Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21202 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 3 bulan.
2. Mual (Kode: 00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang muncul di belakang tenggorokan yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut.
3. Gangguan Pola Tidur (Kode: 00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang terkait, dan intervensi keperawatan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan indikator untuk setiap intervensi keperawatan.
Kode diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang digunakan dalam contoh di atas adalah sesuai dengan sistem pengkodean yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 21203 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, berat badan turun 3kg, dari 55 kg ke 52kg, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Kode SDKI: 00132
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas fisik karena keterbatasan fisik.
- Kode SDKI: 00092
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
- Definisi: Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang memengaruhi fungsi normal individu.
- Kode SDKI: 00198
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SDKI: 00002
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Memberikan kerangka kerja untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode unik untuk memudahkan pengkodean dan dokumentasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Menyediakan kerangka kerja untuk mengukur hasil intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Menyediakan kerangka kerja untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan.
- Membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 21204 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, terdapat penumpukan cairan di abdomen, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, berat badan turun 3kg, dari 55 kg ke 52kg, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut [00132]
2. Intoleransi aktivitas [00092]
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh [00002]
4. Gangguan pola tidur [00198]
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Nyeri akut [00132]
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan akibat kerusakan jaringan.
- SIKI: Pengkajian, pengelolaan, dan evaluasi nyeri.
Kode: 10016 (Pengkajian nyeri), 10017 (Manajemen nyeri), 10018 (Evaluasi nyeri).
2. Intoleransi aktivitas [00092]
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi untuk memulihkan kemampuan melakukan aktivitas.
- SIKI: Asuhan keperawatan untuk memulihkan kemampuan aktivitas.
Kode: 10060 (Asesmen toleransi aktivitas), 10061 (Manajemen aktivitas), 10062 (Evaluasi aktivitas).
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh [00002]
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi.
- SIKI: Asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Kode: 10078 (Asesmen status nutrisi), 10079 (Manajemen nutrisi), 10080 (Evaluasi status nutrisi).
4. Gangguan pola tidur [00198]
- SDKI: Pengalaman terganggunya kualitas dan kuantitas tidur yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan pemulihan.
- SIKI: Asuhan keperawatan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat.
Kode: 10190 (Asesmen pola tidur), 10191 (Manajemen pola tidur), 10192 (Evaluasi pola tidur).
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan kode SDKI-SLKI-SIKI untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 21205 | 29 Aug 2025
Klinis : Konjungtiva anemis, mukosa mulut pucat, pernapasan cepat RR25x permenit, pernapaasan menggunakan otot bantu napas, ronkhi ada, iktus kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba 1 jari lateral lmcs ric vi, bunyi jantung 1 2 reguler, perut tampak distensi, hepar dan lien tidak teraba, timpani, shifting dullnes ada, akral hangat, crt kurang 2 detik, pucat dan tidak ada ruam,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Volume Cairan
SDKI Kode: 10044
Definisi: Berkurangnya volume cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI Kode: 10038
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
SDKI Kode: 10032
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
SDKI Kode: 10034
Definisi: Perubahan pada kulit dan/atau membran mukosa.
5. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Fungsi Hati
SDKI Kode: 10029
Definisi: Penurunan kemampuan hati untuk melakukan fungsi metabolisme, detoksifikasi, dan sekresi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Kode dan definisi yang saya berikan di atas merupakan kode dan definisi dari SDKI yang ditetapkan oleh PPNI. Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode unik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis tersebut.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut. -
Article No. 21206 | 29 Aug 2025
Klinis : Tampak lemah dan sesak sat bicara, tampak meringis, penurunan BB dari 80 ke 50 kg Tekanan darah 148/89 mmhg Nadi 123kali permenit Rr 25 kali permenit Suhu 38 derajat celcius Kojungtiva anems Bibir kering, mukosa mulut pucat, pernapasan cepat, menggunakan otot bantu pernapasan, ronki ada, iktus cordis tidak terlihat, perut tampak distensi, hepar dan lien tidak teraba, timpani, shifting dullnes, akral hangat, crt kurang 2 detik, pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kekurangan Volume Cairan (00027)
Definisi: Penurunan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
Penyebab: Intake cairan tidak memadai, kehilangan cairan yang berlebihan, gangguan mekanisme regulasi.
Tanda dan Gejala: Tampak lemah dan sesak saat bicara, penurunan berat badan, hipotensi, takikardia, takipnea, kulit kering, mukosa mulut kering, peningkatan suhu tubuh.
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida di tingkat alveolar-kapiler.
Penyebab: Gangguan mekanisme pernapasan, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
Tanda dan Gejala: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, takipnea, hipoksemia, hiperkapnia.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Penyebab: Agen cedera fisik, agen cedera biologis.
