Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13305 | 04 Mar 2025
Klinis : Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari adalah definisi diagnosa keperawatan .... Select one: a. Ambulasi dini b. Defisit pengetahuan c. Gangguan mobilisasi fisik d. Resiko intoleransi aktivitas e. Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Intoleransi aktivitas
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Resiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa intoleransi aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen aktivitas, dan edukasi terkait manajemen energi.
Jadi, dalam kondisi beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk aktivitas sehari-hari, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Intoleransi Aktivitas. -
Article No. 13306 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. edukasi teknik ambulasi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan independen, terkontrol, dan terkoordinasi yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Salah satu luaran yang diharapkan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Mobilitas Fisik, yaitu kemampuan untuk bergerak secara independen, terkontrol, dan terkoordinasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi utama untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Edukasi Teknik Ambulasi, yaitu pemberian informasi dan pelatihan kepada pasien mengenai teknik berjalan atau bergerak secara mandiri, aman, dan efektif.
Jadi, intervensi utama yang paling sesuai untuk pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah edukasi teknik ambulasi. -
Article No. 13307 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya akan membahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri dalam lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan mobilitas fisik adalah:
1. Pasien dapat melakukan pergerakan secara mandiri
2. Pasien dapat mempertahankan rentang gerak sendi
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang direkomendasikan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah:
b. Promosi latihan fisik
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi otot melalui latihan fisik yang terstruktur dan terukur.
Jadi, jawaban yang tepat adalah b. promosi latihan fisik. -
Article No. 13308 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan anggota tubuh yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, dan koordinasi otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi utama untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang disarankan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah:
b. Promosi latihan fisik
Yaitu memfasilitasi pasien untuk melakukan latihan fisik secara teratur guna meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan kontrol otot sehingga mobilitas fisik dapat ditingkatkan.
Jadi, intervensi utama yang disarankan untuk pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah promosi latihan fisik. -
Article No. 13309 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. edukasi teknik ambulasi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri dan terkoordinasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dalam asuhan keperawatan pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Mobilitas Fisik Membaik, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang tepat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi utama yang perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Edukasi Teknik Ambulasi. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan berjalan dan bergerak secara mandiri, sehingga mobilitas fisiknya dapat membaik.
Jadi, jawaban yang tepat adalah e. edukasi teknik ambulasi. -
Article No. 13310 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. edukasi teknik ambulasi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang menyebabkan penurunan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari intervensi untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah peningkatan kemampuan ambulasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi utama yang diperlukan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah edukasi teknik ambulasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi secara mandiri atau dengan bantuan alat bantu.
Jadi, jawaban yang paling tepat adalah e. edukasi teknik ambulasi. -
Article No. 13311 | 04 Mar 2025
Klinis : Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berada dalam risiko terkena suatu infeksi, yang dapat disebabkan oleh patogen biologis, fisik, atau kimia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Risiko Infeksi
Definisi: Pasien/keluarga mampu mengenali dan menurunkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Kriteria Hasil:
a. Pasien/keluarga dapat menjelaskan prosedur perawatan kateter yang benar.
b. Tanda-tanda infeksi pada area insersi kateter tidak ditemukan.
c. Hasil pemeriksaan mikrobiologis sesuai dengan nilai normal.
d. Tidak terjadi episode infeksi terkait pemasangan kateter.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
Aktivitas Keperawatan:
a. Lakukan higiene tangan sesuai prosedur sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
b. Gunakan teknik aseptik saat melakukan pemasangan, perawatan, dan penggantian kateter.
c. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda infeksi pada area insersi kateter secara rutin.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologis jika diperlukan.
e. Ajarkan pasien/keluarga tentang prosedur perawatan kateter yang benar.
f. Pantau intake dan output cairan serta tanda-tanda infeksi lainnya.
g. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi jika terjadi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien dengan kateter mempunyai risiko tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien/keluarga mampu mengenali dan menurunkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi, seperti memahami prosedur perawatan kateter yang benar, tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi, hasil pemeriksaan mikrobiologis sesuai normal, dan tidak terjadi episode infeksi terkait pemasangan kateter.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen infeksi, seperti menjaga higiene tangan, menerapkan teknik aseptik saat perawatan kateter, melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, melakukan pemeriksaan mikrobiologis jika diperlukan, memberikan edukasi kepada pasien/keluarga tentang perawatan kateter yang benar, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi jika terjadi. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi risiko infeksi pada pasien dengan kateter. -
Article No. 13159 | 03 Mar 2025
Klinis : Bro nko pneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi bronkopneumonia pada anak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Peningkatan sekresi dan edema saluran napas.
- Gejala: Napas cepat, irama tidak teratur, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Wheezing, ronki, batuk produktif.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penurunan kekuatan, keletihan, dan sesak napas.
- Gejala: Mudah lelah, napas pendek, palpitasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan ventilasi pernapasan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas normal, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk membuang sekret atau obstruksi dari jalan napas.
- Kriteria Hasil: Tidak ada wheezing, tidak ada ronki, batuk produktif.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil: Tidak ada sesak napas saat beraktivitas, tidak ada palpitasi, tidak ada kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
- Tindakan: Posisikan pasien, hisap sekret, berikan oksigen, lakukan fisioterapi dada.
2. Manajemen Batuk
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi pengeluaran sekret.
- Tindakan: Ajarkan teknik batuk efektif, berikan humidifikasi, berikan ekspektoran.
3. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi aktivitas yang aman dan efektif.
- Tindakan: Evaluasi toleransi aktivitas, atur aktivitas sesuai kemampuan, berikan istirahat yang cukup.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan untuk kondisi bronkopneumonia pada anak. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 13160 | 03 Mar 2025
Klinis : Bronkopneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Bronkopneumonia pada anak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor Terkait: Hipersekresi sekret, peningkatan produksi sekret, kelelahan otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Dispnea, napas cuping hidung, suara napas tambahan, produksi sekret yang berlebihan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang adekuat.
- Faktor Terkait: Kelelahan otot pernapasan, nyeri thoraks, edema paru.
- Gejala dan Tanda: Dispnea, perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
- Faktor Terkait: Proses infeksi, peningkatan metabolisme.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit hangat dan kering.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah kesehatan pasien.
- Terdiri dari definisi, faktor terkait, dan karakteristik/gejala dan tanda.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Membantu perawat dalam menetapkan, mengukur, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan klasifikasi luaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mendokumentasikan intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan klasifikasi intervensi. -
Article No. 13161 | 03 Mar 2025
Klinis : pasien mengeluh mual mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengeluh mual-mual.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluh mual-mual adalah "Mual (00134)". Mual didefinisikan sebagai sensasi ketidaknyamanan di bagian atas perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, penyakit gastrointestinal, atau bahkan stres emosional.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual (1618): Pasien dapat mengendalikan atau mengurangi sensasi mual yang dirasakan.
2. Tanda-Tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh, berada dalam batas normal.
3. Kemampuan untuk Makan dan Minum: Pasien dapat makan dan minum tanpa mengalami mual atau muntah yang mengganggu.
4. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan dan tidak lagi mengeluhkan mual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual (4605):
a. Identifikasi faktor penyebab mual, seperti efek samping obat, infeksi, atau kondisi emosional.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mengatasi penyebab mual.
c. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, atau teknik lain untuk mengurangi sensasi mual.
d. Optimalkan lingkungan yang nyaman, seperti pengaturan pencahayaan, suhu, dan minimalkan stimulus yang dapat memicu mual.
e. Berikan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi mual, jika diperlukan.
2. Peningkatan Nutrisi (1120):
a. Bantu pasien untuk makan dan minum secara bertahap, mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
b. Pantau asupan cairan dan nutrisi pasien, serta berikan dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Manajemen Nyeri (1400):
a. Identifikasi dan evaluasi nyeri yang menyertai kondisi mual.
b. Berikan intervensi non-farmakologis, seperti kompres hangat atau dingin, untuk mengurangi nyeri.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengendalikan mual, mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, dan merasakan kenyamanan secara keseluruhan. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk memastikan pencapaian luaran yang diharapkan.