Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21256 | 30 Aug 2025
Klinis : buatkan label asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI dibawah ini : 1. Gangguan eliminasi urine (00016) - Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap. - Penyebab: Obstruksi aliran urine, infeksi, imobilitas. - Gejala dan Tanda: Sering BAK, jumlah urine sedikit, rasa tidak nyaman saat BAK. 2. Nyeri akut (00132) - Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. - Penyebab: Prosedur pembedahan, infeksi. - Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah. 3. Risiko infeksi (00004) - Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel. - Faktor Risiko: Terpasang alat invasif (kateter, drainase). 4. Kurang pengetahuan (00126) - Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. - Penyebab: Kurang informasi yang diterima, kurang paparan. - Gejala dan Tanda: Keluhan ketidaktahuan, pertanyaan yang menunjukkan kurang pemahaman. SLKI (Luaran/Output Asuhan Keperawatan): 1. Eliminasi Urine (0503) - Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan normal. - Kriteria Hasil: - Frekuensi berkemih normal. - Jumlah urine dalam batas normal. - Tidak ada rasa sakit/tidak nyaman saat berkemih. 2. Kontrol Nyeri (1605) - Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit yang dialami. - Kriteria Hasil: - Melaporkan nyeri terkendali. - Mendemonstrasikan strategi pengendalian nyeri. - Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal. 3. Pengendalian Infeksi (1842) - Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengontrol infeksi. - Kriteria Hasil: - Tidak ada tanda-tanda infeksi. - Tidak ada komplikasi infeksi. - Mempertahankan pemantauan tanda vital dalam batas normal. 4. Pengetahuan: Proses Penyakit (1803) - Definisi: Sejauh mana individu memahami informasi tentang proses penyakit tertentu. - Kriteria Hasil: - Menjelaskan penyebab penyakit. - Menjelaskan tanda dan gejala penyakit. - Menjelaskan manajemen penyakit. SIKI (Intervensi Keperawatan): 1. Manajemen Eliminasi Urine (0590) - Definisi: Memfasilitasi pengeluaran urine. - Aktivitas: - Pantau intake dan output urine. - Atur posisi yang nyaman untuk berkemih. - Ajarkan latihan Kegel. - Kolaborasi pemberian obat diuretik, jika perlu. 2. Manajemen Nyeri (1400) - Definisi: Penggunaan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa sakit. - Aktivitas: - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. - Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi. - Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi). 3. Pencegahan Infeksi (6540) - Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu. - Aktivitas: - Pantau tanda-tanda infeksi. - Jaga kebersihan alat invasif (kateter, drainase). - Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu. 4. Peningkatan Pengetahuan: Proses Penyakit (5602) - Definisi: Membantu pasien memahami informasi tentang proses penyakit yang dialami. - Aktivitas: - Identifikasi tingkat pemahaman pasien. - Sediakan materi edukasi yang sesuai. - Libatkan keluarga dalam proses edukasi. - Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi-kondisi yang Anda berikan.
1. Gangguan eliminasi urine (00016)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Gangguan eliminasi urine
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- Penyebab: Obstruksi aliran urine, infeksi, imobilitas.
- Gejala dan Tanda: Sering BAK, jumlah urine sedikit, rasa tidak nyaman saat BAK.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Eliminasi Urine (0503)
- Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan normal.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi berkemih normal.
- Jumlah urine dalam batas normal.
- Tidak ada rasa sakit/tidak nyaman saat berkemih.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Eliminasi Urine (0590)
- Definisi: Memfasilitasi pengeluaran urine.
- Aktivitas:
- Pantau intake dan output urine.
- Atur posisi yang nyaman untuk berkemih.
- Ajarkan latihan Kegel.
- Kolaborasi pemberian obat diuretik, jika perlu.
2. Nyeri akut (00132)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Prosedur pembedahan, infeksi.
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri (1605)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit yang dialami.
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri terkendali.
- Mendemonstrasikan strategi pengendalian nyeri.
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri (1400)
- Definisi: Penggunaan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa sakit.
- Aktivitas:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi).
3. Risiko infeksi (00004)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Risiko infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Faktor Risiko: Terpasang alat invasif (kateter, drainase).
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pengendalian Infeksi (1842)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengontrol infeksi.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Tidak ada komplikasi infeksi.
- Mempertahankan pemantauan tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pencegahan Infeksi (6540)
- Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu.
- Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda infeksi.
- Jaga kebersihan alat invasif (kateter, drainase).
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.
4. Kurang pengetahuan (00126)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Kurang pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurang informasi yang diterima, kurang paparan.
- Gejala dan Tanda: Keluhan ketidaktahuan, pertanyaan yang menunjukkan kurang pemahaman.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pengetahuan: Proses Penyakit (1803)
- Definisi: Sejauh mana individu memahami informasi tentang proses penyakit tertentu.
- Kriteria Hasil:
- Menjelaskan penyebab penyakit.
- Menjelaskan tanda dan gejala penyakit.
- Menjelaskan manajemen penyakit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Peningkatan Pengetahuan: Proses Penyakit (5602)
- Definisi: Membantu pasien memahami informasi tentang proses penyakit yang dialami.
- Aktivitas:
- Identifikasi tingkat pemahaman pasien.
- Sediakan materi edukasi yang sesuai.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi.
- Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merancang intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai luaran tersebut. Hal ini merupakan bagian integral dari proses keperawatan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. -
Article No. 21257 | 30 Aug 2025
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipovolemia sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)
Definisi: Kehilangan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)
Kode: 00027
Definisi: Kehilangan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Hidrasi (L09)
Kode: L09
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan (I07)
Kode: I07
Definisi: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Penjelasan singkat:
Hipovolemia adalah kondisi di mana tubuh mengalami penurunan volume cairan tubuh, baik secara intravaskular, interstisial, atau intrasellular. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)". Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) juga menggunakan kode dan definisi yang sama untuk diagnosa ini.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menggunakan "Status Hidrasi (L09)" sebagai luaran yang sesuai, yang mengacu pada keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menggunakan "Manajemen Cairan (I07)" sebagai intervensi yang sesuai, yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya paparkan di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi hipovolemia. -
Article No. 21258 | 30 Aug 2025
Klinis : kejang 3x (hari ini 2x, kemarin 1x). Kejang kaku pada seluruh tubuh. Sebelum kejang, pasien mengeluhkan demam sejak hari Kamis pagi (2 hari). Demam dirasakan naik turun. Mual - muntah -. Hari ini BAB cair 2x lendir - darah - ampas + warna kuning. BAk normal minum kuat/makan susah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kejang (SDKI: 00155)
Definisi: Kondisi individu yang berisiko mengalami perubahan pola aktivitas listrik di otak yang tidak normal, ditandai oleh kontraksi otot yang tidak terkontrol.
2. Hipertemia (SDKI: 00007)
Definisi: Kondisi individu dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal.
3. Diare (SDKI: 00013)
Definisi: Kondisi individu dengan frekuensi buang air besar yang meningkat, konsistensi feses yang encer, dan/atau volume feses yang berlebihan.
4. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Definisi: Kondisi individu dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Kejang (SDKI: 00155)
Pasien mengalami kejang berulang, yang merupakan tanda adanya risiko kejang. Hal ini perlu penanganan segera untuk mencegah komplikasi.
2. Hipertemia (SDKI: 00007)
Pasien mengalami demam yang naik-turun, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal.
3. Diare (SDKI: 00013)
Pasien mengalami buang air besar yang cair, disertai lendir, darah, dan ampas, yang menunjukkan adanya diare.
4. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Pasien mengalami kesulitan makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Kejang (SLKI: 1805)
2. Suhu Tubuh (SLKI: 0800)
3. Keseimbangan Cairan (SLKI: 0601)
4. Status Nutrisi (SLKI: 1004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kejang (SIKI: 3440)
2. Manajemen Demam (SIKI: 3740)
3. Manajemen Diare (SIKI: 2760)
4. Manajemen Nutrisi (SIKI: 1100)
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar/perawat, tujuan utama adalah untuk memberikan penanganan yang komprehensif dan tepat dalam mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 21259 | 30 Aug 2025
Klinis : kejang 3x (hari ini 2x, kemarin 1x). Kejang kaku pada seluruh tubuh. Sebelum kejang, pasien mengeluhkan demam sejak hari Kamis pagi (2 hari). Demam dirasakan naik turun. Mual - muntah -. Hari ini BAB cair 2x lendir - darah - ampas + warna kuning. BAk normal minum kuat/makan susah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kejang (00155)
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami aktivitas listrik abnormal pada otak.
2. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Kejang (00155)
Kode: 10034
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami aktivitas listrik abnormal pada otak.
2. Hipertermia (00007)
Kode: 10005
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Diare (00013)
Kode: 10011
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Kode: 10002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Kejang (1908)
2. Regulasi Suhu (0800)
3. Manajemen Diare (1650)
4. Status Nutrisi (1004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Kejang (4110)
2. Manajemen Demam (3740)
3. Manajemen Diare (4190)
4. Manajemen Nutrisi (1100) -
Article No. 21260 | 30 Aug 2025
Klinis : kejang 3x (hari ini 2x, kemarin 1x). Kejang kaku pada seluruh tubuh. Sebelum kejang, pasien mengeluhkan demam sejak hari Kamis pagi (2 hari). Demam dirasakan naik turun. Mual - muntah -. Hari ini BAB cair 2x lendir - darah - ampas + warna kuning. BAk normal minum kuat/makan susah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1033{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\b Kode SDKI: B.3.1\b0 \- Risiko injuri berhubungan dengan aktivitas kejang\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
Pasien mengalami kejang berulang (3x dalam 2 hari) dengan karakteristik kaku seluruh tubuh, yang meningkatkan risiko cedera fisik seperti trauma, aspirasi, atau fraktur. Kondisi ini diperberat oleh demam yang menjadi faktor pemicu kejang. Data demam naik-turun sejak 2 hari lalu, disertai gejala gastrointestinal (BAB cair 2x, mual, dan makan susah) mengindikasikan kemungkinan infeksi sistemik atau neurologis sebagai penyebab dasar.\par
\b LUARAN KEPERAWATAN (SLKI):\b0\par
\b Kode SLKI: L.14016\b0 \- Keamanan lingkungan terpertahankan\par
\b Kriteria Luaran:\b0\par
1. Pasien bebas dari cedera selama dan setelah kejang.\par
2. Lingkungan sekitar pasien aman (bebas dari benda berbahaya).\par
3. Keluarga dapat mendemonstrasikan tindakan perlindungan selama kejang.\par
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI):\b0\par
\b Kode SIKI: I.10290\b0 \- Manajemen kejang\par
\b Tindakan Utama:\b0\par
1. Memantau frekuensi, durasi, dan karakteristik kejang.\par
2. Melindungi pasien dari cedera selama kejang (misalnya: mengamankan lingkungan, menggunakan bantalan lunak).\par
3. Mempertahankan jalan napas paten selama dan setelah kejang.\par
4. Kolaborasi pemberian terapi antikonvulsan dan antipiretik sesuai indikasi.\par
5. Edukasi keluarga tentang tindakan selama kejang dan pentingnya pemantauan demam.\par
\b Catatan Akademis:\b0\par
Kondisi pasien memerlukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan etiologi kejang demam atau kemungkinan infeksi sistemik (seperti gastroenteritis akut). Pemantauan ketat terhadap status neurologis, hidrasi, dan tanda-tanda vital diperlukan. Dokumentasi yang akurat mengenai pola kejang dan respons terapi menjadi kunci dalam manajemen keperawatan.\par
} -
Article No. 21261 | 30 Aug 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Kode: 00030
b. Nama Diagnosa: Pola Napas Tidak Efektif
c. Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Kode: 00032
b. Nama Diagnosa: Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
c. Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Kode: 00092
b. Nama Diagnosa: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Kardiak
c. Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat pada tingkat seluler dan jaringan.
Penjelasan singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI 00030):
- Pasien mengalami sesak napas, dengan frekuensi napas yang cepat dan dangkal, serta terdapat bunyi napas ronkhi.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (SLKI 00032):
- Pasien mengeluh dada berdebar cepat, sehingga dapat menyebabkan rasa nyeri di dada.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Kardiak (SIKI 00092):
- Pasien mengalami gejala-gejala gagal jantung, seperti edema pada ekstremitas bawah, kulit pucat, dingin, dan berkeringat, serta hasil EKG menunjukkan atrial fibrilasi, yang menunjukkan gangguan perfusi kardiak.
Kode dan definisi diagnosa keperawatan tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 21262 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan BAB hitam sejak hari sudah 3x disertai dengan muntah hitam 3x, demam (-), pasien sempat terjatuh di toilet kepala terbentur RPD: Stroke dan HT RPO: rutin konsumsi CPG & candesartan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi klinis yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0 Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan perdarahan saluran cerna bagian atas (hematemesis dan melena) serta riwayat stroke dan hipertensi.\par
\b Kode SDKI:\b0 D.0016 (Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif)\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Kondisi di mana terdapat kerentanan terhadap penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang dapat mengakibatkan gangguan neurologis. Pada kasus ini, perdarahan saluran cerna (muntah hitam dan BAB hitam) menyebabkan kehilangan darah akut, yang berpotensi menurunkan volume intravaskular dan tekanan perfusi serebral. Riwayat stroke dan hipertensi meningkatkan kerentanan pasien terhadap gangguan perfusi otak.\par
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI):\b0 S.2806 (Perfusi Jaringan Serebral Terjaga)\par
\b Penjelasan SLKI:\b0 Tercapainya pemeliharaan aliran darah adekuat ke otak, ditandai dengan tanda-tanda neurologis stabil (seperti tingkat kesadaran tetap baik, tidak ada keluhan sakit kepala berat, tidak terdapat defisit motorik atau sensorik baru), tekanan darah dalam rentang yang ditargetkan, serta tidak adanya penurunan hemoglobin dan hematokrit yang signifikan.\par
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0 I.11210 (Manajemen Perdarahan)\par
\b Penjelasan SIKI:\b0 Tindakan untuk mengontrol dan memantau kehilangan darah, termasuk pemantauan tanda-tanda vital (khususnya tekanan darah dan nadi), pemantauan frekuensi dan karakteristik muntah serta BAB, kolaborasi pemberian terapi cairan intravena atau transfusi darah jika diperlukan, serta edukasi pada pasien untuk menghindari aktivitas berat yang dapat memicu perdarahan ulang.\par
\par
\b Catatan Tambahan:\b0 Perdarahan saluran cerna pada pasien ini diduga terkait dengan penggunaan obat antiplatelet (CPG/Clopidogrel) dan riwayat hipertensi. Penting untuk memantau tanda-tanda syhipovolemik dan melakukan konsultasi medis segera untuk penanganan lebih lanjut.\par
} -
Article No. 21263 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan BAB hitam sejak hari sudah 3x disertai dengan muntah hitam 3x, demam (-), pasien sempat terjatuh di toilet kepala terbentur RPD: Stroke dan HT RPO: rutin konsumsi CPG & candesartan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal (NANDA-I: 00413)
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah dari saluran cerna, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10036
Judul: Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah dari saluran cerna, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10023
Judul: Perdarahan Terkendali
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan tidak ada perdarahan aktif dari saluran cerna.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10030
Judul: Pemantauan Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Serangkaian tindakan memantau tanda-tanda dan gejala perdarahan saluran cerna.
2. Kode: 10031
Judul: Manajemen Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengendalikan dan mencegah perdarahan dari saluran cerna.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan BAB dan muntah berwarna hitam, yang merupakan tanda-tanda perdarahan gastrointestinal. Riwayat stroke dan hipertensi serta penggunaan obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko perdarahan. Pemantauan tanda-tanda perdarahan dan pengelolaan perdarahan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien. -
Article No. 21264 | 30 Aug 2025
Klinis : risiko perfusi tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko perfusi tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Tidak Efektif (SDKI 00201)
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke organ dan jaringan tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI 00201 - Risiko Perfusi Tidak Efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI 00201 - Perfusi Jaringan
SLKI 00202 - Oksigenasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI 00201 - Pemantauan Sirkulasi
SIKI 00202 - Manajemen Perfusi
SIKI 00203 - Terapi Oksigen
Penjelasan Singkat:
Risiko Perfusi Tidak Efektif adalah kondisi di mana seseorang berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke organ dan jaringan tubuh yang dapat mengancam kesehatan. Diagnosa ini memerlukan intervensi keperawatan untuk memantau sirkulasi, mengelola perfusi, dan memberikan terapi oksigen untuk memastikan perfusi yang adekuat ke seluruh tubuh. -
Article No. 21242 | 30 Aug 2025
Klinis : gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan, kelemahan tubuh d.d intake makanan < kebutuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya, sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01001
Definisi: Klien menunjukkan perbaikan dalam pemenuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 01001
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi klien.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" menggambarkan kondisi klien yang mengalami intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuhnya. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh akibat asupan makanan yang kurang dari kebutuhan.
SDKI "Gangguan Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" menjelaskan bahwa kondisi ini ditandai dengan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. SLKI "Perbaikan Pemenuhan Nutrisi" menunjukkan luaran yang diharapkan, yaitu klien dapat menunjukkan perbaikan dalam pemenuhan nutrisinya. Sementara itu, SIKI "Peningkatan Asupan Nutrisi" mencakup serangkaian intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi klien.