Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13377 | 05 Mar 2025
Klinis : KASUS TUTORIAL KGD STROKE ISKEMIK Seorang laki laki, 46 Tahun datang ke IGD RSUD dr. Sayidiman dengan keluhan kelemahan anggota gerak dan bicara pelo, keluhan muncul mendadak 1 hari SMRS saat pasien bangun tidur. Gejala penyerta lainya mual dan muntah (-), demam (+), sesak nafas (+) makan berkurang, suara grog-grog, BAK (+) lewat kateter dan BAB (-). Menurut pengakuan keluarga pasien memiliki riwayat stroke sudah sejak 4 tahun yang lalu, stroke tanpa perdarahan bagian dektra, dan memiliki riwayat hipertensi terkontrol. Dan satu minggu yang lalu pasien jatuh terpleset Pada pemeriksaan didapatkan kondisi umum tampak lemah, sopor, E2V2M4, berat badan pasien 60 kg, tinggi badan 165 cm, tekanan darah 184/103 mmHg, nadi 121x/menit, respiratory rate 24x/menit dengan SpO2 96%, suhu 37,8oC. Pemeriksaan fisik thorax didapatkan ronkhi (+/+). Pada pemeriksaan status neurologis ekstremitas atas dan bawah kanan mengalami kelemahan anggota gerak, kekuatan otot lateralisasi kanan dan refleks fisiologi meningkat pada bagian kanan. Pemeriksaan penunjang darah lengkap didapatkan hasil angka leukosit (AL) 12,73/mm3, HGB 18,6 g/dl, GDS 118 Mg/dl, serum creatinin 1,23. Hasil pemeriksaan penunjang medik Gambaran CT-Scan Tampak lesi hipodense batas sebagaian tegas di corona radiata kiri kesan subacute ischemic infarct di corona radiata kiri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Berikut saya berikan diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus stroke iskemik sebagaimana dipaparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan Neuromuskular yang ditandai dengan lemahnya pergerakan ekstremitas kanan.
2. Risiko Cedera berhubungan dengan gangguan status neurologis dan penurunan kesadaran.
3. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan kekakuan otot pernapasan yang ditandai dengan peningkatan frekuensi napas.
4. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan yang ditandai dengan penurunan berat badan.
5. Inkontinensia Urin berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan berkemih lewat kateter.
Luaran Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Teratasi: pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas atas dan bawah kanan secara mandiri.
2. Tidak terjadi Cedera: pasien tidak mengalami cedera selama masa perawatan.
3. Pola Napas Efektif: pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang normal.
4. Nutrisi Adekuat: pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
5. Inkontinensia Urin Teratasi: pasien dapat berkemih secara mandiri tanpa bantuan kateter.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mobilitas:
- Latih pasien melakukan pergerakan aktif maupun pasif pada ekstremitas yang lemah
- Ajarkan teknik ambulasi dengan alat bantu jika perlu
- Kolaborasi fisioterapi untuk program rehabilitasi
2. Pencegahan Risiko Jatuh:
- Identifikasi faktor risiko jatuh pada pasien
- Tingkatkan pengawasan dan bantu aktivitas pasien
- Sediakan lingkungan yang aman dan bebas bahaya
3. Manajemen Jalan Napas:
- Pantau tanda-tanda vital, frekuensi dan pola napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih teknik batuk efektif dan senam dada
4. Manajemen Nutrisi:
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien dan berikan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet yang dianjurkan
5. Manajemen Inkontinensia Urin:
- Kaji pola berkemih pasien dan faktor-faktor penyebab
- Anjurkan pasien untuk latihan berkemih sesuai pola
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan yang sesuai
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 13378 | 05 Mar 2025
Klinis : Nyeri dada seperti ditimpa benda berat sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri dada seperti ditimpa benda berat dengan sesak napas:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan pengurangan nyeri, menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri, dan mempertahankan fungsi fisiologis yang sesuai.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi nonfarmakologis, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan ventilasi dan/atau oksigenasi yang memadai pada tingkat alveolar-kapiler.
- SLKI: Pasien menunjukkan perbaikan pada status pernapasan, mempertahankan kadar oksigen darah yang adekuat, dan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen jalan napas, oksigenasi, ventilasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami nyeri dada yang dirasakan seperti ditimpa benda berat disertai dengan sesak napas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Gangguan Pertukaran Gas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi farmakologis dan nonfarmakologis, oksigenasi, dan ventilasi. -
Article No. 13379 | 05 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan gangguan penglihatan post operasi katarak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan penglihatan post operasi katarak.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Indera Penglihatan Pasca Operasi Katarak
Definisi:
Gangguan Penglihatan adalah ketidakmampuan untuk melihat secara jelas atau keterbatasan dalam fungsi penglihatan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Etiologi:
- Perubahan anatomi dan fisiologi mata akibat operasi katarak
- Proses penyembuhan pasca operasi katarak
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluhkan kesulitan melihat dengan jelas
- Pasien mengeluhkan pandangan kabur
- Pasien mengeluhkan penglihatan ganda (diplopia)
- Pasien mengeluhkan sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
- Pasien mengeluhkan mata terasa kering
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal
- Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan fungsi penglihatan
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Observasi dan pemantauan tanda-tanda vital dan status penglihatan pasien
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan mata pasca operasi katarak
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (oftalmolog) untuk pemeriksaan dan penanganan lanjut
- Fasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang aman sesuai dengan kondisi penglihatan
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal, beradaptasi dengan perubahan, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman pasca operasi katarak. -
Article No. 13380 | 05 Mar 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH BATUK BERDAHAK SUDAH 1MINGGU TAPI KADANG KELUAR DARAH, TAK KUNJUNG SEMBUH, PENURUNAN BB
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Kondisi yang Anda deskripsikan mengarah pada kemungkinan adanya infeksi paru atau kondisi lain yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Berikut adalah kode ICD-10 yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan:
Kode R05 dalam ICD-10 digunakan untuk mendiagnosis gejala batuk, yang merupakan keluhan utama pasien dalam kasus ini. Batuk berdahak yang kadang mengeluarkan darah dan tidak kunjung sembuh dapat mengindikasikan adanya kondisi medis yang lebih serius, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan diagnosis spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi, kaku, diagnostik
Penjelasan:
Jika diperlukan, kode ICD-9-CM 33.24 dapat digunakan untuk prosedur bronkoskopi diagnostik. Pemeriksaan bronkoskopi dapat membantu dalam mengevaluasi penyebab batuk berdahak yang disertai dengan pengeluaran darah, serta membantu dalam proses diagnosis.
Selain itu, penurunan berat badan yang dialami pasien juga perlu dievaluasi lebih lanjut, karena dapat merupakan gejala dari kondisi medis yang mendasari. Pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan radiologis, laboratorium, atau konsultasi dengan dokter spesialis paru, mungkin diperlukan untuk menentukan diagnosis yang tepat dan memberikan penanganan yang sesuai. -
Article No. 13381 | 05 Mar 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH BATUK BERDAHAK SUDAH 1MINGGU TAPI KADANG KELUAR DARAH, TAK KUNJUNG SEMBUH, PENURUNAN BB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang mengeluhkan batuk berdahak selama 1 minggu dan kadang keluar darah, serta penurunan berat badan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan batuk tidak efektif.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan jalan napas yang efektif, yakni mampu membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, serta tidak ada tanda-tanda infeksi pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas, dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan permeabilitas jalan napas.
2. Manajemen Batuk, dengan tujuan memfasilitasi pengeluaran sekret dari saluran napas.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital, untuk memantau kondisi pasien.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan sesuai dengan praktik berbasis bukti untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 13382 | 05 Mar 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH BATUK BERDAHAK SUDAH 1MINGGU TAPI KADANG KELUAR DARAH, TAK KUNJUNG SEMBUH, PENURUNAN BB
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI). Pasien mengeluhkan batuk berdahak yang sudah berlangsung selama 1 minggu, kadang-kadang mengeluarkan darah, dan tidak kunjung sembuh. Hal ini mengindikasikan adanya masalah pada bersihan jalan napas yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Membaik: Pasien dapat mengeluarkan secret/dahak dengan mudah, tidak ada sumbatan pada jalan napas, dan pernapasan menjadi lebih mudah.
