Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11616 | 29 Jan 2025
Klinis : Colustrum baru keluar, belum memulai asi, asi blm lancar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Ketidakefektifan Pola Menyusu". Kondisi di mana bayi baru lahir belum dapat menyusu secara efektif, ditandai dengan kolostrum yang baru keluar, belum memulai ASI, dan ASI yang belum lancar.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penerapan Teknik Menyusu yang Efektif
- Bayi dapat menyusu dengan teknik yang benar dan efektif.
- Bayi dapat menghisap dan menelan ASI dengan baik.
- Bayi dapat mengosongkan payudara dengan optimal.
2. Peningkatan Produksi dan Pengeluaran ASI
- Ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- Ibu dapat mengeluarkan ASI dengan lancar dan optimal.
3. Peningkatan Kepuasan Ibu dan Bayi Selama Menyusu
- Ibu dan bayi dapat menikmati proses menyusu dengan nyaman.
- Ibu dan bayi merasa puas dengan proses menyusu yang berlangsung.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Keperawatan
- Mengkaji pola menyusu bayi, termasuk teknik, frekuensi, dan durasi menyusu.
- Mengkaji produksi dan pengeluaran ASI ibu.
- Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi proses menyusu, seperti posisi dan perlekatan bayi.
2. Edukasi dan Konseling
- Memberikan edukasi kepada ibu mengenai teknik menyusu yang efektif.
- Memberikan konseling kepada ibu tentang cara meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI.
- Memberikan edukasi kepada ibu tentang tanda-tanda bayi menyusu dengan baik.
3. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
- Berkolaborasi dengan ahli laktasi atau dokter untuk mengatasi masalah yang terkait dengan proses menyusu.
- Merujuk ibu dan bayi ke layanan konseling laktasi jika diperlukan.
4. Dukungan Emosional dan Praktis
- Memberikan dukungan emosional kepada ibu selama proses menyusu.
- Membantu ibu dalam posisi dan perlekatan bayi yang benar saat menyusu.
- Membantu ibu dalam penggunaan alat bantu menyusu, jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu ibu dan bayi mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penerapan teknik menyusu yang efektif, peningkatan produksi dan pengeluaran ASI, serta peningkatan kepuasan ibu dan bayi selama menyusu. -
Article No. 11617 | 29 Jan 2025
Klinis : Colustrum baru keluar, belum memulai asi, asi blm lancar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Colustrum baru keluar, belum memulai ASI, ASI belum lancar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menyusu
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Pola menyusu bayi yang tidak efektif sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Bayi dapat menyusu secara efektif dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang diperlukan untuk membantu bayi menyusu secara efektif, seperti edukasi teknik menyusu yang benar, pengaturan posisi menyusu, stimulasi refleks menghisap, dan evaluasi perkembangan menyusu.
2. Ketidakefektifan Produksi ASI
Penjelasan:
- SDKI: Produksi ASI yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan bayi.
- SLKI: Produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan bayi.
- SIKI: Intervensi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi ASI, seperti edukasi teknik menyusui yang benar, kompres hangat, pemijatan payudara, dan konsultasi laktasi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment, perencanaan, dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu Anda mengatasi masalah terkait colustrum yang baru keluar, belum memulai ASI, dan ASI yang belum lancar. Tujuannya adalah agar Anda dan bayi Anda dapat mencapai outcome yang optimal dalam proses menyusui. -
Article No. 11618 | 29 Jan 2025
Klinis : DEMAM MERIANG, BATUK, PILEK, PUSING.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam meriang, batuk, pilek, dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas normal.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebih, ditandai dengan batuk dan pilek.
3. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, ditandai dengan rasa pusing.
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Tercapainya suhu tubuh normal.
- SIKI: Manajemen demam, pemberian antipiretik, dan pemantauan tanda vital.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas.
- SLKI: Jalan napas yang bersih dan bebas dari sekresi.
- SIKI: Terapi inhalasi, pengisapan lendir, dan latihan batuk efektif.
3. Nyeri Kepala:
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
- SLKI: Tidak ada keluhan nyeri kepala.
