Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11061 | 17 Jan 2025
Klinis : infeksi daerah operasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis infeksi daerah operasi, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T81.4
- Deskripsi: Infeksi setelah prosedur, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.51
- Deskripsi: Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi pascaoperasi
Sebagai dokter atau perekam medis, saya ingin memberikan penjelasan lebih detail mengenai kode-kode tersebut:
Kode ICD-10 T81.4 (Infeksi setelah prosedur, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan infeksi yang terjadi setelah prosedur medis atau pembedahan. Ini mencakup infeksi di daerah operasi, seperti abses, flegmon, selulitis, dan komplikasi infeksi lainnya yang muncul setelah tindakan medis atau pembedahan.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 98.51 (Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi pascaoperasi) mengindikasikan pemberian antibiotik sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya infeksi setelah prosedur operatif. Pemberian antibiotik profilaksis ini dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan.
Dengan menggunakan kode-kode tersebut, informasi klinis dan tindakan medis yang terkait dengan infeksi daerah operasi dapat tercatat dengan baik dalam rekam medis pasien. Hal ini bermanfaat untuk keperluan dokumentasi, pemberian perawatan, serta tujuan administratif dan epidemiologi. -
Article No. 11062 | 17 Jan 2025
Klinis : infeksi daerah operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infeksi daerah operasi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Daerah Operasi
Definisi:
Risiko yang mengancam kesehatan individu karena kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman patogen pada luka pembedahan.
Faktor Risiko:
1. Prosedur pembedahan yang tidak steril
2. Ketidakcukupan perawatan luka pembedahan
3. Komorbiditas yang mempengaruhi penyembuhan luka
4. Usia lanjut
5. Status gizi buruk
6. Imunokompromais
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien tidak mengalami infeksi daerah operasi
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka yang baik
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Infeksi
2. Perawatan Luka Pembedahan
3. Pemantauan Tanda Vital
4. Manajemen Nyeri
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Tidak Terjadi Infeksi
2. Penyembuhan Luka Bedah
3. Tanda Vital dalam Batas Normal
4. Tingkat Nyeri Terkendali
Mohon maaf jika penjelasan saya kurang lengkap. Saya sebagai perawat akan berusaha memberikan perawatan terbaik untuk mencegah dan mengatasi infeksi daerah operasi. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain terkait kondisi pasien. Terima kasih. -
Article No. 11063 | 17 Jan 2025
Klinis : nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri perut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Faktor Terkait:
- Cedera/penyakit (misalnya, infeksi, radang, obstruksi).
- Prosedur pembedahan.
- Stres psikologis.
Karakteristik Mayor:
- Melaporkan pengalaman nyeri.
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri.
- Perubahan tanda-tanda vital.
- Perubahan pola napas.
- Perubahan perilaku.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu. Diagnosa ini mencakup karakteristik nyeri, lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan intensitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut antara lain:
- Pasien dapat mengenali dan mengelola nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Komplementer
- Kolaborasi Pemberian Analgetik
- Edukasi Manajemen Nyeri
Dengan melakukan penilaian yang komprehensif, pemberian intervensi yang tepat, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dengan nyeri perut dapat memperoleh penanganan yang optimal sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 11064 | 17 Jan 2025
Klinis : tekanan darah rendah, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu tekanan darah rendah, lemas, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan cairan tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan atau asupan cairan yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
2. Tekanan Darah
3. Perfusi Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
3. Peningkatan Perfusi Jaringan
Kondisi tekanan darah rendah dan lemas yang Anda deskripsikan dapat mengindikasikan penurunan volume cairan tubuh, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Penurunan Volume Cairan Tubuh". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen cairan, pemantauan tanda-tanda vital, dan peningkatan perfusi jaringan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Harapannya, penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 11065 | 17 Jan 2025
Klinis : hipotensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipotensi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Volume Cairan Terkait Kehilangan Cairan Berlebih
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Volume Cairan adalah diagnosa keperawatan dengan definisi ketergangguan keseimbangan cairan yang menyebabkan penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan:
1. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
2. Turgor kulit baik
3. Membran mukosa lembab
4. Intake dan output cairan seimbang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji status hidrasi
3. Atur posisi pasien
4. Berikan cairan intravena jika diperlukan
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah
Penerapan intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mengatasi kondisi hipotensi yang dialami. -
Article No. 11066 | 17 Jan 2025
Klinis : hipotensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat dengan latar belakang akademis, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipotensi.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Volume Cairan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengurangan volume cairan intravaskular, ekstravaskular, atau keduanya.
- Penyebab yang mungkin: Perdarahan, dehidrasi, pembatasan asupan cairan, peningkatan kehilangan cairan.
