Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11854 | 04 Feb 2025
Klinis : Hasil Trombosit 19.000
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Berat
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan Berat adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem tubuh, yang dapat mengancam jiwa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah:
1. Pasien bebas dari perdarahan aktif.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Pasien menunjukkan kadar trombosit yang meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara teratur.
2. Pemberian produk darah sesuai indikasi.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang risiko perdarahan dan pencegahannya.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pemantauan yang ketat terhadap kondisi pasien, memastikan penanganan medis yang tepat, dan memberikan edukasi kepada pasien serta keluarga untuk mengelola risiko perdarahan berat yang dihadapi. -
Article No. 11855 | 04 Feb 2025
Klinis : Klien mengatakan pusing dan badannya tiba tiba lemas saat kontrol ke poli jantung Tekanan darah : 112/71 N : 82 x/ menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu klien mengeluhkan pusing dan badan tiba-tiba lemas saat kontrol ke poli jantung dengan hasil pemeriksaan tekanan darah 112/71 mmHg dan nadi 82 kali per menit, maka dapat diberikan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan (SDKI):
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Dalam kasus ini, keluhan pusing dan badan lemas saat kontrol ke poli jantung mengindikasikan adanya ketidakmampuan tubuh untuk mentolerir aktivitas fisik, yang mungkin disebabkan oleh kondisi kardiovaskular.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
a. Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
b. Karakteristik Utama: Keluhan kelelahan, pusing, sesak napas, dan/atau nyeri dada saat aktivitas.
c. Faktor Berhubungan: Gangguan kardiovaskular, neuromuskular, atau pernapasan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
a. Luaran: Toleransi Aktivitas
b. Indikator: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari, tingkat kelelahan, dan tanda-tanda vital stabil saat aktivitas.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Intervensi: Manajemen Intoleransi Aktivitas
b. Aktivitas: Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, monitor tanda-tanda vital saat aktivitas, atur ulang jadwal aktivitas, dan berikan edukasi mengenai manajemen energi.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas yang dialami oleh klien. -
Article No. 11856 | 04 Feb 2025
Klinis : diagnosa kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti imobilitas, perubahan sensasi, kelembaban, nutrisi, sirkulasi, dan faktor-faktor lainnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kerusakan integritas kulit adalah:
1. Integritas kulit membaik
2. Luka atau kerusakan kulit tertutup
3. Tidak terjadi komplikasi
4. Pasien/keluarga memahami perawatan kulit
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan luka
2. Manajemen tekanan
3. Peningkatan nutrisi
4. Peningkatan perfusi jaringan
5. Edukasi perawatan kulit
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, menentukan faktor risiko, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kerusakan integritas kulit pada pasien. Tujuan utamanya adalah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 11857 | 04 Feb 2025
Klinis : tanda dan gejala diagnosa kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan Integritas Kulit adalah kondisi dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi kulit yang mengganggu kemampuan untuk melakukan perlindungan.
Penyebab:
1. Faktor eksternal: kelembaban, suhu, trauma, iritasi, infeksi
2. Faktor internal: kondisi penyakit, status nutrisi, usia
Tanda dan Gejala:
1. Perubahan warna kulit (kemerahan, kebiruan, pucat)
2. Perubahan tekstur kulit (kering, kasar, lembab)
3. Terdapat luka, lecet, atau kerusakan pada kulit
4. Nyeri atau rasa tidak nyaman pada area kulit yang terkena
Standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kerusakan integritas kulit adalah perubahan struktur dan fungsi kulit yang mengganggu kemampuan untuk melakukan perlindungan.
Faktor Risiko: Paparan kelembaban, suhu, trauma, iritasi, infeksi; Kondisi penyakit, status nutrisi, usia.
Karakteristik: Perubahan warna, tekstur, dan integritas kulit; Nyeri atau rasa tidak nyaman.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik, tidak ada tanda-tanda infeksi, nyeri berkurang.
Kriteria Hasil: Warna, tekstur, dan integritas kulit membaik; Tidak ada luka/kerusakan kulit baru; Nyeri berkurang.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, perawatan kulit, manajemen nyeri, edukasi tentang perawatan kulit.
Aktivitas Keperawatan: Membersihkan dan merawat luka, mengaplikasikan balutan/salep, memberikan analgesik, mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan kulit.
Dengan demikian, melalui standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif untuk menangani kondisi kerusakan integritas kulit pada pasien. -
Article No. 11776 | 03 Feb 2025
Klinis : kaki sebelah kiri lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Mobilitas Fisik Terganggu
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Mobilitas Fisik Terganggu adalah keadaan di mana individu rentan mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri di lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan fungsi motorik
2. Terapi latihan
3. Dukungan aktivitas
4. Bantuan alat gerak
Penjelasan Singkat:
Kaki sebelah kiri yang lemas menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit neurologis, muskuloskeletal, atau vaskuler. Perawat perlu melakukan pemantauan fungsi motorik, memberikan terapi latihan, dukungan aktivitas, dan bantuan alat gerak untuk membantu pasien mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik. -
Article No. 11777 | 03 Feb 2025
Klinis : kaki sebelah kiri lemas, puisng
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, di mana pasien mengalami kelemahan pada kaki sebelah kiri serta pusing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara sumber daya dan kebutuhan, yang berdampak pada aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Mobilitas Fisik adalah pasien dapat meningkatkan kemampuan pergerakan fisik, mempertahankan fungsi tubuh, dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen aktivitas
2. Terapi latihan gerak
3. Perawatan anggota gerak
4. Peningkatan kemampuan berpindah
5. Manajemen nyeri
Dengan pendekatan holistik, perawat dapat membantu pasien mengatasi gangguan mobilitas fisik dan meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 11778 | 03 Feb 2025
Klinis : demam sejak 4 hari , mual dan muntah , kepala pusing , seluruh badan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, atau gangguan termoregulasi.
- Gejala: Demam, menggigil, nyeri otot, dan peningkatan metabolisme.
2. Mual dan Muntah (SDKI)
- Definisi: Rasa tidak nyaman di perut yang diikuti dengan upaya mengeluarkan isi lambung.
- Penyebab: Infeksi, obat-obatan, atau gangguan psikologis.
- Gejala: Rasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan dehidrasi.
3. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Cedera, penyakit, atau prosedur medis.
- Gejala: Rasa sakit, nyeri, dan ketidaknyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam batas normal.
2. Tidak ada gejala mual dan muntah.
3. Nyeri terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia:
- Monitoring suhu tubuh.
- Pemberian antipiretik.
- Manajemen cairan dan elektrolit.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
- Identifikasi penyebab.
- Pemberian antiemetik.
- Manajemen nutrisi dan hidrasi.
3. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri.
- Pemberian analgesik.
- Teknik nonfarmakologis (relaksasi, kompres hangat/dingin).
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, saya telah memberikan gambaran umum mengenai diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh PPNI. Pasien perlu dievaluasi secara komprehensif untuk mendapatkan perawatan yang optimal. -
Article No. 11779 | 03 Feb 2025
Klinis : demam sejak 4 hari , mual dan muntah , kepala pusing berputar, seluruh badan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan gejala-gejala yang Anda sampaikan, yaitu demam sejak 4 hari, mual dan muntah, kepala pusing berputar, serta seluruh badan nyeri, maka berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Kenaikan suhu tubuh di atas batas normal.
Faktor yang Berhubungan: Proses infeksi/peradangan.
Gejala dan Tanda: Demam, menggigil, kulit kemerahan, muka kemerahan.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di ulu hati yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Faktor yang Berhubungan: Proses infeksi/peradangan.
Gejala dan Tanda: Mual, muntah.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor yang Berhubungan: Proses infeksi/peradangan.
Gejala dan Tanda: Nyeri, kepala pusing berputar, seluruh badan nyeri.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan intervensi-intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah di atas, seperti:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian antipiretik untuk mengatasi demam
- Pemberian antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah
- Pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri
- Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait kondisi yang dialami dan penatalaksanaannya
Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 11780 | 03 Feb 2025
Klinis : demam sejak 4 hari , mual dan muntah , kepala pusing berputar, seluruh badan nyeri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah
3. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Pusing dan vertigo
4. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan detail:
Berdasarkan gejala yang Anda kemukakan, yaitu demam sejak 4 hari, mual dan muntah, pusing berputar, serta seluruh badan nyeri, kode-kode ICD-10 yang sesuai adalah:
1. Kode R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain) untuk menggambarkan demam yang Anda alami selama 4 hari.
2. Kode R11.2 (Mual dan muntah) untuk mewakili gejala mual dan muntah yang Anda alami.
3. Kode R42 (Pusing dan vertigo) untuk menggambarkan kondisi pusing berputar yang Anda rasakan.
4. Kode R52 (Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain) untuk mewakili nyeri di seluruh badan yang Anda alami.
Pada kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik, karena tidak terdapat informasi tentang tindakan medis yang dilakukan. Diagnosis utama yang dapat ditegakkan berdasarkan gejala yang Anda sampaikan adalah sindrom flu atau infeksi sistemik yang menyebabkan demam, mual, pusing, dan nyeri seluruh badan. -
Article No. 11781 | 03 Feb 2025
Klinis : demam sejak 4 hari , mual dan muntah , kepala pusing berputar, seluruh badan nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu demam sejak 4 hari, mual dan muntah, kepala pusing berputar, serta nyeri di seluruh badan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Faktor yang berhubungan: Infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Suhu tubuh kembali normal
- Nadi, pernapasan, dan tekanan darah dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada demam, mual, muntah, atau nyeri di seluruh badan
3. Meningkatnya kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan mandiri
- Pasien dapat beristirahat dengan cukup
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen demam
- Observasi tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi medis
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
2. Manajemen mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Atur posisi pasien miring atau semifowler untuk mengurangi rasa mual
- Berikan makanan dan minuman sesuai toleransi pasien
3. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri pasien (lokasi, durasi, kualitas, intensitas)
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Berikan teknik nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi, relaksasi)
4. Peningkatan istirahat
- Atur lingkungan yang tenang dan nyaman
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
- Evaluasi pola tidur dan intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur
5. Edukasi kesehatan
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi dan perawatannya
- Ajarkan tanda-tanda infeksi yang harus segera dilaporkan
- Beri edukasi mengenai perawatan diri selama masa pemulihan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan.