Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21178 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut dan mencret dari semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang diminta dengan tone akademis dan persona seorang perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Diagnosa Keperawatan: Diare
b. Definisi: Eliminasi feses yang tidak terkontrol, sering, dan cair yang disebabkan oleh gangguan fungsi usus.
c. Karakteristik Definisi:
- Frekuensi buang air besar meningkat (>3 kali/hari)
- Konsistensi feses cair
- Adanya rasa tidak nyaman di perut
- Dehidrasi
- Kehilangan cairan dan elektrolit
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Luaran: Pemulihan Kesehatan Pencernaan
b. Definisi: Kemampuan seseorang untuk mempertahankan dan memulihkan fungsi pencernaan yang optimal.
c. Kriteria Hasil:
- Frekuensi buang air besar kembali normal
- Konsistensi feses kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada keluhan rasa tidak nyaman di perut
- Tidak ada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi 1: Manajemen Diare
- Definisi: Tindakan untuk mengendalikan dan meminimalkan gejala diare.
- Aktivitas:
- Kaji pola eliminasi dan konsistensi feses
- Pantau tanda-tanda vital, status hidrasi, dan keseimbangan cairan
- Berikan terapi pengganti cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan kaya serat
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen diare di rumah
b. Intervensi 2: Manajemen Nutrisi
- Definisi: Tindakan untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat selama proses pemulihan.
- Aktivitas:
- Kaji status nutrisi pasien
- Berikan nutrisi sesuai kebutuhan, seperti BRAT (Bananas, Rice, Applesauce, Toast)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang tepat
- Pantau asupan dan output cairan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang tepat
c. Intervensi 3: Manajemen Kenyamanan
- Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi kenyamanan pasien selama proses pemulihan.
- Aktivitas:
- Kaji tingkat kenyamanan pasien, seperti rasa sakit perut
- Berikan obat-obatan sesuai kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit
- Terapkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seperti kompres hangat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen gejala yang optimal
- Libatkan pasien dan keluarga dalam meningkatkan kenyamanan
Dengan penjelasan yang rinci dan terperinci di atas, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dengan keluhan sakit perut dan mencret untuk mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 21179 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kuku menghitam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan sakit kuku menghitam
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu sakit kuku menghitam, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat mengganggu homeostasis.
- Faktor yang berhubungan: Penuaan, malnutrisi, aktivitas fisik yang berlebihan, serta kondisi medis yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
- Tanda dan gejala: Perubahan warna, tekstur, atau kelembaban kulit.
Penjelasan:
Keluhan sakit kuku menghitam dapat mengindikasikan adanya risiko kerusakan integritas kulit. Perubahan warna kuku menjadi hitam dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, gangguan sirkulasi, atau kondisi medis lainnya. Diagnosa keperawatan ini berfokus pada identifikasi dan pencegahan potensi kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Sesuai dengan diagnosa keperawatan "Risiko Kerusakan Integritas Kulit", maka luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah:
a. Integritas Kulit: Tidak Terganggu
- Definisi: Kulit dalam kondisi sehat, utuh, dan berfungsi normal.
- Kriteria Hasil:
1. Tidak ada perubahan warna, tekstur, atau kelembaban kulit.
2. Tidak ada lesi atau kerusakan kulit.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan adalah tercapainya integritas kulit yang tidak terganggu. Hal ini berarti pasien tidak mengalami perubahan warna, tekstur, atau kelembaban kulit, serta tidak ada lesi atau kerusakan kulit dan tanda-tanda infeksi. Tercapainya luaran ini menunjukkan bahwa upaya asuhan keperawatan telah berhasil mencegah dan mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran "Integritas Kulit: Tidak Terganggu", intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) adalah:
a. Perawatan Kulit
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas kulit.
- Aktivitas Keperawatan:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
2. Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit.
3. Mengaplikasikan pelembab atau produk kulit sesuai kebutuhan.
4. Memantau tanda-tanda infeksi atau perubahan pada kulit.
5. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
b. Manajemen Nutrisi
- Definisi: Tindakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Aktivitas Keperawatan:
1. Mengevaluasi status nutrisi pasien.
2. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk penyembuhan dan pemeliharaan kulit.
3. Memberikan edukasi tentang makanan yang kaya nutrisi untuk memperkuat integritas kulit.
4. Memantau asupan nutrisi pasien dan melakukan intervensi jika diperlukan.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran "Integritas Kulit: Tidak Terganggu" adalah perawatan kulit dan manajemen nutrisi. Perawatan kulit bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas kulit, sedangkan manajemen nutrisi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk penyembuhan dan pemeliharaan kulit. Kedua intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien, serta memastikan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kulit secara optimal. -
Article No. 21180 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak bisa buang air besar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan tidak bisa buang air besar adalah "Konstipasi". Konstipasi didefinisikan sebagai penurunan frekuensi, konsistensi, atau volume defekasi yang tidak sesuai dengan pola normal individu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Keefektifan Eliminasi Fekal: Individu dapat mengosongkan rektum dan usus besar dengan frekuensi, konsistensi, dan volume yang sesuai dengan pola normalnya.
2. Kenyamanan: Individu melaporkan tidak ada keluhan atau gejala yang berkaitan dengan konstipasi.
3. Pengetahuan: Individu mampu menjelaskan faktor penyebab, tanda dan gejala, serta strategi manajemen konstipasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Konstipasi
- Identifikasi faktor penyebab konstipasi (misalnya: diet, aktivitas, penggunaan obat-obatan, kondisi medis, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk mengembangkan rencana manajemen konstipasi yang komprehensif
- Edukasi pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan dan penanganan konstipasi
- Anjurkan peningkatan asupan cairan, serat, dan aktivitas fisik
- Berikan laksatif atau suplemen serat sesuai indikasi
2. Manajemen Eliminasi
- Evaluasi pola eliminasi fekal pasien
- Pantau frekuensi, konsistensi, dan volume defekasi
- Berikan intervensi untuk memfasilitasi eliminasi fekal (misalnya: penggunaan bantuan peralatan, teknik Valsalva, dll.)
3. Edukasi dan Konseling
- Berikan edukasi tentang faktor penyebab, tanda dan gejala, serta manajemen konstipasi
- Diskusikan strategi untuk mencegah dan mengatasi konstipasi
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada manajemen konstipasi, manajemen eliminasi, serta edukasi dan konseling, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu keefektifan eliminasi fekal, kenyamanan, serta peningkatan pengetahuan tentang konstipasi. -
Article No. 21181 | 28 Aug 2025
Klinis : BICARA PELO SEJAK KEMAREN KELEMAHAN EKSTREMITAS DISANGKAL. JALAN + SEBELUMNYA PUSING
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Bicara Verbal (00046)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengekspresikan atau memahami bahasa lisan secara efektif.
Karakteristik Definisi:
- Bicara pelo atau cadel
- Artikulasi buruk
- Kecepatan bicara tidak normal
2. Mobilitas Fisik Terganggu (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terkontrol.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan gaya berjalan
- Kelemahan pada ekstremitas
3. Pusing (00085)
Definisi: Perasaan tidak stabil atau tidak seimbang, biasanya disertai dengan sensasi berputar pada kepala.
Karakteristik Definisi:
- Riwayat pusing sebelumnya
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Komunikasi (1705)
Indikator:
- Artikulasi membaik
- Kecepatan bicara normal
- Kemampuan mengekspresikan diri secara efektif
2. Mobilitas (0208)
Indikator:
- Pola jalan membaik
- Kemandirian dalam pergerakan
3. Kontrol Vertigo (2314)
Indikator:
- Frekuensi dan durasi pusing berkurang
- Kemampuan mempertahankan keseimbangan saat berjalan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Komunikasi (4976)
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi gangguan bicara
- Latih teknik bicara yang benar, seperti artikulasi dan kecepatan bicara
- Berikan umpan balik positif saat pasien berhasil meningkatkan kemampuan bicaranya
2. Peningkatan Mobilitas (0208)
- Evaluasi kemampuan fisik pasien dalam melakukan pergerakan
- Latih pasien untuk melakukan latihan fisik sesuai kemampuannya, seperti berjalan dengan bantuan
- Berikan alat bantu mobilitas yang sesuai, jika diperlukan
3. Manajemen Vertigo (6610)
- Identifikasi penyebab pusing dan faktor-faktor pencetusnya
- Ajarkan pasien teknik-teknik untuk mengurangi pusing, seperti latihan keseimbangan
- Berikan pengaturan lingkungan yang aman untuk menghindari jatuh
Penjelasan Rinci:
Pada kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami gangguan bicara berupa bicara pelo sejak kemarin, disertai dengan kelemahan ekstremitas dan riwayat pusing sebelumnya. Hal ini mengarah pada tiga diagnosa keperawatan utama, yaitu Gangguan Bicara Verbal, Mobilitas Fisik Terganggu, dan Pusing.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pemulihan komunikasi dengan perbaikan artikulasi dan kecepatan bicara, peningkatan mobilitas dengan perbaikan pola jalan dan kemandirian, serta kontrol vertigo dengan berkurangnya frekuensi dan durasi pusing serta kemampuan mempertahankan keseimbangan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi peningkatan komunikasi melalui identifikasi penyebab dan latihan teknik bicara, peningkatan mobilitas melalui evaluasi kemampuan fisik dan latihan sesuai kondisi, serta manajemen vertigo melalui identifikasi penyebab pusing dan teknik pengurangan pusing.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan memulihkan fungsi bicara, mobilitas, serta kontrol terhadap vertigo yang dialami. -
Article No. 21182 | 28 Aug 2025
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi hipertermia, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Hipertermia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
Karakteristik mayor:
- Suhu tubuh ?37,5°C (99,5°F)
- Kulit hangat dan kering
- Kulit kemerahan
Karakteristik minor:
- Sakit kepala
- Menggigil
- Nadi cepat
- Nafas cepat
- Mual atau muntah
- Kelemahan
- Kelelahan
- Penurunan konsentrasi
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Termoregulasi: Suhu tubuh dalam batas normal
Indikator:
- Suhu tubuh 36,5-37,5°C (97,7-99,5°F)
- Kulit hangat dan lembab
- Tidak ada menggigil atau berkeringat berlebih
b. Kenyamanan: Bebas dari ketidaknyamanan terkait hipertermia
Indikator:
- Tidak ada keluhan sakit kepala
- Tidak ada mual atau muntah
- Tidak ada kelemahan atau kelelahan
- Konsentrasi baik
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Monitor suhu tubuh
Tujuan: Mengidentifikasi perubahan suhu tubuh
Aktivitas:
- Ukur suhu tubur secara berkala (minimal 4 kali sehari)
- Catat suhu tubuh dalam rekam medis
- Bandingkan suhu tubuh dengan rentang normal
b. Manajemen demam
Tujuan: Menurunkan suhu tubuh ke dalam batas normal
Aktivitas:
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi dan resep
- Lakukan intervensi fisik (kompres hangat, kipas angin)
- Upayakan asupan cairan yang adekuat
- Lindungi pasien dari rangsangan panas berlebih
c. Manajemen kenyamanan
Tujuan: Meningkatkan kenyamanan pasien
Aktivitas:
- Identifikasi sumber ketidaknyamanan (sakit kepala, mual, dll)
- Berikan intervensi terkait (obat pereda sakit kepala, antiemetik)
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kaji dan minimalisir faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan
Penjelasan di atas mencakup informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi hipertermia, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 21183 | 28 Aug 2025
Klinis : - perdarahan dari dubur sejak tadi apgi saat BAB, perdarahan keluar terus beserta gumpalan hingga saat ini, sudah ganti 3 underpad + pampers (estimasi perdarahan 1000 - 1500 cc) - nyeri area anus pasca operasi (+) keringat dingin (+) dada sempat terasa sesak (+) - muncul bercak kemerahan di area perut bawah hingga selangkangan - demam (-) nyeri perut (-) mual muntah (-) batuk pilek (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya sebagai perawat profesional akan memberikan analisis diagnostik keperawatan dan rencana intervensi yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan Aktif berhubungan dengan proses penyembuhan pasca operasi, ditandai dengan perdarahan dari dubur sejak tadi pagi saat BAB, perdarahan keluar terus beserta gumpalan hingga saat ini, sudah ganti 3 underpad + pampers (estimasi perdarahan 1000 - 1500 cc).
2. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyembuhan pasca operasi, ditandai dengan nyeri area anus, keringat dingin, dan dada sempat terasa sesak.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan proses penyembuhan pasca operasi, ditandai dengan munculnya bercak kemerahan di area perut bawah hingga selangkangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan Aktif teratasi, dengan kriteria hasil: Perdarahan terkendali, Tidak terjadi perdarahan lagi, Tanda-tanda vital stabil.
2. Nyeri Akut teratasi, dengan kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, Tanda-tanda vital stabil, Tidak ada komplikasi akibat nyeri.
3. Tidak terjadi Infeksi, dengan kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, Luka operasi membaik, Tanda-tanda vital stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penanganan Perdarahan Aktif:
a. Lakukan observasi tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume cairan.
c. Berikan obat-obatan untuk menghentikan perdarahan sesuai instruksi dokter.
d. Lakukan perawatan luka anus dengan teknik aseptik.
e. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka dan tanda-tanda perdarahan.
2. Penanganan Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Observasi tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap pengobatan nyeri.
3. Pencegahan Infeksi:
a. Lakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik.
b. Pantau tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh, jumlah dan karakteristik eksudat luka.
c. Berikan antibiotik sesuai instruksi dokter.
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan luka dan tanda-tanda infeksi.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Perdarahan Aktif: Pasien mengalami perdarahan yang signifikan dari dubur sejak tadi pagi saat BAB, dengan estimasi total perdarahan sebanyak 1000-1500 cc. Hal ini dapat disebabkan oleh komplikasi pasca operasi, seperti pembukaan luka atau kerusakan pembuluh darah. Perdarahan yang terus-menerus dapat menyebabkan hipovolemia, syok, dan bahkan kematian jika tidak segera diatasi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memonitor tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena, dan pengobatan untuk menghentikan perdarahan.
2. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri yang dirasakan di area anus, disertai dengan keringat dingin dan dada terasa sesak. Nyeri ini dapat disebabkan oleh proses penyembuhan luka operasi. Nyeri yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi, seperti gangguan tidur, aktivitas, dan fungsi fisiologis. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
3. Risiko Infeksi: Munculnya bercak kemerahan di area perut bawah hingga selangkangan mengindikasikan adanya risiko infeksi terkait proses penyembuhan luka operasi. Infeksi dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti sepsis dan kematian. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah melakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik, memantau tanda-tanda infeksi, memberikan antibiotik sesuai instruksi dokter, dan mengedukasi pasien serta keluarga mengenai perawatan luka dan tanda-tanda infeksi.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berpusat pada pasien sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh pasien ini. Diharapkan dengan intervensi yang tepat, luaran yang diharapkan dapat tercapai, dan pasien dapat memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 21184 | 28 Aug 2025
Klinis : - lemah 1/2 badan kiri sejak 2 hari lalu, kaki dan tangan kiri kebas dan kesemutan - bicara pelo (+) wajah merot (+) - pusing (+) mual muntah (-) nyeri dada (-) sesak nafas (-) - demam (-) batuk pilek (-) kejang (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya menyarankan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas: Hambatan dalam gerakan bebas dan terkoordinasi satu atau lebih ekstremitas.
b. Komunikasi Verbal Terganggu: Kesulitan mengekspresikan atau menerima pesan verbal.
