Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13044 | 28 Feb 2025
Klinis : kadar Hb pasien 8,2, warna kulit sedikit pucat, turgor kulit baik, CRT <2detik, konjungtiva anemis, akral hangat, tidak ada edema perifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Defisiensi volume cairan (SDKI) / Risiko Dehidrasi (SIKI)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisiensi volume cairan: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasluler.
- Karakteristik utama: Kadar Hb rendah, kulit pucat, turgor kulit baik, CRT < 2 detik, konjungtiva anemis, akral hangat, tidak ada edema perifer.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Dehidrasi: Keadaan di mana individu memiliki risiko untuk kehilangan cairan tubuh secara berlebihan.
- Luaran yang diharapkan: Individu bebas dari tanda-tanda dehidrasi, dapat mempertahankan cairan tubuh yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemantauan asupan dan output cairan
- Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Edukasi terkait kebutuhan cairan dan pencegahan dehidrasi
Dengan kondisi yang Anda berikan, yaitu kadar Hb rendah, kulit pucat, namun tanda vital dan perfusi perifer masih dalam batas normal, maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah Defisiensi volume cairan (SDKI) atau Risiko Dehidrasi (SIKI). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, serta pemberian cairan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. -
Article No. 13045 | 28 Feb 2025
Klinis : • Pasien mengatakan pernah mengalami anemia sebelumnya • Pasien juga mengatakan mengalami anemia • Pasien mengatakan masih lemas DO: • Keadaan umum pasien tampak cukup • Kadar Hemoglobin pasien 8,2 gr/dL • Konjungtiva mata anemis • CRT pasien < 2 detik • Turgor kulit baik • Warna kulit sedikit pucat • Akral hangat • Tidak ada edema
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Volume Cairan (Dehydration) berhubungan dengan Defisit Nutrisi (Anemia)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Volume Cairan (Dehydration) adalah kondisi di mana terdapat penurunan cairan intraseluler dan ekstraseluler akibat kehilangan cairan yang melebihi asupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi Adekuat
2. Hemodinamik Stabil
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Cairan
2. Manajemen Nutrisi
3. Terapi Cairan
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami penurunan volume cairan (dehydration) yang disebabkan oleh defisit nutrisi (anemia) yang dialaminya. Hal ini ditandai dengan keluhan lemas, konjungtiva mata anemis, CRT kurang dari 2 detik, dan warna kulit yang sedikit pucat. Tujuan keperawatan adalah mencapai hidrasi yang adekuat dan hemodinamik yang stabil melalui pemantauan cairan, manajemen nutrisi, dan terapi cairan yang sesuai. -
Article No. 12942 | 27 Feb 2025
Klinis : data objektif bayi dalam perawatan fototerapi mata bayi ditutupi untuk mencegah kerusakan retina
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan, dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar, nurse.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi yang sedang menjalani perawatan fototerapi dengan mata yang ditutupi untuk mencegah kerusakan retina adalah "Risiko Kerusakan Integritas Kulit".
Penjelasan:
Bayi yang menjalani perawatan fototerapi memiliki risiko mengalami kerusakan integritas kulit akibat paparan sinar ultraviolet dari lampu fototerapi. Hal ini dapat menyebabkan iritasi, eritema, dan kerusakan pada kulit bayi. Selain itu, penutupan mata bayi juga dapat mempengaruhi posisi dan gerakan bayi, sehingga dapat berdampak pada integritas kulit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Integritas Kulit Tetap Utuh".
Penjelasan:
Tujuan utama dari Asuhan Keperawatan adalah untuk mempertahankan integritas kulit bayi agar tetap utuh selama menjalani perawatan fototerapi. Hal ini dapat dicapai dengan meminimalkan risiko kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet dan posisi bayi yang tidak optimal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Integritas Kulit Tetap Utuh" adalah:
a. Manajemen Integritas Kulit
b. Perawatan Kulit
c. Peningkatan Kenyamanan
Penjelasan:
a. Manajemen Integritas Kulit:
- Mengkaji kondisi kulit bayi secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda kerusakan kulit.
- Menggunakan pelindung kulit yang sesuai, seperti kapas atau kain lembut, untuk melindungi kulit bayi dari paparan sinar ultraviolet.
- Memposisikan bayi dengan hati-hati untuk menghindari tekanan dan gesekan yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
b. Perawatan Kulit:
- Membersihkan kulit bayi secara lembut dan dengan hati-hati untuk mencegah iritasi.
- Menggunakan pelembab kulit yang sesuai untuk menjaga kelembaban dan elastisitas kulit.
- Memantau tanda-tanda iritasi atau kerusakan kulit dan melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan yang sesuai.
c. Peningkatan Kenyamanan:
- Memastikan bayi dalam posisi yang nyaman dan aman selama perawatan fototerapi.
- Memberikan intervensi yang dapat meningkatkan kenyamanan bayi, seperti pemberian sucrose atau non-farmakologis lainnya untuk mengurangi stres.
- Meminimalkan gangguan dari prosedur dan manipulasi selama perawatan fototerapi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu Integritas Kulit Tetap Utuh pada bayi yang menjalani perawatan fototerapi. -
Article No. 12943 | 27 Feb 2025
Klinis : data objektif bayi dalam perawatan fototerapi mata bayi ditutupi untuk mencegah kerusakan retina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
Berdasarkan data objektif yang diberikan, di mana bayi dalam perawatan fototerapi dengan mata bayi yang ditutupi untuk mencegah kerusakan retina, risiko kerusakan integritas kulit menjadi diagnosa keperawatan yang sesuai.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), risiko kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai "Berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyatakan bahwa luaran yang diharapkan dalam kondisi ini adalah: Integritas Kulit Terjaga, yang ditandai dengan:
1. Tidak ada kerusakan pada kulit
2. Tidak ada tanda peradangan
3. Tidak ada perubahan warna kulit
4. Tidak ada perubahan sensasi
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti:
1. Manajemen Lingkungan: Mengatur suhu dan kelembaban ruangan yang optimal untuk mencegah dehidrasi
2. Perawatan Kulit: Mempertahankan kelembaban kulit, melakukan pemijatan lembut, dan memantau tanda-tanda kerusakan kulit
3. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan terkait perawatan kulit dan pencegahan kerusakan kulit
Dengan terlaksananya intervensi-intervensi ini, diharapkan risiko kerusakan integritas kulit pada bayi dapat diminimalkan selama menjalani perawatan fototerapi. -
Article No. 12944 | 27 Feb 2025
Klinis : gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Etiologi:
1. Keterbatasan fisik
2. Keterbatasan kognitif
3. Kurangnya motivasi
4. Kurangnya pengetahuan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
2. Kemauan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
3. Pemahaman tentang pentingnya perawatan diri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
2. Klien memiliki kemauan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
3. Klien memahami pentingnya perawatan diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Asesmen kemampuan dan kemauan klien dalam melakukan perawatan diri
2. Edukasi tentang pentingnya perawatan diri dan manfaatnya bagi kesehatan
3. Latihan dan bantuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri
4. Monitoring dan evaluasi kemajuan klien dalam perawatan diri
Penerapan SDKI - SLKI - SIKI dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk membantu klien mengatasi defisit perawatan diri sehingga dapat mencapai kemandirian dalam aktivitas perawatan diri. -
Article No. 12945 | 27 Feb 2025
Klinis : intervensi keperawatan divisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi keperawatan di visit perawatan diri.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Kemandirian dalam Aktivitas Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Kemandirian dalam Aktivitas Perawatan Diri adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan satu atau lebih aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk gangguan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri adalah pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri meliputi:
1. Bantu pasien dalam aktivitas perawatan diri
2. Latih pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
3. Modifikasi lingkungan untuk mendukung kemandirian pasien dalam aktivitas perawatan diri
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang teknik perawatan diri yang benar
5. Kolaborasi dengan profesi lain (misalnya terapis okupasi) untuk memaksimalkan kemandirian pasien.
Sebagai perawat, saya akan berupaya membantu pasien untuk mencapai kemandirian dalam aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Intervensi yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi individual pasien, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 12946 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, susah nafas saat berbaring
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien yang tampak meringis, susah nafas saat berbaring, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan cara yang memadai.
2. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan cara yang memadai.
2. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur, mengendalikan, dan meredakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi jalan napas.
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan Singkat:
Pasien tampak meringis dan susah bernapas saat berbaring, menunjukkan adanya masalah dengan pola napas dan nyeri. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas dan Nyeri Akut. Tujuan terkait luaran keperawatan adalah Pola Napas Efektif dan Kontrol Nyeri. Intervensi keperawatan yang sesuai adalah Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Nyeri, yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi jalan napas dan mengenali, mencegah, serta mengurangi pengalaman nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 12947 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, susah nafas saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot Pernapasan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot Pernapasan ditandai dengan pasien tampak meringis, susah napas saat berbaring, dan bertambah sesak jika berjalan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan pernapasan yang normal, tidak ada tanda-tanda kerja napas yang meningkat, dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Ventilasi
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Energi
5. Manajemen Nyeri
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif, mengurangi kerja napas, dan memaksimalkan pertukaran gas pada pasien. -
Article No. 12948 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, nyeri dada susah nafas saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utama intervensi adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Tujuan utama intervensi adalah mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan posisi, oksigenasi, dan latihan pernapasan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan kapasitas fisik atau persepsi.
- SLKI: Tujuan utama intervensi adalah meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan aktivitas, manajemen energi, dan latihan aktivitas.
Dengan memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan pasien. -
Article No. 12949 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, nyeri dada sampai ulu hati susah nafas saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada Akut
Penjelasan:
Pasien tampak meringgis, mengeluhkan nyeri dada sampai ulu hati, serta mengalami sesak napas saat berbaring dan bertambah saat berjalan. Hal ini menunjukkan adanya Nyeri Dada Akut, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Dada Akut dicirikan oleh keluhan nyeri dada, sesak napas, dan perasaan tertekan di dada. Pasien juga dapat mengalami peningkatan frekuensi nadi, perubahan tekanan darah, dan perubahan ekspresi wajah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Dada Akut adalah pasien dapat melaporkan berkurangnya nyeri dada, meningkatnya kemampuan untuk bernapas dengan nyaman, serta stabilnya tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk Nyeri Dada Akut meliputi:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan obat analgesik sesuai indikasi, dan melakukan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi.
2. Manajemen Jalan Napas: Memantau status pernapasan, memposisikan pasien dengan nyaman, dan memberikan oksigen jika diperlukan.
3. Pemantauan Tanda Vital: Mengukur dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan komprehensif untuk menangani Nyeri Dada Akut pada pasien.