Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11655 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Tn. A. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda alami, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard, ditandai dengan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, skala nyeri 8 dari 10, disertai sesak napas, mual, dan berkeringat.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac output, ditandai dengan lemas, pernapasan cuping hidung, dan keterbatasan dalam beraktivitas.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap kondisi kesehatan, ditandai dengan cemas dan gelisah.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
a. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
b. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik atau psikologis.
c. Kecemasan: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
a. Nyeri terkontrol: Individu melaporkan nyeri terkendali atau berkurang.
b. Toleransi aktivitas meningkat: Individu dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
c. Kecemasan terkendali: Individu dapat mengendalikan respons cemas.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri yang dialami individu.
b. Peningkatan toleransi aktivitas: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Manajemen kecemasan: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan respons cemas yang dialami individu.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda, Tn. A. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. Wassalamualaikum. -
Article No. 11656 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus Tn. A adalah:
1. Nyeri Jantung Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan aktual atau potensial pada struktur atau fungsi jantung.
Penjelasan Singkat:
- Tn. A mengalami keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dengan intensitas 8 dari 10 skala nyeri.
- Nyeri dirasakan seperti ditekan dan disertai dengan gejala-gejala lain seperti sesak napas, mual, dan berkeringat dingin.
- Temuan fisik menunjukkan tanda-tanda iskemia miokard seperti pernapasan cuping hidung, S3 pada suara jantung, dan perubahan hasil EKG.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik.
Penjelasan Singkat:
- Tn. A tampak lemas dan kulit pucat, mengeluh badan terasa lemas.
- Hal ini menunjukkan adanya penurunan toleransi aktivitas akibat kondisi jantungnya.
3. Kecemasan (SDKI)
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan dalam kehidupan yang tidak dapat diprediksi atau dikontrol.
Penjelasan Singkat:
- Tn. A tampak cemas dan gelisah, menunjukkan respon emosional terhadap kondisi kesehatannya yang memburuk.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja yang terstandar dan komprehensif dalam proses pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan. -
Article No. 11657 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien Tn. A yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan klien.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan klien.
2. Ketidakefektifan pola napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan pola napas yang efektif.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Risiko penurunan toleransi untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengatasi intoleransi aktivitas.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mencegah atau mengatasi intoleransi aktivitas.
4. Cemas
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ketegangan, perubahan, atau ancaman yang dirasakan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi kecemasan yang dialami klien.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengurangi kecemasan yang dialami klien.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut: Klien mengalami nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dengan intensitas 8 dari 10 skala nyeri. Hal ini membutuhkan intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan.
2. Ketidakefektifan pola napas: Klien mengalami sesak napas, dengan pernapasan cuping hidung. Hal ini menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas: Klien tampak lemas dan kulit pucat, serta adanya edema pada ekstremitas bawah. Hal ini menunjukkan adanya risiko penurunan toleransi untuk melakukan aktivitas rutin.
4. Cemas: Klien tampak cemas dan gelisah, hal ini menunjukkan adanya respon emosional dan psikologis terhadap kondisi yang dihadapi.
Perawat perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan standar SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang teridentifikasi. -
Article No. 11658 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien Tn. A yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Penurunan curah jantung
3. Intoleransi aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
Klien mengalami nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dengan intensitas 8 dari 10. Nyeri dirasakan seperti ditekan dan disertai gejala lain seperti sesak napas, nyeri uluh hati, mual, dan berkeringat dingin.
2. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan Curah Jantung
- SLKI: Manajemen Sirkulasi
- SIKI: Manajemen Sirkulasi
Klien menunjukkan tanda-tanda penurunan curah jantung, seperti nadi tidak teratur, tekanan darah tinggi, serta ditemukan S3 pada auskultasi jantung. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan fungsi jantung, seperti serangan jantung.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
Klien mengalami keluhan kelelahan dan kelemahan yang ditandai dengan tampak lemas, serta sesak napas saat beraktivitas. Hal ini menunjukkan penurunan kemampuan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan klien, seperti manajemen nyeri, manajemen sirkulasi, dan manajemen energi. Dengan pendekatan yang berpusat pada klien dan keluarga, perawat dapat memfasilitasi pemulihan dan peningkatan kualitas hidup klien. -
Article No. 11659 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. A.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard, ditandai dengan klien mengeluhkan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, nyeri uluh hati, dan nyeri seperti ditekan dengan intensitas 8 dari 10.
2. Kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap status kesehatan, ditandai dengan klien tampak cemas dan gelisah.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan klien merasa lemas dan napas pendek.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah klien melaporkan nyeri terkontrol. Intervensi keperawatan meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, manajemen nyeri non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas manajemen nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, Edukasi kesehatan, Pemberian obat, Terapi relaksasi.
2. Kecemasan:
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah klien menunjukkan tingkat kecemasan yang terkontrol. Intervensi keperawatan meliputi pengkajian kecemasan, pemberian terapi relaksasi, dan dukungan emosional.
- SIKI: Manajemen kecemasan, Terapi relaksasi, Dukungan emosional.
3. Intoleransi aktivitas:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah klien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan meliputi pengkajian aktivitas, pembatasan aktivitas, dan peningkatan aktivitas bertahap.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Perawatan diri, Terapi latihan.
Berdasarkan kondisi Tn. A, perawat dapat menggunakan diagnosa keperawatan dan intervensi sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar. -
Article No. 11660 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data klinis yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard berdasarkan adanya keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dengan intensitas nyeri 8 dari 10 skala nyeri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam hal seperti kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri yang dirasakan, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, durasi nyeri, frekuensi nyeri, faktor yang memperberat/meredakan nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien melaporkan nyeri terkontrol.
2. Klien menunjukkan penurunan ekspresi nyeri.
3. Klien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
3. Pemberian analgesik sesuai indikasi
2. Kecemasan berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri (kondisi kesehatan) ditandai dengan klien tampak cemas dan gelisah.
SDKI:
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber kecemasan yang dirasakan mengancam.
Karakteristik Definisi: Perilaku cemas, gelisah, khawatir, takut, dan panik.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
1. Klien melaporkan tingkat kecemasan berkurang.
2. Klien menunjukkan perilaku untuk mengatasi kecemasan.
3. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen kecemasan
2. Terapi relaksasi
3. Konseling
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (mual, penurunan nafsu makan) ditandai dengan klien mengatakan susah makan.
SDKI:
Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Keluhan susah makan, penurunan berat badan.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
1. Klien melaporkan peningkatan nafsu makan.
2. Klien menunjukkan peningkatan berat badan.
3. Klien menunjukkan intake nutrisi yang adekuat.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen nutrisi
2. Konseling gizi
3. Pemberian suplemen nutrisi
Tone: Pakar
Persona: Perawat -
Article No. 11661 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit jantung koroner
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diperoleh, Tn. A mengalami nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, dan nyeri dirasakan seperti ditekan dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit jantung koroner.
2. Risiko gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan penyakit jantung koroner
Penjelasan:
Tn. A memiliki riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi dan serangan jantung, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perubahan EKG yang mengarah pada infark miokard (recent M1). Hal ini mengindikasikan risiko gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan penyakit jantung koroner.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kondisi kesehatan
Penjelasan:
Tn. A tampak cemas dan gelisah, serta tampak meringis kesakitan, yang menunjukkan adanya ansietas berhubungan dengan ancaman kondisi kesehatannya.
Standar Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Risiko gangguan perfusi jaringan kardiak: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kehidupan.
3. Ansietas: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian nyeri
2. Perfusi jaringan kardiak
3. Kontrol kecemasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi kardiovaskular
3. Manajemen kecemasan -
Article No. 11662 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Mampu melaporkan tanda dan gejala nyeri, mampu menggunakan skala nyeri, mampu mengidentifikasi faktor pencetus nyeri, dan mampu mengevaluasi efektivitas manajemen nyeri.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, seperti pemberian obat analgesik, teknik distraksi, dan relaksasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, mampu menyesuaikan aktivitas dengan kapasitas/kemampuan, dan mampu mengenali tanda-tanda intoleransi aktivitas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pengaturan aktivitas, peningkatan mobilisasi, dan manajemen kelelahan.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- SDKI: Kekurangan suplai oksigen ke jantung, yang dapat menyebabkan perubahan fungsi jantung.
- SLKI: Mampu mengenali tanda-tanda gangguan perfusi jaringan kardiak, mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kapasitas, dan mampu melakukan manajemen diri terkait penyakit jantung.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus Tn. A adalah nyeri akut, intoleransi aktivitas, dan ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, peningkatan mobilisasi, dan pemantauan fungsi kardiovaskular. -
Article No. 11663 | 30 Jan 2025
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyajikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Nyeri, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan PPNI untuk Nyeri:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut dicirikan oleh adanya keluhan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan perubahan ekspresi wajah.
- Penyebab dapat berupa cedera, infeksi, iskemia, atau proses patologis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri yang berkurang, mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan dapat beraktivitas tanpa hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi distraksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Sebagai seorang perawat profesional, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan terkait nyeri beserta standar PPNI yang berlaku. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 11664 | 30 Jan 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gangguan mobilitas fisik, dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dalam lingkungan.
Faktor Risiko:
1. Penyakit neurologis
2. Penyakit muskuloskeletal
3. Kelemahan fisik
4. Riwayat cedera
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hambatan pergerakan
2. Perubahan pola aktivitas
3. Ketidakefektifan mobilitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas fisik
2. Aktivitas kehidupan sehari-hari
3. Kemandirian
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi aktivitas
2. Fasilitasi mobilisasi
3. Perawatan anggota gerak
Penjelasan Singkat:
Gangguan mobilitas fisik merupakan kondisi di mana pasien mengalami keterbatasan dalam bergerak secara independen di lingkungannya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit neurologis, muskuloskeletal, atau kelemahan fisik. Diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi adalah hambatan pergerakan, perubahan pola aktivitas, dan ketidakefektifan mobilitas. Standar luaran keperawatan yang diharapkan adalah peningkatan mobilitas fisik, aktivitas kehidupan sehari-hari, dan kemandirian. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi aktivitas, fasilitasi mobilisasi, dan perawatan anggota gerak.