Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11803 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan ambien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan ambien.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan ambien adalah "Gangguan Pola Tidur". Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau disfungsi. Pada pasien dengan keluhan ambien, individu mengalami kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur yang adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Tidur Membaik
- Pasien dapat memulai tidur dengan lebih cepat.
- Pasien dapat mempertahankan tidur yang adekuat.
- Pasien dapat merasakan tidur yang lebih berkualitas.
2. Tingkat Kelelahan Menurun
- Pasien merasakan penurunan tingkat kelelahan di siang hari.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
- Pasien dapat fokus dan berkonsentrasi dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Lingkungan Tidur
- Mengatur pencahayaan, suhu, dan kebisingan di kamar tidur.
- Memastikan tempat tidur yang nyaman dan mendukung tidur.
- Mengidentifikasi dan meminimalkan faktor-faktor yang dapat mengganggu tidur.
2. Terapi Relaksasi
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti deep breathing, progressive muscle relaxation, atau guided imagery.
- Memfasilitasi pasien untuk melakukan teknik relaksasi secara rutin sebelum tidur.
- Mengevaluasi efektivitas teknik relaksasi dalam membantu pasien memulai dan mempertahankan tidur.
3. Edukasi Higiene Tidur
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pola tidur yang sehat, termasuk jadwal tidur yang konsisten dan aktivitas sebelum tidur.
- Mengidentifikasi dan mengeliminasi kebiasaan buruk yang dapat mengganggu tidur.
- Menyediakan informasi tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas tidur.
4. Manajemen Kecemasan dan Stres
- Mengidentifikasi dan mengatasi sumber kecemasan atau stres yang dapat menyebabkan kesulitan tidur.
- Mengajarkan teknik manajemen stres, seperti meditasi, yoga, atau konseling.
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi kecemasan dan stres yang memengaruhi tidur.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan keluhan ambien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu perbaikan pola tidur dan penurunan tingkat kelelahan. -
Article No. 11804 | 03 Feb 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada jaringan, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, durasi yang terbatas, dan intensitas yang dapat diprediksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri pada skala 0-10 sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pasien akan mendemonstrasikan penggunaan strategi koping yang efektif untuk mengatasi nyeri.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam aktivitas sehari-hari tanpa disertai nyeri.
4. Pasien akan melaporkan rasa nyaman dan tidur yang memadai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, intensitas, dan faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
2. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter dan pantau efektivitas serta efek sampingnya.
3. Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi panas/dingin.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, ahli gizi, psikolog) untuk intervensi yang komprehensif.
5. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat memperberat nyeri, seperti kecemasan, depresi, atau masalah tidur.
6. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk membantu mengatasi pengalaman nyeri.
7. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri yang efektif untuk diterapkan di rumah.
8. Pantau secara berkala respon pasien terhadap intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk menangani kondisi nyeri pada pasien. -
Article No. 11805 | 03 Feb 2025
Klinis : Seorang perempuan, 40 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis Anemia aplastik. Pasien mengeluh lemah. Hasil pengkajian : perabaan kulit hangat dan kemerahan, terdapat ekimosis (perdarahan bawah kulit) pada lengan. Tanda vital TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi napas 20 x/mnt, suhu 38,9 oC, Hb 7,8 g%, Leukosit 12.500 /mm3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat, dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Faktor Pembekuan Darah
Penjelasan Singkat:
Anemia aplastik adalah kondisi di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah secara memadai, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko perdarahan akibat penurunan faktor pembekuan darah. Tanda-tanda yang terlihat pada pasien seperti ekimosis (perdarahan bawah kulit) dan peningkatan suhu tubuh dapat menjadi indikasi adanya risiko perdarahan.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Risiko Perdarahan
SLKI: Pemantauan Perdarahan
SIKI: Perawatan Perdarahan
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
Penjelasan Singkat:
Anemia aplastik dapat menyebabkan hipertermia atau peningkatan suhu tubuh. Hal ini dapat terjadi karena adanya proses penyakit yang mendasarinya, seperti infeksi atau respons inflamasi. Tanda-tanda yang terlihat pada pasien seperti suhu tubuh yang meningkat dapat menjadi indikasi adanya hipertermia.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Hipertermia
SLKI: Pengendalian Suhu Tubuh
SIKI: Manajemen Hipertermia
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Penurunan Kadar Hemoglobin
Penjelasan Singkat:
Anemia aplastik dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, yang berperan penting dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Dengan kadar hemoglobin yang rendah, pasien dapat mengalami intoleransi aktivitas atau ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, seperti yang dikeluhkan oleh pasien.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
SIKI: Perawatan Intoleransi Aktivitas
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas berdasarkan informasi yang diberikan. Evaluasi dan penentuan diagnosa keperawatan yang tepat harus dilakukan melalui pengkajian keperawatan yang komprehensif oleh perawat yang merawat pasien. -
Article No. 11806 | 03 Feb 2025
Klinis : Seorang perempuan, 40 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis Anemia aplastik. Pasien mengeluh lemah. Hasil pengkajian : perabaan kulit hangat dan kemerahan, terdapat ekimosis (perdarahan bawah kulit) pada lengan. Tanda vital TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi napas 20 x/mnt, suhu 38,9 oC, Hb 7,8 g%, Leukosit 12.500 /mm3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia sekunder akibat Anemia aplastik, sebagaimana ditunjukkan dengan adanya ekimosis pada lengan.
2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi sekunder akibat penurunan daya tahan tubuh pada Anemia aplastik, ditandai dengan suhu 38,9°C.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemia, sebagaimana ditunjukkan dengan keluhan pasien yang merasa lemah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan:
- Pasien tidak mengalami perdarahan selama masa perawatan.
- Tanda-tanda perdarahan (ekimosis, petekie) berkurang.
- Nilai trombosit dalam batas normal.
2. Hipertermia:
- Suhu tubuh pasien dalam batas normal (36,5-37,5°C).
- Tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, menggigil) tidak ada.
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan demam.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan penurunan keluhan kelelahan.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Perdarahan:
- Pantau tanda-tanda perdarahan (ekimosis, petekie, perdarahan gusi, dll).
- Berikan perawatan kulit dan mukosa untuk mencegah trauma.
- Kolaborasi pemberian komponen darah (trombosit, packed red cell) sesuai indikasi.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenali tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang diperlukan.
2. Hipertermia:
- Pantau suhu tubuh pasien secara teratur.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan untuk menurunkan suhu.
- Berikan antipiretik sesuai indikasi dan kolaborasi dengan tim medis.
- Identifikasi dan atasi penyebab infeksi, kolaborasi pemberian antibiotik jika diperlukan.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat kelelahan dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan latihan fisik ringan dan bertahap sesuai toleransi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi dalam beraktivitas.
- Kolaborasi pemberian suplemen nutrisi dan transfusi darah sesuai indikasi.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas didasarkan pada kondisi klinis pasien, tanda-tanda dan gejala yang muncul, serta prinsip-prinsip praktik keperawatan yang berpusat pada pasien. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan Anemia aplastik. -
Article No. 11807 | 03 Feb 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan uretritis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi uretritis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N34.1
- Deskripsi: Uretritis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Prosedur operatif lain pada uretra
Penjelasan:
Uretritis merupakan kondisi peradangan pada uretra, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau iritan lainnya. Kode ICD-10 N34.1 digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi uretritis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini mencakup uretritis akut, kronis, dan nonspesifik.
Dalam hal penanganan medis, kode ICD-9-CM 59.8 dapat digunakan untuk prosedur operatif lain pada uretra, seperti pembedahan untuk memperbaiki kelainan struktural atau meningkatkan aliran urin.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan kode ICD yang tepat sangat penting dalam pencatatan rekam medis dan penagihan yang akurat. Selain itu, diagnosis dan penanganan medis harus dilakukan berdasarkan evaluasi komprehensif oleh tenaga kesehatan yang kompeten. -
Article No. 11808 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mual muntah dan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan mual muntah dan sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mual muntah dan sakit kepala adalah:
1. Mual (SDKI 2021) - Sensasi tidak nyaman di dalam perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Nyeri kepala (SDKI 2021) - Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Mual Teratasi:
a. Frekuensi mual berkurang
b. Keparahan mual berkurang
c. Kendali terhadap mual meningkat
d. Kemampuan mengatasi mual meningkat
2. Nyeri Kepala Teratasi:
a. Intensitas nyeri kepala berkurang
b. Durasi nyeri kepala berkurang
c. Frekuensi nyeri kepala berkurang
d. Kemampuan mengatasi nyeri kepala meningkat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Mual:
a. Manajemen Mual
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik jika perlu
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang dapat memperparah mual
b. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi perubahan yang terkait dengan mual
2. Intervensi untuk Nyeri Kepala:
a. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor penyebab nyeri kepala
- Berikan analgesik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri kepala
- Anjurkan penggunaan kompres hangat/dingin pada kepala
b. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi perubahan yang terkait dengan nyeri kepala
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi keluhan mual muntah dan sakit kepala secara efektif. Pemantauan dan evaluasi yang teratur juga penting untuk menilai keefektifan intervensi yang diberikan. -
Article No. 11809 | 03 Feb 2025
Klinis : GCS E3M2Vett, Terpasang ETT no. 7 BB: 22 Pernafasan dengan ventilator VAC/10/15/480/100%, akral dingin, extremitas cianosis, sklera mata ikterik, TD: 117/80 mmhg, HR: 77x/mnt, Rr: 15x/mnt, sp02: tidak muncul, slem ada purulen, dipasang NGT no 16 produksi CMS warna kecoklatan, dipasang DC no 16 produksi urin minimal, drip pantoprazole 8 mg/jam, drip furosemid 3 mg/jam, drip fentanyl 30 mcq/jam, drip dopamin 3 mcq/kgbb/mnt, ivfd bifluid 1000 ml/24jam, Nacl 0,9% 1000 ml/24jam, ccpot 3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI)
- Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak yang dapat menyebabkan kerusakan metabolisme serebral.
