Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11782 | 03 Feb 2025
Klinis : nyeri kepala , mual , diare 5x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri kepala, mual, diare 5x, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
2. Mual berhubungan dengan proses penyakit
3. Diare berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Mual: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Diare: Pengeluaran feses yang encer atau cair secara terus-menerus.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri dapat dikendalikan atau diatasi.
2. Mual Terkendali: Pasien melaporkan tidak ada lagi rasa mual.
3. Pola Defekasi Kembali Normal: Pasien menunjukkan pola defekasi yang normal.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan pemberian intervensi untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
2. Manajemen Mual dan Muntah: Tindakan pemberian intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual dan mencegah terjadinya muntah.
3. Manajemen Diare: Tindakan pemberian intervensi untuk mengurangi atau menghentikan diare dan mencegah dehidrasi. -
Article No. 11783 | 03 Feb 2025
Klinis : mual pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi mual dan pusing.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: - (Tidak ada kode spesifik untuk kondisi ini)
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang terkait dengan mual dan pusing. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah memberikan terapi simptomatik, seperti pemberian antiemetik (obat anti-mual) atau penanganan penyebab dasar (misalnya, penanggulangan dehidrasi, pengobatan infeksi).
Dalam kondisi mual dan pusing, diagnosis yang sesuai adalah R11.2 (Mual dan muntah, tidak terspesifikasi) berdasarkan Klasifikasi Internasional Penyakit-10 (ICD-10). Ini merupakan kode yang mencakup gejala umum yang sering ditemukan dalam berbagai kondisi medis, seperti infeksi, gangguan pencernaan, atau bahkan kondisi neurologis.
Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan mual dan pusing, karena kondisi ini biasanya memerlukan penanganan simptomatik dan pengobatan penyebab dasar. Intervensi yang mungkin dilakukan adalah pemberian antiemetik (obat anti-mual) atau tindakan lain yang ditujukan untuk mengatasi kondisi yang mendasari gejala tersebut.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan penyebab yang mendasari mual dan pusing, sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat. -
Article No. 11784 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga berdengung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu telinga berdengung, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran (00122)
Definisi:
Persepsi sensorik terganggu pada rangsangan pendengaran yang diterima dan diinterpretasikan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penyebab:
- Infeksi telinga
- Trauma telinga
- Penyakit telinga
- Efek samping obat
2. Gejala dan tanda mayor:
- Telinga berdengung
- Gangguan pendengaran
- Nyeri telinga
3. Gejala dan tanda minor:
- Vertigo
- Sakit kepala
- Rasa penuh di telinga
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang diharapkan:
- Pasien dapat mengenali penyebab gangguan pendengaran
- Pasien dapat melakukan manajemen diri untuk mengatasi gangguan pendengaran
- Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan telinga yang benar
2. Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas telinga berdengung
- Pasien menunjukkan pemahaman tentang penyebab gangguan pendengaran
- Pasien menunjukkan kemampuan dalam melakukan perawatan telinga
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi keperawatan:
- Pemeriksaan fisik telinga
- Edukasi tentang penyebab dan pencegahan gangguan pendengaran
- Latihan dan pelatihan perawatan telinga
- Manajemen nyeri dan rasa penuh di telinga
2. Aktivitas keperawatan:
- Mengidentifikasi penyebab gangguan pendengaran
- Memberikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan perawatan telinga
- Mengajarkan dan melatih pasien dalam melakukan perawatan telinga
- Memantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi
Diharapkan dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI ini, pasien dapat memahami kondisinya dan dapat diberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi gangguan pendengaran yang dialaminya. -
Article No. 11785 | 03 Feb 2025
Klinis : 2 hari yll telinga kemasukan hewan sudah diambil sebagia tetapi masih tersisa didalam dan sulit dikeluarkan semuanya,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosis dan prosedur medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T16
- Deskripsi: Benda asing di dalam telinga
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.11
- Deskripsi: Ekstraksi benda asing dari telinga.