2. Gejala Respirasi Membaik: Pasien tidak lagi mengalami batuk berdahak dan tidak ada keluar darah saat batuk.
3. Status Nutrisi Membaik: Pasien mampu mempertahankan atau meningkatkan berat badan yang sesuai.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret/dahak yang berlebih
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan pada pasien
- Berikan obat-obatan sesuai resep untuk membantu melonggarkan jalan napas
2. Manajemen Nutrisi
- Lakukan pengkajian status nutrisi pasien secara komprehensif
- Berikan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien, misalnya diet tinggi kalori dan protein
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang optimal
- Pantau asupan dan status nutrisi pasien secara berkala
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, prognosis, dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan
- Ajarkan teknik manajemen batuk dan pengeluaran dahak yang efektif
- Berikan edukasi terkait pentingnya menjaga status nutrisi yang adekuat
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada bersihan jalan napas, status respirasi, dan status nutrisi, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan. -
Article No. 13383 | 05 Mar 2025
Klinis : GAK BISA EREKSI KALAU MAU EREKSI SUSAH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Tidak Bisa Ereksi atau Susah Ereksi" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Disfungsi Seksual berhubungan dengan faktor fisik dan psikologis.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Disfungsi Seksual didefinisikan sebagai gangguan dalam fungsi seksual yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau kombinasi keduanya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Disfungsi Seksual adalah pasien dapat mempertahankan fungsi seksual yang optimal, mengatasi faktor-faktor penyebab, serta meningkatkan kualitas hidup.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
a. Identifikasi faktor-faktor penyebab (fisik dan psikologis)
b. Edukasi tentang fungsi seksual dan cara mengatasinya
c. Teknik relaksasi dan manajemen stres
d. Terapi kognitif-perilaku untuk mengatasi faktor psikologis
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter spesialis) untuk penanganan faktor fisik.
Sebagai perawat, kami akan bekerja sama dengan pasien untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penyebab disfungsi seksual ini, sehingga pasien dapat mempertahankan fungsi seksual yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 13384 | 05 Mar 2025
Klinis : GAK BISA EREKSI KALAU MAU EREKSI SUSAH
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, "GAK BISA EREKSI KALAU MAU EREKSI SUSAH", berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N52.9
- Deskripsi: Disfungsi ereksi, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 64.2
- Deskripsi: Pembedahan untuk pengobatan disfungsi ereksi, termasuk implan penisos.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N52.9 digunakan untuk diagnosis disfungsi ereksi yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik. Disfungsi ereksi merupakan kondisi di mana pria mengalami kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual yang memuaskan.
- Kode ICD-9-CM 64.2 mencakup prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengobati disfungsi ereksi, seperti implantasi alat bantu ereksi atau prosedur lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi ereksi.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosis dan tindakan yang tepat harus ditentukan oleh profesional kesehatan yang kompeten setelah melakukan evaluasi klinis yang menyeluruh. Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi atau dokter lainnya yang berpengalaman dalam menangani kondisi disfungsi ereksi. -
Article No. 13385 | 05 Mar 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH GAK BISA EREKSI KALAU MAU EREKSI SUSAH
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan informasi yang Anda berikan, kondisi yang diderita oleh pasien adalah masalah disfungsi ereksi. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N52.9
- Deskripsi: Disfungsi ereksi, tidak ditetapkan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 64.0
- Deskripsi: Operasi penis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Disfungsi ereksi adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mempertahankan atau mencapai ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Pada kasus ini, pasien mengeluhkan bahwa ia sulit untuk memperoleh ereksi saat akan melakukan aktivitas seksual.
Kode ICD-10 N52.9 (Disfungsi ereksi, tidak ditetapkan) digunakan untuk menggambarkan kondisi ini secara umum, tanpa spesifikasi penyebab atau jenis disfungsi ereksi yang lebih spesifik.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 64.0 (Operasi penis, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk mencatat prosedur medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi disfungsi ereksi, seperti pembedahan penis atau terapi lainnya. Namun, berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis yang disebutkan, sehingga kode ini hanya sebagai referensi jika ada tindakan yang dilakukan.
Diagnosis dan tatalaksana disfungsi ereksi harus dilakukan oleh dokter spesialis urologi atau dokter yang berpengalaman dalam menangani masalah ini, dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyebab dan memilih intervensi yang sesuai. -
Article No. 13386 | 05 Mar 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH GAK BISA EREKSI KALAU MAU EREKSI SUSAH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Disfungsi Seksual: Ejakulasi Dini
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Disfungsi Seksual: Ejakulasi Dini didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengendalikan ejakulasi, sehingga terjadi ejakulasi yang terlalu cepat dan tidak terkontrol pada saat aktivitas seksual.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Disfungsi Seksual: Ejakulasi Dini adalah pasien dapat mengendalikan ejakulasi, memiliki kepuasan dalam hubungan seksual, dan tidak mengalami gangguan dalam aktivitas seksual.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain konseling seksual, latihan relaksasi, terapi perilaku, terapi obat, dan edukasi kesehatan seksual. Tujuannya adalah membantu pasien memahami kondisi, meningkatkan kontrol ejakulasi, dan meningkatkan kepuasan seksual.
Sebagai perawat, kami akan bekerja secara profesional dan empatis untuk membantu pasien mengatasi masalah disfungsi seksual yang dialaminya. Kami akan memberikan dukungan dan edukasi yang sesuai agar pasien dapat memahami kondisinya dan mengembangkan strategi penanganan yang tepat.