses. Keempat, diare akibat motilitas, yang terjadi karena peningkatan kecepatan transit makanan melalui usus (hipermotilitas), sehingga mengurangi waktu yang tersedia untuk penyerapan cairan.
Penyebab diare sangat bervariasi dan dikelompokkan dalam SDKI menjadi tiga kategori: fisiologis, psikologis, dan situasional. Penyebab fisiologis mencakup proses inflamasi gastrointestinal (misalnya, gastroenteritis), iritasi akibat konsumsi makanan pedas atau berlemak, dan proses malabsorpsi. Proses infeksi oleh virus (Rotavirus, Norovirus), bakteri (E. coli, Salmonella, Shigella), atau parasit (Giardia lamblia) adalah penyebab paling umum dari diare akut. Penyebab psikologis, seperti tingkat kecemasan dan stres yang tinggi, dapat memengaruhi sumbu otak-usus (gut-brain axis), yang memicu perubahan motilitas usus danArticle No. 22063 | 10 Oct 2025
Klinis : Data Klinis Pasien Nama: Ny. T Umur: 34 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Agama: Islam Alamat: — Nomor RM: 78XXX Tanggal Masuk: 8 Oktober 2025 Diagnosa Medis: Chronic Kidney Disease (CKD) Stage V + Diabetes Mellitus (DM) + Hipertensi (HT) Terapi: Hemodialisis rutin 2×/minggu 1. Riwayat Kesehatan Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang untuk menjalani hemodialisis rutin. Mengeluh sesak napas sebelum HD, kaki agak bengkak, cepat lelah, dan sulit tidur. Nafsu makan baik. Riwayat penyakit dahulu: Menderita diabetes melitus dan hipertensi sejak ± 8 tahun yang lalu. Sudah menjalani HD rutin sejak 1 tahun terakhir. Riwayat penyakit keluarga: Ada riwayat hipertensi pada orang tua. 2. Pemeriksaan Fisik Parameter Hasil Kesadaran Compos mentis TD 160/70 mmHg Nadi 71 ×/menit RR 20–22 ×/menit Suhu 36,3°C SpO₂ 99% BB 60 kg (naik ±0,5 kg dari BB kering) TB 167 cm 3. Pemeriksaan Sistem Pernapasan: Irama napas teratur, RR 20×/menit saat HD, tidak ada dispneu. Namun pasien mengeluh sesak sedang (ESAS 6) sebelum HD, RR 22×/menit, kadang tampak penggunaan otot bantu napas ringan. Kardiovaskular: Denyut nadi teratur, TD tinggi (160/70 mmHg), tidak ada nyeri dada. Pencernaan: Nafsu makan baik, mukosa lembab, tidak ada mual muntah, BAB normal. Perkemihan: BAK 2–3×/hari dalam jumlah sedikit (karena pasien HD). Muskuloskeletal: Tidak ada hambatan gerak, tonus otot baik, tampak lemah. Integumen: Kulit kering, turgor <2 detik, warna kulit pucat, edema tungkai (+). Sistem saraf: Sadar penuh, orientasi baik. Tidur/Istirahat: Sering terbangun malam, sulit tidur kembali, mengantuk siang hari. Psikososial: Tenang, kooperatif, hubungan baik dengan keluarga. Spiritual: Agama Islam, rutin berdoa sebelum tindakan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 22016 | 09 Oct 2025
Klinis : perlambatan pemulihan paska bedah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Perlambatan Pemulihan Paska Bedah
Kode SDKI: D.0146
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Perlambatan pemulihan paska bedah adalah suatu kondisi klinis dimana terjadi perpanjangan jumlah hari pascaoperasi yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk memulai dan melakukan aktivitas yang esensial untuk mempertahankan hidup, memperkuat kesehatan, dan memulihkan diri secara mandiri. Kondisi ini bukan sekadar pemulihan yang lebih lambat dari rata-rata, melainkan sebuah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi adanya hambatan signifikan dalam proses penyembuhan pasien setelah menjalani prosedur bedah. Diagnosis ini menjadi krusial karena pemulihan yang tertunda dapat meningkatkan risiko komplikasi, memperpanjang masa rawat inap di rumah sakit, meningkatkan biaya perawatan, dan berdampak negatif pada kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Identifikasi dini terhadap tanda, gejala, dan faktor risiko menjadi kunci bagi perawat untuk merencanakan intervensi yang tepat guna mengoptimalkan hasil akhir pasien.
Tanda dan gejala yang menjadi dasar penegakan diagnosis ini dikategorikan menjadi mayor dan minor. Tanda mayor yang paling jelas adalah kesulitan untuk bergerak atau melakukan mobilisasi dini dan persepsi pasien sendiri bahwa waktu pemulihan yang dibutuhkan terasa lebih lama dari yang diharapkan. Tanda minor bersifat lebih bervariasi dan dapat mencakup keluhan fisik maupun psikologis. Secara fisik, pasien mungkin melaporkan kelelahan yang persisten, anoreksia (kehilangan nafsu makan), mual, dan nyeri yang tidak terkontrol dengan baik. Akibatnya, pasien seringkali membutuhkan bantuan lebih banyak dalam melakukan aktivitas perawatan diri dasar (mandi, berpakaian, makan) dan mengalami gangguan fungsi pada area yang dioperasi. Secara psikologis, pasien dapat menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau depresi terkait kondisinya.
