Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11688 | 31 Jan 2025
Klinis : Laki-laki usia 56 tahun dirawat rumah sakit dengan riwayat jatuh dari kamar mandi dan mengalami post operasi fraktur humerus dextra. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengeluh nyeri dengan skala 5 dan pasien tampak meringis ketika mencoba menggerakkan tangannya. Pasien juga tampak gelisah dan selalu menghindar ketika perawat mendekat untuk memeriksa keadaan pasien. Pasien berasal dari Yogyakarta yang sekarang sedang berkunjung ke rumah anaknya di medan. Hasil TTV diperoleh TD 130/90 mmHg, nadi 130x/menit, RR 24x/menit, suhu 37,4°C. Perawat melakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempelajari kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fisik (fraktur humerus dextra) ditandai dengan skala nyeri 5, pasien tampak meringis saat menggerakkan tangan, dan gelisah ketika perawat mendekat.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Cedera fisik.
- Karakteristik: Skala nyeri, ekspresi wajah, perilaku protektif.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Kemampuan individu atau keluarga untuk mengendalikan nyeri.
- Kriteria hasil yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien menunjukkan ekspresi wajah rileks, pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien.
- Aktivitas keperawatan: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan intervensi farmakologi dan nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, memantau efektivitas intervensi, dan melibatkan pasien dalam manajemen nyeri.
Berdasarkan kondisi pasien, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan, seperti pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan pengaturan posisi untuk mengurangi stres dan meningkatkan kenyamanan pasien. Selain itu, perawat juga perlu membangun komunikasi yang efektif dengan pasien untuk memahami kondisi dan kebutuhannya. -
Article No. 11689 | 31 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala dan sakit leher kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala dan sakit leher.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Cedera atau penyakit pada kepala dan leher.
- Tanda & Gejala: Pasien mengeluhkan rasa sakit pada kepala dan leher, nyeri dapat menyebar ke daerah sekitarnya, terdapat perubahan ekspresi wajah, dan pasien mungkin tampak gelisah.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Intervensi:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan instruksi medis.
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri.
Rencana Implementasi dan Evaluasi (SIKI):
1. Pengkajian Nyeri
- Kaji intensitas, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus nyeri.
- Observasi tanda-tanda vital dan perilaku non-verbal yang menunjukkan nyeri.
2. Manajemen Nyeri Farmakologi
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Pantau efektivitas dan efek samping obat.
3. Manajemen Nyeri Non-Farmakologi
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam dan distraksi.
- Berikan kompres hangat/dingin pada daerah yang nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, psikolog, dll.) untuk penanganan nyeri.
Evaluasi:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien tampak lebih rileks dan nyaman.
- Tidak ada efek samping obat yang muncul.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan standar PPNI untuk pasien dengan keluhan sakit kepala dan sakit leher. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11690 | 31 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk sudah 4 hari, dahak berwarna hijau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat terkait Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI:
Indikator Hasil:
1. Frekuensi pernapasan dalam batas normal
2. Tidak ada suara napas tambahan
3. Tidak ada obstruksi jalan napas
4. Tidak ada sianosis
5. Tidak ada retraksi dinding dada
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor status pernapasan (frekuensi, ritme, kedalaman, dan penggunaan otot bantu pernapasan)
2. Auskultasi suara napas
3. Berikan oksigen sesuai indikasi
4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
5. Bantu batuk efektif dan bersihan jalan napas
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan batuk sudah 4 hari, dahak berwarna hijau, menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan. Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan secara efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status pernapasan, auskultasi suara napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan bantuan batuk efektif. -
Article No. 11691 | 31 Jan 2025
Klinis : infeksi bakteri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi infeksi bakteri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi infeksi bakteri, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini menggambarkan kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan. Beberapa karakteristik definisi dari diagnosa ini adalah adanya paparan terhadap patogen, penurunan sistem pertahanan tubuh, dan/atau kerusakan pada sawar pelindung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah "Kontrol Infeksi". Luaran ini menggambarkan kemampuan individu untuk mencegah, mengendalikan, dan/atau mengelola infeksi. Beberapa indikator hasil yang diharapkan adalah: 1) Tidak ada tanda-tanda infeksi; 2) Tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi; 3) Tidak ada komplikasi yang timbul akibat infeksi; dan 4) Pemahaman pasien tentang pencegahan infeksi yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Kontrol Infeksi" pada pasien dengan kondisi infeksi bakteri, beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen Infeksi
- Identifikasi penyebab infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan infeksi
- Pemantauan tanda dan gejala infeksi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
2. Perawatan Luka
- Identifikasi karakteristik luka dan proses penyembuhan
- Pemilihan dan aplikasi balutan yang sesuai
- Pemantauan keadaan luka
3. Manajemen Demam
- Pemantauan suhu tubuh pasien
- Pemberian intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk menurunkan demam
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan demam
Penerapan intervensi keperawatan secara komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran "Kontrol Infeksi" pada pasien dengan kondisi infeksi bakteri. -
Article No. 11692 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang pasien yang sudah mengalami perdarahan dan dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama tubuh lemas dan pusing, terakhir BAK 10 jam yang lalu, mukosa bibir tampak kering. Pada pemeriksaan tanda vital, tekanan darah pasien tercatat 80/60 mmHg, nadi 120x per menit, teraba lemah, dan suhu tubuh 38°C. Kulit pasien tampak kering, turgor kulit lebih dari 3 detik, dan bibirnya juga kering. Hasil laboratorium menunjukkan kadar hematokrit 62 %
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang sudah mengalami perdarahan dengan keluhan utama tubuh lemas, pusing, dan BAK terakhir 10 jam yang lalu, serta tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit menurun, dan hasil laboratorium menunjukkan kadar hematokrit yang tinggi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan aktif, ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, kulit kering, dan turgor kulit menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan volume cairan
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80-100 x/menit)
b. Diuresis adekuat (>30 ml/jam)
c. Turgor kulit baik (<3 detik)
d. Mukosa lembab
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Kaji intake dan output cairan secara akurat
3. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume cairan
4. Pantau hasil laboratorium (hematokrit, elektrolit) dan berikan penggantian cairan sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian transfusi darah jika diperlukan
6. Berikan kenyamanan dan dukungan psikologis pada pasien
7. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya peningkatan intake cairan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan volume cairan" dipilih karena pasien mengalami kehilangan cairan akibat perdarahan yang menyebabkan penurunan volume cairan dan dehidrasi. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan volume cairan yang ditandai dengan stabilnya tanda-tanda vital, output urin yang adekuat, turgor kulit yang baik, dan mukosa yang lembab. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah memantau kondisi pasien secara ketat, memberikan cairan intravena, memantau hasil laboratorium, berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian transfusi darah jika diperlukan, serta memberikan edukasi dan dukungan psikologis pada pasien dan keluarga. -
Article No. 11693 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang pasien yang sudah mengalami perdarahan dan dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama tubuh lemas dan pusing, terakhir BAK 10 jam yang lalu, mukosa bibir tampak kering. Pada pemeriksaan tanda vital, tekanan darah pasien tercatat 80/60 mmHg, nadi 120x per menit, teraba lemah, dan suhu tubuh 38°C. Kulit pasien tampak kering, turgor kulit lebih dari 3 detik, dan bibirnya juga kering. Hasil laboratorium menunjukkan kadar hematokrit 62 %
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kekurangan volume cairan (00027)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
2. Hipovolemia (00027)
Definisi: Pengurangan volume cairan intravaskular yang menyebabkan penurunan curah jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
a. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal
b. Mempertahankan frekuensi nadi dalam rentang normal
c. Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
d. Mempertahankan turgor kulit dalam rentang normal
e. Mempertahankan kebersihan mulut
2. Perfusi Jaringan (0604)
- Indikator:
a. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal
b. Mempertahankan frekuensi nadi dalam rentang normal
c. Mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
d. Mempertahankan warna kulit dalam rentang normal
e. Mempertahankan temperatur ekstremitas dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipovolemia (4120)
- Aktivitas:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara rutin
b. Berikan cairan intravena sesuai indikasi dan kondisi pasien
c. Pantau intake dan output cairan
d. Kaji tanda-tanda dehidrasi
e. Pertahankan akses intravena yang adekuat
2. Manajemen Cairan (4130)
- Aktivitas:
a. Hitung kebutuhan cairan pasien
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
c. Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi
d. Catat intake dan output cairan secara akurat
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan terkait kebutuhan cairan pasien
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Kekurangan volume cairan dan Hipovolemia. Hal ini didasarkan pada tanda dan gejala pasien seperti tubuh lemas, pusing, mukosa bibir kering, tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, serta kulit kering dengan turgor buruk. Hasil laboratorium juga menunjukkan hematokrit tinggi, yang mengindikasikan adanya kekurangan volume cairan.
