Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11291 | 21 Jan 2025
Klinis : ASMA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi asma.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan sistem pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeliminasi karbon dioksida.
Penyebab: Obstruksi jalan napas, perubahan mekanika pernapasan, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan energi, kelemahan, dan dispnea.
3. Ansietas
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Penyebab: Persepsi ancaman terhadap kesehatan, lingkungan yang tidak familiar, dan ketidakpastian.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi dan karakteristik definisi setiap diagnosa keperawatan
- Faktor yang berhubungan dan faktor resiko
- Batasan karakteristik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan
- Kriteria hasil yang dapat diukur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Rencana tindakan keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan
- Aktivitas keperawatan untuk mendukung setiap intervensi
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan asma. Hal ini akan memastikan bahwa diagnosis, tujuan, dan intervensi yang diberikan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11292 | 21 Jan 2025
Klinis : ASMA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi ASMA:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45
- Deskripsi: Asma
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Pemberian oksigen medis
Penjelasan:
Asma (J45) adalah kondisi medis kronis yang ditandai dengan inflamasi dan penyempitan saluran pernapasan. Hal ini menyebabkan gejala seperti mengi, sesak napas, batuk, dan rasa dada tertekan. Asma dapat disebabkan oleh berbagai faktor pemicu, seperti alergen, infeksi pernapasan, olahraga, atau stres.
Dalam penanganan asma, pemberian oksigen medis (kode ICD-9-CM 93.01) dapat menjadi salah satu tindakan yang dilakukan. Oksigen tambahan dapat membantu meningkatkan suplai oksigen ke jaringan tubuh, terutama saat terjadi eksaserbasi (serangan) asma yang menyebabkan kesulitan bernapas. Pemberian oksigen dapat dilakukan melalui alat bantu pernapasan, seperti nasal kanula atau masker oksigen, sesuai dengan kebutuhan pasien.
Pemantauan, pengobatan, dan edukasi pasien mengenai asma merupakan komponen penting dalam pengelolaan kondisi ini untuk mencapai kontrol gejala yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 11293 | 21 Jan 2025
Klinis : ASMA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi Asma berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Asma:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk kondisi Asma adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Definisi dari diagnosa ini adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat. Kondisi Asma ditandai dengan obstruksi reversibel pada saluran napas yang menyebabkan gangguan bersihan jalan napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka secara efektif. Indikator yang dapat diukur antara lain:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
d. Tidak ada suara napas tambahan (mengi, wheezing)
e. Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Status Pernapasan: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif. Indikator yang dapat diukur antara lain:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Kedalaman napas adekuat
c. Irama napas teratur
d. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Memantau status pernapasan pasien secara berkala
b. Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan
c. Mengajarkan teknik batuk efektif
d. Melakukan suction jika diperlukan
e. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Manajemen Bronkodilator
a. Mengkaji riwayat penggunaan bronkodilator
b. Memantau efektivitas dan efek samping bronkodilator
c. Mengajarkan teknik inhalasi bronkodilator yang benar
d. Menjadwalkan pemberian bronkodilator sesuai resep
3. Edukasi Manajemen Asma
a. Mengkaji pemahaman pasien terkait penyakit Asma
b. Memberikan edukasi tentang pencetus serangan Asma
c. Mengajarkan teknik pengendalian gejala Asma
d. Mendorong kepatuhan pengobatan Asma
Penerapan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang bersih dan pola napas yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan Asma. -
Article No. 11294 | 21 Jan 2025
Klinis : bayi kuning
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi bayi kuning.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi kuning adalah Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Kondisi ini terjadi akibat peningkatan bilirubin dalam darah, yang menyebabkan warna kulit dan sklera bayi menjadi kuning (ikterik). Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Perfusi jaringan perifer membaik, yang ditandai dengan penurunan kadar bilirubin dalam darah dan berkurangnya warna kuning pada kulit dan sklera bayi.
2. Tanda-tanda vital bayi dalam batas normal, seperti suhu tubuh, frekuensi pernapasan, dan frekuensi denyut jantung.
3. Bayi menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat hiperbilirubinemia.
4. Orang tua atau keluarga memahami kondisi bayi dan mampu merawat bayi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, termasuk pengukuran suhu tubuh, frekuensi pernapasan, dan frekuensi denyut jantung.
2. Pemantauan kadar bilirubin dalam darah untuk mengetahui perkembangan kondisi bayi.
3. Pemberian terapi fototerapi atau terapi lain sesuai dengan kondisi bayi, untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah.
4. Perawatan kulit bayi dengan lembut, termasuk menjaga kehangatan, mencegah iritasi, dan menjaga kebersihan kulit.
5. Edukasi dan dukungan kepada orang tua atau keluarga tentang kondisi bayi, perawatan yang tepat, dan tanda-tanda komplikasi yang harus segera dilaporkan.
6. Kolaborasi dengan tim medis lain, seperti dokter, untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif bagi bayi.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat dapat membantu mengatasi kondisi bayi kuning secara efektif dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Peran perawat sangat penting dalam memantau, memberikan perawatan, dan mendidik orang tua atau keluarga agar dapat merawat bayi dengan baik. -
Article No. 11295 | 21 Jan 2025
Klinis : nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri ulu hati dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik utama: Laporan individu tentang pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa nyeri, Perilaku protektif terhadap area yang nyeri, Peningkatan tanda-tanda vital.
Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis, Agen cedera kimiawi, Agen cedera fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Klien melaporkan nyeri berkurang, Klien mampu mengontrol nyeri, Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pengkajian nyeri komprehensif, Manajemen nyeri farmakologis, Manajemen nyeri nonfarmakologis, Edukasi manajemen nyeri, Monitoring tanda-tanda vital.
Dalam kondisi nyeri ulu hati, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Hal ini didasarkan pada gejala yang dialami pasien berupa adanya rasa sakit atau ketidaknyamanan di area ulu hati. Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, serta memantau tanda-tanda vital pasien untuk membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 11296 | 21 Jan 2025
Klinis : managemen demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang diminta dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Manajemen Demam:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen demam adalah "Hipertermia" (Hyperthermia). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas ambang batas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, gangguan termoregulasi, atau paparan berlebih terhadap panas lingkungan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Klien akan menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C) atau penurunan suhu tubuh sesuai dengan target yang ditetapkan.
2. Kenyamanan: Klien akan melaporkan rasa nyaman dan tidak mengalami gejala-gejala yang mengganggu akibat demam.
3. Pengetahuan Manajemen Demam: Klien dan/atau keluarga akan menunjukkan pengetahuan yang baik tentang manajemen demam, termasuk tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Suhu Tubuh
- Pantau suhu tubur klien secara berkala (minimum 4 kali sehari) untuk mengetahui perkembangan kondisi.
- Catat dan dokumentasikan suhu tubur klien serta tren perubahannya.
2. Manajemen Suhu Tubuh
- Berikan intervensi penurunan suhu tubuh, seperti kompres dingin, mandi air hangat, atau pemberian obat antipiretik sesuai indikasi.
- Atur lingkungan yang nyaman dan sejuk untuk menurunkan suhu tubuh klien.
- Anjurkan klien untuk minum cairan hangat atau dingin sesuai preferensi.
3. Edukasi Manajemen Demam
- Berikan edukasi kepada klien dan/atau keluarga tentang penyebab, gejala, dan manajemen demam.
- Jelaskan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi demam.
- Ajarkan teknik pemantauan suhu tubuh yang benar.
- Informasikan kapan harus segera mencari bantuan tenaga kesehatan.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan klien akan mencapai luaran yang diinginkan, yaitu suhu tubuh normal, kenyamanan, dan peningkatan pengetahuan dalam manajemen demam. -
Article No. 11297 | 21 Jan 2025
Klinis : pasien anak pneumonia dengan fatigue
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Fatigue (NANDA-I)
Definisi: Sensasi subjektif yang berkelanjutan dan subjektif dari kelelahan fisik, emosional, dan/atau kognitif yang tidak sebanding dengan aktivitas sebelumnya, dan mempengaruhi kemampuan individu untuk berfungsi secara normal.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Fatigue
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan Energi
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Energi
2. Pola Napas Tidak Efektif (NANDA-I)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola Napas Tidak Efektif
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pola Napas Efektif
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
Pasien anak dengan pneumonia mengalami fatigue (kelelahan) sebagai salah satu gejala klinisnya. Diagnosis keperawatan yang ditetapkan adalah Fatigue dan Pola Napas Tidak Efektif. Standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang digunakan adalah berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, penjelasan ini memberikan informasi yang terstruktur dan komprehensif mengenai diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan yang sesuai untuk mengelola kondisi pasien anak dengan pneumonia yang mengalami fatigue. -
Article No. 11298 | 21 Jan 2025
Klinis : Tn.s dengan diagnosa medis unstable angina (uap) mengatakan nyeri dada dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Tn. S dengan diagnosa medis unstable angina (UAP).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Dada Berhubungan Dengan Penyakit Jantung Koroner
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Penurunan Aliran Darah ke Jantung
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Dada Berhubungan Dengan Penyakit Jantung Koroner
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri yang dirasakan pada dada, biasanya di tengah dada atau bisa menyebar ke lengan, leher, rahang, atau punggung, yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengenali dan mengungkapkan karakteristik nyeri, dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pengkajian nyeri, manajemen nyeri, dan edukasi tentang penyakit jantung koroner dan manajemen nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Penurunan Aliran Darah ke Jantung
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung akibat penyakit jantung koroner.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih, dapat memahami penyebab intoleransi aktivitas, dan dapat beradaptasi dengan aktivitas yang sesuai.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pengkajian aktivitas, manajemen aktivitas, dan edukasi tentang penyakit jantung koroner dan manajemen aktivitas.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse -
Article No. 11299 | 21 Jan 2025
Klinis : Tn.s dengan diagnosa medis unstable angina (uap) mengatakan nyeri dada dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. S dengan diagnosa medis unstable angina (UAP).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut
SDKI: Respon sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
SLKI: Pasien melaporkan pengurangan rasa nyeri, menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, dan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengelola nyeri akut, seperti pemberian analgesik, terapi non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas pengelolaan nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau dimandatkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI: Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, melaporkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, dan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas.
SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, latihan fisik, dan edukasi tentang manajemen energi.
Dalam kondisi Tn. S dengan diagnosa medis unstable angina (UAP) yang mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pengelolaan nyeri, terapi non-farmakologis, pengaturan aktivitas, dan edukasi terkait manajemen energi. -
Article No. 11300 | 21 Jan 2025
Klinis : Tn.s dengan diagnosa medis unstable angina (uap) mengatakan nyeri dada dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mengalami penurunan nyeri, menunjukkan pengetahuan yang memadai tentang manajemen nyeri, dan dapat menggunakan strategi koping yang efektif dalam mengatasi nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgetik, terapi komplementer, edukasi manajemen nyeri, dan evaluasi efektivitas intervensi.
2. Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Gangguan pola napas adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
- SLKI: Pasien menunjukkan pola napas normal, dapat bernapas dengan mudah, dan tidak menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pola napas meliputi pengkajian fungsi pernapasan, pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan edukasi pasien.
Dalam kasus Tn. S dengan diagnosa medis unstable angina (UAP), diagnosis keperawatan yang muncul adalah Nyeri Akut dan Gangguan Pola Napas. Pasien mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas, yang merupakan gejala utama dari unstable angina. Perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, memberikan pengobatan analgetik, terapi komplementer, edukasi manajemen nyeri, serta intervensi untuk membantu pasien bernapas dengan normal.