- Karakteristik Mayor: Penurunan kesadaran (GCS E3M2Vett), akral dingin, ekstremitas sianosis.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Karakteristik Mayor: Terpasang ventilator dengan parameter VAC/10/15/480/100%, Rr: 15x/mnt, SpO2 tidak muncul.
3. Perfusi Jaringan Terganggu (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- Karakteristik Mayor: Akral dingin, ekstremitas sianosis, sklera ikterik, TD: 117/80 mmHg, HR: 77x/mnt.
4. Risiko Infeksi (SDKI)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Mayor: Terpasang ETT no. 7, NGT no. 16 dengan produksi purulen, DC no. 16 dengan produksi urin minimal.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi definisi dan karakteristik Diagnosis Keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
- Organisasi profesi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan penetapan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11810 | 03 Feb 2025
Klinis : lemes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu "lemes", maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Kelelahan (Fatigue)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah sekumpulan diagnosis keperawatan yang dikembangkan dan disepakati oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai standar dalam praktik keperawatan di Indonesia. SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah sekumpulan luaran keperawatan yang dikembangkan dan disepakati oleh PPNI sebagai standar dalam praktik keperawatan di Indonesia. SLKI membantu perawat dalam menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah sekumpulan intervensi keperawatan yang dikembangkan dan disepakati oleh PPNI sebagai standar dalam praktik keperawatan di Indonesia. SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kondisi "lemes" dengan tone "akademis" dan persona "pakar, nurse", perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 11811 | 03 Feb 2025
Klinis : Tensintinggi, badan lemas, kaki kebas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu tekanan darah tinggi, badan lemas, dan rasa kebas pada kaki, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Hipertensi Akut
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolik secara tiba-tiba dan memerlukan intervensi segera.
Karakteristik: Tekanan darah tinggi, sakit kepala, badan lemas, mual, dan kadang-kadang terjadi kebas pada ekstremitas.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Pengendalian Tekanan Darah
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
Kriteria hasil:
- Tekanan darah sistolik dan diastolik menurun ke dalam rentang normal.
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi hipertensi.
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah.
b. Peningkatan Mobilitas
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas dengan baik.
- Pasien tidak lagi merasakan kebas pada ekstremitas.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Pemantauan Tanda Vital
Definisi: Pengumpulan dan analisis data tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh secara berkala.
Aktivitas:
- Mengukur tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh secara rutin.
- Mencatat dan menganalisis tren perubahan tanda vital.
- Melaporkan perubahan tanda vital yang signifikan kepada tenaga kesehatan.
b. Manajemen Hipertensi
Definisi: Pemberian intervensi untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah.
- Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat untuk mengendalikan hipertensi.
- Membantu pasien mematuhi regimen pengobatan antihipertensi.
- Mengobservasi efek samping obat dan melaporkan kepada tenaga kesehatan.
c. Peningkatan Mobilitas
Definisi: Intervensi untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan bergerak secara bebas dan mandiri.
Aktivitas:
- Membantu pasien melakukan latihan mobilisasi yang aman dan bertahap.
- Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat mobilitas.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya mobilitas dan aktivitas fisik.
- Memantau perubahan kemampuan mobilitas pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kendali tekanan darah yang optimal serta peningkatan mobilitas dan kenyamanan dalam beraktivitas. -
Article No. 11812 | 03 Feb 2025
Klinis : Tensintinggi, badan lemas, kaki kebas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah ke tingkat mikrovaskuler untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
Penjelasan:
- Pasien mengalami kaki yang terasa kebas, yang dapat menunjukkan gangguan perfusi perifer.
- Tekanan darah tinggi dan badan yang terasa lemas juga dapat menjadi tanda-tanda adanya permasalahan pada perfusi jaringan.
2. Risiko Perubahan Keseimbangan Cairan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan:
- Tekanan darah tinggi dan badan yang terasa lemas dapat menjadi indikasi adanya perubahan keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Perubahan keseimbangan cairan dapat berdampak pada fungsi organ-organ vital.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Risiko Perubahan Keseimbangan Cairan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi Jaringan: Perifer
- Keseimbangan Cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Perfusi Jaringan
- Manajemen Keseimbangan Cairan