Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11315 | 22 Jan 2025
Klinis : Klien memiliki riwayat asam urat, nyeri kaki, sulit tidur, sering terbangun pada malam bari karena nyeri, pola tidur berhubungan dengan apa?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Nyeri Akut.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, klien memiliki riwayat asam urat, nyeri kaki, sulit tidur, dan sering terbangun pada malam hari karena nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa pola tidur klien terganggu, yang berhubungan dengan nyeri akut yang dialaminya.
Standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. Penyebab dapat meliputi faktor fisik, psikologis, maupun lingkungan.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Pola Tidur Membaik, yang ditandai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur, serta penurunan frekuensi terbangun pada malam hari.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Nyeri, Terapeutik: Relaksasi, dan Edukasi Kesehatan terkait Pola Tidur. Tujuannya adalah untuk menurunkan nyeri, meningkatkan kualitas tidur, dan membantu klien mencapai pola tidur yang lebih baik.
Dalam praktik keperawatan, pendekatan yang holistik sangat diperlukan untuk menangani kondisi klien ini secara komprehensif. -
Article No. 11316 | 22 Jan 2025
Klinis : Klien memiliki riwayat asam urat, nyeri kaki, sulit tidur, sering terbangun pada malam bari karena nyeri, pola tidur berhubungan dengan apa?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Perawat Profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri kaki akibat riwayat asam urat.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perubahan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Faktor Berhubungan: Nyeri, kecemasan, lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola tidur yang adekuat.
- Indikator: Pasien dapat tertidur dalam 30 menit, tidur tanpa terbangun di malam hari, merasa segar saat bangun tidur.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Manajemen Pola Tidur, Edukasi Kesehatan.
- Tujuan: Menurunkan nyeri, meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur, serta memberikan pemahaman kepada pasien tentang pola tidur yang sehat.
Dalam kasus ini, pola tidur berhubungan dengan nyeri kaki akibat riwayat asam urat yang dimiliki oleh pasien. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang utama adalah manajemen nyeri dan manajemen pola tidur, serta edukasi kesehatan terkait asam urat dan pentingnya pola tidur yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 11317 | 22 Jan 2025
Klinis : mual, menggigil, gelisah,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (Nausea)
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Intoleransi aktivitas (Activity Intolerance)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik.
3. Kecemasan (Anxiety)
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menstandarkan penggunaan diagnosa keperawatan di Indonesia. SDKI berisi definisi, karakteristik, faktor terkait, dan kriteria hasil untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk menstandarkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI berisi definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk menstandarkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat. SIKI berisi definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi untuk setiap intervensi keperawatan.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya memahami pentingnya penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan di Indonesia. Penerapan standar ini dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menjamin keselamatan pasien. -
Article No. 11318 | 22 Jan 2025
Klinis : mual, menggigil, hipotensi, rr 30x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu mual, menggigil, hipotensi, dan laju napas 30 x/menit, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pemulihan keseimbangan nutrisi, Peningkatan asupan nutrisi.
- SIKI: Intervensi terkait peningkatan asupan nutrisi, manajemen mual dan muntah.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Pemeliharaan jalan napas, Peningkatan ventilasi.
- SIKI: Intervensi terkait manajemen jalan napas, pengaturan posisi, dan pemberian oksigen.
3. Penurunan curah jantung
- SDKI: Keadaan di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Peningkatan perfusi jaringan, Stabilisasi tanda-tanda vital.
- SIKI: Intervensi terkait manajemen cairan, monitor tanda-tanda vital, dan manajemen syok.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan di atas menggambarkan kondisi pasien dengan mual, menggigil, hipotensi, dan laju napas yang cepat. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan nutrisi, bersihan jalan napas yang tidak efektif, dan penurunan curah jantung. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nutrisi, pengelolaan jalan napas, dan stabilisasi tanda-tanda vital untuk memperbaiki kondisi pasien. -
Article No. 11319 | 22 Jan 2025
Klinis : mual, menggigil, hipotensi, rr 30x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu mual, menggigil, hipotensi, dan RR 30x/menit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa volume darah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Faktor yang Berhubungan:
- Hipovolemia
- Penurunan kekuatan kontraksi miokard
- Obstruksi aliran darah
Gejala dan Tanda:
- Hipotensi
- Takikardia/bradikardi
- Penurunan nadi perifer
- Penurunan perfusi perifer
- Perubahan frekuensi napas
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
Faktor yang Berhubungan:
- Keterbatasan fisiologis
- Kelemahan
- Kelelahan
Gejala dan Tanda:
- Sesak napas
- Takikardia
- Berkeringat
- Kelelahan
3. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Faktor yang Berhubungan:
- Peningkatan produksi panas
- Gangguan mekanisme pengaturan suhu
Gejala dan Tanda:
- Peningkatan suhu tubuh
- Menggigil
- Mual
- Kulit kemerahan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi luaran (outcome) keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia.
Ketiga sistem ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai upaya standarisasi praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11320 | 22 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan agak pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami keluhan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital adalah keadaan di mana terdapat perubahan dari nilai normal pada satu atau lebih tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
2. Tidak ada komplikasi akibat ketidakstabilan tanda-tanda vital
3. Pasien/keluarga memahami pentingnya memantau tanda-tanda vital
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen nyeri atau pusing
3. Edukasi tentang pentingnya memantau tanda-tanda vital
Dalam kondisi ini, pasien mengeluhkan pusing, yang merupakan salah satu indikasi dari ketidakstabilan tanda-tanda vital. Perawat perlu melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, memberikan pengelolaan yang sesuai, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya memantau tanda-tanda vital secara rutin. -
Article No. 11321 | 22 Jan 2025
Klinis : 1. 1. GDS pasien 290 2. Kadar glukosa dalam urin pasien 4+(1000) 3. Hba1c pasien : 11.1% Ketidakstabilan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Fluktuasi kadar glukosa darah melebihi rentang normal yang dapat menimbulkan komplikasi.
- Faktor yang Berhubungan: Tidak patuh terhadap regimen pengobatan, stres, aktivitas fisik yang tidak seimbang, perubahan pola makan.
- Gejala dan Tanda: Gula darah tidak terkontrol, poliuria, polidipsia, fatigue, gangguan penglihatan, infeksi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar glukosa darah terkontrol, tidak terjadi komplikasi akut, tidak ada gejala hiperglikemia.
- Kriteria Hasil: Kadar glukosa darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda hiperglikemia, tidak ada komplikasi akut.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitor kadar glukosa darah, monitor intake nutrisi, kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi, edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes, fasilitasi aktivitas fisik yang tepat.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien memiliki gula darah sewaktu yang tinggi (290 mg/dL) dan kadar glukosa dalam urin yang tinggi (4+/1000), serta HbA1c yang juga tinggi (11,1%). Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memonitor kadar glukosa darah, kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi, serta edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes. -
Article No. 11322 | 22 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sendi kaki sebelah kanan sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan sendi kaki sebelah kanan sakit.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Sendi Akut" (Acute Joint Pain). Diagnosa ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan kondisi pasien yang mengalami nyeri di area sendi kaki sebelah kanan secara akut atau mendadak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah "Kontrol Nyeri" (Pain Control). Luaran ini mengacu pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan mencakup beberapa indikator, antara lain:
a. Pasien dapat mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
c. Pasien melaporkan pengurangan intensitas nyeri yang dirasakan.
d. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Kontrol Nyeri", beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah:
a. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
- Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologi dan non-farmakologi yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik-teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan lain-lain.
- Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Mobilisasi:
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan rentang gerak sendi secara bertahap dan teratur.
- Berikan alat bantu mobilisasi, seperti kruk atau tongkat, jika diperlukan.
- Ajarkan pasien teknik-teknik mobilisasi yang aman dan nyaman.
- Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan mobilisasi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
c. Manajemen Lingkungan:
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan mendukung pemulihan, seperti suhu ruangan yang sejuk, pencahayaan yang cukup, dan minimalisasi kebisingan.
- Fasilitasi istirahat yang cukup bagi pasien.
- Kolaborasikan dengan tim kesehatan lain untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang realistis, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan. Evaluasi yang berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. -
Article No. 11323 | 22 Jan 2025
Klinis : resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi resiko jatuh:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi resiko jatuh adalah "Risiko Jatuh". Risiko Jatuh didefinisikan sebagai "Kerentanan untuk jatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik, yang disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor intrinsik (misalnya gangguan keseimbangan, penurunan mobilitas) dan/atau faktor-faktor ekstrinsik (misalnya lingkungan tidak aman)".
Beberapa karakteristik definisi yang mendukung diagnosa ini antara lain:
- Riwayat jatuh sebelumnya
- Gangguan keseimbangan dan mobilitas
- Kondisi medis yang meningkatkan risiko jatuh (misalnya stroke, penyakit Parkinson, osteoporosis)
- Penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan pusing, mengantuk, atau gangguan keseimbangan
- Lingkungan yang tidak aman (misalnya lantai licin, pencahayaan buruk, halangan/barang di jalan)
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan untuk menangani Risiko Jatuh, diharapkan dapat tercapai luaran sebagai berikut:
a. Keseimbangan: Klien menunjukkan peningkatan keseimbangan tubuh saat berdiri dan berjalan.
b. Mobilitas: Klien dapat bergerak dengan aman dan mandiri dalam lingkungan sekitar.
c. Pengetahuan: Klien dan keluarga memahami faktor-faktor risiko jatuh dan tindakan pencegahan yang perlu dilakukan.
d. Perilaku: Klien dan keluarga menerapkan tindakan pencegahan jatuh dalam aktivitas sehari-hari.
e. Cedera Fisik: Klien tidak mengalami cedera fisik akibat jatuh selama perawatan.
Luaran-luaran ini diharapkan dapat tercapai untuk mengurangi risiko jatuh dan mencegah terjadinya cedera pada klien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan dalam menangani Risiko Jatuh:
a. Asesmen Risiko Jatuh
- Identifikasi faktor-faktor risiko jatuh (intrinsik dan ekstrinsik)
- Evaluasi riwayat jatuh sebelumnya
- Penilaian fungsi fisik (keseimbangan, mobilitas, kekuatan otot)
b. Manajemen Lingkungan
- Identifikasi dan eliminasi bahaya/potensi bahaya di lingkungan
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh (penerangan, lantai tidak licin, eliminasi halangan)
- Penggunaan alat bantu mobilitas (walker, kursi roda) sesuai kebutuhan
c. Intervensi Keseimbangan dan Mobilitas
- Latihan keseimbangan dan koordinasi
- Latihan penguatan otot dan fleksibilitas
- Pelatihan teknik berjalan yang aman
d. Edukasi dan Konseling
- Edukasi klien dan keluarga tentang risiko jatuh dan tindakan pencegahan
- Konseling untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan dalam menerapkan tindakan pencegahan
e. Pemantauan dan Evaluasi
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status fungsional klien
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana asuhan jika diperlukan
Intervensi-intervensi ini diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu meningkatkan keseimbangan, mobilitas, pengetahuan, perilaku, dan mencegah terjadinya cedera fisik akibat jatuh pada klien. -
Article No. 11324 | 22 Jan 2025
Klinis : 1. Pasien tidak mengetahui diet piring penderita DM tipe 2 2. Anak pasien mengatakan bahwa pasien seringnya makan nasi merah namun porsi makanannya tetap dalam jumlah banyak 1. Pasien makan nasi putih banyak dengan perbandingan sayur dan lauk yang tidak sesuai.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
1. Pasien tidak mengetahui diet piring penderita DM tipe 2:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan tentang Diet DM tipe 2
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Individu memiliki pengetahuan yang kurang tentang diet yang sesuai untuk pengaturan kadar glukosa darah pada DM tipe 2.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat menjelaskan kembali diet yang sesuai untuk pengaturan kadar glukosa darah pada DM tipe 2.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan edukasi tentang diet piring penderita DM tipe 2, seperti porsi nasi, sayur, dan lauk yang seimbang.
2. Anak pasien mengatakan bahwa pasien sering makan nasi merah namun porsi makanannya tetap dalam jumlah banyak:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan Diet pada Penderita DM tipe 2
Penjelasan:
- SDKI: Individu tidak mengikuti rekomendasi diet yang telah ditetapkan untuk pengaturan kadar glukosa darah pada DM tipe 2.
- SLKI: Pasien dapat menyebutkan diet yang sesuai untuk pengaturan kadar glukosa darah pada DM tipe 2 dan berkomitmen untuk menerapkannya.
- SIKI: Memberikan konseling dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap diet DM tipe 2, termasuk penjelasan tentang porsi yang sesuai.
3. Pasien makan nasi putih banyak dengan perbandingan sayur dan lauk yang tidak sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI: Asupan nutrisi pasien tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, ditandai dengan konsumsi nasi putih yang berlebihan dan proporsi sayur serta lauk yang tidak seimbang.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh, termasuk porsi nasi, sayur, dan lauk yang seimbang.
- SIKI: Memberikan edukasi tentang pola makan yang seimbang untuk penderita DM tipe 2, serta memantau asupan makan pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait kondisi yang Anda sampaikan. Jangan ragu untuk menanyakan hal lainnya jika diperlukan.