Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13009 | 28 Feb 2025
Klinis : Diagnosa mual maag dan penyebab nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual maag.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Mual adalah perasaan tidak nyaman atau keinginan untuk muntah yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada sistem pencernaan, seperti maag.
Penyebab Mual Maag:
Mual pada kondisi maag dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Produksi asam lambung yang berlebihan
2. Infeksi bakteri Helicobacter pylori
3. Konsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu iritasi pada lambung
4. Stres dan kecemasan
5. Penggunaan obat-obatan tertentu
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan "Mual" memiliki kode SDKI 00134, dengan definisi SDKI "Perasaan tidak nyaman atau keinginan untuk muntah".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang berhubungan dengan diagnosa "Mual" antara lain:
1. Kontrol Mual (SLKI 1608)
2. Pengendalian Mual (SLKI 1609)
3. Tingkat Kenyamanan (SLKI 2008)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual maag antara lain:
1. Manajemen Mual (SIKI 4820)
2. Terapi Relaksasi (SIKI 6450)
3. Edukasi Gizi (SIKI 5246)
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengelola mual maag dengan menerapkan intervensi-intervensi tersebut, serta memantau perkembangan kondisi pasien dan melakukan evaluasi secara berkala. -
Article No. 13010 | 28 Feb 2025
Klinis : Diagnosa mual maag dan penyebab nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual maag.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Penyebab:
- Iritasi saluran gastrointestinal (misalnya gastritis, ulkus peptikum)
- Obat-obatan tertentu
- Rasa tidak nyaman psikologis (misalnya kecemasan, depresi)
- Kehamilan
- Perubahan hormonal
- Infeksi
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual (Nausea) didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Penyebab utamanya adalah iritasi saluran gastrointestinal, obat-obatan, dan perubahan psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual adalah pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual, dapat mempertahankan intake cairan dan nutrisi yang adekuat, serta menunjukkan koping yang efektif terhadap mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani mual maag antara lain pemberian antiemetik, manajemen diet, terapi relaksasi, dan edukasi terkait penyebab dan manajemen mual.
Dengan demikian, mual maag dapat ditangani secara komprehensif melalui pendekatan keperawatan yang berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 13011 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien Ny. N mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan "Nyeri akut" dan "Kecemasan". Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan tersebut menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Manajemen nyeri, relaksasi, distraksi, terapi komplementer.
- SIKI: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, pemberian terapi komplementer, edukasi manajemen nyeri.
2. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang dipersepsikan.
- SLKI: Terapi kognitif, terapi relaksasi, dukungan emosional.
- SIKI: Pengkajian kecemasan, terapi relaksasi, terapi distraksi, terapi kognitif, manajemen lingkungan.
Penjelasan singkat:
- Diagnosa Nyeri Akut dikarenakan pasien mengalami nyeri abdomen yang dirasakan sejak 1 tahun lalu, nyeri semakin memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, dengan skala nyeri 8 (sangat nyeri).
- Diagnosa Kecemasan dikarenakan pasien mengalami kecemasan dan ketakutan terkait rencana operasi yang akan dilakukan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SLKI dan SIKI antara lain: manajemen nyeri (analgesik, terapi komplementer), manajemen kecemasan (terapi relaksasi, distraksi, dukungan emosional), edukasi, dan kolaborasi dengan tim medis. -
Article No. 13012 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi. nyeri akut berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan untuk pasien Ny. N adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (tumor/massa pada bagian kiri bawah area sigmoid)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Gejala dan tanda Mayor: Pasien mengeluhkan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, skala nyeri 8, nyeri terasa menusuk.
- Faktor risiko: Proses patologis (tumor/massa pada bagian kiri bawah area sigmoid).
2. Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap antisipasi bahaya yang tidak diketahui atau tidak diharapkan.
- Gejala dan tanda Mayor: Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
- Faktor risiko: Prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
3. Risiko malnutrisi berhubungan dengan penurunan intake nutrisi
- Definisi: Keadaan ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh (penurunan/peningkatan berat badan) dan berdampak buruk pada fungsi dan hasil kesehatan.
- Gejala dan tanda Mayor: Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan.
- Faktor risiko: Penurunan intake nutrisi.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13013 | 28 Feb 2025
Klinis : Contoh kasus gastritis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi gastritis, dengan format yang anda berikan dan menggunakan tone akademis serta persona dokter atau perekam medik.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K29.7
- Deskripsi: Gastritis, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Gastroduodenoskopi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K29.7 (Gastritis, tidak spesifik) digunakan untuk mengkodekan kondisi gastritis tanpa spesifikasi lebih lanjut. Gastritis adalah peradangan pada lapisan dalam (mukosa) lambung, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat-obatan tertentu, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 44.43 (Gastroduodenoskopi) merupakan kode prosedur yang dapat digunakan untuk tindakan pemeriksaan lambung dan duodenum menggunakan endoskopi. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis gastritis dan mengevaluasi kondisi mukosa lambung.
Pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan pelaporan yang sesuai. Pengkodean yang benar akan membantu dalam proses perawatan pasien, pemberian layanan, serta pengelolaan data epidemiologi dan penelitian medis. -
Article No. 13014 | 28 Feb 2025
Klinis : Contoh kasus gastritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk contoh kasus gastritis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus gastritis adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan tersebut. Dalam kasus gastritis, pasien akan mengalami nyeri perut yang bersifat akut dan mungkin disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan anoreksia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan gastritis dapat mencapai luaran (SLKI) sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri perut hingga tingkat yang dapat ditoleransi.
2. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala-gejala yang menyertai gastritis, seperti mual, muntah, dan anoreksia.
3. Pengetahuan: Pasien dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang penyebab, gejala, dan penanganan gastritis.
4. Perilaku Kesehatan Promotif: Pasien dapat menerapkan perilaku sehat untuk mencegah kekambuhan gastritis, seperti mengonsumsi makanan yang tidak merangsang lambung.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi)
- Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan resep dokter (misalnya, antasida, proton pump inhibitor)
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
2. Manajemen Gejala:
- Atur pola makan dan diet yang sesuai, seperti makanan lunak dan tidak merangsang lambung
- Ajarkan pasien teknik manajemen mual dan muntah, seperti mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan sering
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan penanganan gastritis
- Ajarkan pasien tentang faktor risiko dan cara mencegah kekambuhan gastritis
- Fasilitasi diskusi dan tanya jawab untuk memastikan pemahaman pasien
4. Promosi Perilaku Kesehatan:
- Dorong pasien untuk menerapkan perilaku sehat, seperti menghindari makanan pedas, asam, atau berlemak
- Ajarkan teknik manajemen stres yang dapat memicu kekambuhan gastritis
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya, ahli gizi, psikolog) untuk mendukung perubahan perilaku pasien
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus gastritis secara komprehensif. Pendekatan ini berfokus pada manajemen nyeri, gejala, edukasi, dan promosi perilaku sehat untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 13015 | 28 Feb 2025
Klinis : Contoh kasus gastritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gastritis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Risiko defisiensi nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Risiko defisiensi nutrisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan nyeri: Pengurangan rasa nyeri yang dialami individu.
2. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Status nutrisi: Keadaan gizi individu berdasarkan asupan dan penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri yang dialami individu.
2. Peningkatan aktivitas: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Dukungan nutrisi: Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
Sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan untuk kondisi gastritis sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 13016 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Ny. N yang anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis (tumor pada area sigmoid)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
- Perubahan postur tubuh
2. Risiko malnutrisi berhubungan dengan anoreksia, penurunan berat badan
SDKI:
Definisi: Keadaan dimana individu berisiko mengalami asupan nutrisi tidak adekuat yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan berat badan
- Perubahan IMT
- Penurunan asupan makan
- Penurunan energi
3. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan
SDKI:
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan perasaan cemas
- Gelisah
- Ketakutan
- Sulit tidur
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Nyeri
2. Status Nutrisi
3. Tingkat Kecemasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Monitoring Nutrisi
3. Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat:
Pasien Ny. N mengalami nyeri abdomen yang tidak jelas penyebabnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya massa/tumor pada area sigmoid. Hal ini menyebabkan nyeri yang dirasakan pasien. Selain itu, pasien juga mengalami penurunan berat badan dan anoreksia yang mengarah pada risiko malnutrisi. Pasien juga mengalami kecemasan terkait tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen nyeri, monitoring nutrisi, dan manajemen kecemasan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 13017 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi pasien Ny. N yang dideskripsikan, maka dapat ditentukan diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai, serta luaran/output yang diharapkan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut penjelasannya:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (neoplasma) yang ditandai dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah dan kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan penyakit neoplasma yang ditandai dengan keluhan BAB bercampur darah.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan yang ditandai dengan IMT 17,3.
4. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan yang direncanakan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat melaporkan berkurangnya intensitas nyeri
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
2. Perdarahan Terkendali
- Pasien dapat melaporkan penurunan atau tidak adanya perdarahan
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar Hb dan trombosit
3. Status Gizi Membaik
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku makan yang sehat
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan berat badan
4. Kecemasan Terkendali
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen kecemasan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
2. Pencegahan Perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan anti perdarahan
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
3. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pemilihan makanan yang bergizi
- Evaluasi asupan nutrisi pasien dan lakukan modifikasi jika diperlukan
4. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Berikan informasi yang akurat tentang prosedur pembedahan yang akan dilakukan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik, menjalin kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, dan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. -
Article No. 13018 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi. 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Ny. N yang telah Anda deskripsikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan prioritas dengan penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut
SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Peningkatan kemampuan mengenali, melaporkan, dan mengatasi nyeri.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dialami pasien.
2. Risiko Perdarahan
SDKI: Risiko Perdarahan adalah rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem vaskuler.
SLKI: Pemantauan tanda-tanda vital dan status perfusi jaringan.
SIKI: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
3. Kecemasan
SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Penurunan tingkat kecemasan yang dialami pasien.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi kecemasan yang dialami pasien.
Dalam diagnosa di atas, tone yang digunakan adalah akademis, dan persona yang digunakan adalah pakar, perawat. Penjelasan singkat dari masing-masing diagnosa juga telah diberikan sesuai dengan format SDKI, SLKI, dan SIKI.