Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11082 | 17 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun, mengeluh nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah. Nyeri hilang-timbul dan disertai dengan mual serta kesulitan buang air kecil dan sakit padahal rasanya ingin kencing. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 140/90 mmHg, frekuensi nadi: 90 x/menit, suhu: 37,3°C, frekuensi pernapasan: 20 x/menit, dan hematuria pada analisis urin dan pasien terpasang kateter urin. Diagnosis medis pasien adalah urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih. apa diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penyebab: Agen cedera fisik (urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih).
Gejala dan Tanda:
- Keluhan nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah
- Nyeri hilang-timbul
- Mual
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan pola berkemih yang tidak normal.
Penyebab: Agen fisik (urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih).
Gejala dan Tanda:
- Kesulitan buang air kecil
- Rasa sakit saat berkemih
- Hematuria
- Terpasang kateter urin
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Nyeri dapat terkontrol
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Pasien dapat melaporkan pengurangan rasa nyeri
2. Gangguan Eliminasi Urin:
- Pasien dapat berkemih dengan lancar
- Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih
- Jumlah urin yang dikeluarkan sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri
2. Gangguan Eliminasi Urin:
- Pantau intake dan output cairan
- Pertahankan kateterisasi urin untuk drainase
- Berikan edukasi tentang perawatan kateter dan pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi perkembangan kondisi urolithiasis
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan gejala dan tanda yang dialami pasien, yaitu nyeri hebat di pinggang kanan menjalar ke perut bawah, disertai mual serta kesulitan berkemih dan rasa sakit saat berkemih. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya hematuria dan pasien terpasang kateter. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Gangguan Eliminasi Urin.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mengelola nyeri secara efektif, dapat berkemih dengan lancar, tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih, serta jumlah urin yang dikeluarkan sesuai kebutuhan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, serta pengelolaan kateterisasi urin, edukasi perawatan kateter, dan kolaborasi evaluasi perkembangan kondisi urolithiasis. -
Article No. 11083 | 17 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun, mengeluh nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah. Nyeri hilang-timbul dan disertai dengan mual serta kesulitan buang air kecil dan sakit padahal rasanya ingin kencing. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 140/90 mmHg, frekuensi nadi: 90 x/menit, suhu: 37,3°C, frekuensi pernapasan: 20 x/menit, dan hematuria pada analisis urin dan pasien terpasang kateter urin. Diagnosis medis pasien adalah urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih. apa 3 diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi saluran kemih yang ditandai dengan nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah, nyeri hilang-timbul, dan disertai mual.
2. Gangguan berkemih berhubungan dengan obstruksi saluran kemih yang ditandai dengan kesulitan buang air kecil dan sakit padahal rasanya ingin kencing, serta hematuria pada analisis urin.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien akan mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Tanda-tanda vital pasien akan dalam batas normal.
2. Gangguan Berkemih:
- Pasien akan melaporkan peningkatan kemampuan berkemih.
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran kemih.
- Analisis urin menunjukkan perbaikan.
3. Risiko Infeksi:
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada area pemasangan kateter urin.
- Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara perawatan kateter urin yang benar.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Anjurkan pasien menggunakan teknik nonfarmakologis untuk manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Gangguan Berkemih:
- Kaji pola dan kebiasaan berkemih pasien.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen gangguan berkemih.
- Bantu pasien melakukan latihan berkemih yang tepat.
- Lakukan pemeriksaan analisis urin secara berkala.
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan kateter urin secara aseptik.
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan kateter urin yang benar.
- Monitor tanda-tanda infeksi pada area pemasangan kateter.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11084 | 17 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan profil pasien yang Anda berikan, yaitu seorang pria berusia 45 tahun, dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Utama: Batuk tidak efektif, suara napas tambahan, sputum berlebihan.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Menjaga dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
Intervensi Keperawatan:
- Pantau status pernapasan
- Bantu pasien batuk dan bernapas dalam
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan terapi antibiotik dan medikasi lainnya
Dalam konteks ini, dimana diagnosis awal adalah tuberkulosis paru, maka peran perawat sangat penting dalam pengelolaan jalan napas pasien, memantau status pernapasan, memberikan oksigen, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan terapi yang tepat. Tujuannya adalah untuk mempertahankan bersihan jalan napas dan memfasilitasi pemulihan pasien. -
Article No. 11085 | 17 Jan 2025
Klinis : Terpasang ventilator jenis PC-SIMV settingan PEEP 5, fio2 40%. Pins 12 RR spontan 0
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan ventilator jenis PC-SIMV, PEEP 5, FiO2 40%, serta RR spontan 0, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah: "Penurunan Pertukaran Gas" (SDKI, 2017). Penurunan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai ketidakmampuan paru-paru untuk melaksanakan fungsi pertukaran gas, yang ditandai dengan perubahan kadar gas darah arteri, napas dangkal, dan hipoksemia.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pertukaran Gas yang Membaik
- Indikator: Nilai pH, PaO2, PaCO2, dan SaO2 dalam rentang normal
- Target: pH 7,35-7,45, PaO2 80-100 mmHg, PaCO2 35-45 mmHg, SaO2 ≥ 95%
2. Ventilasi yang Adekuat
- Indikator: Frekuensi pernapasan, irama napas, dan kedalaman napas dalam batas normal
- Target: Frekuensi napas 12-20 kali/menit, irama napas teratur, kedalaman napas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, termasuk saturasi oksigen, frekuensi napas, dan irama napas
- Tujuan: Mendeteksi perubahan kondisi pasien secara dini
2. Pengaturan Ventilator Mekanis
- Penyesuaian parameter ventilator sesuai kondisi pasien (PEEP, FiO2, mode ventilasi, dll.)
- Tujuan: Memfasilitasi ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
3. Manajemen Oksigenasi
- Pemberian oksigen tambahan sesuai kebutuhan pasien
- Tujuan: Mempertahankan kadar oksigen darah dalam rentang normal
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain
- Kolaborasi dengan dokter, fisioterapis, dan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penanganan pasien
- Tujuan: Memastikan intervensi yang holistik dan komprehensif
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas dapat diberikan jika diperlukan. Sebagai perawat, saya berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan berpusat pada pasien demi mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 11086 | 17 Jan 2025
Klinis : Pasien mengatakan badan terasa sakit semua, sesak berkurang O: Kesadaran compos mentis, lemas, akral hangat, CRT > 3 detik, Hemodinamik TD: 150/90 mmHg, HR: 115 x/menit, RR: 20 x/menit S: 36.8oC, Spo2: 99 % dengan Oksigen nasal kanul 3 lpm, Terpasang IV line di vena cubiti sinistra no 22 tgl 16/1/25, terpasang drip Furosemide drip 5 mg/ jam. Terpasang DC no 16 tgl 15/1/25, produksi urine ada, Ada hematome di lengan kiri dan Oedema di kedua kaki dan tangan. post Transfusi PRC bag ke 3 tgl 17/01/2025. Skala nyeri 3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik Ditandai Dengan Pasien Mengatakan Badan Terasa Sakit Semua, Sesak Berkurang.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat Melakukan Aktivitas Tanpa Kelelahan yang Berlebihan dalam Batas Kemampuan.
2. Pasien Dapat Mempertahankan Tingkat Energi yang Sesuai.
3. Pasien Dapat Mempertahankan Toleransi Terhadap Aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji Tingkat Energi dan Ketahanan Pasien Saat Aktivitas.
2. Bantu Pasien Merencanakan dan Melakukan Aktivitas sesuai Kemampuan.
3. Ajarkan Teknik Penghematan Energi pada Pasien.
4. Monitor Tanda-Tanda Vital Selama Aktivitas.
5. Berikan Istirahat yang Cukup Setelah Aktivitas.
6. Kolaborasi dengan Dokter untuk Evaluasi dan Penatalaksanaan Medis.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi Aktivitas" sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluhkan badan terasa sakit semua dan sesak berkurang. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan fisik pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan tingkat energi, dan melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan. Kolaborasi dengan dokter juga diperlukan untuk mengevaluasi dan memberikan penatalaksanaan medis yang sesuai. -
Article No. 11087 | 17 Jan 2025
Klinis : Pasien datang ke rumah sakit , dengan kondisi batuk sudah 1 bulan , kepala pasien pusing , badan pasien hangat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif.
SLKI: Pemeliharaan Jalan Napas Efektif
SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan:
- Pasien mengalami batuk yang berlangsung selama 1 bulan, yang dapat mengindikasikan adanya masalah dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
- Gejala lain yang muncul, seperti pusing dan badan hangat, dapat terkait dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, termasuk pengisapan lendir, pemberian oksigen, dan pengaturan posisi pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI: Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
SIKI: Manajemen Demam
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala badan hangat, yang dapat mengindikasikan adanya hipertermia atau peningkatan suhu tubuh.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen demam, seperti pemberian obat penurun demam, kompres hangat/dingin, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien, mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pasien, serta melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan. Selain itu, perawat juga harus memperhatikan aspek etika, legal, dan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 11088 | 17 Jan 2025
Klinis : Pasien datang ke rumah sakit , dengan kondisi batuk sudah 1 bulan , kepala pasien pusing , badan pasien hangat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk sudah 1 bulan, pusing, dan badan hangat, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor yang berhubungan: Produksi sekret yang berlebihan, infeksi saluran pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas dan memfasilitasi pertukaran gas.
Kriteria hasil:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki, krekels)
c. Tidak ada sianosis
d. Mampu batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
e. Tidak ada dispnea saat istirahat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Mempertahankan atau memfasilitasi bersihan jalan napas.
Aktivitas:
a. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas tambahan
b. Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
c. Berikan humidifikasi oksigen atau terapi nebulizer untuk melembapkan sekresi
d. Latih pasien untuk batuk dan bernapas dalam
e. Berikan mukolitik dan bronkodilator sesuai indikasi
f. Monitor tanda-tanda vital
g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab masalah pernapasan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk sudah 1 bulan, pusing, dan badan hangat, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas. Hal ini disebabkan oleh produksi sekret yang berlebihan dan adanya infeksi saluran pernapasan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output Bersihan Jalan Napas Efektif, di mana pasien memiliki frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada sianosis, mampu batuk efektif untuk mengeluarkan sekret, dan tidak ada dispnea saat istirahat.
Untuk mencapai luaran tersebut, diperlukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Napas, di mana perawat akan melakukan auskultasi suara napas, memposisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret, memberikan humidifikasi oksigen atau terapi nebulizer, melatih pasien untuk batuk dan bernapas dalam, memberikan mukolitik dan bronkodilator sesuai indikasi, memonitor tanda-tanda vital, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab masalah pernapasan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat memulihkan bersihan jalan napasnya secara efektif dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 11089 | 17 Jan 2025
Klinis : Batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk (Cough)
Definisi:
Batuk merupakan suatu respon fisiologis tubuh untuk membersihkan jalan napas dari benda asing, sekresi, atau iritasi.
Penyebab:
1. Infeksi saluran pernapasan (viral atau bakterial)
2. Alergi atau asma
3. Merokok
4. Aspirasi benda asing
5. Penyakit paru-paru kronis (PPOK, fibrosis paru, kanker paru)
SDKI:
- Karakteristik Definisi: Adanya produksi, pengeluaran, atau upaya pengeluaran sekresi dari jalan napas.
- Faktor Berhubungan: Infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru-paru kronis, merokok, aspirasi benda asing.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Bebas dari batuk, pengeluaran sekret lancar, tidak ada komplikasi.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Atur posisi, berikan oksigen, lakukan fisioterapi dada, berikan obat antitusif atau ekspektoran (sesuai indikasi), edukasi tentang batuk efektif.
Penjelasan singkat:
Batuk merupakan respon fisiologis tubuh untuk membersihkan jalan napas dari benda asing, sekresi, atau iritasi. Penyebab utamanya dapat berupa infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru-paru kronis, merokok, dan aspirasi benda asing. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Batuk" dengan karakteristik definisi adanya produksi, pengeluaran, atau upaya pengeluaran sekresi dari jalan napas. Luaran yang diharapkan adalah bebas dari batuk, pengeluaran sekret lancar, dan tidak ada komplikasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengatur posisi, memberikan oksigen, melakukan fisioterapi dada, memberikan obat antitusif atau ekspektoran (sesuai indikasi), serta edukasi tentang batuk efektif. -
Article No. 11090 | 17 Jan 2025
Klinis : penurunan kesadaran tidak bisa bicara Minta fokus sebelumnya mengeluh kepala pusing awalnya pasien lemas dan terjatuh dari kursi lalu tidak sadar , dibawa ke rs dan muntah" di perjalanan, riw hipertensi tak terkontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Disfungsi Neurologis Sekunder Akibat Hipertensi Tak Terkontrol
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Kesadaran adalah kondisi individu dengan penurunan respon terhadap lingkungan dan berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan aktivitas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal, tidak terjadi komplikasi, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Pencegahan terjadinya cedera akibat jatuh
4. Edukasi mengenai faktor risiko hipertensi dan pentingnya kepatuhan pengobatan
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan hipertensi
Berdasarkan riwayat yang diberikan, pasien mengalami penurunan kesadaran yang diduga disebabkan oleh hipertensi tak terkontrol. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi neurologis dan berpotensi menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Oleh karena itu, pemantauan ketat, penanganan segera, serta edukasi dan kolaborasi dengan tim medis menjadi sangat penting dalam mengelola kondisi ini. -
Article No. 11091 | 17 Jan 2025
Klinis : Tuan Gama, 25 tahun, sedang dirawat di unit perawatan luka bakar setelah menderita luka bakar akibat kebakaran di rumahnya. Pasien mengalami luka bakar di lengan dan dada kanan. Keluarga melaporkan bahwa pasien terjebak dalam api selama beberapa menit sebelum diselamatkan. Hasil pemeriksaan fisik TTV Suhu: 38,5 °C, Nadi: 110 kali/menit, Tekanan darah: 100/70 mmHg, Laju pernapasan: 22 kali/menit. Pemeriksaan luka bakar Lengan kanan: Luka bakar derajat dua, meliputi sekitar 15% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Dada: Luka bakar derajat tiga, meliputi sekitar 10% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Ada lepuh (bula) pada luka bakar derajat dua dan jaringan nekrotik pada luka bakar derajat tiga. Nyeri yang dialami pasien dinilai 8 dari 10. Kesadaran: Kompos mentis, tetapi tampak cemas dan kesakitan. Pemeriksaan penunjang laboratorium Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: 15.000 sel/mm³ (dengan dominan neutrofil), Glukosa darah: 85 mg/dL, Elektrolit: Na+ 135 mEq/L, K+ 4,0 mEq/L, CI-100 mEq/L. Pemeriksaan Radiologi: Tidak ada tanda-tanda fraktur atau cedera lain yang terlihat pada rontgen dada. Penilaian Area Luka Bakar: Menggunakan metode "Rule of Nines" untuk memperkirakan area luka bakar: Lengan kanan: 9%, Dada: 18%. Total area luka bakar sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Diagnosis medis luka bakar derajat dua dan tiga dengan luas total sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA).
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk pasien Tuan Gama dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T31.34
- Deskripsi: Luka bakar derajat dua dan tiga, meliputi 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Debridemen luka bakar, termasuk pengangkatan jaringan nekrotik dan pembersihan luka
- Kode: 96.78
- Deskripsi: Perawatan luka bakar, termasuk aplikasi dressing, pengobatan dan monitoring
Penjelasan:
- Kode ICD-10 T31.34 menggambarkan luka bakar derajat dua dan tiga yang meliputi 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA) pasien. Hal ini sesuai dengan deskripsi luas luka bakar pada lengan kanan (15% TBSA) dan dada (10% TBSA) yang dialami oleh pasien.
- Kode ICD-9-CM 93.94 merujuk pada prosedur debridemen luka bakar, termasuk pengangkatan jaringan nekrotik dan pembersihan luka. Hal ini diperlukan untuk menangani luka bakar derajat tiga dengan jaringan nekrotik yang dialami pasien.
- Kode ICD-9-CM 96.78 merujuk pada perawatan luka bakar, termasuk aplikasi dressing, pemberian pengobatan, dan monitoring kondisi pasien. Hal ini diperlukan untuk mengelola luka bakar derajat dua dan tiga yang dialami pasien.
Dengan demikian, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kasus ini adalah sebagaimana dijabarkan di atas.