Luaran/Output yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan dan Perfusi Jaringan, yang mencakup stabilisasi tanda-tanda vital, status hidrasi, dan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Hipovolemia dan Manajemen Cairan, yang meliputi pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan terkait kebutuhan cairan pasien.
Keberhasilan asuhan keperawatan ini akan ditandai dengan perbaikan kondisi klinis pasien, seperti tekanan darah, nadi, suhu, turgor kulit, dan kadar hematokrit yang kembali dalam batas normal, serta perbaikan status hidrasi dan perfusi jaringan yang adekuat. -
Article No. 11694 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 65 tahun di rawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis CHF, hasil pemeriksaan pasien mengeluhkan sesak nafas,sesak bernafas bertambah ketika beraktivitas,berdebar-debar, lemah, tidak mampu beraktivitas, dan BAK hanya sedikit. Hasil foto thorax cardiomegali dan oedema pulmo, TTV, TD : 90/60 mmHg, Nadi :110x/mnt, teraba lemah, ireguler,RR : 28x/mnt,suhu 36,20C, pasien terpasang oksigen nasal canule 3 l/mnt, CR >3 detik, kulit terlihat pucat. Pasien belum dilakukan pemeriksaan fisik jantung dan paru kembali setelah tiba di bangsal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan suplai oksigen ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Gangguan pada mekanisme pompa jantung (CHF).
Tanda dan Gejala: Sesak napas, dispnea saat beraktivitas, edema, berdebar-debar, tekanan darah rendah, denyut nadi lemah dan tidak teratur.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan fisik akibat penyakit kardiovaskular (CHF).
Tanda dan Gejala: Lemah, tidak mampu beraktivitas, kelelahan.
3. Penurunan Volume Urin
Definisi: Produksi urin yang tidak adekuat.
Penyebab: Gangguan fungsi ginjal akibat penyakit kardiovaskular (CHF).
Tanda dan Gejala: Produksi urin sedikit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak Efektif
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada edema
- Tidak ada sesak napas
- Denyut nadi kuat dan teratur
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria hasil:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas
3. Volume Urin Adekuat
Kriteria hasil:
- Produksi urin normal
- Tidak ada oliguria
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi Kardiak
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Observasi adanya edema
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pemberian obat-obatan sesuai resep
- Perawatan jantung
2. Manajemen Aktivitas
- Pengkajian toleransi aktivitas
- Perencanaan aktivitas sesuai kemampuan
- Pemberian bantuan dalam aktivitas sehari-hari
- Edukasi manajemen aktivitas
3. Manajemen Cairan
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pembatasan asupan cairan sesuai indikasi
- Pemberian diuretik sesuai resep
- Edukasi manajemen cairan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien dengan diagnosa medis CHF, ditemukan beberapa masalah keperawatan utama, yaitu Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, Intoleransi Aktivitas, dan Penurunan Volume Urin. Diagnosa-diagnosa ini sesuai dengan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien, seperti sesak napas, dispnea saat beraktivitas, edema, berdebar-debar, tekanan darah rendah, denyut nadi lemah dan tidak teratur, serta produksi urin sedikit.
