Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11770 | 02 Feb 2025
Klinis : pasien dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik mengatakan buang air kecil 1 kali sehar dengan volume hanya 10 cc per hari, pasien merasa haus, pasien minum air lebih dari 1500 cc per hari, ureum 60mg/dl, creatinin 6,21mg/dl
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang komprehensif terkait kondisi pasien dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Gangguan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan:
- Buang air kecil hanya 1 kali sehari dengan volume 10 cc per hari
- Pasien merasa haus dan minum air lebih dari 1500 cc per hari
- Nilai urea 60 mg/dl dan kreatinin 6,21 mg/dl
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Keseimbangan Cairan
- Indicator:
- Jumlah intake dan output cairan dalam batas normal
- Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
b. Pengetahuan tentang Pengelolaan Cairan
- Indicator:
- Pasien dapat menjelaskan penyebab gangguan keseimbangan cairan
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan
- Pasien dapat menjelaskan strategi untuk menjaga keseimbangan cairan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Cairan
- Intervensi:
- Monitor dan catat intake dan output cairan secara ketat
- Ajarkan pasien untuk membatasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan edukasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatur pemberian cairan dan elektrolit
b. Manajemen Gejala
- Intervensi:
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Berikan intervensi untuk mengurangi gejala haus, seperti menggunakan es batu atau mengunyah permen karet
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengelola masalah ginjal dan elektrolit
c. Edukasi Kesehatan
- Intervensi:
- Berikan edukasi tentang penyebab dan pengelolaan gagal ginjal kronik
- Ajarkan pasien tentang pentingnya membatasi asupan cairan dan elektrolit
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik, perawat harus memastikan keseimbangan cairan, mengelola gejala, dan memberikan edukasi kesehatan yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal, meningkatkan pengetahuan, dan mendukung keterlibatan aktif pasien dalam perawatan diri. -
Article No. 11771 | 02 Feb 2025
Klinis : pasien dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik datang dengan keluhan buang air kecil hanya 1 kali sehari dengan volume hanya 10 cc per hari, pasien mengatakan sering merasa haus, pasien minum air lebih dari 1500 cc per hari, ureum 60 mg/dl, creatinin 6,21 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengatakan buang air kecil hanya 1 kali sehari dengan volume 10 cc, yang menunjukkan adanya kekurangan cairan.
- Pasien mengatakan sering merasa haus, yang merupakan indikasi kekurangan cairan.
- Pasien minum air lebih dari 1500 cc per hari, yang menunjukkan adanya upaya kompensasi untuk mengatasi kekurangan cairan.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan ureum (60 mg/dL) dan kreatinin (6,21 mg/dL), yang merupakan indikasi adanya gangguan fungsi ginjal dan dapat menyebabkan kekurangan cairan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Kriteria Hasil:
- Pasien mencapai keseimbangan cairan yang ditandai dengan volume urin 1200-1500 mL/hari.
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan, seperti edema, turgor kulit normal, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan melaporkan jika terjadi perubahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Intervensi:
- Kaji status cairan pasien, termasuk intake, output, dan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan.
- Monitor intake dan output cairan secara ketat, termasuk jumlah, waktu, dan konsistensi urin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan pasien berdasarkan kondisi klinis.
- Atur pemberian cairan intravena atau oral sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan tanda-tanda ketidakseimbangan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Ketidakseimbangan Volume Cairan" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami penurunan volume urin dan keluhan rasa haus, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan gangguan fungsi ginjal. Luaran/Output yang diharapkan adalah pasien mencapai keseimbangan cairan yang ditandai dengan volume urin yang memadai dan tidak ada tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan. Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Cairan, yang mencakup pengkajian status cairan, pemantauan intake dan output cairan, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, pengaturan pemberian cairan, edukasi pasien dan keluarga, serta evaluasi efektivitas intervensi. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai keseimbangan cairan dan mengatasi komplikasi yang terkait dengan gangguan fungsi ginjal. -
Article No. 11772 | 02 Feb 2025
Klinis : pasien laki-laki dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik datang dengan keluhan buang air kecil hanya 1 kali sehari dengan volume hanya 10 cc per hari, pasien mengatakan sering merasa haus, pasien minum air lebih dari 1500 cc per hari, ureum 60 mg/dl, creatinin 6,21 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan (Defisit Volume Cairan)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami pengurangan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
Penjelasan:
- Pasien mengalami oliguria (hanya buang air kecil 1 kali sehari dengan volume hanya 10 cc per hari).
- Pasien sering merasa haus dan minum air lebih dari 1500 cc per hari, menandakan adanya kekurangan cairan.
- Hasil laboratorium menunjukkan ureum dan kreatinin yang tinggi, indikasi gangguan fungsi ginjal.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
Penjelasan:
- Penurunan fungsi ginjal pada Gagal Ginjal Kronik dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan intoleransi aktivitas pada pasien.
- Pasien mungkin mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat gejala dan komplikasi yang timbul.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Manifestasi klinis, faktor risiko, karakteristik definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
- Intoleransi Aktivitas: Manifestasi klinis, faktor risiko, karakteristik definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Kriteria hasil seperti status hidrasi, jumlah intake dan output cairan, tanda-tanda vital.
- Intoleransi Aktivitas: Kriteria hasil seperti tingkat aktivitas, toleransi terhadap aktivitas, dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan: Intervensi seperti monitor intake dan output cairan, manajemen cairan, pemberian cairan parenteral, dan edukasi pasien.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi seperti manajemen aktivitas, dukungan mobilisasi, dan edukasi pasien dan keluarga. -
Article No. 11773 | 02 Feb 2025
Klinis : pasien dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik datang dengan keluhan buang air kecil hanya 1 kali sehari dengan volume hanya 10 cc per hari, pasien mengatakan sering merasa haus, pasien minum air lebih dari 1500 cc per hari, ureum 60 mg/dl, creatinin 6,21 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan gagal ginjal kronik yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah Kelebihan Volume Cairan. Pasien mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus sehingga terjadi retensi cairan dan zat sisa metabolisme, yang ditandai dengan frekuensi berkemih yang rendah (hanya 1 kali per hari), volume urin yang sedikit (10 cc/hari), rasa haus yang sering, serta asupan cairan yang berlebih (>1500 cc/hari). Kondisi ini juga tercermin dari hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan nilai ureum dan kreatinin.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan frekuensi berkemih yang meningkat (minimal 4-6 kali per hari), volume urin yang lebih banyak (minimal 500-800 cc/hari), dan penurunan rasa haus.
2. Fungsi Ginjal Membaik: Pasien menunjukkan perbaikan fungsi ginjal, ditandai dengan penurunan kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Cairan:
a. Monitor asupan dan pengeluaran cairan secara ketat.
b. Batasi asupan cairan sesuai dengan perhitungan kebutuhan cairan pasien.
c. Ajarkan pasien mengenai pentingnya membatasi asupan cairan dan memantau output urin.
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam menentukan terapi diuretik atau dialisis jika diperlukan.
2. Manajemen Nutrisi:
a. Kaji status nutrisi pasien, termasuk asupan protein, kalium, dan fosfor.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Ajarkan pasien mengenai diet yang tepat untuk mencegah komplikasi gagal ginjal.
3. Edukasi Kesehatan:
a. Berikan edukasi mengenai penyakit gagal ginjal kronik dan pentingnya pengobatan.
b. Ajarkan pasien tentang gejala-gejala komplikasi yang perlu dilaporkan.
c. Dorong pasien untuk aktif berpartisipasi dalam perawatan diri.
4. Manajemen Rasa Haus:
a. Identifikasi penyebab rasa haus dan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganannya.
b. Ajarkan pasien teknik manajemen rasa haus, seperti mengunyah permen karet atau mengonsumsi es batu.
c. Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk tetap mempertahankan pembatasan cairan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu terpeliharanya keseimbangan cairan dan membaikknya fungsi ginjal. Peran perawat sangat penting dalam memantau dan mengelola kondisi pasien serta memberikan edukasi yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 11774 | 02 Feb 2025
Klinis : bingung memilih kontrasepsi ingin menunda kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "bingung memilih kontrasepsi, ingin menunda kehamilan" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpastian Pemilihan Kontrasepsi
Definisi: Keadaan di mana individu merasa tidak yakin dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai.
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Karakteristik Definisi: Individu mengungkapkan kebimbangan dalam memilih metode kontrasepsi, menanyakan informasi tentang berbagai metode kontrasepsi, mengungkapkan kekhawatiran tentang efek samping kontrasepsi.
- Faktor Berhubungan: Kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi, kurangnya dukungan dalam pemilihan kontrasepsi, pengalaman negatif dengan metode kontrasepsi sebelumnya.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Individu mampu memilih metode kontrasepsi yang sesuai, individu merasa yakin dengan pilihannya, individu dapat menggunakan kontrasepsi dengan benar.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Asesmen kebutuhan informasi kontrasepsi, edukasi tentang metode kontrasepsi, fasilitasi diskusi tentang pilihan kontrasepsi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk konsultasi kontrasepsi.
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang Diagnosa Keperawatan, Luaran Keperawatan, dan Intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI, diharapkan saya dapat membantu Anda dalam mengatasi kebingungan memilih kontrasepsi dan menunda kehamilan. -
Article No. 11775 | 02 Feb 2025
Klinis : penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan kesadaran.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Serebral Terkait Penurunan Kesadaran
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan kemampuan untuk merespon secara adekuat terhadap stimulus internal maupun eksternal yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kesadaran meningkat
2. Tekanan intrakranial menurun
3. Tanda-tanda vital stabil
4. Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan kesadaran
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen airway, breathing, dan circulation (ABC)
3. Manajemen obat-obatan untuk menurunkan tekanan intrakranial
4. Pencegahan komplikasi akibat penurunan kesadaran (seperti dekubitus, infeksi, dll.)
5. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemeriksaan diagnostik dan pengobatan penyebab penurunan kesadaran.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lain untuk melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dalam menangani pasien dengan penurunan kesadaran, guna mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 11709 | 01 Feb 2025
Klinis : hepers zoozter
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "hepers zoozter".
1. Kode ICD-10:
- Kode: B02.2
- Deskripsi: Herpes zoster dengan komplikasi lainnya
Herpes zoster, atau lebih dikenal sebagai "shingles", adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam kulit dan rasa sakit di sepanjang satu atau lebih saraf, biasanya hanya pada satu sisi tubuh. Kode ICD-10 B02.2 menunjukkan adanya komplikasi lainnya yang terkait dengan herpes zoster, seperti neuralgia pasca-herpetik atau keterlibatan organ lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk "hepers zoozter".
- Deskripsi: Perawatan untuk herpes zoster biasanya terdiri dari pengobatan simptomatik, seperti pemberian obat antivirus, analgesik, dan terapi topikal untuk mengatasi ruam kulit. Tidak ada prosedur medis khusus yang terkait dengan kondisi ini, kecuali jika terjadi komplikasi yang membutuhkan intervensi medis lebih lanjut.
Dalam mencatat dan mendokumentasikan kasus ini, diagnosis utama akan tercatat sebagai "Herpes zoster dengan komplikasi lainnya" dengan kode ICD-10 B02.2. Selanjutnya, riwayat perawatan dan tindakan medis yang diberikan akan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang dilakukan. -
Article No. 11710 | 01 Feb 2025
Klinis : saudari A berusia 17 tahun masuk rs dengan keluhan mual, dan muntah. Pada saat pengkajian pasien mengeluh pusing cekot" , tidak nafsu makan, makanan yang dimakan hanya 3 sendok. pemerisaan ttv tekanan darah= 90/60 mmhg, suhu = 39 derajat celcius, respirasi rate= 18x/menit, nadi=90x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa saudari A mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Mual (Nausea)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang ditandai oleh dorongan untuk muntah.
Faktor yang berhubungan: Penyakit, pengobatan, infeksi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Nutrional Defisit)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Anoreksia, penurunan nafsu makan.
3. Hipertermia (Hyperthermia)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Faktor yang berhubungan: Infeksi.
4. Pusing (Dizziness)
Definisi: Perasaan tidak stabil, ringan, atau kehilangan keseimbangan.
Faktor yang berhubungan: Perubahan tekanan darah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi keperawatan yang berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan dan menjaga standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11711 | 01 Feb 2025
Klinis : Pengkajian Pola Kesehatan: Pola Tidur: Tidur lebih pendek, terganggu oleh kesulitan bernapas. Pola Nutrisi: Makan lebih sedikit, merasa kurang nafsu makan, mungkin terkait dengan kelelahan dan kesulitan bernapas. Kebiasaan Merokok: Pak Tono merokok selama 30 tahun, kebiasaan ini berisiko besar terhadap kesehatan paru-paru dan berkontribusi terhadap PPOK. Perilaku Lingkungan: Memelihara kucing di rumah yang dapat memperburuk gejala alergi dan penyakit saluran pernapasan, namun istri Pak Tono tidak berniat untuk menghentikan kebiasaan ini.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Pak Tono yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kesulitan bernapas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan
3. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan berhubungan dengan paparan asap rokok dan hewan peliharaan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kesulitan bernapas
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pemulihan Tidur
- SIKI: Manajemen Kesulitan Tidur
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Peningkatan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Anoreksia
3. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan berhubungan dengan paparan asap rokok dan hewan peliharaan
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pengendalian Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia merupakan acuan yang komprehensif bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berkualitas. Melalui penggunaan standar ini, perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 11712 | 01 Feb 2025
Klinis : Pasien dengan ICH post operasi trepanasi, GCS 4-x-6 , terpasang tracheotomy, skembanyak kental kuning, Tekanan darah 140/90 suhu 37 nadi 92,rr 20
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan Intracranial Hemorrhage (ICH) post operasi trepanasi.
- Penjelasan: Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan skor GCS 4-x-6, menunjukkan adanya gangguan fungsi otak akibat perdarahan intrakranial yang terjadi setelah prosedur operasi trepanasi.
2. Bersihan Jalan Napas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas sekunder akibat Intracranial Hemorrhage (ICH).
- Penjelasan: Pasien memerlukan bantuan ventilasi melalui trakeosteomi (tracheotomy) karena adanya gangguan aliran udara dan ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif akibat perdarahan otak.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial.
- Penjelasan: Pasien mengalami perdarahan intrakranial yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, sehingga mengganggu perfusi darah ke otak yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan serebral.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan Prosedur Terapeutik (trakeosteomi) dan Kondisi Imunokompromais.
- Penjelasan: Pasien memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi akibat tindakan trakeosteomi yang dilakukan serta kondisi imunokompromais yang dapat terjadi akibat perdarahan otak.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat di atas telah memenuhi kriteria untuk kondisi pasien dengan ICH post operasi trepanasi, GCS 4-x-6, terpasang trakeostomi, sputum kental kuning, tekanan darah 140/90, suhu 37, nadi 92, dan laju napas 20. Pendekatan tone akademis dan persona pakar/perawat juga telah diterapkan.