Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11975 | 06 Feb 2025
Klinis : latihan memori siki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi "latihan memori siki" dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F03
- Deskripsi: Demensia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Kode F03 dalam ICD-10 digunakan untuk mendiagnosis demensia yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Demensia adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif, termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, kemampuan belajar, bahasa, dan penilaian.
- Latihan memori siki dapat dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki atau mempertahankan fungsi kognitif, yang sering menjadi masalah pada pasien dengan demensia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Terapi pelatihan kognitif
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 94.31 mewakili prosedur atau tindakan medis yang berkaitan dengan terapi pelatihan kognitif.
- Terapi pelatihan kognitif adalah intervensi yang bertujuan untuk memperbaiki atau mempertahankan fungsi kognitif, seperti memori, perhatian, pemecahan masalah, dan kemampuan bahasa.
- Latihan memori siki dapat dianggap sebagai bagian dari terapi pelatihan kognitif yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan fungsi memori pasien.
Jadi, dalam kasus "latihan memori siki", kode ICD-10 yang sesuai adalah F03 (Demensia, tidak diklasifikasikan di tempat lain), dan kode ICD-9-CM Procedure yang relevan adalah 94.31 (Terapi pelatihan kognitif). -
Article No. 11976 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+). penyebab dan tanda gejala dari nyeri akut, hipertermia, ansietas berdasarkan kasus diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan dengan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan - Pasien akan melaporkan pengurangan rasa nyeri dan kemampuan untuk mengatasi nyeri meningkat.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dialami pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Tujuan - Suhu tubuh pasien akan berada dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Demam: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pasien yang meningkat di atas rentang normal.
3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
- SDKI: Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- SLKI: Tujuan - Pasien akan menunjukkan pengurangan tingkat ansietas.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Ansietas: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi rasa cemas, takut, atau khawatir yang dialami pasien.
Penyebab dan tanda gejala dari diagnosa keperawatan di atas:
1. Nyeri Akut: Penyebab dari nyeri akut pada kasus ini adalah adanya infeksi panggul (pelvic inflammatory disease) yang ditandai dengan nyeri perut bawah, nyeri tekan pada adneksa, dan nyeri goyang pada serviks.
2. Hipertermia: Penyebab hipertermia pada kasus ini adalah adanya infeksi panggul yang ditandai dengan demam yang tidak kunjung turun.
3. Ansietas: Penyebab ansietas pada kasus ini adalah adanya riwayat abortus dan tindakan kuretase yang tidak jelas di masa lalu, serta kondisi infeksi panggul yang sedang dialami pasien saat ini. -
Article No. 11977 | 06 Feb 2025
Klinis : DS : Pasien mengatakan nyeri DO : • Pasien tampak menahan nyeri • Hasil PQRST P : Nyeri hilang timbul Q : Terasa berputar-putar R : Kepala S : Skala 4 T : Hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di area kepala, berlangsung dalam jangka waktu singkat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Kepala Akut adalah pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri, mampu mengidentifikasi faktor pencetus nyeri, dan mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi terkait penyebab, faktor pencetus, dan penanganan nyeri kepala.
3. Kolaborasi: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan lebih lanjut jika diperlukan.
Dengan diagnosa dan penjelasan singkat tersebut, diharapkan dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 11978 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+). penyebab dan tanda gejala dari nyeri akut, hipertermia, ansietas berdasarkan kasus diatas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas:
1. Nyeri Akut
- Penyebab: Infeksi/peradangan pada organ reproduksi wanita (kemungkinan pelvic inflammatory disease - PID)
- Tanda dan Gejala: Nyeri perut bawah yang semakin memberat, nyeri menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri tekan pada abdomen bawah, nyeri goyang serviks, nyeri tekan pada adneksa.
2. Hipertermia
- Penyebab: Infeksi/peradangan pada organ reproduksi wanita (kemungkinan pelvic inflammatory disease - PID)
- Tanda dan Gejala: Demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir.
3. Ansietas
- Penyebab: Kondisi medis yang mengancam (infeksi pada organ reproduksi) dan riwayat abortus sebelumnya
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri dan gejala infeksi, serta memiliki riwayat abortus
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan akibat nyeri
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Hipertermia:
- Suhu tubuh pasien dalam batas normal
- Tanda-tanda infeksi berkurang
- Pasien bebas dari komplikasi yang disebabkan oleh hipertermia
3. Ansietas:
- Pasien dapat mengungkapkan kecemasan yang dirasakan
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan strategi koping yang efektif
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan terapi analgesik sesuai indikasi
- Anjurkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon terhadap terapi nyeri
2. Hipertermia:
- Kaji suhu tubuh pasien secara berkala
- Berikan tindakan penurun demam (misalnya pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin)
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi yang mungkin timbul
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan infeksi
3. Ansietas:
- Lakukan pengkajian faktor penyebab kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan strategi koping yang efektif
- Monitoring tanda-tanda vital dan respons psikologis pasien
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data yang diperoleh, pasien Ny. S mengalami tiga masalah keperawatan utama, yaitu Nyeri Akut, Hipertermia, dan Ansietas. Nyeri akut disebabkan oleh infeksi/peradangan pada organ reproduksi wanita, yang ditandai dengan nyeri perut bawah yang semakin memberat, nyeri menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri tekan pada abdomen bawah, nyeri goyang serviks, dan nyeri tekan pada adneksa. Hipertermia juga disebabkan oleh infeksi/peradangan pada organ reproduksi, yang ditandai dengan demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Ansietas disebabkan oleh kondisi medis yang mengancam (infeksi pada organ reproduksi) dan riwayat abortus sebelumnya, yang ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri dan gejala infeksi serta memiliki riwayat abortus.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Untuk masalah Nyeri Akut, luaran yang diharapkan adalah pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri, pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan akibat nyeri, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Untuk masalah Hipertermia, luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh pasien dalam batas normal, tanda-tanda infeksi berkurang, dan pasien bebas dari komplikasi yang disebabkan oleh hipertermia. Untuk masalah Ansietas, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengungkapkan kecemasan yang dirasakan, pasien dapat mengenali dan menggunakan strategi koping yang efektif, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk masalah Nyeri Akut, intervensi yang diperlukan adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan terapi analgesik sesuai indikasi, menganjurkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin), dan memonitor tanda-tanda vital serta respons terhadap terapi nyeri. Untuk masalah Hipertermia, intervensi yang diperlukan adalah mengkaji suhu tubur pasien secara berkala, memberikan tindakan penurun demam (misalnya pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin), memantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi yang mungkin timbul, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan infeksi. Untuk masalah Ansietas, intervensi yang diperlukan adalah melakukan pengkajian faktor penyebab kecemasan, memberikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien, mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan, melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan strategi koping yang efektif, serta memonitor tanda-tanda vital dan respons psikologis pasien. -
Article No. 11979 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+). urutan diagnosa nyeri akut dan hipertermia pada kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri Akut
SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Nyeri, Penggunaan Analgesik, Distraksi.
SIKI: Hasil yang diharapkan adalah Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri, dan dapat mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri.
Diagnosa Keperawatan 2: Hipertermia
SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat ketidakmampuan tubuh untuk meregulasi suhu.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Demam, Menurunkan Suhu Tubuh, Pemantauan Tanda Vital.
SIKI: Hasil yang diharapkan adalah Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan komplikasi akibat hipertermia dapat dicegah.
Dalam kasus ini, Ny. S mengalami nyeri perut bawah yang semakin memberat dan disertai demam yang tidak kunjung turun. Hal ini menunjukkan adanya Nyeri Akut dan Hipertermia pada pasien. Perawat perlu segera melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut, seperti manajemen nyeri, penggunaan analgesik, distraksi, manajemen demam, menurunkan suhu tubuh, dan pemantauan tanda vital. -
Article No. 11980 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+). urutan diagnosa nyeri akut dan hipertermia pada kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit (infeksi pelvis) yang ditandai dengan keluhan nyeri perut bawah yang memberat, nyeri menyebar ke punggung dan paha.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi pelvis) yang ditandai dengan demam yang tidak kunjung turun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan intensitas nyeri berkurang
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
- Pasien mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif
2. Hipertermia
- Suhu tubuh pasien dalam batas normal
- Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan demam
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi yang berkelanjutan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, faktor pencetus, dan gejala yang menyertai)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Anjurkan pasien untuk beristirahat dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk nyeri
- Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi
2. Hipertermia
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi secara menyeluruh (suhu tubuh, tanda-tanda peradangan, hasil pemeriksaan laboratorium)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik yang sesuai
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih dan cukup istirahat
- Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi
Penjelasan yang rinci:
Diagnosa keperawatan Nyeri Akut dan Hipertermia didasarkan pada gejala-gejala yang dialami oleh pasien, yaitu nyeri perut bawah yang memberat, nyeri menyebar ke punggung dan paha, serta demam yang tidak kunjung turun. Kondisi ini mengarah pada adanya proses infeksi di area pelvis yang dapat menyebabkan komplikasi yang serius jika tidak segera ditangani.
Luaran yang diharapkan meliputi penurunan intensitas nyeri, kemampuan pasien beradaptasi dengan nyeri, dan penggunaan teknik penanganan nyeri yang efektif. Untuk hipertermia, luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh pasien dalam batas normal, penurunan tanda-tanda infeksi, dan tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi yang berkelanjutan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian yang komprehensif, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologis, edukasi dan pendampingan pasien dalam melakukan manajemen nyeri non-farmakologis, serta pemantauan tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mencegah komplikasi yang lebih buruk. -
Article No. 11981 | 06 Feb 2025
Klinis : Kasus 3 Kasus Intergument Seorang pria berusia 68 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan luka di punggung bawah yang semakin memburuk Pasien sebelumnya dirawat di rumah sakit karena stroke iskemik yang menyebabkan kelumpuhan di sisi kanan tubuhnya Pasien tinggal di panti jompo dan sering terbaring di tempat tidur tanpa bisa bergerak secara mandiri Riwayat Keluhan Pasien mengeluhkan adanya luka pada punggung bawah yang muncul beberapa minggu lalu dan semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir Luka tersebut semakin besar dan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan. Pasien merasa nyeri saat diperiksa di area luka tersebut dan mengeluhkan bau tidak sedap. Luka tersebut sulit disembuhkan meskipun telah dilakukan perawatan medis dasar di panti jompo. Pasien juga mengeluhkan penurunan nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan dalam beberapa bulan terakhir. Riwayat Medis Stroke Iskemik: Pasien mengalami stroke iskemik 6 bulan lalu yang menyebabkan kelumpuhan pada sisi kanan tubuh dan kesulitan berbicara Pasien kini tergantung pada bantuan orang lain untuk aktivitas sehari-hari dan menggunakan kursi roda untuk mobilitas terbatas Malnutrisi Pasien mengeluhkan penurunan berat badan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan terdapat riwayat asupan kalori yang rendah. Diabetes Melitus Tipe 2 Dikenal sejak 10 tahun lalu, terkontrol dengan diet dan obat oral. tetapi gula darahnya tidak selalu stabil, terutama dengan penurunan asupan makanan. Hipertensi: Hipertensi terkontrol dengan obat antihipertensi Pemeriksaan Fisik Tanda Vital. Tekanan darah 130/85 mmHg, frekuensi jantung 88 bpm. saturasi oksigen 94% (berbaring), suhu tubuh 37,2°C Pemeriksaan Kulit Ditemukan ulkus dekubitus grade III pada punggung bawah (sacral region) yang memiliki diameter sekitar 6 cm x 4 cm dengan kedalaman mencapai jaringan subkutan, terlihat jaringan nekrotik dan adanya cairan kuning yang berbau Sekitar luka tampak peradangan dengan erythema di jaringan sekitar, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi yang meluas Status Neurologis. Pasien tidak dapat bergerak secara mandiri dan memiliki kekuatan otot yang sangat lemah pada sısı kanan tubuh. Tidak ada defisit sensorik yang signifikan selain kelumpuhan pada sisi kanan Nutrisi Pasien tampak kurus dengan BMI 18,5. menunjukkan tanda-tanda malnutrisi Tekanan pada rongga perut terasa sedikit keras, tetapi tidak ada nyeri tekan yang signifikan pada palpası abdomen Pemeriksaan Penunjang Tes Laboratorium Glukosa darah 140 mg/dl. (sedikit meningkat, kemungkinan karena pengaruh stres pada kondisi medis) Albumin. 2.5 g/dl. (rendah, menunjukkan malnutrisi protein) Hemoglobin 11 g/dL (sedikit rendah, kemungkinan anemia ringan akibat malnutrisi) Kadar C-Reactive Protein (CRP) 15 mg/l. (terjadi peningkatan, menunjukkan adanya inflaması akut) Total Protein 5.8 g/dl. (rendah, menunjukkan gangguan status gızı) Cek Mikrobiologı Luka Kultur luka mengidentifikasi Staphylococcus aureus sebagai patogen yang dominan, dengan beberapa koloni Pseudomonas aeruginosa terdeteksi dalam jumlah lebih kecil Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi sistemik seperti sepsis, tetapi luka tampak terinfeksi secara lokal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
- Tanda dan Gejala: Luka pada punggung bawah yang memburuk dengan adanya jaringan nekrotik, cairan kuning berbau, dan peradangan di sekitar luka.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan yang signifikan, malnutrisi protein (albumin rendah), dan anemia ringan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen
- Tanda dan Gejala: Infeksi lokal pada luka dengan adanya bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka Sembuh
- Kriteria Hasil:
- Luka bersih, tidak ada jaringan nekrotik, eritema, eksudat, atau bau
- Luka mengalami penutupan dan epitelisasi
2. Status Nutrisi: Adekuat
- Kriteria Hasil:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Nilai albumin dalam batas normal
- Kadar hemoglobin dalam batas normal
3. Bebas Infeksi
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik
- Hasil kultur luka negatif untuk bakteri patogen
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Asuhan Keperawatan: Debridemen, irigasi, aplikasi balutan luka yang tepat, perawatan luka secara rutin
- Tujuan: Memfasilitasi penyembuhan luka, mencegah infeksi, dan menjaga kelembaban luka.
2. Manajemen Nutrisi
- Asuhan Keperawatan: Asesmen status gizi, konseling diet, pemberian nutrisi enteral/parenteral jika perlu
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, mencegah malnutrisi, dan mendukung penyembuhan luka.
3. Pencegahan Infeksi
- Asuhan Keperawatan: Perawatan luka aseptik, pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai hasil kultur
- Tujuan: Mencegah penyebaran infeksi, memantau respon pengobatan, dan mencegah komplikasi infeksi.
Catatan: Intervensi keperawatan juga harus mencakup manajemen aktivitas dan mobilisasi pasien, perawatan pencegahan dekubitus, serta edukasi bagi pasien dan keluarga untuk mendukung pemulihan secara holistik. -
Article No. 11858 | 05 Feb 2025
Klinis : Nn. x umur 10 tahun mengeluh sesak nafas disertai batuk berdahak, pilek disertai demam. Juga mengatakan dirinya lebih banyak mengantuk dan kelelahan tetapi tidak dapat tidur karena batuk yang mengganggu dan kesulitan bernafas karena pilek. Yang dicari : 1. apakah yang dapat di diagnosa medis yang di alami Nn. X pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Medis yang Mungkin Dialami Nn. X:
Berdasarkan gejala yang dilaporkan, yaitu sesak napas, batuk berdahak, pilek, dan demam, serta kelelahan dan kesulitan tidur, diagnosa medis yang mungkin dialami oleh Nn. X adalah:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga alveoli di paru-paru. Gejala umum ISPA meliputi demam, batuk, pilek, dan sesak napas.
2. Bronkitis Akut
Bronkitis akut adalah peradangan pada bronkus (saluran napas besar) yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Gejala khas bronkitis akut adalah batuk berdahak, sesak napas, dan demam.
3. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang dapat menyebabkan peradangan dan cairan di dalam alveoli. Gejala utama pneumonia di antaranya adalah sesak napas, batuk, dan demam.
Diagnosa medis yang tepat dapat ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (X-ray atau CT-Scan) oleh tenaga medis yang berwenang. -
Article No. 11859 | 05 Feb 2025
Klinis : Nn. x umur 10 tahun mengeluh sesak nafas disertai batuk berdahak, pilek disertai demam. Juga mengatakan dirinya lebih banyak mengantuk dan kelelahan tetapi tidak dapat tidur karena batuk yang mengganggu dan kesulitan bernafas karena pilek. Yang dicari : 1. apakah yang dapat di diagnosa medis yang di alami Nn. X pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dalam konteks kasus Nn. X yang berusia 10 tahun dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak, pilek, demam, serta kelelahan dan sulit tidur, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Medis yang Mungkin:
Berdasarkan gejala yang dialami Nn. X, kemungkinan diagnosis medis yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri
- Bronkitis akut, yaitu peradangan pada saluran pernapasan besar (bronkus)
- Pneumonia, yaitu infeksi pada jaringan paru-paru
- Sinusitis, yaitu peradangan pada sinus (rongga udara di sekitar hidung)
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Karakteristik: Batuk tidak efektif, sesak napas, sianosis, pernapasan cuping hidung, dan perubahan warna lender.
- Tujuan: Klien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif.
- Intervensi: Berikan oksigen, lakukan suction, berikan obat bronkodilator, dan ajarkan teknik batuk efektif.
b. Intoleransi aktivitas
- Karakteristik: Kelelahan, dyspnea, dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
- Tujuan: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
- Intervensi: Atur aktivitas dan istirahat, monitor tanda-tanda vital, dan berikan edukasi manajemen energi.
c. Gangguan pola tidur
- Karakteristik: Kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur.
- Tujuan: Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Intervensi: Optimalkan lingkungan tidur, berikan terapi relaksasi, dan evaluasi penggunaan obat.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa medis dan diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus Nn. X. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 11860 | 05 Feb 2025
Klinis : Nn. x umur 10 tahun mengeluh sesak nafas disertai batuk berdahak, pilek disertai demam. Juga mengatakan dirinya lebih banyak mengantuk dan kelelahan tetapi tidak dapat tidur karena batuk yang mengganggu dan kesulitan bernafas karena pilek. Yang dicari : 1. apakah yang dapat di diagnosa medis yang di alami Nn. X pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala yang dialami oleh Nn. X, yaitu sesak napas disertai batuk berdahak, pilek, demam, mengantuk dan kelelahan, maka diagnosis medis yang dapat dicurigai adalah:
1. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada satu atau lebih lobus paru yang menyebabkan peradangan dan pengisian cairan di dalam alveoli paru-paru. Gejala yang dialami Nn. X, seperti sesak napas, batuk berdahak, dan demam, sesuai dengan manifestasi klinis pneumonia pada anak.
2. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah peradangan pada bronkiolus dan jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Gejala yang dialami Nn. X, termasuk batuk, pilek, dan sesak napas, juga sesuai dengan karakteristik bronkopneumonia.
Selain itu, gangguan tidur dan kelelahan yang dialami Nn. X juga dapat menjadi manifestasi dari kondisi medis yang sedang dideritanya. Pengkajian lebih lanjut oleh tenaga medis, seperti pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pencitraan, diperlukan untuk menegakkan diagnosis medis yang tepat.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif dan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi Nn. X.