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas:
- Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan rentang gerak ekstremitas yang terganggu.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
b. Komunikasi Verbal Terganggu:
- Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
- Pasien dapat memahami dan mengekspresikan pesan verbal dengan baik.
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif:
- Pasien tidak mengalami penurunan fungsi serebral.
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas:
- Bantuan mobilisasi dan latihan pergerakan ekstremitas yang terganggu.
- Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan koordinasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen gangguan mobilitas.
b. Komunikasi Verbal Terganggu:
- Identifikasi strategi komunikasi alternatif yang efektif.
- Kolaborasi dengan ahli bicara untuk terapi wicara.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik komunikasi yang dapat digunakan.
c. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
- Pemberian oksigen jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan kondisi neurologi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen risiko perfusi serebral tidak efektif.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu kelemahan setengah badan kiri, kesemutan dan kebas, bicara pelo, wajah merot, serta pusing, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik Terbatas, Komunikasi Verbal Terganggu, dan Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan mobilitas, komunikasi yang efektif, serta pencegahan penurunan fungsi serebral. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi latihan pergerakan, terapi wicara, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kepada pasien serta keluarga. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 21185 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri haid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan nyeri haid.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan nyeri haid adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri haid atau dismenore adalah nyeri yang dirasakan pada area perut bagian bawah selama atau sebelum menstruasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengurangan Nyeri: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri haid dari skala 7 menjadi 3 atau kurang.
2. Peningkatan Kemampuan Mengatasi Nyeri: Pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri haid, seperti relaksasi, kompres hangat, dan latihan fisik.
3. Peningkatan Koping: Pasien mampu mengelola nyeri haid dengan menggunakan strategi koping yang efektif dan menunjukkan perasaan positif terhadap pengalaman menstruasinya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Mengkaji karakteristik nyeri, seperti lokasi, kualitas, intensitas, durasi, dan pola nyeri haid.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti stres, aktivitas, dan siklus menstruasi.
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat, dan latihan fisik.
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik atau obat-obatan yang sesuai.
2. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan informasi tentang nyeri haid, termasuk penyebab, tanda-tanda, dan penanganannya.
- Mengajarkan pasien tentang strategi koping yang efektif untuk mengelola nyeri haid.
- Mendiskusikan gaya hidup sehat yang dapat membantu mengurangi nyeri haid, seperti olahraga teratur, manajemen stres, dan diet yang seimbang.
3. Dukungan Emosional:
- Mendiskusikan perasaan dan pengalaman pasien terkait nyeri haid.
- Memberikan dukungan dan validasi terhadap pengalaman pasien.
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial yang dapat membantu pasien dalam menghadapi nyeri haid.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri haid, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan peningkatan koping yang efektif. Asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien sangat penting dalam mengelola kondisi nyeri haid secara efektif. -
Article No. 21186 | 28 Aug 2025
Klinis : - penurunan kesadaran sejak tadi pagi jam 07.00 bangun tidur, kontak (-) komunikasi (-) - lemah 1/2 badan sebelah kiri sejak stroke bulan Maret 2025, mulai tadi pagi tangan dan kaki jadi kaku - pusing (-) kejang (-) mual muntah (-) sesak nafas (-) nyeri dada (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Perubahan Tingkat Kesadaran (00051)
- Definisi: Penurunan kemampuan untuk merespons stimulus internal atau eksternal secara proporsional.
- Karakteristik Definisi: Penurunan kesadaran, kontak dan komunikasi tidak responsif.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja, baik yang terbatas maupun yang tidak terbatas pada satu atau lebih ekstremitas.
- Karakteristik Definisi: Lemah 1/2 badan sebelah kiri, ekstremitas kaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Tingkat Kesadaran (0101)
- Definisi: Pencapaian tingkat kesadaran yang optimal.
- Kriteria Hasil:
- Menunjukkan peningkatan level kesadaran.
- Menunjukkan respons yang sesuai terhadap stimulus.
- Mempertahankan respons yang adekuat terhadap stimulus.