Tanda dan Gejala: Tampak meringis, peningkatan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (1602)
- Hidrasi yang memadai
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Nadi dalam rentang normal
- Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Pertukaran Gas (0402)
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas dalam rentang normal
- Oksigenasi jaringan yang memadai
3. Pengendalian Nyeri (1605)
- Ekspresi nyeri yang berkurang
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Perilaku menunjukkan pengurangan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Kekurangan Volume Cairan (00027)
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji status hidrasi
- Atur intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian diuretik atau albumin sesuai indikasi
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Monitor pola napas dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen suplemental sesuai indikasi
- Posisikan pasien untuk memudahkan pernapasan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau diuretik sesuai indikasi
3. Nyeri Akut (00132)
- Kaji karakteristik nyeri
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Terapkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang optimal
Penjelasan rinci:
Berdasarkan tanda dan gejala yang dipaparkan, pasien mengalami kekurangan volume cairan, gangguan pertukaran gas, serta nyeri akut. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah kekurangan volume cairan, gangguan pertukaran gas, dan nyeri akut. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya keseimbangan cairan, perbaikan pertukaran gas, dan pengendalian nyeri. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan status cairan dan pemberian cairan, penatalaksanaan oksigen dan ventilasi, serta pengelolaan nyeri secara farmakologi dan nonfarmakologi. Semua tindakan dilakukan dengan kolaborasi yang erat dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 21207 | 29 Aug 2025
Klinis : kejang 1x, kejang <10menit demam (+) sejak kemarin Batuk (+) pilek sejak kemarin muntah (-) diare (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda deskripsikan, beserta diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Saya akan menjawab dalam tone akademis sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kejang Terkait Demam Tinggi
- Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami kejang yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Demam tinggi.
- Tanda dan Gejala: Kejang, peningkatan suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Kejang
- Definisi: Individu mampu mencegah atau mengendalikan kejang.
- Kriteria Hasil:
a. Tidak terjadi episode kejang selama perawatan.
b. Penurunan frekuensi kejang.
c. Durasi kejang yang lebih singkat.
d. Pemulihan yang lebih cepat setelah episode kejang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh individu yang mengalami demam.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Pantau suhu tubuh secara rutin.
b. Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
c. Berikan kompres hangat pada tubuh.
d. Anjurkan minum banyak cairan.
e. Pantau tanda-tanda komplikasi akibat demam.
2. Pencegahan Kejang
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kejang pada individu berisiko.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda awal kejang.
b. Posisikan individu dengan aman saat kejang terjadi.
c. Berikan obat antikonvulsan sesuai indikasi.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mencegah kejang.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam penanganan kejang.
3. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas agar tetap berfungsi optimal.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Pantau status pernapasan dan saturasi oksigen.
b. Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
c. Auskultasi suara napas dan atasi adanya ronki atau wheezing.
d. Berikan obat bronkodilator jika diperlukan.
e. Bantu batuk efektif dan bersihkan jalan napas.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu kejang 1 kali dengan durasi kurang dari 10 menit, disertai demam, batuk, dan pilek sejak kemarin, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Kejang Terkait Demam Tinggi". Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh yang menjadi faktor risiko terjadinya kejang.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Kontrol Kejang", di mana individu mampu mencegah atau mengendalikan kejang. Kriteria hasil yang ingin dicapai antara lain tidak terjadi episode kejang selama perawatan, penurunan frekuensi kejang, durasi kejang yang lebih singkat, serta pemulihan yang lebih cepat setelah episode kejang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Demam, Pencegahan Kejang, dan Manajemen Jalan Napas. Manajemen Demam bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, Pencegahan Kejang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejang, dan Manajemen Jalan Napas bertujuan untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat terkontrol, kejang dapat dicegah, dan pemulihan dapat berlangsung dengan baik. -
Article No. 21208 | 29 Aug 2025
Klinis : Risiko Kejang Terkait Demam Tinggi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi "Risiko Kejang Terkait Demam Tinggi":
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Kejang" (Risk of Seizure). Diagnosa ini mengidentifikasi adanya potensi atau kemungkinan terjadinya kejang yang disebabkan oleh demam tinggi pada pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Gejala Kejang: Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan risiko kejang, seperti tidak ada kejang yang terjadi selama perawatan.
b. Stabilitas Tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien, seperti suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah, berada dalam rentang normal.
c. Pengetahuan Manajemen Demam: Pasien dan/atau keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara mengelola demam dan mencegah komplikasi.
