Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21193 | 28 Aug 2025
Klinis : syok sepsis. HR 140 . TD 90/60. NGT hitam, drip omeprazole 8 mg/jam. sesak RR 35 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi syok sepsis yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perfusi Jaringan Terganggu berhubungan dengan syok sepsis, ditandai dengan nadi cepat (HR 140), tekanan darah rendah (TD 90/60), dan sesak napas (RR 35 x/menit).
2. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan proses patologis (syok sepsis), ditandai dengan sesak napas (RR 35 x/menit).
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (NGT hitam) dan kondisi klinis (syok sepsis).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan: Sirkulasi
- Pasien akan menunjukkan nadi dalam batas normal (60-100 x/menit), tekanan darah sistolik 100-140 mmHg, dan respiratory rate dalam batas normal (12-20 x/menit).
- Pasien akan menunjukkan peningkatan perfusi perifer (pengisian kapiler <2 detik, ekstremitas hangat).
2. Pola Napas
- Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif dengan respiratory rate dalam batas normal (12-20 x/menit) dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
3. Kontrol Infeksi
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda infeksi yang minimal atau tidak ada (suhu tubuh normal, tidak ada erythema, edema, atau drainase pada area NGT).
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perfusi Jaringan: Sirkulasi
- Monitor tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, respiratory rate) secara berkala.
- Pantau tanda-tanda perfusi perifer (pengisian kapiler, suhu ekstremitas).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk menjaga saturasi oksigen.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan intravena dan obat-obatan vasoaktif (jika perlu) untuk menstabilkan tekanan darah.
2. Pola Napas
- Monitor respiratory rate dan pola napas secara berkala.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk menjaga saturasi oksigen.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk teknik pernapasan dan mobilisasi dini (jika memungkinkan).
3. Kontrol Infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu tubuh, erythema, edema, drainase) secara berkala.
- Rawat NGT dengan prosedur aseptik untuk mencegah infeksi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mencegah infeksi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang efektif dengan tim medis, diharapkan pasien dengan syok sepsis dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas hemodinamik, perbaikan pola napas, dan pencegahan infeksi. Pemantauan yang ketat dan penyesuaian intervensi berdasarkan respons pasien sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 21194 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dari igd dengan suhu 37 dan ttv 120/60 kepala pusing tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu suhu 37°C, tekanan darah 120/60 mmHg, kepala pusing, dan tidak nafsu makan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Cedera akut atau kronis.
- Karakteristik mayor: Pasien melaporkan adanya rasa tidak nyaman atau sakit, ekspresi wajah menunjukkan rasa nyeri, perilaku protektif terhadap area yang nyeri.
2. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan gangguan pencernaan.
- Karakteristik mayor: Pasien melaporkan tidak nafsu makan, perubahan berat badan, dan peningkatan atau penurunan intake makanan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target.
- Pasien melaporkan peningkatan nafsu makan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, terapi dingin/hangat, dan distraksi.
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif.
- Buat rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasien.
- Berikan makanan dan suplemen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
- Monitor berat badan dan tanda-tanda vital secara rutin.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri akut, meningkatkan asupan nutrisi, serta memperoleh tanda-tanda vital yang stabil. Tujuan akhirnya adalah peningkatan status kesehatan pasien dan kualitas hidupnya. -
Article No. 21195 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dari igd dengan suhu 37 dan ttv 120/60 kepala pusing tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;\red255\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0
\par
\par \b Pasien:\b0 Perempuan/Laki-laki, datang dari IGD dengan keluhan suhu 37\super o\super0 C, tekanan darah 120/60 mmHg, kepala pusing, dan tidak nafsu makan.
\par
\par \b Diagnosis Keperawatan:\b0 Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: B.2.1)
\par
\par \b Penjelasan Singkat:\b0
\par
\par \b 1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) - Kode: B.2.1\b0
\par \tab - \b Definisi:\b0 Risiko terjadinya asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
\par \tab - \b Faktor Risiko/Karakteristik:\b0 Tidak nafsu makan (faktor biologis), pusing (faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi kemampuan makan), dan tekanan darah 120/60 mmHg (mungkin menunjukkan kondisi hipotensi yang berkontribusi terhadap pusing dan malaise). Suhu 37\super o\super0 C dalam batas normal, namun dapat menjadi pertanda awal proses inflamasi atau infeksi yang mempengaruhi nafsu makan.
\par
\par \b 2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) - Kode: 0403 Status Nutrisi\b0
\par \tab - \b Definisi:\b0 Luaran yang diharapkan adalah perbaikan status nutrisi pasien.
\par \tab - \b Indikator:\b0
\par \tab\tab - Asupan makanan dan cairan adekuat (meningkat)
\par \tab\tab - Nafsu makan membaik
\par \tab\tab - Tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan
\par \tab\tab - Keluhan pusing berkurang atau hilang
\par
\par \b 3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) - Kode: 1120 Manajemen Nutrisi\b0
\par \tab - \b Definisi:\b0 Pemberian dukungan nutrisi dan konseling untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
\par \tab - \b Aktivitas:\b0
\par \tab\tab - Kaji penyebab tidak nafsu makan (misalnya, pusing, mual, faktor psikologis)
\par \tab\tab - Kolaborasi dengan tim gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan jenis diet yang sesuai
\par \tab\tab - Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil namun sering
\par \tab\tab - Monitor tanda-tanda dehidrasi atau malnutrisi (turgor kulit, mukosa mulut, berat badan)
\par \tab\tab - Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi dalam proses penyembuhan
\par \tab\tab - Kolaborasi pemberian antiemetik jika diperlukan (setelah konsultasi dengan dokter)
\par
\par \b Catatan:\b0 Diagnosis ini bersifat \i risiko\i0 , sehingga intervensi difokuskan pada pencegahan dan meminimalkan faktor risiko. Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda dehidrasi, hipoglikemia, atau memburuknya status nutrisi sangat penting.
\par
\par Hormat kami,
\par \i Perawat Klinis\i0
\par}
-
Article No. 21196 | 28 Aug 2025
Klinis : Subjective (S) ibu mengatakan perut anak lebih mengecil diabnding seelumnya, anak muntah pagi ini jam 07.00 1 kali, warna hijau. anak masih mual. keluhan nyeri masih ada dibgian perut hilang timbul, anak belum BAB 9 hari, pagi ini anak demam subfebris, S : 37.8 C Dx : Tumor Abdomen Susp. Limfoma Maligna + Yolk sac tumor + dermatitis seboroik + S. lleus Obstruksi + Dehidrasi pucat anak nampak berkurang Anaak tidak bisa tidur, anak minta minum terus menerus objektif keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmetis, tampak konjungtiva anemis berkurang, tampak sklera ikterik tampak perut membesar, nyeri perut masih FLACC 3, tampak kurus, kepala tampak exoriasi, tampak dermatitis (+) regio frontal Tampak suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas tambahan ronkii NGT alir -> pasien dipuasakan Terpasang oksigen NK 3 lpm Status Gizi : gizi kurang + stunted 12:32:31 BC 06.00-12.00 wita -08-25 11:56:50 INPUT makan: 0 cc minum: 0 cc infus TPN + lipid : 267.48 + 8.75 cc Koreksi NS3% : 20 cc obat2an injeksi + oral : 25 ml OUTPUT BAK : 230 cc BAB: 0 cc NGT alir: 0 Muntah : 10 cc IWL 6 jam : 47,25 cc Suhu Rr: Spoz: : 36.9?C : 30 bpm : 98% Salin Nadi BB: : 115 bpm : 11.3 kg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis dalam abdomen.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan kehilangan cairan melalui muntah.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman dan cemas.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: asupan sesuai kebutuhan
- Indikator: Berat badan terpelihara, tidak ada penurunan berat badan, asupan makan/minum adekuat.
2. Kontrol nyeri
- Indikator: Skala nyeri menurun, tidak ada tanda-tanda nyeri.
3. Keseimbangan cairan
- Indikator: Turgor kulit baik, CRT <3 detik, tidak ada tanda dehidrasi.
4. Pola tidur terpelihara
- Indikator: Anak dapat tidur dengan tenang, tidak ada gangguan tidur.
5. Toleransi aktivitas meningkat
- Indikator: Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, tidak tampak lelah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nutrisi
- Berikan dukungan nutrisi sesuai kebutuhan, pantau asupan dan output cairan, kolaborasi dengan ahli gizi.
2. Manajemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgesik sesuai indikasi, berikan terapi non-farmakologis.
3. Manajemen cairan
- Kaji status cairan, berikan cairan sesuai kebutuhan, pantau input dan output cairan, lakukan kolaborasi pemberian cairan intravena.
4. Peningkatan tidur
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur, berikan edukasi dan dukungan pada anak dan keluarga.
5. Peningkatan aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas, bantu aktivitas sesuai kemampuan, berikan dukungan fisik dan psikologis.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pada kasus ini, anak mengalami berbagai kondisi klinis yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang kompleks. Diagnosa keperawatan SDKI yang teridentifikasi mencakup masalah nutrisi, nyeri, cairan, tidur, dan aktivitas. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah memulihkan status nutrisi, mengendalikan nyeri, menjaga keseimbangan cairan, mempertahankan pola tidur yang adekuat, dan meningkatkan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nutrisi, nyeri, cairan, peningkatan tidur, dan peningkatan aktivitas. Kolaborasi dengan ahli gizi dan pemberian cairan intravena juga diperlukan untuk mendukung penatalaksanaan yang komprehensif. Penekanan utama adalah pada pemulihan status kesehatan anak secara holistik, dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, dan sosial. -
Article No. 21197 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien dengan keluhan : lemah anggota gerak kanan sejak 3 hari yang lalu,mual dan muntah (-) menelan (+) bicara (-)sakit kepala (-) bab dan bak (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dilaporkan, yaitu lemah anggota gerak kanan sejak 3 hari, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mobilitas Fisik Terganggu. Diagnosa ini mencerminkan adanya penurunan kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol pada satu atau lebih anggota tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol pada anggota tubuh yang terganggu dengan bantuan minimal.
2. Risiko Jatuh Berkurang: Pasien tidak mengalami jatuh selama proses perawatan.
3. Kesejahteraan Psikologis Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan mood dan motivasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mobilitas
- Melakukan pengkajian menyeluruh terhadap kemampuan mobilitas pasien
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas pasien
- Menyusun rencana rehabilitasi dan latihan untuk meningkatkan mobilitas
- Memberikan bantuan dan alat bantu sesuai kebutuhan pasien
- Memantau perkembangan mobilitas pasien secara berkala
2. Pencegahan Jatuh
- Mengidentifikasi faktor risiko jatuh pada pasien
- Menyediakan lingkungan yang aman dan terkendali
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan jatuh
- Memantau aktivitas pasien dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan
3. Dukungan Psikologis
- Melakukan asesmen terhadap kondisi psikologis pasien
- Memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan
- Mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikologis yang muncul selama perawatan
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat memulihkan mobilitas fisik, menurunkan risiko jatuh, serta meningkatkan kesejahteraan psikologisnya. -
Article No. 21198 | 28 Aug 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) [00046]
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menyebabkan komplikasi pada saluran pernapasan.
2. Risiko Demam [00256]
Definisi: Rentan terhadap peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Risiko Gangguan Integritas Kulit [00047]
Definisi: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. ISPA [D.0046]
2. Demam [D.0256]
3. Gangguan Integritas Kulit [D.0047]
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi [L.0154]
2. Manajemen Demam [L.0198]
3. Integritas Kulit [L.0140]
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi [I.0154]
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengendalikan, dan menangani infeksi.
2. Manajemen Demam [I.0198]
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
3. Perawatan Luka [I.0140]
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu seorang anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, kemungkinan besar pasien tersebut mengalami penyakit campak. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah risiko infeksi saluran pernapasan akut, risiko demam, dan risiko gangguan integritas kulit. -
Article No. 21199 | 28 Aug 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu seorang anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, serta kemungkinan diagnosis campak, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan yang spesifik untuk kondisi ini, karena penatalaksanaan campak umumnya bersifat suportif dan simptomatik, seperti pemberian cairan, antipiretik, dan tindakan untuk mengelola gejala lainnya.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05.9 (Campak, tanpa komplikasi) sesuai dengan gambaran klinis pasien, yaitu anak dengan demam, ruam, bintik Koplik, batuk kering, dan mata merah, yang merupakan gejala-gejala khas dari penyakit campak.