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perlu dilakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi Manajemen Perfusi Kardiak, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Cairan. Intervensi-intervensi tersebut ditujukan untuk memulihkan fungsi kardiovaskular, meningkatkan toleransi aktivitas, dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh pasien. Melalui implementasi asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi yang stabil, dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema atau sesak napas, toleransi aktivitas yang meningkat, serta produksi urin yang adekuat. -
Article No. 11695 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 65 tahun di rawat di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa medis CHF, hasil pemeriksaan pasien mengeluhkan sesak nafas,sesak bernafas bertambah ketika beraktivitas,berdebar-debar, lemah, tidak mampu beraktivitas, dan BAK hanya sedikit. Hasil foto thorax cardiomegali dan oedema pulmo, TTV, TD : 90/60 mmHg, Nadi :110x/mnt, teraba lemah, ireguler,RR : 28x/mnt,suhu 36,20C, pasien terpasang oksigen nasal canule 3 l/mnt, CR >3 detik, kulit terlihat pucat. Pasien belum dilakukan pemeriksaan fisik jantung dan paru kembali setelah tiba di bangsal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan format Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan sesak napas, lemah, tidak mampu beraktivitas.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- Faktor Risiko: Penyakit kardiovaskular, kelelahan, disfungsi neuromuskular.
- Karakteristik Definisi: Sesak napas, fatigue, kelemahan, palpitasi, tidak mampu melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi, mendemonstrasikan teknik aktivitas yang sesuai, dan melaporkan peningkatan energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen aktivitas, pemberian oksigen, manajemen tidur-istirahat.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan cairan, ditandai dengan edema paru, berat badan meningkat, BAK sedikit.
SDKI:
- Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan penumpukan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
- Faktor Risiko: Gagal jantung kongestif, hipertensi, penyakit ginjal.
- Karakteristik Definisi: Edema paru, berat badan meningkat, oliguria.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, menunjukkan penurunan edema, dan meningkatkan output urin.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen cairan, pembatasan asupan cairan, monitor output urin.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosa CHF (Congestive Heart Failure) memiliki gejala-gejala yang berkaitan dengan intoleransi aktivitas dan kelebihan volume cairan. Pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya cardiomegali dan edema pulmonal, serta tanda-tanda klinis lainnya seperti sesak napas, lemah, dan penurunan output urin. Perawatan yang diperlukan mencakup manajemen aktivitas, pemberian oksigen, manajemen cairan, serta pemantauan tanda-tanda vital dan output urin secara ketat. -
Article No. 11696 | 31 Jan 2025
Klinis : Seorang bayi perempuan dilahirkan dengan persalinan spontan 30 menit yang lalu. Hasil pemeriksaan APGAR didapatkan nilai 7/9. Hasil pengkajian didapatkan hasil BB : 1880gram, PB : 48 cm. Terdapat lanugo, lemak subkutan tipis, kulit terasa dingin, Suhu : 35ᴼC, RR : 28x/menit, HR : 128x/menit. Bayi tampak menggigil.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang telah dijabarkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan
SDKI: Intoleransi aktivitas adalah keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan di lingkungan sekitar.
SLKI: Toleransi aktivitas, yaitu kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI: Manajemen energi, yaitu peningkatan konservasi dan penggunaan energi yang efektif untuk aktivitas sehari-hari.
2. Hipotermi berhubungan dengan ketidakstabilan suhu tubuh
SDKI: Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 35°C yang disertai respons fisiologis dan perilaku untuk mempertahankan suhu tubuh.
SLKI: Stabilitas suhu tubuh, yaitu kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI: Manajemen hipotermi, yaitu intervensi untuk mencegah dan mengatasi penurunan suhu tubuh di bawah normal.
3. Bersihan Jalan Napas tidak efektif berhubungan dengan tonus otot yang lemah
SDKI: Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
SLKI: Bersihan jalan napas, yaitu kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekresi.
SIKI: Manajemen jalan napas, yaitu intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi dan oksigenasi.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan asuhan keperawatan, dan melakukan intervensi yang sesuai untuk mencapai hasil yang diharapkan bagi bayi. -
Article No. 11697 | 31 Jan 2025
Klinis : ikhterik neonatus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ikhterik neonatus.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorpsi nutrisi.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah neonatus dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat, ditandai dengan peningkatan berat badan sesuai usia gestasi dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status nutrisi, pemberian nutrisi parenteral atau enteral yang adekuat, serta edukasi kepada keluarga mengenai manajemen nutrisi neonatus.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi neonatus dengan ikhterik. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan status nutrisi yang adekuat dan mencegah komplikasi.