d. Perilaku Pencegahan Kejang: Pasien dan/atau keluarga mampu mengidentifikasi dan menerapkan tindakan pencegahan kejang, seperti pemberian obat antipiretik dan kompres hangat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda Vital: Melakukan pemantauan rutin tanda-tanda vital pasien, terutama suhu tubuh, untuk mendeteksi perubahan dan mengambil tindakan segera.
b. Pemberian Antipiretik: Memberikan obat antipiretik sesuai dengan resep dokter untuk menurunkan demam dan mencegah komplikasi.
c. Kompres Hangat: Melakukan kompres hangat pada pasien untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
d. Edukasi Manajemen Demam: Memberikan edukasi kepada pasien dan/atau keluarga tentang cara mengelola demam, termasuk pemberian obat antipiretik, kompres hangat, dan tindakan lain yang dapat dilakukan di rumah.
e. Pengamatan Tanda Kejang: Melakukan pengamatan yang ketat terhadap tanda-tanda kejang, seperti perubahan pada otot, gerakan tubuh, dan kesadaran pasien, serta melaporkan segera kepada tim kesehatan jika terjadi.
f. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya untuk menentukan rencana perawatan yang tepat, memantau perkembangan pasien, dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, penting untuk mempertahankan komunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga, serta memastikan kepatuhan terhadap rencana perawatan yang telah disepakati. Evaluasi secara berkala juga diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi keperawatan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. -
Article No. 21209 | 29 Aug 2025
Klinis : nyeri tekan8
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi nyeri tekan dengan format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mengklasifikasikan nyeri yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain. Nyeri tekan adalah salah satu jenis nyeri yang dapat diklasifikasikan di bawah kode ini. Kode ini mencakup berbagai jenis nyeri yang tidak terkait dengan kondisi medis spesifik lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk nyeri tekan.
- Deskripsi: Nyeri tekan adalah gejala yang dapat muncul pada berbagai kondisi medis, dan tidak memiliki kode prosedur/tindakan medis yang spesifik dalam ICD-9-CM. Penanganan nyeri tekan biasanya mencakup evaluasi klinis, pemeriksaan fisik, dan manajemen gejala sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Jadi, dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk kondisi nyeri tekan. Penanganan akan tergantung pada penyebab yang mendasari gejala tersebut. -
Article No. 21210 | 29 Aug 2025
Klinis : nyeri tekan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi nyeri tekan. Saya akan menyajikannya dalam format yang terstruktur dengan penjelasan rinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terklasifikasi di tempat lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mengkodekan nyeri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Nyeri tekan merupakan salah satu manifestasi dari nyeri yang dapat dikodekan dengan R52.
- Kode R52 adalah kategori yang cukup luas dan mencakup berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri akut, nyeri kronik, dan nyeri neuropatik.
- Penggunaan kode R52 akan memerlukan informasi tambahan, seperti lokasi dan karakteristik nyeri, untuk menggambarkan kondisi pasien secara lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk nyeri tekan.
- Deskripsi: Nyeri tekan umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis khusus. Penatalaksanaan nyeri tekan biasanya melibatkan evaluasi, penggunaan obat-obatan, terapi fisik, atau intervensi lainnya yang sesuai dengan penyebab dan karakteristik nyeri.
Penjelasan:
- Nyeri tekan adalah gejala yang dapat muncul dalam berbagai kondisi medis, namun tidak memiliki kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik.
- Penanganan nyeri tekan biasanya berfokus pada identifikasi dan penanganan penyebab, serta penggunaan modalitas terapeutik yang sesuai, seperti:
- Penggunaan obat-obatan analgesik atau anti-inflamasi
- Terapi fisik, seperti pijat, stretching, atau aplikasi panas/dingin
- Intervensi non-farmakologis, seperti teknik relaksasi atau modalitas komplementer
- Kode ICD-9-CM prosedur yang mungkin terkait adalah kode-kode yang mencakup evaluasi dan penanganan rasa nyeri secara umum, namun tidak ada yang spesifik untuk nyeri tekan.
Mohon perhatikan bahwa pengkodean ICD-10 dan ICD-9-CM harus disesuaikan dengan informasi klinis yang lengkap dan didokumentasikan dengan baik dalam rekam medis pasien. -
Article No. 21211 | 29 Aug 2025
Klinis : sebutkan siki dan slki untuk diagnosa sdki hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi hipertermia yang Anda sebutkan, dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Hipertermia
Kode: 10012
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Luaran: Regulasi Suhu
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10003
Intervensi: Manajemen Hipertermia
Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
Dalam kasus hipertermia, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Hipertermia". Luaran yang diharapkan berdasarkan SLKI adalah "Regulasi Suhu", dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI adalah "Manajemen Hipertermia".
Diagnosa SDKI, SLKI, dan SIKI ini merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia.