Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11280 | 21 Jan 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis batuk, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan:
Kode R05 dalam ICD-10 merupakan kode yang digunakan untuk mendiagnosis batuk sebagai gejala atau keluhan. Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh yang berfungsi untuk membersihkan jalan napas dari benda asing, mukus, atau iritasi. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru-paru, atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk batuk.
- Deskripsi: Batuk umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis khusus, kecuali jika ada komplikasi atau kondisi yang mendasarinya.
Penjelasan:
Batuk merupakan gejala atau keluhan yang sering timbul, dan umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis khusus. Penanganan batuk biasanya dilakukan secara konservatif, seperti memberikan obat-obatan simtomatik untuk mengurangi gejala, serta mengatasi penyebab mendasar yang menyebabkan batuk. Dalam kasus-kasus tertentu, prosedur atau tindakan medis mungkin diperlukan jika ada komplikasi atau kondisi yang mendasari batuk, seperti penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan atau penyakit paru-paru. -
Article No. 11281 | 21 Jan 2025
Klinis : mohon buatkan DS dan DO 1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d konflik pengambilan keputusan pada penderita HT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif Berhubungan dengan Konflik Pengambilan Keputusan pada Penderita Hipertensi (HT)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif adalah ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah keluarga dapat menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Sistem Keluarga, Edukasi Kesehatan Keluarga, dan Konseling Keluarga.
Data Subyektif (DS):
- Keluarga menyatakan adanya konflik dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan kesehatan penderita hipertensi.
- Keluarga mengeluhkan kesulitan dalam mencari dan menggunakan sumber daya yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Data Objektif (DO):
- Tidak ada rencana tertulis terkait manajemen kesehatan keluarga.
- Anggota keluarga tidak dapat menjelaskan dengan jelas peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan kesehatan penderita hipertensi.
- Terdapat perbedaan pemahaman antar anggota keluarga terkait kebutuhan kesehatan penderita hipertensi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 11282 | 21 Jan 2025
Klinis : • Tn. A. S mengatakan riwayat hipertensi sejak 4 tahun lalu dan tidak kontrol dan minum obat rutin • Keluarga mengatakan Tn. A. S sebagai pencari nafka utama dan lebih memilih bekerja di kebun/kerja serabutan dari pada pergi berobat DO: • Gejala sakit kepala dan tegang tengkuk sering terjadi • TD: 160/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi fungsi dan kesejahteraan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu mampu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi fungsi dan kesejahteraan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Mendorong partisipasi klien dalam pengelolaan kondisi kesehatan, memantau tanda-tanda vital, memberikan edukasi tentang manajemen hipertensi, serta melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain.
Berdasarkan kondisi Tn. A.S, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan. Hal ini disebabkan karena Tn. A.S memiliki riwayat hipertensi sejak 4 tahun lalu namun tidak melakukan kontrol dan minum obat rutin. Selain itu, keluarga Tn. A.S lebih memilih bekerja di kebun/kerja serabutan dari pada pergi berobat. Hal ini menunjukkan bahwa Tn. A.S belum mampu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi fungsi dan kesejahteraannya. -
Article No. 11284 | 21 Jan 2025
Klinis : abses
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis abses dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.20
- Deskripsi: Abses gingival dan periodontal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 91.38
- Deskripsi: Pembedahan abses di rongga mulut dan leher
Penjelasan:
Kode ICD-10 K08.20 merupakan kode untuk abses gingival dan periodontal, yang merupakan infeksi lokal di jaringan gusi atau tulang alveolar yang mengelilingi gigi. Abses ini dapat terjadi akibat berbagai penyebab, seperti infeksi bakteri, trauma, atau komplikasi dari penyakit periodontal.
Tindakan medis yang dapat dilakukan untuk menangani abses adalah pembedahan abses di rongga mulut dan leher, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 91.38. Prosedur ini meliputi insisi dan drainase abses, yang bertujuan untuk mengeluarkan cairan atau materi purulen, serta memberikan pengobatan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Sebagai catatan, kode ICD-9-CM digunakan untuk tindakan medis yang dilakukan sebelum adopsi ICD-10 di Indonesia pada 1 Januari 2023. Setelah itu, kode yang digunakan adalah kode ICD-10-PCS untuk prosedur/tindakan medis. -
Article No. 11285 | 21 Jan 2025
Klinis : benjolan pada ketiak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medik, saya akan memberikan informasi yang terstruktur mengenai kode ICD-10 untuk diagnosa dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi benjolan pada ketiak.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R22.0
- Deskripsi: Pembengkakan, masa, atau benjolan di ketiak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 83.01
- Deskripsi: Aspirasi lesi atau massa pada ketiak
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R22.0 (Pembengkakan, masa, atau benjolan di ketiak) merupakan kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi benjolan pada ketiak. Kode ini termasuk ke dalam kategori "Pembengkakan, massa, atau benjolan di bagian tubuh yang tidak dapat ditentukan" (R22).
2. Kode ICD-9-CM 83.01 (Aspirasi lesi atau massa pada ketiak) adalah kode yang dapat digunakan untuk prosedur/tindakan medis yang dilakukan untuk menangani benjolan pada ketiak, seperti aspirasi atau pengambilan sampel untuk tujuan diagnostik.
Perlu diperhatikan bahwa penegakan diagnosis dan pemilihan tindakan medis yang tepat harus dilakukan oleh dokter setelah melakukan evaluasi dan pemeriksaan yang komprehensif pada pasien. -
Article No. 11286 | 21 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut; onset tiba-tiba atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan berakhir dalam waktu yang relatif singkat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Terkontrolnya nyeri
2. Penurunan tingkat nyeri
3. Kemampuan mengatasi nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi farmakologi
3. Terapi relaksasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin, yang merupakan gejala khas infark miokard akut. Diagnosis keperawatan yang utama adalah nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut. Tujuan keperawatan adalah terkontrolnya nyeri, penurunan tingkat nyeri, dan kemampuan pasien mengatasi nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi relaksasi. -
Article No. 11287 | 21 Jan 2025
Klinis : PASIEN SESAK Keluhan Tambahan: Demam/riwayat demam, Batuk, Kelelahan (Fatigue), Sesak Nafas, Mual / Muntah/ Tidak Nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang komprehensif untuk kondisi pasien Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
- Penyebab: Mukus berlebih, sekresi, kelelahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala Terkait: Sesak napas, batuk produktif, suara napas tambahan, retraksi otot pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil:
- Jalan napas paten
- Tidak ada suara napas tambahan
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada sesak napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang optimal.
- Aktivitas:
- Lakukan pengisapan lendir dan sekresi jalan napas bila perlu.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi.
- Anjurkan pasien melakukan teknik batuk efektif.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inhalasi atau bronkodilator.
2. Manajemen Kelelahan
- Tujuan: Mengurangi kelelahan dan memfasilitasi pemulihan.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab kelelahan.
- Atur pola istirahat dan tidur yang adekuat.
- Libatkan pasien dalam perencanaan aktivitas sehari-hari.
- Berikan dukungan emosional dan bantuan perawatan diri.
3. Manajemen Nutrisi
- Tujuan: Mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- Aktivitas:
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan bergizi.
- Pantau asupan dan keseimbangan cairan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami sesak napas, yang merupakan gejala utama yang terkait dengan gangguan bersihan jalan napas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sekresi berlebih, kelelahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal, ditandai dengan jalan napas yang paten, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam rentang normal, dan tidak ada sesak napas. Untuk mencapai luaran tersebut, diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti manajemen jalan napas, manajemen kelelahan, dan manajemen nutrisi.
Manajemen jalan napas bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas yang optimal, melalui tindakan seperti pengisapan lendir, pemberian oksigen, pengaturan posisi pasien, dan kolaborasi dengan tim medis untuk terapi inhalasi. Manajemen kelelahan bertujuan untuk mengurangi kelelahan dan memfasilitasi pemulihan, melalui identifikasi penyebab, pengaturan pola istirahat dan tidur, serta dukungan emosional. Manajemen nutrisi bertujuan untuk mempertahankan status nutrisi yang adekuat, melalui pengkajian kebutuhan nutrisi, pemberian makanan yang bergizi, pemantauan asupan dan keseimbangan cairan, serta kolaborasi dengan ahli gizi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal. -
Article No. 11288 | 21 Jan 2025
Klinis : Demam hari ke-5, Diare >5 kali, Lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi (SDKI)
- Penjelasan: Risiko dehidrasi dapat terjadi akibat diare yang berlangsung lebih dari 5 kali, yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit. Hal ini perlu diidentifikasi dan diantisipasi untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Penjelasan: Gejala lemas yang dialami oleh pasien dapat menunjukkan intoleransi aktivitas, yang berarti penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat kelelahan, kelemahan, dan penurunan energi. Hal ini perlu dikelola untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
3. Hipertermia (SDKI)
- Penjelasan: Demam yang berlangsung selama 5 hari dapat dikategorikan sebagai hipertermia, yang merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal. Hal ini perlu dikelola untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia yang berkepanjangan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi deskripsi diagnosa keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Diagnosa keperawatan yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi deskripsi luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- Luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi deskripsi intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Kesimpulan: SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI sebagai panduan dalam praktik keperawatan di Indonesia, mencakup diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada berbagai kondisi pasien. -
Article No. 11289 | 21 Jan 2025
Klinis : Demam hari ke-5, Diare >5 kali, Lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang berlebih akibat proses fisiologis atau patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari risiko dehidrasi adalah klien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengkaji tanda dan gejala dehidrasi, memantau intake dan output cairan, memberikan cairan intravena jika diperlukan, dan mengajarkan klien dan keluarga tentang pencegahan dehidrasi.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI: Luaran yang diharapkan dari intoleransi aktivitas adalah klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengkaji tingkat aktivitas, memantau tanda-tanda vital, mengatur aktivitas dan istirahat, serta memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen energi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar PPNI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 11290 | 21 Jan 2025
Klinis : Demam hari ke-5, Diare >5 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam hari ke-5 dan diare lebih dari 5 kali.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Diare
- Definisi: Keadaan di mana terdapat risiko penurunan atau kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui saluran pencernaan akibat diare.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
- Definisi: Keadaan di mana terdapat peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons terhadap proses infeksi.
- Penyebab: Proses infeksi yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Dehidrasi
- Definisi: Keadaan di mana terdapat risiko penurunan atau kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- Kriteria Diagnostik: Gejala klinis seperti mulut kering, turgor kulit menurun, mata cekung, nadi cepat dan lemah, dan produksi urin menurun.
2. Hipertermia
- Definisi: Keadaan di mana terdapat peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons terhadap proses infeksi.
- Kriteria Diagnostik: Suhu tubuh di atas 37,5°C, kulit terasa hangat, dan frekuensi napas meningkat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
- Definisi: Keadaan di mana cairan tubuh berada dalam keadaan seimbang.
- Kriteria Hasil: Vital sign stabil, turgor kulit normal, produksi urin dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Suhu Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana suhu tubuh berada dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, kulit terasa hangat, dan frekuensi napas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
- Definisi: Tindakan memanipulasi masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Intervensi: Menghitung kebutuhan cairan, memantau tanda-tanda dehidrasi, dan memberikan cairan sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Demam
- Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
- Intervensi: Mengukur suhu tubuh, memberikan obat penurun demam, dan mengompres hangat atau dingin.
Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, perawat perlu melakukan assessment yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.