Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11258 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien dengan post operasi debridement gangren pedis dextra, dengan diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (SIKI kode: 00004)
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor risiko: Prosedur bedah, diabetes melitus, dan gangren.
2. Kerusakan Integritas Kulit (SIKI kode: 00046)
- Definisi: Kerusakan atau perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang berkontribusi: Diabetes melitus, gangren, dan prosedur bedah.
3. Nyeri Akut (SIKI kode: 00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor yang berkontribusi: Prosedur bedah, gangren, dan diabetes melitus.
4. Ketidakstabilan Gula Darah (SIKI kode: 00179)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Faktor yang berkontribusi: Diabetes melitus.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami pasien dan memformulasikannya menjadi diagnosa keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI - SLKI - SIKI ini distandarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan praktik keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 11259 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien dengan post operasi debridement gangren pedis dextra, dengan diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko masuknya patogen yang dapat menimbulkan gejala atau penyakit.
- Faktor Risiko: Kondisi diabetes melitus tipe 2 yang menyebabkan penurunan imunitas dan peningkatan risiko infeksi, serta tindakan pembedahan debridement pada pasien.
2. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada permukaan kulit dan lapisan di bawahnya.
- Faktor Risiko: Kondisi gangren pada kaki akibat komplikasi diabetes melitus tipe 2 yang membutuhkan tindakan debridement.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih dimensi pergerakan fisik.
- Faktor Risiko: Kondisi pasca operasi debridement pada kaki yang dapat menyebabkan penurunan mobilitas dan aktivitas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar dalam menentukan diagnosis keperawatan yang diakui oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Berisi definisi, faktor risiko, gejala, dan karakteristik dari berbagai diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Berisi indikator, kriteria hasil, dan skala pengukuran untuk setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar dalam menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Berisi definisi, tujuan, aktivitas, dan pertimbangan khusus untuk setiap intervensi keperawatan.
Dalam kasus pasien dengan post operasi debridement gangren pedis dextra, dengan diabetes melitus tipe 2, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif. -
Article No. 11260 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien dengan post operasi debridement gangren pedis dextra, dengan diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan post operasi debridement gangren pedis dextra dan diabetes melitus tipe 2, sesuai dengan tone akademis dan persona sebagai perawat ahli.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Risiko Infeksi: Risiko tinggi terkait prosedur pembedahan dan diabetes melitus yang dapat meningkatkan susceptibilitas terhadap infeksi.
b. Gangguan Integritas Kulit: Berhubungan dengan adanya luka debridement gangren pedis dextra.
c. Gangguan Perfusi Perifer: Berhubungan dengan diabetes melitus yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ekstremitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka debridement.
- Kadar gula darah terkontrol dalam rentang normal.
b. Gangguan Integritas Kulit:
- Luka debridement pedis dextra menunjukkan perbaikan proses penyembuhan.
- Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut pada luka.
c. Gangguan Perfusi Perifer:
- Ekstremitas bawah menunjukkan perbaikan sirkulasi darah.
- Tidak terjadi nekrosis atau amputasi pada ekstremitas bawah.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Infeksi:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara rutin.
- Perawatan luka debridement dengan teknik aseptik.
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk kontrol gula darah.
b. Gangguan Integritas Kulit:
- Perawatan luka debridement secara teratur.
- Penilaian dan dokumentasi perkembangan luka.
- Pemberian nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan luka.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka.
c. Gangguan Perfusi Perifer:
- Pemantauan sirkulasi dan sensasi ekstremitas bawah.
- Terapi kompresi untuk meningkatkan aliran darah.
- Latihan dan pergerakan ekstremitas bawah.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan kaki.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penanganan kondisi vaskuler.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kondisi klinis pasien, riwayat penyakit, serta intervensi yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pemantauan dan evaluasi secara berkala juga diperlukan untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan. -
Article No. 11261 | 20 Jan 2025
Klinis : pasien dengan post operasi debridement gangren pedis dextra, dengan diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan proses penyembuhan luka post-operasi debridement gangren pedis dextra.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi adalah risiko masuknya patogen ke dalam tubuh atau penyebaran patogen di dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan Luka adalah pemulihan integritas kulit dan jaringan yang terjadi pada luka.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, dan Pemantauan Tanda Vital.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan proses penyembuhan luka post-operasi debridement gangren pedis dextra.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Pemulihan Luka adalah pemulihan integritas kulit dan jaringan yang terjadi pada luka.
- SIKI: Perawatan Luka, Terapi Oksigenasi Jaringan, dan Terapi Nutrisi.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah risiko penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SLKI: Perfusi Jaringan adalah adekuasi aliran darah dan oksigenasi ke jaringan.
- SIKI: Manajemen Diabetes Melitus, Terapi Oksigenasi Jaringan, dan Pemantauan Tanda Vital.
Persona: Saya adalah seorang perawat yang memiliki pengetahuan yang luas dan pengalaman yang mendalam dalam bidang keperawatan. Saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI secara terperinci dan akademis, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11262 | 20 Jan 2025
Klinis : gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi gangguan pertukaran gas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pertukaran gas adalah "Penurunan Pertukaran Gas" (Impaired Gas Exchange). Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakseimbangan dalam oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida di alveoli-kapiler". Kondisi ini berhubungan dengan faktor-faktor seperti ketidakefektifan ventilasi, gangguan perfusi, dan perubahan membrane alveoli-kapiler.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Oksigenasi Adekuat: Pasien akan menunjukkan kadar oksigen darah (PaO2) dalam batas normal, dan saturasi oksigen (SpO2) dalam rentang 95-100%.
2. Ventilasi Efektif: Pasien akan menunjukkan frekuensi nafas, irama nafas, dan kedalaman nafas dalam batas normal.
3. Pertukaran Gas Membaik: Pasien akan menunjukkan perbaikan dalam nilai-nilai gas darah (PaO2, PaCO2, pH) mendekati nilai normal.
4. Tidak Ada Tanda-Tanda Distres Pernafasan: Pasien akan bebas dari tanda-tanda distres pernafasan, seperti penggunaan otot bantu nafas yang berlebihan, retraksi dinding dada, dan sianosis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau status oksigenasi: Ukur saturasi oksigen (SpO2) secara kontinyu, nilai gas darah secara berkala, dan pantau tanda-tanda distres pernafasan.
2. Berikan oksigen supplemental: Berikan oksigen dengan aliran dan konsentrasi yang sesuai untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
3. Optimalkan ventilasi: Ajarkan teknik pernafasan yang benar, berikan postural drainage jika perlu, dan lakukan suction jika ada sekret yang menghambat.
4. Tinggikan kepala tempat tidur: Posisikan pasien dengan kepala tempat tidur dinaikkan 30-45 derajat untuk memfasilitasi ekspansi paru-paru.
5. Kolaborasi pemberian terapi: Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tambahan seperti bronkodilator, diuretik, atau ventilasi mekanik jika diperlukan.
6. Edukasi pasien dan keluarga: Berikan edukasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan gangguan pertukaran gas.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu oksigenasi yang adekuat, ventilasi yang efektif, perbaikan pertukaran gas, dan tidak ada tanda-tanda distres pernafasan. Evaluasi terus-menerus diperlukan untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 11263 | 20 Jan 2025
Klinis : Uap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Uap".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Hipertermia
Penjelasan:
Risiko Hipertermia adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu. Pada kondisi "Uap", individu berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh karena paparan panas yang berlebihan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode Diagnosis: 00007
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Karakteristik Pendukung: Paparan lingkungan panas, lingkungan dengan suhu tinggi, cairan tubuh kurang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode Luaran: 00005
Judul Luaran: Suhu Tubuh
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode Intervensi: 3240
Judul Intervensi: Manajemen Hipertermia
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mencegah atau mengendalikan peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Aktivitas Keperawatan: Mengatur lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang optimal, memberikan cairan yang cukup, dan melakukan tindakan pendinginan tubuh jika diperlukan.
Dalam konteks kondisi "Uap", perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang berfokus pada pencegahan dan pengendalian risiko hipertermia, seperti menjaga lingkungan yang sejuk, memastikan asupan cairan yang cukup, dan melakukan tindakan pendinginan jika suhu tubuh meningkat. -
Article No. 11148 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam,pusing, badan lemas tidak nafsu makan mual
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode R50.9 dalam ICD-10 digunakan untuk menggambarkan kondisi demam yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus Ny. W yang mengalami demam, pusing, badan lemas, tidak nafsu makan, dan mual, kode ini sesuai karena tidak ada informasi yang menunjukkan penyebab spesifik dari demam.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang teridentifikasi berdasarkan informasi yang diberikan.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis yang spesifik disebutkan. Kasus ini tampaknya baru pada tahap pemeriksaan dan penegakan diagnosis, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat diberikan. -
Article No. 11149 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam,pusing, badan typhoid fever
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Ny. W dapat didiagnosis sebagai demam tifoid (typhoid fever). Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A01.0
- Deskripsi: Demam tifoid (Typhoid fever)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 03.94
- Deskripsi: Kultur darah untuk bakteri lain selain Streptococcus, Pneumococcus, atau Haemophilus
Penjelasan:
Demam tifoid (typhoid fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar Typhi. Gejala utama yang dialami oleh Ny. W, yaitu demam, pusing, dan badan lemas, merupakan tanda-tanda umum dari infeksi demam tifoid.
Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan adalah kultur darah untuk mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella Typhi. Kode ICD-9-CM 03.94 mengacu pada prosedur kultur darah untuk bakteri lain selain Streptococcus, Pneumococcus, atau Haemophilus, yang dapat mencakup Salmonella Typhi.
Selain itu, pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan adalah pengambilan spesimen lain seperti kultur tinja atau urin, serta pemeriksaan serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap Salmonella Typhi. Namun, kode-kode tersebut tidak tercantum dalam informasi yang diberikan. -
Article No. 11150 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam,pusing, badan typhoid fever
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. W dengan keluhan demam, pusing, dan badan terasa sakit dengan diagnosis medis typhoid fever.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Penjelasan: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
2. Nyeri akut (SDKI)
Penjelasan: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Penjelasan: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen hipertermia
Tujuan: Klien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
Intervensi: Memantau suhu tubuh, pemberian kompres hangat/dingin, manajemen lingkungan, dan kolaborasi dengan tim medis.
2. Manajemen nyeri
Tujuan: Klien melaporkan nyeri berkurang.
Intervensi: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik, terapi dingin/hangat, distraksi, dan relaksasi.
3. Peningkatan toleransi aktivitas
Tujuan: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Intervensi: Mengkaji toleransi aktivitas, menyusun perencanaan aktivitas, latihan aktivitas secara bertahap, dan edukasi kepada klien.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SIKI):
1. Observasi: Mengkaji tanda-tanda vital, tingkat kenyamanan, dan kemampuan aktivitas.
2. Terapeutik: Memberikan kompres hangat/dingin, analgesik, dan latihan aktivitas.
3. Edukasi: Memberikan edukasi tentang manajemen hipertermia, nyeri, dan peningkatan toleransi aktivitas.
4. Kolaborasi: Berkoordinasi dengan tim medis terkait penanganan typhoid fever.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. W dengan typhoid fever. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 11151 | 19 Jan 2025
Klinis : Ny.W dengan keluhan Demam,pusing, badan Volume depletion
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia (Volume Depletion)
Definisi:
Hipovolemia adalah kondisi di mana volume cairan tubuh berkurang, yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi fisiologis tubuh.
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan Ny. W yaitu demam, pusing, dan badan lemah, dapat disimpulkan bahwa Ny. W mengalami kondisi hipovolemia atau volume depletion. Hal ini dapat terjadi karena adanya kehilangan cairan tubuh yang berlebihan, seperti akibat dari demam, diare, atau penyebab lainnya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipovolemia
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan cairan
2. Perfusi jaringan
3. Hemodinamik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen cairan
2. Pemantauan cairan
3. Terapi reposisi