Faktor risiko yang berkontribusi terhadap perlambatan pemulihan paska bedah sangat multifaktorial, mencakup aspek fisiologis, psikologis, situasional, dan yang berkaitan dengan prosedur itu sendiri. Dari sisi fisiologis, nyeri pascaoperasi yang tidak teratasi secara adekuat merupakan penghalang utama. Nyeri menyebabkan pasien enggan bergerak (imobilitas), yang selanjutnya meningkatkan risiko komplikasi seperti deep vein thrombosis (DVT), pneumonia, dan atelectasis. Status nutrisi yang buruk (malnutrisi) sebelum atau sesudah operasi juga sangat berpengaruh, karena tubuh membutuhkan protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk proses penyembuhan luka dan pemulihan energi. Faktor lain seperti usia ekstrem (terlalu muda atau terlalu tua), obesitas, dan adanya penyakit komorbid (misalnya diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit jantung) dapat melemahkan respons tubuh terhadap stres pembedahan.
Aspek psikologis tidak kalah pentingnya. Kecemasan pra-operasi, depresi, atau ketakutan untuk bergerak (kinesiophobia) karena khawatir akan rasa sakit atau merusak jahitan operasi dapat menghambat partisipasi aktif pasien dalam program rehabilitasi. Kurangnya motivasi atau ekspektasi yang tidak realistis terhadap proses pemulihan juga dapat menyebabkan frustrasi dan keputusasaan. Dukungan sosial yang tidak memadai dari keluarga atau lingkungan, kurangnya edukasi yang komprehensif sebelum operasi, dan status sosioekonomi yang rendah juga menjadi faktor risiko situasional yang signifikan. Terakhir, kompleksitas dan durasi prosedur bedah itu sendiri, jenis anestesi yang digunakan, serta jumlah kehilangan darah selama operasi dapat secara langsung memengaruhi kecepatan pemulihan fisiologis pasien. Oleh karena itu, seorang perawat harus melakukan pengkajian yang holistik, tidak hanya berfokus pada luka operasi, tetapi juga pada seluruh aspek yang dapat memengaruhi perjalanan pemulihan pasien.Kode SLKI: L.14125
Luaran yang Diharapkan: Pemulihan Paska Bedah. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan proses pemulihan pasien setelah menjalani prosedur pembedahan meningkat, dengan kriteria hasil:
- Tingkat mobilisasi meningkat
- Tingkat pemulihan energi meningkat
- Nafsu makan meningkat
- Pola istirahat membaik
- Adaptasi terhadap keterbatasan fisik meningkat
- Minat terhadap aktivitas meningkat
- Kontrol cemas membaik
- Kontrol nyeri membaik
- Proses penyembuhan luka membaik
- Kekuatan otot meningkat
- Mual menurun
- Kelelahan menurun
Kode SIKI: I.06203
Intervensi Utama: Perawatan Paska Operasi. Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur bedah.
Tindakan:
Observasi- Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan) secara berkala.
- Monitor tingkat kesadaran, status pernapasan, dan tanda-tanda hipoksia.
- Monitor tanda-tanda komplikasi (mis. perdarahan, infeksi luka, trombosis vena dalam, emboli paru).
- Monitor status cairan dan elektrolit, serta asupan dan keluaran (intake dan output).
- Periksa kondisi luka operasi (mis. kemerahan, bengkak, drainase, tanda dehisensi).
- Monitor tingkat nyeri dengan skala yang sesuai.
- Berikan posisi yang nyaman dan sesuai untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi tekanan pada area operasi.
- Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
- Berikan manajemen nyeri secara farmakologis (sesuai kolaborasi) dan non-farmakologis (mis. teknik relaksasi, distraksi).
- Fasilitasi mobilisasi dini secara bertahap (mis. miring kanan-kiri, duduk di tepi tempat tidur, berjalan).
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat untuk mempercepat penyembuhan.
- Pasang stoking kompresi atau perangkat kompresi pneumatik untuk mencegah DVT, jika diindikasikan.
- Jelaskan prosedur dan rutinitas pascaoperasi kepada pasien dan keluarga.
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif untuk mencegah komplikasi paru.
- Ajarkan cara merawat luka operasi di rumah.
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi atau komplikasi lain yang harus segera dilaporkan.
- Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi (terutama protein dan vitamin C) dan cairan.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik, antibiotik, atau terapi lain yang diperlukan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk merancang program latihan dan mobilisasi yang aman dan efektif.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143