Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13824 | 12 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan muntah menyemprot sebanyak 3 kali setelah terjatuh dari kasur 4 jam SMRS. Pasien terjatuh ditemukan dengan posisi terlentang. Pasien masih mau menyusu (+) dan tidak tampak mengantuk. Penurunan kesadaran (-), keluar cairan dari hidung dan telinga (-).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosis Keperawatan: Risiko Cedera Kepala Traumatis
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko untuk mengalami cedera pada struktur dan fungsi otak akibat trauma pada kepala.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan integritas struktur dan fungsi otak setelah mengalami trauma kepala.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan neurologis, pemberian tindakan pertolongan pertama, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Sebagai seorang perawat, saya memastikan bahwa pasien yang mengalami jatuh dari tempat tidur dengan keluhan muntah, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda lain yang mengarah pada cedera kepala traumatis perlu mendapatkan penanganan segera dan komprehensif. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, sangat penting untuk menentukan tingkat keparahan cedera dan rencana tindak lanjut yang tepat. -
Article No. 13825 | 12 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan muntah menyemprot sebanyak 3 kali setelah terjatuh dari kasur 4 jam SMRS. Pasien terjatuh ditemukan dengan posisi terlentang. Pasien masih mau menyusu (+) dan tidak tampak mengantuk. Penurunan kesadaran (-), keluar cairan dari hidung dan telinga (-).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Mayor: Produksi sekret berlebih, Dispnea, Suara napas tidak normal (ronki, wheezing, stridor).
Karakteristik Minor: Perubahan frekuensi napas, Perubahan irama napas, Sianosis.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada produksi sekret berlebih
- Tidak ada suara napas tidak normal
- Tidak ada sianosis
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Jalan Napas
Tujuan: Mengidentifikasi perubahan pada jalan napas dan memfasilitasi pemeliharaan bersihan jalan napas.
Aktivitas:
- Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Memantau keberadaan, jumlah, dan karakteristik sekret
- Memantau tanda-tanda obstruksi jalan napas (stridor, wheezing, ronki)
- Memantau tanda-tanda hipoksia (sianosis, perubahan warna kulit, perubahan mental)
2. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.
Aktivitas:
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Memberikan oksigen, jika diperlukan
- Memfasilitasi batuk efektif dan suction, jika diperlukan
- Melakukan fisioterapi dada, jika diperlukan
3. Manajemen Muntah
Tujuan: Mencegah, mengendalikan, atau mengurangi episode muntah.
Aktivitas:
- Memantau frekuensi, jumlah, dan karakteristik muntah
- Memposisikan pasien untuk mencegah aspirasi
- Memberikan antiemetik, jika diperlukan
- Mengajarkan teknik untuk mengurangi muntah, seperti teknik relaksasi
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami keluhan muntah menyemprot, yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas pasien, sehingga kriteria hasil yang diharapkan adalah frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada produksi sekret berlebih, tidak ada suara napas tidak normal, dan tidak ada sianosis.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan jalan napas untuk mengidentifikasi perubahan, manajemen jalan napas untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas, dan manajemen muntah untuk mencegah, mengendalikan, atau mengurangi episode muntah. Aktivitas-aktivitas dalam intervensi keperawatan ini dirancang untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 13826 | 12 Mar 2025
Klinis : buatkan luaran dan intervensi dari seluruh diagnosa ini : Data subjektif dan objektif Etiologi Masalah keperawatan DS: - Pasien mengatakan mendengar suara bisikan yang memanggil namanya dan menyuruhnya untuk kabur - Dalam 1 hari sering muncul ±10 kali bisikan - Bisikan muncul setiap saat dan sering muncul pada siang hari - Pasien mengatakan kesal karena terus mendengar suara bisikan namanya dan menuruti apa yang didengarnya DO: - Pasien tampak berbicara sendiri dengan tembok - Pasien tampak merespon suara yang didengarnya dengan mengomel dan kesal dengan ekspresi yang marah - Pasien pernah mencoba kabur Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Penyalahgunaan obat-obatan ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Gangguan persepsi sensori berhbuungan dengan gangguan pendengaran DS: Pasien mengatakan kesal dan ingin memukuli karena suara bisikan yang didengarnya memanggil namanya terus-menerus. DO: - Pasien tampak kesal dan terkadang menendang tembok dan ranjang tidurnya dan merusak lingkungan - Tatapan mata pasien tajam - Bicara lantang dan kencang - Ekspresi wajar marah dan kesal Risiko perilaku kekerasan mencederai orang lain dan lingkungan ↑ Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi DS: Pasien mengatakan ia sudah mandi DO: Pasien tampak lesu, tubuh kotor dan bau, rambut berketombe, gigi dan telinga kotor Defisit perawatan diri ↑ Koping individu tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis DS: Pasien mengatakan jika ia ada masalah, ia lebih memilih keluar Bersama teman-temannya dan minum alkohol DO: Penyalahgunaan zat dan perilaku tidak asertif Koping individu tidak efektif ↑ Penyalgunaan zat ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping DS: Pasien menanyakan apa yang yang ia alami saat ini DO: Pasien tampak lesu dan bertanya tentang penyakit dan apa yang sedang dialaminya Defisit pengetahuan ↑ Ketidaktahuan tentang penyakit ↑ Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta luaran dan intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran
- SDKI: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
- SLKI: Peningkatan Persepsi Sensori
- SIKI: Manajemen Halusinasi
Luaran:
- Klien dapat mengenali tanda dan gejala halusinasi
- Klien dapat mengatasi halusinasi dengan menggunakan strategi koping yang efektif
- Klien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan durasi halusinasi
Intervensi:
- Kaji tipe, frekuensi, durasi, dan respons klien terhadap halusinasi
- Bantu klien mengidentifikasi penyebab dan faktor pencetus halusinasi
- Ajarkan teknik manajemen halusinasi (distraksi, realitas orientasi, dll.)
- Libatkan keluarga dalam manajemen halusinasi klien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan farmakologis, jika diperlukan
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
- SLKI: Kontrol Perilaku
- SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
Luaran:
- Klien dapat mengenali tanda-tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mencegah perilaku kekerasan
- Klien dapat menunjukkan perilaku yang tidak melukai diri sendiri atau orang lain
Intervensi:
- Kaji tanda-tanda perilaku kekerasan dan faktor pencetus
- Ajarkan teknik manajemen marah dan pengendalian diri
- Ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung
- Libatkan keluarga dalam manajemen perilaku kekerasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan farmakologis, jika diperlukan
3. Diagnosa Keperawatan: Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis
- SDKI: Defisit Perawatan Diri
- SLKI: Peningkatan Perawatan Diri
- SIKI: Perawatan Diri
Luaran:
- Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
- Klien dapat menjaga kebersihan diri dan berpenampilan rapi
- Klien dapat mempertahankan perawatan diri yang adekuat
Intervensi:
- Kaji kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri
- Ajarkan teknik perawatan diri yang benar
- Sediakan alat bantu perawatan diri, jika diperlukan
- Libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk perawatan diri
- Berikan pujian dan dukungan saat klien melakukan perawatan diri dengan baik
4. Diagnosa Keperawatan: Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping
- SDKI: Koping Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Koping
- SIKI: Terapi Koping
Luaran:
- Klien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Klien dapat menerapkan strategi koping yang efektif dalam mengatasi masalah
- Klien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan koping
Intervensi:
- Kaji pola koping klien saat menghadapi masalah
- Ajarkan teknik koping yang efektif (relaksasi, manajemen stres, dll.)
