Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11645 | 30 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk berdahak, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan SDKI:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan SLKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif meliputi:
- Pengisapan jalan napas
- Fisioterapi dada
- Pemberian bronkodilator
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara batuk efektif
Penjelasan SIKI:
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
- Jalan napas pasien terbebas dari sekret
- Pasien dapat batuk efektif
- Frekuensi pernapasan pasien dalam batas normal
- Saturasi oksigen pasien dalam batas normal
Dengan tone akademis, persona pakar dan nurse, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam menangani kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak. -
Article No. 11646 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan menyediakan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gula darah. Saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Definisi: Rentan mengalami fluktuasi kadar gula darah di atas atau di bawah rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Riwayat hipoglikemia/hiperglikemia, pola makan tidak teratur, aktivitas fisik tidak teratur, stres emosional, penyakit penyerta, pengetahuan manajemen diabetes yang kurang.
- Faktor Risiko: Diabetes melitus, penyakit terkait gula darah, obat-obatan, asupan gizi tidak adekuat, aktivitas fisik tidak adekuat, manajemen diri diabetes yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar gula darah stabil, tidak ada komplikasi akut, pasien mampu mengelola kadar gula darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring gula darah, edukasi pengelolaan diabetes, pengaturan diet, aktivitas fisik, manajemen stres, kolaborasi pemberian obat antidiabetes.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah" mengidentifikasi kemungkinan pasien mengalami fluktuasi kadar gula darah yang dapat menimbulkan komplikasi. Indikator dan faktor risiko yang terkait perlu diperhatikan, seperti riwayat hipoglikemia/hiperglikemia, pola makan dan aktivitas fisik tidak teratur, serta pengetahuan manajemen diabetes yang kurang. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya stabilitas kadar gula darah, tidak ada komplikasi akut, dan pasien mampu mengelola kadar gula darahnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup monitoring gula darah, edukasi, pengaturan diet, aktivitas fisik, manajemen stres, serta kolaborasi pemberian obat antidiabetes. -
Article No. 11647 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gula darah, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal.
- Penyebab: Asupan makanan, aktivitas fisik, stres, dan penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Indikator:
- Kadar glukosa darah terkontrol
- Tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia
- Tidak ada komplikasi akibat fluktuasi kadar glukosa darah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Tindakan pengamatan dan pencatatan kadar glukosa darah pasien.
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Mengukur kadar glukosa darah sesuai jadwal
- Mencatat hasil pengukuran
- Mengevaluasi tren kadar glukosa darah
2. Edukasi Manajemen Diabetes
- Definisi: Pemberian informasi dan pelatihan kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola diabetes.
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola diabetes dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Memberikan informasi tentang diabetes, penyebab, dan komplikasi
- Melatih pasien dan keluarga dalam pemantauan kadar glukosa darah
- Mengajarkan teknik pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan
Sebagai pakar keperawatan, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi terkait kondisi gula darah berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11648 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Kondisi Gula Darah
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan kadar gula darah didefinisikan sebagai fluktuasi yang tidak dapat diprediksi dalam kadar glukosa darah, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar Gula Darah Terkendali
2. Pengetahuan Pasien tentang Pengelolaan Diabetes Melitus Memadai
3. Manajemen Diri Diabetes Melitus Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Gula Darah
2. Edukasi Manajemen Diabetes Melitus
3. Manajemen Regimen Terapi Diabetes Melitus
Sebagai perawat profesional, saya memahami pentingnya memantau dan mengendalikan kadar gula darah pasien dengan diabetes melitus. Kondisi ini memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup pemantauan, edukasi, dan manajemen terapeutik yang sesuai dengan kondisi pasien. Melalui kolaborasi antara perawat, pasien, dan tim kesehatan lainnya, diharapkan dapat dicapai kontrol gula darah yang optimal dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam kesehatan pasien. -
Article No. 11649 | 30 Jan 2025
Klinis : panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme/infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38°C.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38°C yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5°C)
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian cairan/infus untuk rehidrasi
3. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
4. Kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
5. Edukasi kepada pasien/keluarga tentang manajemen demam
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Silakan sampaikan jika ada pertanyaan lain. -
Article No. 11650 | 30 Jan 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan asam lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu asam lambung, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan atau perubahan pada kulit dan/atau membran mukosa.
- Penyebab: Asam lambung yang berlebih dapat menyebabkan iritasi pada esofagus dan bagian atas saluran pencernaan.
