Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13704 | 11 Mar 2025
Klinis : Demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi demam adalah Hipertermia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia meliputi penurunan suhu tubuh ke dalam batas normal, pemeliharaan hidrasi yang adekuat, serta manajemen gejala yang terkait dengan hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia antara lain pemberian kompres dingin, pemberian cairan intravena, pemberian obat antipiretik, serta pemantauan tanda-tanda vital secara ketat.
Secara akademis, perawat sebagai seorang pakar kesehatan memiliki peran penting dalam mengelola kondisi hipertermia pada pasien, mulai dari identifikasi masalah, perencanaan intervensi, hingga evaluasi hasil tindakan keperawatan. -
Article No. 13705 | 11 Mar 2025
Klinis : Demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
Hipertermia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh gangguan pengaturan suhu tubuh. Diagnosa ini ditetapkan berdasarkan tanda dan gejala seperti suhu tubuh di atas 38°C, kulit terasa panas, dan tubuh menggigil.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai suhu tubuh normal, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengobservasi tanda-tanda vital, memberikan kompres hangat, menjaga intake cairan yang adekuat, dan mengidentifikasi serta mengatasi penyebab hipertermia.
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal untuk mengatasi kondisi hipertermia pada pasien. -
Article No. 13706 | 11 Mar 2025
Klinis : badan lemes sekitar 1 mgg, mual (+), muntah (+), demam (-) sesak (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu badan lemas sekitar 1 minggu, mual, muntah, tanpa demam dan sesak napas, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keadaan dimana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Definisi:
Keadaan dimana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berat Badan
- Status Nutrisi
- Intake Nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi
- Pemantauan Nutrisi
- Peningkatan Intake Nutrisi
Penjelasan:
Kondisi mual dan muntah yang berlangsung selama 1 minggu dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak memadai, sehingga dapat menimbulkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi, pemantauan nutrisi, dan peningkatan intake nutrisi untuk membantu memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 13707 | 11 Mar 2025
Klinis : badan lemes sekitar 1 mgg, mual (+), muntah (+), demam (-) sesak (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, dibutuhkan, atau diperlukan pada tingkat yang diharapkan. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kelemahan fisik, kelelahan, mual, dan gejala lain yang terkait dengan penyakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Batasan karakteristik: Fatigue, kelemahan, mual, perubahan tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan).
- Faktor yang berhubungan: Penurunan kemampuan fisiologis, ketidakseimbangan nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, mengelola kelelahan, dan mempertahankan status fisiologis yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen aktivitas, manajemen energi, manajemen nutrisi. -
Article No. 13708 | 11 Mar 2025
Klinis : 1. BB bayi 1.100 gram 2. Hemoglobin: 14,9% 3. Leukosit: 3x 103mm3 4. Hematokrit: 43% 5. GDS: 184 Mg/dI 6. Trombosit: 179x103mm3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut saya sampaikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Berat Badan Tidak Sesuai Usia Gestasi berhubungan dengan Malnutrisi Fetal
Bayi dengan berat badan 1.100 gram menunjukkan berat badan tidak sesuai dengan usia gestasi, yang dapat disebabkan oleh malnutrisi selama masa fetal.
2. Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
a. Tercapainya Berat Badan Sesuai Usia Gestasi
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan berat badan bayi dapat meningkat dan sesuai dengan usia gestasi.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
a. Pemantauan Pertumbuhan
- Lakukan pengukuran berat badan bayi secara berkala
- Catat dan pantau grafik pertumbuhan bayi
- Analisis pola pertumbuhan bayi dan identifikasi faktor risiko
b. Pemberian Nutrisi Adekuat
- Lakukan asesmen kebutuhan nutrisi bayi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan nutrisi yang sesuai
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan bayi
c. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Pantau asupan dan output cairan bayi
- Evaluasi status cairan dan elektrolit bayi
- Berikan intervensi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
Selanjutnya, terkait data laboratorium yang Anda berikan:
1. Hemoglobin 14,9%: Nilai ini termasuk normal untuk bayi baru lahir. Tidak diperlukan intervensi khusus.
2. Leukosit 3x 103mm3: Nilai ini menunjukkan leukopenia (jumlah leukosit rendah). Intervensi yang dapat dilakukan:
- Pantau tanda-tanda infeksi secara ketat
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
3. Hematokrit 43%: Nilai ini termasuk normal untuk bayi baru lahir. Tidak diperlukan intervensi khusus.
4. Gula Darah Sewaktu (GDS) 184 mg/dL: Nilai ini menunjukkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi). Intervensi yang dapat dilakukan:
- Pantau kadar gula darah secara berkala
- Berikan insulin sesuai protokol jika diperlukan
- Atur asupan nutrisi untuk mengontrol kadar gula darah
5. Trombosit 179x103mm3: Nilai ini termasuk normal. Tidak diperlukan intervensi khusus.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 13709 | 11 Mar 2025
Klinis : 1. BB bayi 1.100 gram 2. Hemoglobin: 14,9% 3. Leukosit: 3x 103mm3 4. Hematokrit: 43% 5. GDS: 184 Mg/dI 6. Trombosit: 179x103mm3 dengan diagnosa risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai kondisi pasien yang Anda deskripsikan, beserta diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prematuritas dan sistem imun yang belum matang, ditandai dengan BB bayi 1.100 gram, leukosit 3x103mm3 dan trombosit 179x103mm3.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) dalam batas normal untuk usia bayi prematur.
2. Kontrol Infeksi: Tidak terjadi tanda dan gejala infeksi (demam, leukositosis, peningkatan C-Reactive Protein).
3. Pemulihan Status Hematologi: Kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan trombosit meningkat dan berada dalam rentang normal untuk usia bayi prematur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital:
a. Pantau suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah secara teratur sesuai protokol.
b. Lakukan intervensi sesuai kebutuhan untuk menjaga stabilitas tanda vital.
2. Kontrol Infeksi:
a. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
b. Gunakan teknik aseptik saat melakukan prosedur.
c. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, leukositosis, peningkatan CRP) secara ketat.
d. Berikan antibiotik profilaksis sesuai indikasi.
3. Pemulihan Status Hematologi:
a. Pantau kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan trombosit secara teratur.
b. Berikan suplemen zat besi, vitamin, dan nutrisi sesuai kebutuhan.
c. Lakukan tindakan penunjang untuk meningkatkan kadar sel darah (transfusi, stimulasi eritropoietin).
Penjelasan rinci:
Bayi dengan berat badan lahir 1.100 gram termasuk kategori bayi prematur dengan risiko tinggi infeksi. Sistem imun yang belum matang, ditandai dengan leukosit yang rendah (3x103mm3), membuatnya rentan terhadap infeksi. Pemantauan tanda vital, kontrol infeksi, dan pemulihan status hematologi menjadi fokus utama asuhan keperawatan untuk menurunkan risiko infeksi pada bayi prematur ini. Intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13710 | 11 Mar 2025
Klinis : 1. BB bayi 1.100 gram 2. Hemoglobin: 14,9% 3. Leukosit: 3x 103mm3 4. Hematokrit: 43% 5. GDS: 184 Mg/dI 6. Trombosit: 179x103mm3
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan Berat Badan Bayi Rendah.
Bayi dengan berat badan 1.100 gram termasuk kategori bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini dapat menyebabkan risiko gangguan perfusi jaringan, seperti masalah pada sistem kardiovaskular, respirasi, dan metabolisme.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Perfusi Jaringan: Kardiovaskular, Hipersirkulasi Paru, dan Hipoksia Neonatal Terkendali.