2. Mobilitas (0208)
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
- Kriteria Hasil:
- Menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
- Menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi.
- Menunjukkan peningkatan koordinasi gerakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tingkat Kesadaran (6680)
- Definisi: Pengamatan sistematis terhadap tingkat kesadaran klien.
- Aktivitas:
- Memantau tanda-tanda vital klien secara berkala.
- Menilai respons klien terhadap stimulus verbal dan fisik.
- Mendokumentasikan perubahan tingkat kesadaran klien.
2. Manajemen Mobilitas (0208)
- Definisi: Fasilitasi pergerakan yang optimal.
- Aktivitas:
- Melakukan latihan mobilisasi pasif pada ekstremitas yang terganggu.
- Mengajarkan teknik latihan mobilisasi aktif-asistif.
- Memantau respon klien terhadap latihan mobilisasi.
- Memastikan lingkungan yang aman untuk melakukan mobilisasi.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, terdapat dua diagnosa keperawatan yang sesuai, yaitu Perubahan Tingkat Kesadaran dan Gangguan Mobilitas Fisik. Perubahan Tingkat Kesadaran ditandai dengan penurunan kesadaran, kontak dan komunikasi yang tidak responsif. Sementara Gangguan Mobilitas Fisik ditandai dengan kelemahan 1/2 badan sebelah kiri dan kekakuan ekstremitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Pemulihan Tingkat Kesadaran, dimana klien menunjukkan peningkatan level kesadaran, respons yang sesuai terhadap stimulus, dan mempertahankan respons yang adekuat. Selain itu, Mobilitas juga diharapkan membaik, ditandai dengan peningkatan kekuatan otot, rentang gerak sendi, dan koordinasi gerakan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Pemantauan Tingkat Kesadaran, dengan aktivitas memantau tanda-tanda vital, menilai respons klien terhadap stimulus, dan mendokumentasikan perubahan tingkat kesadaran. Selain itu, Manajemen Mobilitas juga diperlukan, dengan aktivitas melakukan latihan mobilisasi pasif, mengajarkan latihan mobilisasi aktif-asistif, memantau respons klien, dan memastikan lingkungan yang aman.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pemulihan kondisi klien, baik dari segi penurunan kesadaran maupun gangguan mobilitas fisik. -
Article No. 21187 | 28 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal di bagan badan dan tangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal di bagian badan dan tangan adalah "Intoleransi aktivitas". Intoleransi aktivitas merupakan ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik, mental, dan/atau pengaturan energi yang tidak memadai.
Dalam kasus ini, gatal-gatal yang dialami pasien dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, gatal-gatal juga dapat menyebabkan gangguan tidur, sehingga berdampak pada pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa mengalami gatal-gatal yang mengganggu.
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup dan tidur dengan kualitas yang baik.
2. Kenyamanan meningkat
- Pasien dapat mengendalikan gejala gatal-gatal dan mencapai rasa nyaman.
- Pasien dapat beradaptasi dengan kondisi gatal-gatal yang dialami.
3. Pengetahuan tentang manajemen gatal-gatal meningkat
- Pasien dapat menjelaskan penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi gatal-gatal.
- Pasien dapat menjelaskan strategi pengelolaan gatal-gatal yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen gejala
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi gatal-gatal.
- Berikan edukasi dan anjurkan penggunaan obat topikal atau sistemik sesuai indikasi medis.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi gatal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker, ahli gizi) untuk penatalaksanaan gatal-gatal yang optimal.
2. Manajemen aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas sehari-hari.
- Rencana dan atur aktivitas sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan pacing dalam beraktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk rehabilitasi dan peningkatan toleransi aktivitas.
3. Edukasi kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyebab, faktor risiko, dan pengelolaan gatal-gatal.
- Ajarkan teknik pengelolaan gatal-gatal secara mandiri.
- Dorong pasien untuk aktif dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk edukasi komprehensif.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, mencapai kenyamanan, dan memiliki pengetahuan yang baik dalam mengelola gatal-gatal yang dialami. Hal ini akan membantu pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup.