Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11182 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 44 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan adanya luka di bokong sebelah kanan, pasien mengeluh nyeri, skala 5 dan bertambah jika posisi tidur telentang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luas luka 8 cm, berwarna merah, tidak ada pus, luka tampak basah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Imobilitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Kerusakan Integritas Kulit adalah status kesehatan individu dengan kemungkinan mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang berhubungan, salah satunya adalah imobilitas, yang dapat menyebabkan tekanan dan gesekan pada kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit Terpelihara, yaitu kondisi kulit yang utuh dan berfungsi normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan, disinfeksi, dan aplikasi balutan pada luka.
2. Manajemen Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Menilai faktor risiko, memposisikan pasien, dan menjaga kebersihan kulit.
3. Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik, dan melakukan teknik nonfarmakologis.
Tujuan akhir dari intervensi ini adalah mencegah perluasan luka, mengurangi nyeri, dan memfasilitasi penyembuhan luka sehingga integritas kulit dapat terpelihara. -
Article No. 11183 | 19 Jan 2025
Klinis : diagnosa kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai perubahan struktur dan fungsi kulit yang bersifat normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor internal (seperti perubahan status nutrisi, perubahan sirkulasi, dan imobilitas) atau faktor eksternal (seperti gesekan, tekanan, dan kelembaban).
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan kerusakan integritas kulit antara lain: integritas kulit membaik, tidak terjadi komplikasi, dan proses penyembuhan berjalan dengan baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nutrisi, dan mobilisasi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan integritas kulit meliputi:
a. Perawatan luka: membersihkan luka, menerapkan terapi topikal, dan mempertahankan lingkungan luka yang optimal.
b. Manajemen nutrisi: memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung proses penyembuhan.
c. Mobilisasi: memfasilitasi pergerakan dan posisi tubuh yang dapat mencegah terjadinya luka tekan.
Dalam menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat harus mempertimbangkan kondisi individu pasien, faktor risiko, dan prinsip-prinsip keperawatan berbasis bukti. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu pasien mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 11184 | 19 Jan 2025
Klinis : diagnosa kerusakan integritas kulit sebutkan domain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit
Domain:
Domain 2: Nutrisi Metabolik
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit. Karakteristik utamanya adalah adanya perubahan pada kulit, seperti luka, rusaknya struktur kulit, dan perubahan warna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan Kerusakan Integritas Kulit adalah:
1. Integritas kulit membaik
2. Luka sembuh
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Kerusakan Integritas Kulit meliputi:
1. Perawatan luka
2. Manajemen nutrisi
3. Manajemen nyeri
4. Pencegahan infeksi
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai, dan melakukan intervensi yang tepat untuk memulihkan integritas kulit pasien. Tujuan utamanya adalah mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan kondisi kulit, penyembuhan luka, dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 11185 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minngguKondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan multiple myeloma:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan efusi pleura dan infeksi saluran napas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan kelemahan
3. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit multiple myeloma
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan efusi pleura dan infeksi saluran napas:
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas
- SLKI: Pemeliharaan Ventilasi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Napas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan kelemahan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Gangguan Toleransi Aktivitas
3. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit multiple myeloma:
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun:
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diinginkan. -
Article No. 11186 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minngguKondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit multiple myeloma ditandai dengan keluhan nyeri seluruh badan dengan skala 7/6 (A/I), nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan proses penyakit multiple myeloma ditandai dengan keluhan sesak napas terus menerus, batuk produktif, dan demam.
3. Diare berhubungan dengan efek samping pengobatan multiple myeloma.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis: Pasien melaporkan nyeri terkontrol dengan skor <4 (A/I) dalam 4 minggu.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang dalam tanpa sesak dalam 1 minggu.
3. Keseimbangan Cairan: Pasien tidak mengalami diare dalam 1 minggu.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
b. Kolaborasi pemberian analgetik yang adekuat
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
d. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
a. Kaji status pernapasan pasien
b. Berikan oksigen sesuai indikasi
c. Berikan nebulizer/humidifier untuk membantu bersihan jalan napas
d. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
3. Diare:
a. Kaji etiologi diare
b. Kolaborasi pemberian antidiare sesuai indikasi
c. Anjurkan asupan cairan dan elektrolit yang adekuat
d. Ajarkan manajemen diare kepada pasien dan keluarga
Penjelasan rinci:
Sebagai seorang perawat, kami telah mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi pasien dengan multiple myeloma. Diagnosa tersebut mencakup masalah nyeri kronik, ketidakefektifan bersihan jalan napas, dan diare. Setiap diagnosa disertai dengan data pendukung dari kondisi pasien saat ini.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup kontrol nyeri yang memadai, bersihan jalan napas yang efektif, dan keseimbangan cairan yang terjaga. Kami telah menetapkan target waktu pencapaian luaran agar dapat dievaluasi secara berkala.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran tersebut meliputi pengkajian yang komprehensif, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta evaluasi efektivitas intervensi. Intervensi yang spesifik untuk setiap diagnosa keperawatan telah dijelaskan secara rinci.