- SIKI: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan relaksasi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan tersebut menggambarkan kondisi klinis yang dialami oleh pasien dengan gejala demam meriang, batuk, pilek, dan pusing. Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada pengelolaan demam, pengeluaran sekret, dan pengurangan rasa nyeri kepala untuk membantu pasien mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 11619 | 29 Jan 2025
Klinis : Ibu post SC tadi malam, asi blm keluar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ibu post SC tadi malam dengan ASI belum keluar adalah "Ketidakefektifan Produksi ASI" (00104). Diagnosa ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang menggambarkan ketidakmampuan ibu untuk memproduksi jumlah ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, luaran yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Produksi ASI (0004): Ibu menunjukkan peningkatan produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
2. Kepuasan Menyusui (0900): Ibu merasa puas dengan proses menyusui dan kemampuannya dalam menyusui bayi.
3. Pengetahuan: Laktasi (1810): Ibu menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang proses laktasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Laktasi (6870):
- Bantu ibu untuk memposisikan dan melekatkan bayi dengan benar pada payudara.
- Ajarkan teknik menyusui yang efektif, seperti pemijatan payudara dan penggunaan pompa ASI.
- Pantau produksi dan pengeluaran ASI ibu.
- Berikan dukungan dan edukasi tentang manfaat menyusui dan perawatan payudara.
2. Promosi Menyusui (6710):
- Diskusikan dengan ibu tentang manfaat menyusui dan cara meningkatkan produksi ASI.
- Bantu ibu untuk menetapkan tujuan dan rencana dalam menyusui bayi.
- Berikan motivasi dan dukungan kepada ibu untuk terus menyusui.
3. Edukasi Kesehatan (5510):
- Berikan informasi dan edukasi kepada ibu tentang proses laktasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan cara meningkatkan produksi ASI.
- Ajarkan ibu teknik-teknik untuk merangsang produksi ASI, seperti pijat payudara, kompres hangat, dan penggunaan pompa ASI.
- Diskusikan dengan ibu tentang nutrisi yang tepat selama masa menyusui.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada kebutuhan ibu, diharapkan dapat meningkatkan produksi ASI, kepuasan menyusui, dan pengetahuan ibu tentang laktasi, sehingga ibu dapat menyusui bayi dengan optimal. -
Article No. 11620 | 29 Jan 2025
Klinis : Ibu post SC tadi malam, asi blm keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan pola menyusui berhubungan dengan proses fisiologis menyusui yang belum optimal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan pola menyusui didefinisikan sebagai kondisi di mana ibu tidak dapat mempertahankan pola menyusui yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah ibu dapat menunjukkan pola menyusui yang efektif, ditandai dengan:
1. Bayi dapat melekat dengan baik pada payudara.
2. Bayi dapat mengisap dengan kuat dan teratur.
3. Produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Edukasi tentang teknik menyusui yang benar.
2. Pemberian informasi tentang manfaat ASI eksklusif.
3. Monitoring produksi ASI dan perkembangan bayi.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, laktasi konselor) jika diperlukan.
Sebagai seorang perawat, saya akan berkomitmen untuk membantu ibu dalam meningkatkan efektivitas pola menyusui, sehingga bayi dapat menerima asupan ASI yang optimal untuk tumbuh kembangnya. -
Article No. 11621 | 29 Jan 2025
Klinis : Ibu post SC tadi malam, asi blm keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Ibu post SC tadi malam dengan ASI belum keluar, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Produksi ASI
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Produksi ASI adalah gangguan dalam produksi ASI yang tidak mencukupi kebutuhan bayi.
- Karakteristik definisi: Produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi, ketidakpuasan bayi saat menyusu, pengeluaran ASI yang sedikit.
- Faktor yang berhubungan: Stres ibu, kurangnya stimulasi puting susu, riwayat operasi payudara, dan masalah medis lainnya.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- Indikator: Produksi ASI meningkat, bayi puas dan cukup mendapat asupan ASI, tidak ada tanda-tanda dehidrasi pada bayi.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Laktasi
2. Perawatan Payudara
3. Promosi ASI Eksklusif
4. Konseling Laktasi
- Tujuan intervensi: Memaksimalkan produksi ASI, membantu ibu dalam menyusui, dan memastikan bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup.
Dalam kondisi Ibu post SC dengan ASI belum keluar, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menerapkan manajemen laktasi, melakukan perawatan payudara, memberikan promosi ASI eksklusif, dan memberikan konseling laktasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan asupan yang cukup. -
Article No. 11622 | 29 Jan 2025
Klinis : Analisa data Diagnosa intergritas kulit Pada pasien diabetes melutus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi integritas kulit pada pasien diabetes melitus.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai rentan mengalami perubahan pada struktur dan fungsi kulit yang dapat mengganggu homeostasis. Faktor risiko yang dapat menyebabkan hal ini pada pasien diabetes melitus antara lain:
- Gangguan sirkulasi perifer
- Neuropati
- Gangguan imunitas
- Malnutrisi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit adalah:
- Integritas kulit tetap utuh
- Tidak terjadi luka/kerusakan kulit
- Tidak terjadi infeksi pada kulit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien diabetes melitus antara lain:
- Perawatan kulit (moisturisasi, proteksi, dan inspeksi kulit secara rutin)
- Manajemen nutrisi yang adekuat
- Manajemen glikemia yang optimal
- Perawatan kaki (inspeksi, perawatan, dan edukasi perawatan kaki)
- Pencegahan trauma pada kulit
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat meminimalkan risiko kerusakan integritas kulit pada pasien diabetes melitus. -
Article No. 11623 | 29 Jan 2025
Klinis : pasien datang ke rumah sakit kondisi lemas pusing mual dan mau melahirkan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O80
- Deskripsi: Persalinan normal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.1
- Deskripsi: Ekstraksi vakum obstrik
Penjelasan:
Pasien datang ke rumah sakit dengan gejala lemas, pusing, mual, dan akan melahirkan. Berdasarkan kondisi ini, diagnosis yang paling sesuai adalah persalinan normal, yang didokumentasikan dengan kode ICD-10 O80.
Dalam kasus ini, jika diperlukan tindakan medis, salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah ekstraksi vakum obstrik, yang memiliki kode ICD-9-CM 72.1. Prosedur ini digunakan untuk membantu proses kelahiran dengan menggunakan alat ekstraksi vakum.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya harus memastikan bahwa kode-kode ini tercatat dengan tepat dalam catatan medis pasien untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan pengkodean yang sesuai. -
Article No. 11624 | 29 Jan 2025
Klinis : pasien datang ke rumah sakit kondisi lemas pusing mual dan mau melahirkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual dan muntah yang disebabkan oleh proses persalinan.
Penjelasan:
Pasien datang dengan kondisi lemas, pusing, dan mual, yang merupakan tanda-tanda kekurangan volume cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh proses persalinan yang menyebabkan mual dan muntah, sehingga pasien berisiko mengalami kekurangan volume cairan.
SLKI:
- Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Monitor tanda-tanda vital, input dan output cairan.
2. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan yang adekuat.
2. Nyeri Proses Persalinan berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan.
Penjelasan:
Pasien yang akan melahirkan mengalami nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus selama proses persalinan. Hal ini merupakan hal yang wajar terjadi dan perlu mendapatkan penanganan yang tepat.
SLKI:
- Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan nyeri persalinan.
SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan. Apabila ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11625 | 29 Jan 2025
Klinis : pasien datang ke rumah sakit kondisi lemas pusing mual dan mau melahirkan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan gangguan oksigenasi dan nutrisi jaringan otak.
Tanda dan Gejala: Pasien datang dengan keluhan lemas, pusing, dan mual, yang dapat menunjukkan adanya gangguan perfusi serebral.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Tanda dan Gejala: Pasien mungkin mengalami nyeri yang terkait dengan proses persalinan yang sedang terjadi.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Uteroplasenta
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke unit uteroplasenta, yang dapat menyebabkan gangguan oksigenasi dan nutrisi bagi janin.
Tanda dan Gejala: Pasien yang akan melahirkan memiliki risiko terhadap perfusi uteroplasenta yang tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien melaporkan tidak mengalami lemas atau pusing.
- Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran.
2. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Uteroplasenta:
- Janin menunjukkan tanda-tanda kesejahteraan (denyut jantung normal, pergerakan janin adekuat).
- Tidak terjadi komplikasi pada proses persalinan.
- Pasien tidak mengalami perdarahan atau komplikasi lainnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral:
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara rutin.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Pertahankan posisi kepala pasien agar tidak terlalu rendah.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab lemas dan pusing.
2. Nyeri Akut:
- Identifikasi karakteristik, lokasi, dan intensitas nyeri.
- Berikan intervensi farmakologis sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Berikan kenyamanan fisik (posisi tidur, kompres hangat/dingin, dsb).
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Uteroplasenta:
- Pantau tanda-tanda vital dan kesejahteraan janin secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau kemajuan persalinan.
- Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien.
- Siapkan peralatan dan obat-obatan yang diperlukan untuk persalinan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi kondisi pasien yang datang dengan keluhan lemas, pusing, mual, dan akan melahirkan.