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan yang spesifik, karena penatalaksanaan campak umumnya bersifat suportif dan simptomatik, seperti pemberian cairan, antipiretik, dan tindakan untuk mengelola gejala lainnya. Tidak ada tindakan medis khusus yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM.
- Diagnosis campak pada anak ini perlu dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium, seperti deteksi antibodi IgM spesifik terhadap virus campak atau pemeriksaan PCR, untuk memastikan diagnosis. -
Article No. 21200 | 28 Aug 2025
Klinis : Risiko defisit cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko defisit cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Cairan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00028
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LD001
Definisi: Pasien menunjukkan keseimbangan antara intake dan output cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I0039
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan volume cairan dan elektrolit tubuh yang adekuat.
Sebagai perawat profesional, saya memahami bahwa risiko defisit cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare merupakan kondisi yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat. Evaluasi dan pemantauan yang cermat terhadap intake dan output cairan, serta intervensi yang sesuai, akan sangat membantu dalam mencegah dan mengatasi risiko defisit cairan pada pasien. -
Article No. 21201 | 28 Aug 2025
Klinis : Risiko defisit cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Risiko Defisit Cairan" (00028). Kondisi ini ditandai dengan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui diare. Pasien berisiko mengalami dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan komplikasi terkait defisit cairan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Hidrasi Adekuat (0602): Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi adekuat, seperti mempertahankan volume cairan tubuh, keseimbangan elektrolit, dan turgor kulit yang baik.
b. Keseimbangan Cairan (0601): Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan intake dan output cairan yang seimbang, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
c. Toleransi terhadap Aktivitas (0005): Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari seiring dengan perbaikan hidrasi dan keseimbangan cairan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Cairan (6650): Memantau asupan dan pengeluaran cairan, berat badan, tanda-tanda vital, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan secara berkala.
b. Manajemen Diare (0460): Memberikan perawatan spesifik untuk mengatasi diare, seperti memberikan cairan dan elektrolit pengganti, serta memantau tanda-tanda komplikasi.
c. Terapi Cairan (4120): Memberikan cairan dan elektrolit melalui jalur oral atau parenteral sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi, pengelolaan diare, serta upaya pencegahan komplikasi.
e. Manajemen Masukan-Keluaran (4110): Memantau dan mencatat secara teliti semua masukan dan pengeluaran cairan untuk memastikan keseimbangan cairan yang adekuat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Defisit Cairan" (00028) menggambarkan kondisi pasien yang berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan akibat diare. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, dan komplikasi terkait defisit cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup tiga area penting, yaitu: (1) Hidrasi Adekuat, untuk memastikan volume cairan dan keseimbangan elektrolit yang baik; (2) Keseimbangan Cairan, untuk mempertahankan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan; dan (3) Toleransi terhadap Aktivitas, yang akan meningkat seiring dengan perbaikan kondisi hidrasi dan keseimbangan cairan.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi pemantauan cairan, manajemen diare, terapi cairan, edukasi kesehatan, dan manajemen masukan-keluaran. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit, mencapai keseimbangan cairan yang adekuat, serta mencegah komplikasi terkait defisit cairan.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat memulihkan kondisi hidrasi, mencapai keseimbangan cairan yang optimal, dan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari. -
Article No. 21084 | 27 Aug 2025
Klinis : BENJOLAN DIDEKAT ANUS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K62.8
- Deskripsi: Lesi lain yang ditentukan pada anus dan saluran anus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 49.93
- Deskripsi: Eksisi atau destruksi lesi atau jaringan dari anus
Penjelasan:
Kondisi benjolan di dekat anus dapat diklasifikasikan sebagai lesi lain yang ditentukan pada anus dan saluran anus berdasarkan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10). Kode diagnosa yang sesuai adalah K62.8.
Jika diperlukan, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah eksisi atau destruksi lesi atau jaringan dari anus, yang memiliki kode ICD-9-CM 49.93. Prosedur ini dapat dilakukan untuk menangani benjolan atau lesi di daerah anus.
Penting untuk dicatat bahwa kode diagnosa dan prosedur harus ditentukan berdasarkan evaluasi klinis yang komprehensif oleh tenaga medis yang berwenang. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan penagihan yang benar.