Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11536 | 27 Jan 2025
Klinis : rasa lelah seluruh tubuh, pusing, sensai berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan SDKI:
Fatigue
Definisi: Pengalaman subyektif yang terus-menerus dan tidak menyenangkan dari kelelahan atau berkurangnya kemampuan untuk berfungsi pada tingkat normal yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang tersedia dan jumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
1. Rasa kelelahan yang terus-menerus dan tidak menyenangkan
2. Berkurangnya kemampuan untuk berfungsi pada tingkat normal
3. Ketidakseimbangan antara jumlah energi yang tersedia dan jumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari
Luaran/Outcome (SLKI):
Pemulihan Energi
Definisi: Kemampuan individu untuk memulihkan atau mempertahankan tingkat energi yang sesuai untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Indikator:
1. Melaporkan peningkatan energi
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
3. Menunjukkan peningkatan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas
4. Mampu mengelola aktivitas sehari-hari secara efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kelelahan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pemulihan dan/atau peningkatan energi individu.
Aktivitas:
a. Identifikasi penyebab kelelahan
b. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
c. Anjurkan tidur yang cukup dan istirahat yang teratur
d. Kaji konsumsi nutrisi dan cairan
e. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari
2. Manajemen Gejala
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan individu.
Aktivitas:
a. Kaji keluhan gejala seperti pusing dan sensasi berputar
b. Identifikasi faktor yang memengaruhi gejala
c. Berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi gejala
d. Pantau respons terhadap intervensi
e. Ajarkan strategi manajemen gejala kepada individu
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan Fatigue sesuai dengan kondisi yang dideskripsikan, yaitu rasa lelah seluruh tubuh, pusing, dan sensasi berputar. Karakteristik definisi Fatigue mencakup gejala-gejala yang dialami oleh klien.
Luaran/Outcome yang diharapkan adalah Pemulihan Energi, di mana klien dapat melaporkan peningkatan energi, mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan, menunjukkan peningkatan motivasi, dan dapat mengelola aktivitas sehari-hari secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Kelelahan untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan energi klien, serta Manajemen Gejala untuk mengurangi gejala pusing dan sensasi berputar yang dialami klien. Intervensi-intervensi ini mencakup identifikasi penyebab, manajemen stres, pengaturan pola tidur, pengelolaan nutrisi dan cairan, serta penggunaan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi gejala. -
Article No. 11537 | 27 Jan 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 20 tahun (Nn. A) dibawa ke Rumah Sakit Sari Mutiara pada tanggal 1 Desember 2014 pada pukul 09.00 WIB dengan keluhan sakit kepala, batuk, pilek dan demam dengan temperatur 39°C, sulit menelan dan nyeri dikarenakan adanya lesi di bibir dan nyeri tenggorokan, muncul bintik-bintik merah, eritema di seluruh tubuh dan wajah, tidak selera makan, mual dan muntah. Nn. A merasakan sakit sejak 7 hari yang lalu, berawal dari ditemukannya vesikel yang berisi cairan bening di sekitar mulut, bahkan muara saluran kencing. Ibunya mengatakan berat badan anak menurun dari 45 kg menjadi 42 kg dalam waktu 1 bulan dan anak tidak selera makan. Hasil pemeriksaan fisik saat ini ditemukan adanya stomatitis dengan tampilan lesi erosi-ulseratif yang terlihat hiperemis dan banyak. Terbentuk krusta di sekitar lesi mulut dan hidung selain itu juga mengalami konjungtivitas di kedua matanya. Turgor kulit jelek. Hasil observasi: Tekanan darah: 120/80 mmHg, RR: 22x/menit, HR: 80x/menit, S: 39°C. Pemeriksaan imunologi didapatkan data peningkatan IgG dan IgM. Terapi yang didapatkan Nn. A meliputi dexametason 1 mg/kg BB bolus, feniramin Hidrogen Maleat 5-10 mg/dosis, 1 kali/hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan penurunan berat badan, tidak selera makan, dan mual muntah.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan lesi di bibir dan nyeri tenggorokan yang ditandai dengan kesulitan menelan.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi, eritema, dan krusta di sekitar mulut dan hidung.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan peningkatan IgG dan IgM.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik.
- Gangguan menelan: Ketidakmampuan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan aman dan efektif.
- Kerusakan integritas kulit: Perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
- Risiko infeksi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi aktivitas: Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian.
- Gangguan menelan: Peningkatan kemampuan menelan.
- Kerusakan integritas kulit: Perbaikan integritas kulit.
- Risiko infeksi: Tidak terjadi infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi aktivitas: Manajemen energi, perawatan diri, dan nutrisi.
- Gangguan menelan: Manajemen nutrisi dan cairan, perawatan mulut, dan manajemen nyeri.