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan kondisi bayi dapat stabil, tidak ada tanda-tanda hipoperfusi jaringan (kardiovaskular, respirasi, dan metabolik), dan tidak terjadi komplikasi lain terkait BBLR.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Monitoring Tanda Vital: Pantau tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu secara teratur untuk mendeteksi perubahan kondisi bayi.
b. Manajemen Cairan: Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan yang adekuat.
c. Pemberian Oksigen: Berikan oksigen sesuai kebutuhan bayi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
d. Perawatan Thermoregulasi: Jaga suhu lingkungan inkubator dan pakaian bayi untuk mencegah hipotermi atau hipertermi.
e. Manajemen Nutrisi: Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan bayi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
f. Pemantauan Laboratorium: Pantau hasil laboratorium (hemoglobin, leukosit, hematokrit, gula darah, dan trombosit) secara berkala untuk mendeteksi adanya komplikasi atau perbaikan kondisi.
g. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lain untuk memastikan penatalaksanaan yang komprehensif.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Bayi dengan berat badan 1.100 gram termasuk kategori BBLR, yang dapat menyebabkan risiko gangguan perfusi jaringan. Hal ini perlu dipantau dan diatasi dengan intervensi keperawatan yang sesuai.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI): Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi bayi dapat stabil, tidak ada tanda-tanda hipoperfusi jaringan (kardiovaskular, respirasi, dan metabolik), dan tidak terjadi komplikasi lain terkait BBLR.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI): Berbagai intervensi keperawatan diperlukan untuk memantau, mengelola, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi BBLR, seperti pemantauan tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, pemberian oksigen, perawatan thermoregulasi, manajemen nutrisi, pemantauan laboratorium, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Secara keseluruhan, pendekatan keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi BBLR. -
Article No. 13711 | 11 Mar 2025
Klinis : 1. BB bayi 1.100 gram 2. Hemoglobin: 14,9% 3. Leukosit: 3x 103mm3 4. Hematokrit: 43% 5. GDS: 184 Mg/dI 6. Trombosit: 179x103mm3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami gangguan dalam pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Perfusi Jaringan Perifer: Adekuat adalah keadaan di mana jaringan perifer menerima oksigen dan nutrisi yang cukup untuk fungsi normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Perfusi Jaringan, Pemantauan Tanda-tanda Vital, Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah.
2. Diagnosa Keperawatan:
- Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Trombositopenia
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Perdarahan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
- SLKI: Perdarahan Terkendali adalah keadaan di mana perdarahan dapat dihentikan dan distabilkan.
- SIKI: Manajemen Perdarahan, Pemantauan Tanda-tanda Vital, Pemberian Produk Darah.
3. Diagnosa Keperawatan:
- Risiko Hiperglikemia Berhubungan dengan Stres Fisiologis
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Hiperglikemia adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami peningkatan kadar glukosa darah.
- SLKI: Kadar Glukosa Darah Terkendali adalah keadaan di mana kadar glukosa darah berada dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Glukosa Darah, Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Edukasi Manajemen Diabetes.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan standart SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan dalam praktik keperawatan. -
Article No. 13712 | 11 Mar 2025
Klinis : BB bayi 1.100 gram, leukosit 3x103mm3 dan trombosit 179x103mm3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu berat badan bayi 1.100 gram, leukosit 3x103mm3 dan trombosit 179x103mm3, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan berat badan lahir rendah, ditandai dengan frekuensi napas <40 x/menit, penggunaan otot bantu pernapasan, dan saturasi oksigen <95%.
Penjelasan:
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki risiko tinggi mengalami masalah pernapasan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmatangan sistem pernapasan, sistem saraf pusat, dan otot-otot pernapasan. Kondisi ini dapat menyebabkan pola napas yang tidak efektif, seperti penurunan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan penurunan saturasi oksigen.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan sistem imunitas yang belum matang, ditandai dengan jumlah leukosit <4x103mm3 dan trombosit <150x103mm3.
Penjelasan:
Bayi BBLR memiliki sistem imunitas yang belum matang, yang ditandai dengan jumlah leukosit dan trombosit yang rendah. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola napas efektif, ditandai dengan frekuensi napas 40-60 x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, dan saturasi oksigen ≥95%.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah bayi dapat mempertahankan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas dalam batas normal, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, dan mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
2. Tidak terjadi infeksi, ditandai dengan jumlah leukosit 4-10x103mm3 dan trombosit 150-400x103mm3.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah bayi dapat terhindar dari infeksi, dengan jumlah leukosit dan trombosit yang berada dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk mencapai luaran "Pola napas efektif":
a. Pantau tanda-tanda vital (frekuensi napas, saturasi oksigen) secara berkala.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen ≥95%.
c. Lakukan perawatan inkubator (suhu, kelembaban, ventilasi) untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
d. Berikan posisi yang nyaman dan mendukung fungsi pernapasan.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk pemberian terapi tambahan, jika diperlukan.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran "Pola napas efektif" adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, perawatan inkubator, pemberian posisi yang nyaman, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendukung fungsi pernapasan bayi.
2. Untuk mencapai luaran "Tidak terjadi infeksi":
a. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, hiperaktif, perubahan warna kulit) secara berkala.
b. Lakukan perawatan tali pusat dan higiene dengan teknik aseptik.
c. Berikan perawatan kulit yang lembut dan hindari kerusakan kulit.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pemberian nutrisi dan terapi antibiotik, jika diperlukan.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran "Tidak terjadi infeksi" adalah pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan tali pusat dan higiene dengan teknik aseptik, perawatan kulit yang lembut, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian nutrisi dan terapi antibiotik, jika diperlukan.
Dengan demikian, saya telah memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan. Sebagai seorang perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 13713 | 11 Mar 2025
Klinis : Tn. A berusia 35 thn merupakan kepala keluarga yang tinggal di daerah Wiyung, Surabaya dengan istrinya N.y L yang berusia 32 thn dan 1 anaknya An. S yang berusia 10 tahun dan sudah bersekolah di tingkat SD. Saat ini keluarga Tn. A berada di tahapan perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah. Pekerjaan Tn. A adalah wiraswasta dan Ny. L merupakan ibu rumah tangga dengan status sosial menengah. Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan oleh kelompok, Tn. A dan Ny. L tidak memiliki riwayat penyakit dan sedang berada dalam keadaan sehat, sedangkan terdapat masalah kesehatan yang sedang dialami oleh An. S, yaitu karies pada gigi. Gigi An. S terlihat kuning dan kotor. Ny. L mengatakan bahwa anaknya sangat suka makan makanan manis, seperti permen dan coklat, tetapi susah sekali untuk makan nasi dan sayur. Ny. L juga mengatakan bahwa An. S malas sikat gigi (satu kali dalam sehari), ketika ditanya An. S mengatakan tidak begitu suka sensasi rasa pasta gigi. An. S juga terlihat tidak begitu paham cara membersihkan dan merawat gigi dengan benar. Setelah mengetahui ada karies gigi pada An. S, keluarga langsung mencari informasi kepada dokter dan pelayanan kesehatan lainnya. Untuk saat ini, Tn. A dan Ny. L sedang membatasi An. S makan makanan manis dan akan mendampingi untuk menggosok gigi secara rutin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa kondisi kesehatan keluarga Tn. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah. Terdapat masalah kesehatan yang dialami oleh An. S, yaitu karies gigi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko karies gigi pada anak berhubungan dengan perilaku makan makanan manis dan buruknya perilaku kebersihan gigi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko karies gigi pada anak adalah kondisi ketika anak berisiko mengalami kerusakan struktur gigi yang disebabkan oleh bakteri dan asam dalam mulut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
2. Peningkatan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
3. Penurunan risiko karies gigi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut
2. Bimbingan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
3. Monitoring perkembangan kesehatan gigi dan mulut
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. Melatih perilaku menyikat gigi yang benar pada anak.
3. Memantau perkembangan kesehatan gigi anak secara berkala.
4. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam meningkatkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.