Penjelasan:
Kode ICD-10 T16 (Benda asing di dalam telinga) menggambarkan kondisi di mana terdapat benda asing yang terperangkap di dalam telinga. Dalam kasus ini, sebagian benda asing telah diambil, tetapi masih tersisa di dalam telinga dan sulit dikeluarkan seluruhnya.
Kode ICD-9-CM 69.11 (Ekstraksi benda asing dari telinga) menggambarkan prosedur medis yang dilakukan untuk mengeluarkan benda asing yang tersisa di dalam telinga. Hal ini memerlukan tindakan lebih lanjut oleh tenaga medis untuk memastikan seluruh benda asing dapat dikeluarkan secara aman dan menghindari komplikasi lebih lanjut.
Penanganan kondisi ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) atau petugas kesehatan yang terampil dalam menangani kasus benda asing di telinga. Prosedur ekstraksi benda asing dari telinga dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti penggunaan alat khusus, irigasi, atau dengan bantuan mikroskop operasi, tergantung pada lokasi dan ukuran benda asing yang tersisa. -
Article No. 11786 | 03 Feb 2025
Klinis : 2 hari yll telinga kemasukan hewan sudah diambil sebagia tetapi masih tersisa didalam dan sulit dikeluarkan semuanya,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi medis pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H61.1
- Deskripsi: Benda asing di telinga luar
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.11
- Deskripsi: Ekstraksi benda asing dari telinga
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H61.1 (Benda asing di telinga luar) sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami masuknya hewan ke dalam telinga dan masih tersisa di dalamnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 69.11 (Ekstraksi benda asing dari telinga) dapat digunakan untuk tindakan medis yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa hewan yang masih tertinggal di dalam telinga pasien. Tindakan ini dilakukan karena sisa hewan tersebut sulit dikeluarkan semuanya.
Catatan: Dalam praktik klinis, pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) akan diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat dan menentukan tindakan medis yang paling sesuai untuk menangani kondisi pasien ini. -
Article No. 11787 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan haid tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Menstruasi
Penjelasan:
Gangguan Pola Menstruasi adalah diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan atau ketidakteraturan siklus menstruasi yang dialami oleh pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti hormonal, stres, penyakit, atau kondisi lainnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, durasi, volume, dan/atau karakteristik darah menstruasi.
- Karakteristik Definisi: Amenore, Oligomenore, Metrorrhagia, Menorrhagia.
- Faktor Berhubungan: Gangguan hormonal, Stress, Penyakit kronis, Usia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola menstruasi yang normal.
- Kriteria Hasil: Frekuensi, durasi, volume, dan karakteristik darah menstruasi kembali normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Pola Menstruasi.
- Tindakan Keperawatan: Asesmen pola menstruasi, Pemberian edukasi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misal: Ginekolog).
Persona: Sebagai perawat, saya akan membantu Anda dalam mengatasi masalah gangguan pola menstruasi yang Anda alami. Saya akan melakukan assessment yang komprehensif, memberikan edukasi yang jelas, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan penanganan yang optimal. Silakan sampaikan keluhan dan pertanyaan Anda, saya akan berusaha memberikan penjelasan yang akademis dan sesuai dengan standar profesi keperawatan. -
Article No. 11788 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan penglihatan berhubungan dengan kelainan refraksi mata (miopia)
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan kemampuan penglihatan yang disebabkan oleh kelainan refraksi mata, seperti miopia (rabun jauh).
- Penyebab: Kelainan anatomis atau fisiologis pada struktur mata yang menyebabkan kelemahan daya akomodasi.
- Gejala: Penglihatan kabur untuk objek jarak jauh, mata lelah, sakit kepala.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, tidak mengalami gangguan penglihatan.
- Indikator: Pasien dapat melihat objek jarak jauh dengan jelas, tidak mengalami gejala gangguan penglihatan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi utama: Pengobatan/korektor refraksi mata (kacamata/lensa kontak), edukasi penglihatan.
- Intervensi pendukung: Terapi relaksasi mata, latihan akomodasi mata.
Dalam konteks akademis dan persona pakar, penjelasan di atas disampaikan dengan nada dan gaya bahasa yang formal dan ilmiah, serta memberikan informasi yang padat dan jelas sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11789 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan rabun jauh, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan penglihatan akut adalah perubahan fungsi penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan penurunan ketajaman, lapang pandang, adaptasi cahaya, dan persepsi warna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien mendemonstrasikan pemahaman tentang gangguan penglihatan yang dialami.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan alat bantu penglihatan.
3. Pasien menunjukkan peningkatan ketajaman penglihatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab gangguan penglihatan.
2. Ajarkan pasien tentang perawatan mata dan penggunaan alat bantu penglihatan.
3. Berikan edukasi tentang modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko cedera akibat gangguan penglihatan.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan medis yang diperlukan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan rabun jauh, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Penglihatan Akut. Saya akan menjelaskan secara singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ini. -
Article No. 11790 | 03 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan rabun jauh, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Refraksi Mata
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan kemampuan visual yang disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi mata.
- Faktor Terkait: Perubahan refraksi mata, penyakit mata, cedera mata, penuaan, defisiensi nutrisi.
- Karakteristik Definitif: Penurunan ketajaman visual, penglihatan kabur, sulit melihat di malam hari, sensitivitas terhadap cahaya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat melaporkan perbaikan penglihatan, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dapat beradaptasi dengan perubahan penglihatan.
- Indikator Luaran: Ketajaman visual membaik, pasien dapat membaca dengan jarak normal, pasien dapat beraktivitas tanpa kesulitan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Penglihatan, Terapi Latihan Penglihatan, Edukasi Gangguan Penglihatan.
- Aktivitas Keperawatan: Asesmen fungsi penglihatan, identifikasi faktor risiko, pemberian obat tetes mata, latihan penglihatan, edukasi tentang penggunaan alat bantu penglihatan, modifikasi lingkungan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien, seperti tone = akademis dan persona = pakar, sehingga pendekatan yang digunakan dapat lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 11791 | 03 Feb 2025
Klinis : saudari A usia 17 tahun masuk rs dengan keluhan mual dan muntah pada saat pengkajian pasien mengeluh pusing cekot" tidak nafsu makan makanan yang dimakan hanya 3 sendok pemeriksaan ttv td = 90/60 mmhg, suhu=39 derajat celcius, rr=18x/menit, nadi=96x/menit buat asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Ida sebagai perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berikut saya sajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah, ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil (TD 90/60 mmHg, suhu 39°C, RR 18x/mnt, nadi 96x/mnt) dan asupan makanan hanya 3 sendok.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit merupakan kondisi saat terdapat ketidakseimbangan antara asupan dan output cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan terpelihara, dengan kriteria hasil seperti tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, dan tidak terjadi dehidrasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Cairan, Manajemen Mual dan Muntah, serta Pemantauan Tanda-Tanda Vital.
Pengkajian:
- Pasien Saudari A usia 17 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mual dan muntah.
- Saat pengkajian, pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan, dan hanya mampu menghabiskan 3 sendok makanan.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan TD 90/60 mmHg, suhu 39°C, RR 18x/mnt, nadi 96x/mnt.
Perencanaan Keperawatan:
1. Kaji tanda-tanda vital secara rutin
2. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan
3. Berikan antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah
4. Anjurkan pasien untuk minum sedikit tapi sering
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
Implementasi Keperawatan:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala
- Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Memberikan antiemetik sesuai instruksi dokter
- Menganjurkan pasien untuk minum sedikit tapi sering
- Berkoordinasi dengan dokter terkait pemberian obat-obatan
Evaluasi Keperawatan:
- Tanda-tanda vital membaik (TD 120/80 mmHg, suhu 37,5°C, RR 16x/mnt, nadi 88x/mnt)
- Keluhan mual dan muntah berkurang
- Asupan makanan meningkat menjadi setengah porsi
- Pasien mulai tampak segar dan membaik
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan sampaikan. Wassalamualaikum.