- Kerusakan integritas kulit: Perawatan luka, manajemen kulit, dan manajemen lingkungan.
- Risiko infeksi: Manajemen infeksi, pemberian obat, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk menangani kondisi Nn. A secara efektif. -
Article No. 11538 | 27 Jan 2025
Klinis : SOAP pada evaluasi dari diagnosis defisit nutrisi sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan Defisit Nutrisi adalah untuk memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kondisinya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen nutrisi, Manajemen asupan nutrisi, Peningkatan nafsu makan, Konseling nutrisi, dan Edukasi nutrisi.
SOAP pada Evaluasi dari Diagnosis Defisit Nutrisi:
S (Subjektif):
Pasien mengeluhkan penurunan berat badan yang signifikan, kurang nafsu makan, dan merasa lemah.
O (Objektif):
Hasil pemeriksaan menunjukkan Indeks Massa Tubuh (IMT) di bawah normal, intake nutrisi yang tidak adekuat, dan tanda-tanda malnutrisi.
A (Analisis):
Berdasarkan data subjektif dan objektif, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Defisit Nutrisi.
P (Perencanaan):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen nutrisi: Menentukan kebutuhan nutrisi pasien dan menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai.
2. Manajemen asupan nutrisi: Memantau asupan makanan dan cairan pasien serta memberikan dukungan untuk meningkatkan intake nutrisi.
3. Peningkatan nafsu makan: Memberikan edukasi dan intervensi untuk meningkatkan nafsu makan pasien.
4. Konseling nutrisi: Memberikan konseling terkait kebutuhan nutrisi, pemilihan bahan makanan, dan teknik makan yang tepat.
5. Edukasi nutrisi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat. -
Article No. 11539 | 27 Jan 2025
Klinis : Nyeri seluruh lapang perut terutama perut bawah kanan dan kiri bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan keadaan yang ditandai dengan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari pasien dengan nyeri akut adalah: tingkat nyeri menurun, kemampuan mengenali dan melaporkan nyeri, serta kemampuan mengatasi nyeri yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain: manajemen nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
Persona: Sebagai perawat, saya memahami bahwa nyeri seluruh lapang perut, terutama pada perut bagian bawah kanan dan kiri, merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan yang tepat. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah Nyeri Akut. -
Article No. 11540 | 27 Jan 2025
Klinis : isolasi sosial
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi isolasi sosial dari perspektif seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Isolasi Sosial:
Isolasi sosial didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami keterasingan atau kurangnya interaksi sosial dengan orang lain. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Isolasi Sosial". Diagnosa ini mengacu pada keterbatasan kuantitas dan kualitas hubungan sosial yang dirasakan oleh individu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran atau output yang diharapkan untuk mengatasi isolasi sosial antara lain:
1. Peningkatan Interaksi Sosial: Pasien dapat terlibat dalam interaksi sosial yang memuaskan dengan orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.
2. Peningkatan Harga Diri: Pasien menunjukkan perasaan berharga dan menerima dirinya sendiri.
3. Penurunan Kecemasan: Pasien menunjukkan tingkat kecemasan yang berkurang terkait dengan isolasi sosial.
4. Peningkatan Dukungan Sosial: Pasien dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber-sumber dukungan sosial yang tersedia.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi isolasi sosial meliputi:
1. Terapi Sosialisasi: Memfasilitasi pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang sesuai, baik secara individual maupun kelompok, untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi.
2. Konseling: Memberikan dukungan emosional dan psikologis, serta membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam bersosialisasi.
3. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya interaksi sosial, serta strategi untuk membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat.
4. Dukungan Lingkungan: Melibatkan keluarga, teman, atau komunitas untuk menyediakan lingkungan yang mendukung pasien dalam bersosialisasi dan memenuhi kebutuhan sosialnya.
5. Terapi Aktivitas Kelompok: Memfasilitasi pasien untuk terlibat dalam kegiatan kelompok yang dapat meningkatkan keterampilan sosial dan rasa memiliki.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan isolasi sosial dapat meningkatkan interaksi dan dukungan sosialnya, mengurangi kecemasan, serta meningkatkan harga diri dan kesejahteraan secara keseluruhan. -
Article No. 11541 | 27 Jan 2025
Klinis : Demam kamis, muntah terus menerus makan dan minum berkurang Rabu nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan muntah terus-menerus, penurunan asupan makanan, dan minum
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit volume cairan adalah keadaan di mana individu mengalami kehilangan cairan, elektrolit, dan/atau nutrisi yang berlebihan, melebihi kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan/atau nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi yang adekuat
2. Keseimbangan cairan
3. Keseimbangan elektrolit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen cairan
2. Pemantauan cairan
3. Pemberian nutrisi parenteral
2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi di abdomen
SDKI:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
SLKI:
1. Kontrol nyeri
2. Kenyamanan
3. Pemulihan
SIKI:
1. Manajemen nyeri
2. Terapi analgesik
3. Terapi modalitas nyeri
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien mengalami defisit volume cairan akibat muntah terus-menerus dan penurunan asupan makanan dan minum. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri perut yang menandakan adanya inflamasi di abdomen. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi parenteral, manajemen nyeri, dan terapi analgesik untuk mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 11542 | 27 Jan 2025
Klinis : Data infeksi tali pusat pada bayi baru lahir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infeksi tali pusat pada bayi baru lahir. Sebagai seorang perawat professional, saya akan menjawab dalam nada akademis dan dengan persona seorang pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Paparan agen infeksi, defisiensi sistem imun, prosedur invasif.
2. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada kulit yang dapat menjadi pintu masuk agen infeksi.
Faktor Terkait: Prosedur pembedahan/invasif, iritasi/trauma pada kulit.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor Terkait: Agen infeksius, kerusakan jaringan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar diagnosis yang digunakan adalah SDKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Ini mencakup definisi, faktor terkait, dan ciri-ciri diagnosis keperawatan yang teridentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk kondisi ini mencakup kontrol infeksi, peningkatan integritas kulit, dan manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan tali pusat, pemberian antibiotik, debridemen, dan terapi analgesik sesuai indikasi. Tujuannya adalah untuk mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan, dan mengelola nyeri.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi infeksi tali pusat pada bayi baru lahir. -
Article No. 11543 | 27 Jan 2025
Klinis : judul askep dan laporan pendahuluan kolostomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk Kondisi Kolostomi
Judul Asuhan Keperawatan: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kolostomi
Laporan Pendahuluan:
Kolostomi adalah prosedur operasi yang dilakukan untuk membuat lubang atau stoma pada dinding abdomen, yang berfungsi untuk mengeluarkan feses dari usus besar. Prosedur ini biasanya dilakukan sebagai intervensi untuk mengatasi berbagai kondisi seperti kanker kolorektal, penyakit Crohn, divertikulitis, atau cedera pada usus besar. Perawatan kolostomi memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan, terutama perawat, untuk memastikan pemulihan yang optimal dan kualitas hidup yang baik bagi pasien.
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Integritas Kulit Periostomal
- Definisi: Kerusakan pada kulit di sekitar stoma kolostomi yang dapat disebabkan oleh iritasi, trauma, atau infeksi.
- Penyebab: Kebocoran cairan feses, penggunaan bahan penutup stoma yang tidak tepat, atau perawatan stoma yang tidak memadai.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan kulit periostomal, penggunaan penutup stoma yang sesuai, edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan stoma.
2. Resiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi patogen yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- Penyebab: Prosedur pembedahan, adanya stoma, dan potensi kontaminasi feses.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka operasi dan stoma, edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
3. Perubahan Citra Tubuh
- Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh akibat adanya stoma.
- Penyebab: Ketidakpuasan dengan penampilan fisik, perubahan fungsi eliminasi, dan stigma sosial.
- Intervensi Keperawatan: Konseling, dukungan psikologis, dan edukasi tentang penerimaan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dapat digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan dan kebutuhan pasien dengan kolostomi. -
Article No. 11544 | 27 Jan 2025
Klinis : Latihan Batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan dari intervensi ini adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien dapat melakukan batuk efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan oksigenasi adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melatih batuk efektif, memberikan posisi semi-fowler, melakukan suction jika diperlukan, dan memantau status pernapasan pasien. Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan bersihan jalan napas pasien.
Dalam kasus ini, latihan batuk efektif merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Melalui latihan batuk efektif, diharapkan pasien dapat membersihkan sekresi dari saluran napas secara optimal, sehingga jalan napas tetap terbuka dan oksigenasi pasien terjaga. -
Article No. 11545 | 27 Jan 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri bagian perut bawah sebelah kanan akibat kista ovarium
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengeluh nyeri bagian perut bawah sebelah kanan akibat kista ovarium.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kista ovarium.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut dapat disebabkan oleh kista ovarium yang memicu rasa tidak nyaman di perut bawah sebelah kanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut akibat kista ovarium adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman, dan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut akibat kista ovarium antara lain:
1. Manajemen nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, monitor tanda-tanda vital, berikan analgesik sesuai indikasi, kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
2. Terapi relaksasi: Ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam, distraksi, imajinasi terbimbing.
3. Terapi komplementer: Berikan kompres hangat/dingin pada area yang nyeri.
4. Edukasi: Jelaskan penyebab, gejala, dan penanganan nyeri akibat kista ovarium.
Harapannya, dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, pasien dapat mengatasi nyeri yang dirasakan akibat kista ovarium secara efektif.