- Dorong klien untuk mencoba dan menerapkan strategi koping yang efektif
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan bagi klien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi psikososial, jika diperlukan
5. Diagnosa Keperawatan: Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit
- SDKI: Defisit Pengetahuan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan
- SIKI: Pendidikan Kesehatan
Luaran:
- Klien dapat menjelaskan tentang penyakit yang dialaminya
- Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala penyakit
- Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola penyakitnya
Intervensi:
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit yang dialaminya
- Berikan informasi dan edukasi tentang penyakit, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya
- Gunakan media edukasi yang sesuai dengan kemampuan klien
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi agar dapat mendukung klien
- Evaluasi pemahaman klien dan berikan umpan balik yang konstruktif -
Article No. 13827 | 12 Mar 2025
Klinis : buatkan luaran dan intervensi dari seluruh diagnosa ini : Data subjektif dan objektif Etiologi Masalah keperawatan DS: - Pasien mengatakan mendengar suara bisikan yang memanggil namanya dan menyuruhnya untuk kabur - Dalam 1 hari sering muncul ±10 kali bisikan - Bisikan muncul setiap saat dan sering muncul pada siang hari - Pasien mengatakan kesal karena terus mendengar suara bisikan namanya dan menuruti apa yang didengarnya DO: - Pasien tampak berbicara sendiri dengan tembok - Pasien tampak merespon suara yang didengarnya dengan mengomel dan kesal dengan ekspresi yang marah - Pasien pernah mencoba kabur Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Penyalahgunaan obat-obatan ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Gangguan persepsi sensori berhbuungan dengan gangguan pendengaran DS: Pasien mengatakan kesal dan ingin memukuli karena suara bisikan yang didengarnya memanggil namanya terus-menerus. DO: - Pasien tampak kesal dan terkadang menendang tembok dan ranjang tidurnya dan merusak lingkungan - Tatapan mata pasien tajam - Bicara lantang dan kencang - Ekspresi wajar marah dan kesal Risiko perilaku kekerasan mencederai orang lain dan lingkungan ↑ Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi DS: Pasien mengatakan ia sudah mandi DO: Pasien tampak lesu, tubuh kotor dan bau, rambut berketombe, gigi dan telinga kotor Defisit perawatan diri ↑ Koping individu tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis DS: Pasien mengatakan jika ia ada masalah, ia lebih memilih keluar Bersama teman-temannya dan minum alkohol DO: Penyalahgunaan zat dan perilaku tidak asertif Koping individu tidak efektif ↑ Penyalgunaan zat ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping DS: Pasien menanyakan apa yang yang ia alami saat ini DO: Pasien tampak lesu dan bertanya tentang penyakit dan apa yang sedang dialaminya Defisit pengetahuan ↑ Ketidaktahuan tentang penyakit ↑ Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran atau hasil yang diharapkan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran
Luaran (SLKI):
- Pasien dapat mengidentifikasi halusinasi auditori yang dialami
- Pasien dapat mengontrol halusinasi auditori
- Pasien dapat meningkatkan fungsi kognitif
Intervensi (SIKI):
- Kaji tipe, frekuensi, durasi, dan karakteristik halusinasi auditori
- Bantu pasien mengidentifikasi halusinasi
- Latih pasien untuk mengabaikan atau mengontrol halusinasi
- Berikan terapi psikofarmaka sesuai indikasi
- Terapkan terapi modalitas (terapi okupasi, terapi aktivitas, psikoterapi)
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
Luaran (SLKI):
- Pasien dapat mengendalikan dorongan untuk berperilaku agresif
- Pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengelola perilaku kekerasan
- Pasien dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola stres
Intervensi (SIKI):
- Kaji tanda-tanda perilaku kekerasan
- Ciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik
- Latih pasien untuk menggunakan teknik relaksasi dan distraksi
- Berikan obat sedatif-hipnotik sesuai indikasi
- Libatkan keluarga dalam pengawasan dan dukungan
- Ajarkan keluarga untuk mengenali tanda-tanda perilaku kekerasan
3. Diagnosa Keperawatan: Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis
Luaran (SLKI):
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri
- Pasien dapat meningkatkan kebersihan dan penampilan diri
- Pasien dapat mempertahankan perawatan diri yang adekuat
Intervensi (SIKI):
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri yang sulit
- Ajarkan teknik perawatan diri yang benar
- Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
- Libatkan keluarga dalam memantau dan membantu perawatan diri pasien
4. Diagnosa Keperawatan: Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping
Luaran (SLKI):
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif dalam mengatasi masalah
- Pasien dapat mempertahankan koping yang efektif
Intervensi (SIKI):
- Kaji pola koping pasien dalam menghadapi masalah
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi koping pasien
- Ajarkan teknik koping yang efektif (relaksasi, distraksi, manajemen stres)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan dukungan psikososial
- Libatkan keluarga dalam membantu pasien mengembangkan koping yang efektif
5. Diagnosa Keperawatan: Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit
Luaran (SLKI):
- Pasien dapat menjelaskan penyakit dan pengobatannya
- Pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala penyakit
- Pasien dapat menjelaskan peran keluarga dalam perawatan
Intervensi (SIKI):
- Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatannya
- Berikan informasi yang mudah dipahami tentang penyakit, pengobatan, dan perawatan
- Dorong pasien untuk bertanya dan mengungkapkan kekhawatirannya
- Libatkan keluarga dalam pemberian informasi dan edukasi
- Evaluasi pemahaman pasien secara berkala dan berikan umpan balik
Setiap diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diberikan merupakan satu kesatuan yang saling terkait untuk mencapai hasil perawatan yang optimal bagi pasien. Perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik dan melibatkan tim kesehatan lain serta keluarga dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 13828 | 12 Mar 2025
Klinis : buatkan luaran dan intervensi dari seluruh diagnosa ini : Data subjektif dan objektif Etiologi Masalah keperawatan DS: - Pasien mengatakan mendengar suara bisikan yang memanggil namanya dan menyuruhnya untuk kabur - Dalam 1 hari sering muncul ±10 kali bisikan - Bisikan muncul setiap saat dan sering muncul pada siang hari - Pasien mengatakan kesal karena terus mendengar suara bisikan namanya dan menuruti apa yang didengarnya DO: - Pasien tampak berbicara sendiri dengan tembok - Pasien tampak merespon suara yang didengarnya dengan mengomel dan kesal dengan ekspresi yang marah - Pasien pernah mencoba kabur Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Penyalahgunaan obat-obatan ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Gangguan persepsi sensori berhbuungan dengan gangguan pendengaran DS: Pasien mengatakan kesal dan ingin memukuli karena suara bisikan yang didengarnya memanggil namanya terus-menerus. DO: - Pasien tampak kesal dan terkadang menendang tembok dan ranjang tidurnya dan merusak lingkungan - Tatapan mata pasien tajam - Bicara lantang dan kencang - Ekspresi wajar marah dan kesal Risiko perilaku kekerasan mencederai orang lain dan lingkungan ↑ Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi DS: Pasien mengatakan ia sudah mandi DO: Pasien tampak lesu, tubuh kotor dan bau, rambut berketombe, gigi dan telinga kotor Defisit perawatan diri ↑ Koping individu tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis DS: Pasien mengatakan jika ia ada masalah, ia lebih memilih keluar Bersama teman-temannya dan minum alkohol DO: Penyalahgunaan zat dan perilaku tidak asertif Koping individu tidak efektif ↑ Penyalgunaan zat ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping DS: Pasien menanyakan apa yang yang ia alami saat ini DO: Pasien tampak lesu dan bertanya tentang penyakit dan apa yang sedang dialaminya Defisit pengetahuan ↑ Ketidaktahuan tentang penyakit ↑ Gangguan persepsi sensori (halusinasi) pendengaran ↑ Koping individu dan keluarga tidak efektif ↑ Faktor predisposisi dan presipitasi Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, luaran, dan intervensi untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan 1:
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Gangguan Persepsi Sensori (halusinasi)
SLKI: Peningkatan Persepsi Sensori
SIKI: Manajemen Halusinasi
Luaran:
1. Pasien dapat mengidentifikasi karakteristik halusinasi yang dialami
2. Pasien dapat mengendalikan halusinasi yang muncul
3. Pasien dapat mempertahankan perilaku sosial yang adaptif
Intervensi:
1. Kaji karakteristik halusinasi (frekuensi, durasi, lokasi, isi, dan respon pasien)
2. Berikan orientasi realitas dan klarifikasi persepsi
3. Bantu pasien mengembangkan strategi untuk mengontrol halusinasi
4. Libatkan keluarga dalam manajemen halusinasi
5. Berikan obat anti-psikotik sesuai indikasi
Diagnosa Keperawatan 2:
Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
SLKI: Kontrol Perilaku
SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
Luaran:
1. Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang muncul
2. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara aman
3. Pasien dapat mempertahankan lingkungan yang aman
Intervensi:
1. Kaji faktor pencetus dan tanda-tanda perilaku kekerasan
2. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien dan orang lain
3. Berikan obat anti-psikotik sesuai indikasi
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengendalikan perilaku kekerasan
5. Libatkan keluarga dalam manajemen perilaku kekerasan
Diagnosa Keperawatan 3:
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Defisit Perawatan Diri
SLKI: Peningkatan Perawatan Diri
SIKI: Perawatan Diri
Luaran:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
2. Pasien dapat mempertahankan kebersihan dan kerapian diri
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial
Intervensi:
1. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri
2. Bantu pasien dalam aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
3. Ajarkan dan latih teknik perawatan diri yang benar
4. Berikan motivasi dan dukungan untuk meningkatkan perawatan diri
5. Libatkan keluarga dalam membantu perawatan diri pasien
Diagnosa Keperawatan 4:
Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Koping tidak Efektif
SLKI: Peningkatan Koping
SIKI: Terapi Kognitif
Luaran:
1. Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif
2. Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif
3. Pasien dapat mempertahankan perilaku yang sesuai dengan norma sosial
Intervensi:
1. Kaji pola koping yang digunakan pasien dalam menghadapi masalah
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi koping pasien
3. Ajarkan teknik koping yang efektif (relaksasi, manajemen stres, dll)
4. Bantu pasien mengidentifikasi sumber dukungan sosial
