Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10819 | 12 Jan 2025
Klinis : Sejak kemarin pagi os muntah > 10 x tiap kali makan, (+) diare (-) demam (-) sesak nafas (-) kejang (-) tanda pendarahan (-), makan minum sedikit-sedikit, nyeri ulu hati (+) , BB 64 kg usia 11 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Gangguan Pola Makan ditandai dengan muntah lebih dari 10 kali setiap kali makan dan asupan makan/minum yang sedikit.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Dehidrasi adalah keadaan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan risiko terjadinya dehidrasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau input dan output cairan, memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan pengganti yang adekuat, dan mengatur pola makan yang tepat.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami gejala muntah yang berulang dan asupan makan/minum yang sedikit, sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Intervensi keperawatan yang tepat adalah memantau status cairan, memberikan cairan pengganti yang adekuat, dan mengatur pola makan yang sesuai untuk mencegah terjadinya dehidrasi. -
Article No. 10820 | 12 Jan 2025
Klinis : badan gatal gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi badan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-gatal)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Gejala yang sering muncul adalah rasa gatal, kulit kemerahan, dan penebalan kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan pruritus adalah pasien dapat mengendalikan gatal, tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani pruritus antara lain:
1. Manajemen gatal: mengenali dan menghindari faktor pencetus, pemberian pelembab kulit, dan penggunaan obat anti-gatal.
2. Manajemen stres: teknik relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
3. Perawatan kulit: menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pruritus dan penanganannya.
Dengan penanganan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mengatasi keluhan gatal-gatal dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. -
Article No. 10821 | 12 Jan 2025
Klinis : demam sudah 4 hari, batuk, pilek, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Fever) :
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Penyebab: Infeksi, peradangan, respon tubuh terhadap agen penyebab.
Tanda dan gejala: Demam, kulit hangat, menggigil.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (Ineffective Airway Clearance):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas.
Penyebab: Peradangan, produksi sekret yang berlebihan.
Tanda dan gejala: Batuk, pilek, sesak napas.
3. Mual (Nausea):
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penyebab: Infeksi, obat-obatan, stres.
Tanda dan gejala: Mual, rasa tidak nyaman di perut.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah kesehatan klien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang menetapkan dan mengembangkan standar-standar tersebut. -
Article No. 10822 | 12 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat dengan pengalaman di bidang keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien membersihkan saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan status nutrisi klien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
3. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien untuk beraktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
Dalam penanganan pasien dengan tuberkulosis paru, perawatan keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. Saya siap untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dalam menangani pasien ini. -
Article No. 10823 | 12 Jan 2025
Klinis : Pendengaran berkurang sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus pendengaran berkurang selama 3 hari, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori: Pendengaran Terganggu
Penjelasan Singkat:
Gangguan Sensori: Pendengaran Terganggu adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan kemampuan untuk mendengar yang menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, interaksi, dan keselamatan.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Definisi: Gangguan pada kemampuan mendengar yang mengganggu interaksi dan komunikasi.
2. Karakteristik Utama: Penurunan kemampuan pendengaran, kesulitan memahami pembicaraan, dan keterbatasan dalam komunikasi.
3. Faktor yang Berhubungan: Penuaan, paparan suara yang berlebihan, infeksi telinga, dan trauma.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Keperawatan: Peningkatan Pendengaran.
2. Kriteria Hasil: Kemampuan mendengar membaik, dapat berkomunikasi dengan baik, dan mampu berinteraksi secara efektif.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan: Manajemen Pendengaran Terganggu.
2. Aktivitas Keperawatan: Mengidentifikasi penyebab gangguan pendengaran, mengajarkan teknik komunikasi yang efektif, dan memberikan alat bantu pendengaran jika diperlukan.