2. Nyeri
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Iritasi pada esofagus dan saluran pencernaan akibat asam lambung yang berlebih dapat menyebabkan nyeri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan di atas mengacu pada SDKI yang merupakan standar diagnosis keperawatan di Indonesia.
- SDKI menyediakan definisi, penyebab, karakteristik (tanda dan gejala), serta faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan standar luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosa keperawatan di atas, seperti:
- Integritas Kulit: Tidak ada iritasi pada kulit/membran mukosa.
- Manajemen Nyeri: Pasien melaporkan nyeri berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan, seperti:
- Manajemen Asam Lambung: Mengatur diet, pemberian antasida, dan penggunaan obat.
- Manajemen Nyeri: Pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan teknik distraksi.
Kesimpulan:
Diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Gangguan Integritas Kulit dan Nyeri akibat asam lambung berlebih. Intervensi keperawatan dapat dilakukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 11651 | 30 Jan 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan asam lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan asam lambung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan kenyamanan perut berhubungan dengan peningkatan produksi asam lambung.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan kenyamanan perut adalah keadaan individu yang mengalami ketidaknyamanan pada perut, seperti rasa mual, perih, kembung, atau nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas rasa tidak nyaman pada perut.
2. Pasien akan mendemonstrasikan perilaku untuk mengelola rasa tidak nyaman pada perut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen asam lambung
- Identifikasi penyebab dan faktor risiko peningkatan asam lambung
- Berikan obat antasida atau antagonis H2 sesuai resep
- Anjurkan diet rendah lemak dan asam
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
2. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan ini memberikan gambaran diagnosis keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan asam lambung pada pasien. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 11652 | 30 Jan 2025
Klinis : diagnosa intervensi dan implementasi, ketidak stabilan kadar glukosa dalam darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi:
Kondisi di mana terjadi fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola makan, aktivitas fisik, stres, dan kondisi medis lainnya.
Faktor Risiko:
1. Diabetes mellitus
2. Pola makan yang tidak teratur
3. Aktivitas fisik yang tidak seimbang
4. Stres psikologis
5. Kondisi medis lainnya seperti penyakit hati atau ginjal
Tanda dan Gejala:
1. Gejala hiperglikemia: rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, pandangan kabur, lelah, dan mual.
2. Gejala hipoglikemia: merasa lapar, gemetar, pusing, berkeringat, dan kebingungan.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
2. Manajemen Terapi Diabetes
3. Edukasi Pengelolaan Diabetes
4. Manajemen Aktivitas dan Istirahat
5. Manajemen Nutrisi
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Memonitor kadar glukosa darah secara teratur sesuai jadwal
2. Mengatur dan memantau pemberian obat antidiabetes sesuai resep
3. Memberikan edukasi tentang pengelolaan diabetes, termasuk diet, aktivitas, dan pemantauan glukosa
4. Membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai
5. Mengatur pola makan dan asupan nutrien sesuai kebutuhan
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus untuk mengelola ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien. -
Article No. 11653 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.4
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian obat-obatan kardiovaskuler, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh Tn. A, yaitu nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, nyeri uluh hati, mual, berkeringat dingin, dan lemas, serta hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan EKG yang menunjukkan adanya Recent MI, maka diagnosis yang sesuai adalah Infark Miokard Akut, tidak ditentukan (I21.4).
Terkait dengan tindakan medis, Tn. A telah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual, Beta-blocker (metoprolol), dan Atorvastatin, yang dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 93.90 untuk pemberian obat-obatan kardiovaskuler.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis harus ditegakkan dan ditetapkan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berwenang berdasarkan hasil pemeriksaan dan anamnesis yang lengkap. -
Article No. 11654 | 30 Jan 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragama islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi:Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3- 0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg Sesuaikan dengan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Tn. A, seorang pria berusia 55 tahun, mengalami kondisi yang dapat didiagnosis sebagai Sindrom Koroner Akut (SKA).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan iskemia miokard sekunder dari penyakit arteri koroner
2. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan disfungsi pompa jantung
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap status kesehatan
Penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik, dan Ansietas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Misalnya, untuk diagnosa Nyeri Akut, luaran yang diharapkan adalah pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan peningkatan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan panduan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. Contoh intervensi untuk diagnosa Nyeri Akut dapat berupa pemberian analgesik, manajemen nyeri non-farmakologis, dan edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Secara keseluruhan, SDKI-SLKI-SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan praktik keperawatan yang baik dan terpadu.