5. Berikan konseling untuk meningkatkan strategi koping yang efektif
Diagnosa Keperawatan 5:
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Defisit Pengetahuan
SLKI: Peningkatan Pengetahuan
SIKI: Edukasi Kesehatan
Luaran:
1. Pasien dapat menjelaskan penyakit yang dialami dan proses pengobatannya
2. Pasien dapat menjelaskan peran aktif dalam proses perawatannya
3. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengelola penyakitnya
Intervensi:
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan proses pengobatannya
2. Berikan informasi dan edukasi tentang penyakit, pengobatan, dan proses pemulihan
3. Gunakan media edukasi yang sesuai dengan kemampuan pasien
4. Libatkan keluarga dalam proses edukasi
5. Evaluasi pemahaman pasien dan berikan umpan balik yang konstruktif -
Article No. 13829 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Mual (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Mual adalah sensasi tidak nyaman di daerah ulu hati yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien bebas dari mual
2. Pasien mampu mengontrol mual
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen mual
- Identifikasi penyebab mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
- Sediakan lingkungan yang tenang dan nyaman
2. Pemantauan tanda-tanda vital
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Beri intervensi sesuai kebutuhan pasien
Tone: Akademis
Persona: Pakar (Perawat) -
Article No. 13830 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Mual (NANDA-I, 2018)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat menyebabkan muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual
- Tekanan pada perut
- Sensasi ingin muntah
- Salivasi berlebih
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol mual
- Toleransi terhadap mual
- Manajemen mual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen mual
- Terapi relaksasi
- Pemberian antiemetik
- Teknik distraksi
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluhkan mual dan ingin muntah, yang didukung dengan tanda-tanda objektif seperti tampak pucat, diaforesis, dan takikardia. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mual. Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah kontrol mual, toleransi terhadap mual, dan manajemen mual. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual, terapi relaksasi, pemberian antiemetik, dan teknik distraksi. -
Article No. 13831 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang disajikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual (Nausea)
Definisi (SDKI):
Sensasi tak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penjelasan:
- Pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, yang merupakan gejala utama dari diagnosa keperawatan mual.
- Pasien tampak pucat, mengalami diaforesis (berkeringat), dan takikardia, yang menunjukkan gejala-gejala fisiologis dari mual.
Rencana Intervensi (SLKI):
- Ajarkan teknik manajemen mual (misalnya, distraksi, relaksasi, pemberian obat antiemetik)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis (misalnya, antiemetik)
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala mual secara berkala
- Berikan makanan dan cairan sesuai toleransi pasien
Luaran yang Diharapkan (SIKI):
- Pasien melaporkan penurunan tingkat mual
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen mual yang efektif
- Tanda-tanda vital pasien stabil
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 13832 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Mual (NANDA-I)
Definisi (SDKI):
Sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat menimbulkan keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Perubahan metabolisme
2. Efek samping pengobatan
3. Rangsangan vestibular
4. Iritasi gastrointestinal
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual berkurang
2. Pasien tampak tidak pucat
3. Pasien tidak berkeringat berlebihan
4. Pasien tidak mengalami takikardia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi penyebab mual
2. Kolaborasi pemberian antiemetik
3. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi yang nyaman
4. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
5. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang disukai
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat menjelaskan diagnosa keperawatan mual berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Penjelasan ini dapat membantu memberikan pemahaman yang komprehensif kepada pasien dan anggota tim kesehatan lainnya. -
Article No. 13833 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu pasien mengeluh mual, ingin muntah, tampak pucat, terdapat diaforesis, dan takikardia, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Mual merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Rasa Aman/Perlindungan, kelas Respons Fisiologis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang ingin dicapai dalam penanganan mual adalah pasien dapat mengatasi mual, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi lain.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual, manajemen cairan, manajemen nutrisi, dan terapi komplementer.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolelir aktivitas fisik.
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas merupakan diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat, kelas Pergerakan.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan mobilitas.
Catatan:
- Tone akademis dan persona pakar/perawat (nurse) telah diterapkan dalam penulisan.
- Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang diberikan.