Dengan adanya diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 10824 | 12 Jan 2025
Klinis : Pendengaran berkurang sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pendengaran berkurang selama 3 hari adalah "Gangguan Pendengaran" (Impaired Hearing). Diagnosa ini menggambarkan bahwa pasien mengalami penurunan kemampuan untuk mendengar suara atau bunyi pada tingkat yang normal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Kemampuan Mendengar: Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendengar suara atau bunyi pada tingkat yang normal.
b. Kepuasan terhadap Pendengaran: Pasien dapat mengekspresikan kepuasan terhadap kemampuan mendengarnya.
c. Komunikasi Efektif: Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
d. Partisipasi Sosial: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial tanpa hambatan pendengaran.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Pendengaran:
- Identifikasi penyebab gangguan pendengaran
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya audiolog) untuk mengevaluasi dan menangani gangguan pendengaran
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara mengatasi gangguan pendengaran
- Penggunaan alat bantu dengar atau teknologi komunikasi yang sesuai
b. Promosi Komunikasi:
- Fasilitasi komunikasi pasien dengan orang lain
- Penggunaan teknik komunikasi yang efektif (misalnya berbicara dengan jelas, memastikan kontak mata)
- Identifikasi dan mengatasi hambatan komunikasi
c. Peningkatan Aktivitas Sosial:
- Identifikasi kegiatan sosial yang diminati pasien
- Kolaborasi dengan pasien untuk merencanakan partisipasi dalam kegiatan sosial
- Dukungan dan pendampingan pasien dalam berpartisipasi secara sosial
d. Manajemen Nyeri (jika ada):
- Identifikasi dan manajemen nyeri yang mungkin terkait dengan gangguan pendengaran
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Pendengaran" dipilih karena pasien mengalami penurunan kemampuan mendengar suara atau bunyi yang normal, yang terjadi selama 3 hari. Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup peningkatan kemampuan mendengar, kepuasan terhadap pendengaran, komunikasi efektif, dan partisipasi sosial. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran antara lain manajemen pendengaran, promosi komunikasi, peningkatan aktivitas sosial, dan manajemen nyeri (jika ada). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi masalah pendengaran, memfasilitasi komunikasi yang efektif, dan mendukung partisipasi sosial pasien. -
Article No. 10825 | 12 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan di bawa ke rumah sakit dengan keluhan : batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SIKI, SLKI, beserta kodenya. Sebutkan pula obat-obatan yang sesuai untuk pasien, dan pemeriksaan penunjang untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu seorang perempuan yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi akut pada saluran pernapasan atas, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang dilakukan secara spesifik berdasarkan informasi yang diberikan.
3. Diagnosa berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Kode: 00030
4. Diagnosa berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa: Manajemen jalan napas
- Kode: 3160
5. Diagnosa berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa: Pernapasan efektif
- Kode: 0403
6. Obat-obatan yang sesuai untuk pasien:
- Antibiotik (misal: Amoksisilin)
- Antipiretik (misal: Parasetamol)
- Antiemetik (misal: Ondansetron)
- Ekspektoran (misal: Bromheksin)
7. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
- Pemeriksaan laboratorium:
- Complete Blood Count (CBC)
- Pemeriksaan biokimia (misalnya elektrolit, fungsi hati)
- Pemeriksaan pencitraan:
- Foto thoraks
- Pemeriksaan pencitraan lain (misalnya CT scan thoraks) jika diperlukan
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan yang disampaikan, yaitu batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah, diagnosis yang dapat ditegakkan adalah Infeksi akut pada saluran pernapasan atas, tidak ditentukan (kode ICD-10: J06.9). Tidak ada tindakan medis yang spesifik yang dilakukan berdasarkan informasi yang diberikan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat ditentukan.
Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan SDKI, SIKI, dan SLKI adalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas (kode SDKI: 00030), Manajemen jalan napas (kode SIKI: 3160), dan Pernapasan efektif (kode SLKI: 0403).
Obat-obatan yang sesuai untuk penanganan kondisi ini antara lain antibiotik (misalnya Amoksisilin), antipiretik (misalnya Parasetamol), antiemetik (misalnya Ondansetron), dan ekspektoran (misalnya Bromheksin).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium (CBC, biokimia) dan pemeriksaan pencitraan (foto thoraks, CT scan thoraks jika diperlukan) untuk menunjang diagnosis dan pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 10826 | 12 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan di bawa ke rumah sakit dengan keluhan : batuk, pilek, demam 3 hari, mual dan muntah. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SIKI, SLKI, beserta kodenya. Sebutkan pula obat-obatan yang sesuai untuk pasien, dan pemeriksaan penunjang untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI, ICD, SIKI, SLKI:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (kode 00031)
- Hipertermia (kode 00007)
- Mual (kode 00134)
Diagnosa ICD:
- J11.1 Influenza dengan gejala pernapasan lain (Flu)
Diagnosa SIKI:
- Manajemen Jalan Napas (kode 3140)
- Manajemen Demam (kode 3740)
- Manajemen Mual (kode 1450)
Diagnosa SLKI:
- Status Pernapasan: Terbebas dari Sumbatan (kode 0410)
- Suhu Tubuh dalam Batas Normal (kode 0800)
- Kenyamanan: Terbebas dari Mual (kode 1002)
2. Obat-obatan yang sesuai:
- Obat pereda batuk (expectorant, antitusif)
- Obat penurun demam (antipiretik)
- Antiemetik (untuk mengatasi mual dan muntah)
- Antibiotik (jika diperlukan untuk mengatasi infeksi bakteri)
3. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan fisik (tanda vital, auskultasi pernapasan, dll)
- Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, kultur dahak, jika perlu)
- Rontgen thoraks (jika perlu untuk mendeteksi komplikasi pneumonia)
4. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat bernafas dengan mudah tanpa sumbatan (kode 0410)
- Suhu Tubuh dalam Batas Normal: Pasien tidak lagi demam (kode 0800)
- Kenyamanan: Pasien terbebas dari rasa mual (kode 1002)
5. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
- Manajemen Jalan Napas:
+ Observasi status pernapasan pasien
+ Berikan humidifikasi oksigen, jika diperlukan
+ Ajarkan teknik batuk efektif
- Manajemen Demam:
+ Monitoring tanda vital, terutama suhu tubuh
+ Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
+ Berikan obat penurun demam sesuai resep
- Manajemen Mual:
+ Observasi tanda-tanda mual
+ Berikan antiemetik sesuai resep
+ Atur diet dan asupan cairan pasien
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10827 | 12 Jan 2025
Klinis : pasien tinggi badan tidak normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan tinggi badan yang tidak normal:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Pertumbuhan dan Perkembangan Terganggu
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Pertumbuhan dan Perkembangan Terganggu adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan pada proses pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan Tumbuh Kembang
2. Edukasi Stimulasi Tumbuh Kembang
3. Manajemen Gizi
4. Kolaborasi Terapi Tumbuh Kembang
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan keluarganya untuk memantau, mendukung, dan mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tujuannya adalah memastikan pasien dapat mencapai potensi tumbuh kembangnya secara maksimal. -
Article No. 10828 | 12 Jan 2025
Klinis : pengukuran tinggi badan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Keterbatasan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi pengukuran tinggi badan dapat dikaitkan dengan diagnosa keperawatan Keterbatasan Mobilitas Fisik.
Keterbatasan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai "Kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang terbatas secara independen dan terkoordinasi." Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, neurologis, muskuloskeletal, atau psikologis yang menghambat pergerakan.
Dalam konteks pengukuran tinggi badan, faktor-faktor seperti penurunan fungsi muskuloskeletal, gangguan postural, atau keterbatasan sendi dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan pengukuran tinggi badan secara mandiri dan terkoordinasi. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan pasien untuk menjaga postur tubuh yang tepat dan melakukan gerakan yang diperlukan untuk pengukuran.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Keterbatasan Mobilitas Fisik dalam konteks pengukuran tinggi badan antara lain:
1. Asuhan Keperawatan Mobilitas
2. Perawatan Fisik
3. Manajemen Lingkungan
4. Dukungan Emosional
Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan pengukuran tinggi badan secara mandiri atau dengan bantuan minimal.