Sebagai perawat, kami berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien, dengan tujuan membantu pasien mencapai outcome yang optimal dalam menghadapi kondisi multiple myeloma. -
Article No. 11187 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekret/benda asing dari saluran napas sehingga mengganggu pertukaran gas.
- SLKI: Bersihan jalan napas, ventilasi pernapasan, dan oksigenasi efektif.
- SIKI: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi mekanis, dan manajemen oksigenasi.
2. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Kontrol nyeri dan kenyamanan meningkat.
- SIKI: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi komplementer.
3. Diare Kronis
- SDKI: Pengeluaran feses yang lembek atau cair dengan frekuensi yang meningkat (lebih dari 3 kali sehari) yang berlangsung lebih dari 4 minggu.
- SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit, dan status nutrisi membaik.
- SIKI: Manajemen diare, manajemen cairan, dan terapi nutrisi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien mengalami sesak napas yang terus-menerus dan batuk produktif, menunjukkan adanya hambatan dalam pembersihan sekresi/benda asing dari saluran napas.
- Tujuannya adalah mempertahankan jalan napas yang efektif, ventilasi pernapasan yang efektif, dan oksigenasi yang adekuat.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi mekanis, dan manajemen oksigenasi.
2. Nyeri Kronis:
- Pasien mengalami nyeri di seluruh tubuh dengan skala 7/6 yang berlangsung lebih dari 10 bulan, menunjukkan adanya nyeri kronis.
- Tujuannya adalah meningkatkan kontrol nyeri dan kenyamanan pasien.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi komplementer.
3. Diare Kronis:
- Pasien mengalami diare lebih dari 4 minggu, menunjukkan adanya diare kronis.
- Tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta status nutrisi yang membaik.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen diare, manajemen cairan, dan terapi nutrisi. -
Article No. 11188 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan efusi pleura dan atelectasis.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat Multiple Myeloma.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan nyeri.
4. Diare kronis berhubungan dengan efek samping pengobatan Multiple Myeloma.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Respons tubuh tidak mampu mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi invasi dan multiplikasi organisme patogen.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena keterbatasan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian yang diinginkan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian yang diinginkan.
4. Diare Kronis
- SDKI: Pola defekasi yang tidak normal, yaitu peningkatan frekuensi dan kelonggaran konsistensi feses, yang berlangsung selama lebih dari 4 minggu.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengendalikan atau mengatasi diare kronis.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengendalikan atau mengatasi diare kronis.
Standar ini disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memandu praktik keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 11189 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk pasien ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C90.0
- Deskripsi: Multiple myeloma
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Umumnya, penanganan multiple myeloma dapat meliputi pemeriksaan diagnostik, seperti rontgen tulang, biopsi sumsum tulang, dan pemeriksaan laboratorium. Selain itu, penatalaksanaan dapat berupa terapi obat-obatan dan terapi suportif lainnya.
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas, demam, batuk berdahak, dan diare yang sudah berlangsung beberapa hari. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang, ditemukan adanya gambaran mosaic pattern dengan fibrosis di kedua lapang paru disertai atelectasis dan efusi pleura minimal bilateral, serta solid nodule di lobus tengah paru kanan. Selain itu, terdapat peningkatan kadar kalium dan penurunan kadar natrium dalam darah. Hasil analisis gas darah menunjukkan adanya alkalosis respiratorik.
Kondisi klinis pasien, dengan keluhan sesak napas, demam, batuk, dan diare, serta adanya kelainan radiologis di paru dan gangguan elektrolit, dapat terkait dengan keterlibatan paru akibat multiple myeloma. Multiple myeloma merupakan keganasan sel plasma yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk gangguan paru, infeksi, dan gangguan elektrolit. Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah C90.0 (Multiple myeloma).
Penatalaksanaan pasien ini akan meliputi manajemen gejala, terapi suportif, dan intervensi yang sesuai dengan manifestasi penyakit dan komplikasinya, serta mempertimbangkan keadaan umum pasien. -
Article No. 11190 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang telah Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan efusi pleura dan fibrosis paru sebagaimana ditunjukkan oleh sesak napas, penurunan saturasi oksigen, dan hasil CT pulmonary.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan nyeri di seluruh tubuh dengan skala 7/6.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh demam, batuk berdahak, dan diare.
4. Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh hasil laboratorium (hiponatremia, hipokalemia).
5. Anemia berhubungan dengan multiple myeloma sebagaimana ditunjukkan oleh konjungtiva anemis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Efektif ditandai dengan:
- Pasien dapat bernapas dengan mudah
- Hasil oksimetri memenuhi target (SPO2 ≥ 95%)
- Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
2. Kontrol Nyeri ditandai dengan:
- Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
- Tidak ada tanda-tanda ketegangan otot
3. Bebas Infeksi ditandai dengan:
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, batuk berdahak, diare)
- Hasil laboratorium dalam batas normal
4. Keseimbangan Elektrolit ditandai dengan:
- Hasil laboratorium elektrolit (Na, K, Cl) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
5. Kadar Hemoglobin Memadai ditandai dengan:
- Konjungtiva tidak anemis
- Tidak ada keluhan terkait anemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Pertukaran Gas:
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan lanjutan (pemberian diuretik, drainase pleura, dll.)
2. Intervensi untuk Nyeri Kronis:
- Kaji karakteristik nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dll.)
- Dokumentasikan respons pasien terhadap intervensi
3. Intervensi untuk Resiko Infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, output urine, dll.)
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
- Ajarkan teknik pencegahan infeksi (cuci tangan, perawatan luka, dll.)
4. Intervensi untuk Ketidakseimbangan Elektrolit:
- Pantau hasil laboratorium elektrolit secara berkala
- Berikan suplemen elektrolit sesuai resep dokter
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab dasar
- Pantau tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
5. Intervensi untuk Anemia:
- Pantau kadar hemoglobin dan parameter anemia lainnya
- Berikan suplemen besi atau terapi transfusi sesuai resep dokter
- Anjurkan peningkatan asupan nutrisi kaya zat besi
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai anemia
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan multiple myeloma. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. -
Article No. 11191 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minnggu. Kondisi Pasien Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm Hasil CT pulmonary (14/01/2025) Tidak tampak trombus formation pulmonal artery Gambaran mosaic pattern dengan fibrosis dikedua lapang paru disertai dengan atelectasis lobus inferior paru dan efusi pleura minimal bilateral masih mungkin keterlibatan paru Solid nodule kecil centarl segment lateral lobus tengah paru kanan Spondylosisi dengn ostopenia corpus vertebrata Hasil lab (13/01/2025) Kimia Albumin L 3.47 g/dL 3.50 – 5.20 Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 2.8 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida 106 mmol/L 98 -107 Hasil lab (14/01/2025) Kimia Paket Elektrolit Natrium 14.3 mmol/L 136 - 145 Kalium L 3.2 mmol/L 3.50 – 5.10 Klorida H 109 mmol/L 98 -107 Hasil AGD (11/01/2025) Parameter Hasil Nilai normal PH H 7.525 7.35-7.45 PCO2 L 29.6 35-45 mmHg PO2 L 63 83.0-108.0 mmHg BE +2 -2 +2 HCO3 24.4 22-26 mmol/L Hasil lab (14/01/2025) Faeses Warna Kuning konsistensi Cair Lendir Negatif Negatif Darah Negatif Negatif Eritrosit H 2 /LPB 0-1 Leukosit 4/LPB 1-5 Amoeba Tidak ditemukan Telur cacing Negatif Negatif Jamur 1+ Negatif Transferin positif Negatif Hb Negatif Negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi dan infeksi pernapasan ditandai dengan sesak napas, batuk produktif, dan oksigenasi tidak adekuat.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan fisik akibat proses penyakit.
3. Diare kronis berhubungan dengan proses penyakit dan reaksi obat-obatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas: Kegagalan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan kegiatan fisik karena kekurangan energi.
3. Diare kronis: Pola buang air besar yang tidak normal dengan frekuensi dan konsistensi tinja yang tidak sesuai dengan normal, berlangsung lebih dari 4 minggu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas efektif: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Diare terkendali: Kemampuan untuk mengendalikan pola buang air besar yang tidak normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk memfasilitasi pembebasan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Manajemen aktivitas: Tindakan untuk memfasilitasi aktivitas dan mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Manajemen diare: Tindakan untuk mengendalikan pola buang air besar yang tidak normal.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan ini mencakup masalah pernapasan, penurunan toleransi aktivitas, dan diare kronis yang dialami oleh pasien dengan multiple myeloma. Intervensi keperawatan yang sesuai akan berfokus pada pengelolaan jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan pengendalian diare untuk membantu pemulihan pasien.