- Karakteristik Mayor: Tekanan darah sistolik <90 mmHg, nadi cepat dan lemah, kulit pucat, dingin, dan lembab.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Stabilitas Hemodinamik Membaik, yaitu menunjukkan kondisi hemodinamik yang stabil, termasuk tekanan darah, nadi, dan perfusi perifer yang memadai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan terapi cairan intravena sesuai kebutuhan.
c. Bantu pasien dalam posisi yang dapat meningkatkan aliran balik vena.
d. Kolaborasi dengan tim medis terkait pengobatan hipotensi.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan hipotensi.
Dalam mengelola kondisi hipotensi, perawat berperan penting dalam memantau tanda-tanda vital, memberikan terapi cairan, memposisikan pasien dengan tepat, serta berkolaborasi dengan tim medis untuk memastikan stabilitas hemodinamik pasien. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam perawatan. -
Article No. 11067 | 17 Jan 2025
Klinis : hipotensi,lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipotensi dan lemas dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh
Penjelasan:
Penurunan Volume Cairan Tubuh merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi hipotensi dan lemas. Penurunan volume cairan tubuh dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, perdarahan, atau gangguan pada sistem kardiovaskular. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah (hipotensi) dan rasa lemah pada pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengurangan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular.
- Karakteristik Mayor: Takikardia, penurunan tekanan darah, penurunan volume urin, penurunan pengisian kapiler.
- Faktor yang Berhubungan: Perdarahan, diuresis berlebih, malabsorpsi, gagal jantung, sepsis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Mencapai volume cairan tubuh yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Tekanan darah normal, nadi perifer teraba baik, jumlah urin normal, turgor kulit baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Pantau tanda-tanda vital, Berikan cairan intravena, Batasi aktivitas.
- Intervensi Lain: Pantau asupan dan hasilkan cairan, Pantau fungsi ginjal, Berikan nutrisi sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipotensi dan lemas adalah Penurunan Volume Cairan Tubuh, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11068 | 17 Jan 2025
Klinis : hipotensi, lemas, sesak, urin banyak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh berhubungan dengan diuresis berlebih, ditandai dengan hipotensi, lemas, dan sesak.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Penurunan Volume Cairan Tubuh adalah keadaan di mana terjadi pengurangan jumlah cairan dalam tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan Tubuh, di mana pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Cairan, Manajemen Cairan, dan Terapi Cairan untuk memulihkan volume cairan tubuh pasien.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi kondisi hipotensi, lemas, dan sesak yang dialami akibat penurunan volume cairan tubuh, serta dapat memulihkan keseimbangan cairan tubuh yang adekuat. -
Article No. 11069 | 17 Jan 2025
Klinis : sesak, takikardi, hipotensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam fungsi dan integritas jaringan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan permeabilitas jalan nafas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Tanda dan gejala: Takikardi, hipotensi, ekstremitas dingin, dan penurunan pengisian kapiler.
- Penyebab: Penurunan volume cairan, vasokonstriksi perifer, atau gangguan fungsi jantung.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda vital, manajemen cairan, terapi oksigen, dan kolaborasi dengan tim medis.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
- Tanda dan gejala: Sesak nafas, suara napas tidak normal, dan keterbatasan aktivitas.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, produksi sekret yang berlebihan, atau kelemahan otot pernapasan.
- Intervensi Keperawatan: Suction, terapi oksigen, teknik pernapasan, dan kolaborasi dengan fisioterapis.
3. Intoleransi Aktivitas
- Tanda dan gejala: Sesak napas, takikardi, dan kelelahan yang berlebihan saat beraktivitas.
- Penyebab: Kondisi medis yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen gejala, perencanaan aktivitas, latihan fisik yang bertahap, dan edukasi pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan dalam praktik keperawatan yang profesional dan berkualitas. -
Article No. 11070 | 17 Jan 2025
Klinis : takikardi, sesak, hipotensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi takikardi, sesak, dan hipotensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, dibutuhkan, atau diharapkan pada tingkat yang diharapkan. Kondisi takikardi, sesak, dan hipotensi dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan: Perfusi Jaringan Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pasokan oksigen dan nutrisi yang memadai ke jaringan. Kondisi hipotensi dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan yang efektif.
3. Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan: Gangguan Pertukaran Gas adalah ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat yang diinginkan. Kondisi sesak dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Indikator utama seperti denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, dan keluhan sesak napas saat aktivitas.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Indikator utama seperti tekanan darah rendah, nadi perifer menurun, dan kulit pucat.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Indikator utama seperti frekuensi napas meningkat, kesulitan bernapas, dan warna kulit abnormal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan perfusi jaringan yang efektif.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Luaran yang diharapkan adalah perbaikan pertukaran gas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan rehabilitasi.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hemodinamik, manajemen syok, dan terapi oksigen.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan terapi oksigen.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi spesifik pasien, riwayat kesehatan, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi proses penyembuhan.