Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12003 | 08 Feb 2025
Klinis : resiko infeksi pada pasien terpasang selang ett
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi risiko infeksi pada pasien terpasang selang ETT (Endotracheal Tube).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko infeksi terkait prosedur pemasangan dan keberadaan selang ETT
Penjelasan singkat:
SDKI:
- Definisi: Kemungkinan terjadinya respon tubuh yang tidak dikehendaki terhadap mikroorganisme patogen atau toksinnya.
- Faktor risiko: Prosedur pemasangan dan keberadaan selang ETT, penurunan fungsi imun, malnutrisi, lama perawatan, dan paparan lingkungan yang tidak higienis.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi minimal, dan tidak ada komplikasi yang terkait infeksi.
- Kriteria hasil: Bebas dari tanda dan gejala infeksi, nilai kultur mikrobiologi negatif, dan tidak ada komplikasi yang terkait infeksi.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Perawatan selang ETT secara aseptik, pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian terapi antibiotik, perawatan luka, dan edukasi pasien/keluarga.
- Aktivitas keperawatan: Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan selang ETT, menjaga kebersihan selang ETT, menggunakan teknik aseptik saat perawatan, memantau tanda-tanda infeksi, dan memberikan terapi antibiotik sesuai indikasi.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi pada pasien terpasang selang ETT. -
Article No. 12004 | 08 Feb 2025
Klinis : resiko infeksi pada pasien terpasang selang et
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Kondisi pasien terpasang selang ET (Endotracheal Tube) meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Selang ET dapat menjadi jalur masuknya mikroorganisme patogen ke dalam sistem pernapasan pasien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Infeksi" yang mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi infeksi saluran pernapasan
2. Tidak terjadi demam
3. Tidak terjadi leukositosis
4. Tidak terjadi peningkatan produksi sekret
5. Tidak terjadi perubahan warna, bau, atau konsistensi sekret
Penjelasan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien tidak mengalami komplikasi infeksi saluran pernapasan yang dapat disebabkan oleh terpasangnya selang ET. Luaran/output yang diharapkan meliputi tidak adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peningkatan jumlah leukosit, peningkatan produksi sekret, serta tidak terjadi perubahan karakteristik sekret yang dapat mengindikasikan adanya infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan observasi tanda-tanda vital secara berkala
2. Lakukan pemantauan karakteristik sekret pernapasan
3. Lakukan tindakan aseptik saat memberikan perawatan pada selang ET
4. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
5. Koordinasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien terpasang selang ET meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh.
2. Pemantauan karakteristik sekret pernapasan untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mengindikasikan infeksi.
3. Tindakan aseptik saat memberikan perawatan pada selang ET untuk mencegah masuknya mikroorganisme patogen.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menghindari faktor risiko infeksi.
5. Koordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan untuk mengatasi infeksi.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi pada pasien terpasang selang ET serta mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 12005 | 08 Feb 2025
Klinis : pasien dinrawat di ruang icu dengan penurunan kesadaran dan tidak dapat makan dengan sendiri dan pasien terpasang ngt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Makan berhubungan dengan penurunan kesadaran dan ketidakmampuan makan sendiri, ditandai dengan pasien tidak dapat makan secara mandiri dan terpasang NGT.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan Pola Makan didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat makan secara efektif, dengan indikator seperti asupan nutrisi yang adekuat, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, dan tidak ada komplikasi terkait status nutrisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian nutrisi enteral melalui NGT, memantau asupan nutrisi, dan mempersiapkan pasien untuk dapat makan secara mandiri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian secara komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan mengevaluasi outcome pasien secara berkala. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat dan mencapai kemampuan makan secara mandiri. -
Article No. 12006 | 08 Feb 2025
Klinis : pasien mengalami penurunan kesadaran dan tidak dapat makan dengan sendirinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami penurunan kesadaran dan tidak dapat makan dengan sendirinya.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran.
Penjelasan:
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kesadaran pada pasien. Hal ini dapat menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk makan, secara mandiri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara independen.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan kesadaran, kekuatan otot, koordinasi, kontrol postural, dan kontrol motorik.
Gejala dan Tanda: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, ketergantungan dalam mobilisasi, dan gangguan dalam mempertahankan posisi tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh, melakukan pergerakan yang terarah, dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Latihan rentang gerak, posisioning, perawatan kulit, dan pemberian asupan nutrisi yang adekuat.
Tujuan Intervensi: Meningkatkan kemampuan mobilisasi, mencegah komplikasi, dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang tepat untuk pasien dengan penurunan kesadaran dan tidak dapat makan dengan sendirinya adalah Gangguan Mobilitas Fisik, dengan penjelasan dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah disampaikan. Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 12007 | 08 Feb 2025
Klinis : suara nnafas pasien terdengar gugring karna terdapat sputum yang banyak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, yaitu kemampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Sputum
3. Terapi Oksigen
4. Terapi Fisik: Fisioterapi Dada
Dengan adanya suara napas yang berbunyi guring akibat adanya sputum yang banyak, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen sputum, terapi oksigen, dan terapi fisik seperti fisioterapi dada untuk membantu membersihkan jalan napas pasien. -
Article No. 12008 | 08 Feb 2025
Klinis : Kliean mederita penyakit jantung koroner dan hipertensi, pasien menyatakan tidak mampu lagi beraktifitas berat, tidak bekerja lagi , oemenuhan kebutahan sehari2 tergantung dari anak, klien mengandalkan anak yg bekerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, berikut diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakadekuatan aliran darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Penyakit jantung koroner, hipertensi.
- Gejala: Nyeri dada, sesak napas, kelelahan, penurunan toleransi aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan jantung membaik, aktivitas fisik meningkat, tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, edukasi penyakit jantung, latihan fisik bertahap, manajemen stres.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik
SDKI:
- Definisi: Keterbatasan dalam satu atau lebih pergerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
- Penyebab: Penyakit jantung koroner, ketergantungan terhadap orang lain.
- Gejala: Penurunan kemampuan beraktivitas, ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Kemampuan mobilitas fisik meningkat, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari meningkat.
SIKI:
- Intervensi: Latihan gerak, perawatan diri, manajemen energi, dukungan keluarga, modifikasi lingkungan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan penyakit jantung koroner dan hipertensi mengalami penurunan kemampuan beraktivitas berat serta ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak dan keterbatasan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, edukasi penyakit, latihan fisik, manajemen stres, latihan gerak, perawatan diri, dukungan keluarga, dan modifikasi lingkungan. -
Article No. 12009 | 08 Feb 2025
Klinis : Kliean mederita penyakit jantung koroner dan hipertensi, pasien menyatakan tidak mampu lagi beraktifitas berat, tidak bekerja lagi , oemenuhan kebutahan sehari2 tergantung dari anak, klien mengandalkan anak yg bekerja
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik mayor: Klien menyatakan tidak mampu lagi beraktivitas berat, tidak bekerja lagi, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari tergantung pada anak.
2. Kelelahan
Definisi: Pengalaman subjektif yang mempengaruhi fisik, emosi, dan kognitif, yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas rutin.
Karakteristik mayor: Klien menyatakan tidak mampu lagi beraktivitas berat dan tidak bekerja lagi.
3. Ketidakberdayaan
Definisi: Pengalaman subjektif individu bahwa dirinya tidak mampu mencegah atau mengontrol situasi yang signifikan.
Karakteristik mayor: Pemenuhan kebutuhan sehari-hari tergantung pada anak, klien mengandalkan anak yang bekerja.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan tanpa mengalami kelelahan berlebih, sesak napas, atau nyeri.
Kriteria hasil:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien mampu beradaptasi dengan aktivitas yang dibutuhkan.
- Klien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk beraktivitas.
2. Manajemen Energi Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur penggunaan energi secara efektif.
Kriteria hasil:
- Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang membuat kelelahan.
- Klien menerapkan strategi manajemen energi yang efektif.
- Klien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk beraktivitas.
3. Pemberdayaan Meningkat
Definisi: Kemampuan individu untuk mengambil kendali atas situasi atau kondisi yang signifikan.
Kriteria hasil:
- Klien dapat mengidentifikasi sumber daya yang dapat dimanfaatkan.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
- Klien melaporkan peningkatan rasa kendali atas situasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat ditoleransi klien.
- Bantu klien menetapkan tujuan aktivitas yang realistis.
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas dan istirahat.
- Bantu klien mengevaluasi efektivitas strategi manajemen aktivitas.
2. Manajemen Energi
- Kaji kebutuhan energi klien untuk aktivitas sehari-hari.
- Ajarkan teknik manajemen energi (misalnya, pacing, perencanaan, delegasi).
- Bantu klien mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.
- Evaluasi efektivitas strategi manajemen energi yang diterapkan.
3. Pemberdayaan
- Identifikasi sumber daya yang dapat dimanfaatkan klien.
- Diskusikan peran dan tanggung jawab klien dalam proses pemulihan.
- Dorong klien untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
- Berikan umpan balik positif atas upaya klien dalam mengambil kendali.
Penjelasan tambahan:
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klien secara holistik, termasuk aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Tujuan utama adalah membantu klien mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang optimal. Dengan demikian, intervensi keperawatan harus dirancang secara komprehensif untuk memenuhi kebutuhan klien dan mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 12010 | 08 Feb 2025
Klinis : panas badan sejak 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu panas badan sejak 2 hari, maka diagnosis keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Hipertermia
Definisi:
Peningkatan suhu tubuh di atas normal, disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh dalam mengatur suhu.
Penyebab:
- Infeksi
- Peradangan
- Efek samping obat
- Dehidrasi
- Gangguan termoregulasi
Gejala dan Tanda:
- Suhu tubuh di atas 38°C
- Kulit terasa panas
- Menggigil
- Muka kemerahan
- Sakit kepala
- Denyut nadi cepat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan cairan yang cukup
- Lakukan kompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Berikan obat penurun panas sesuai instruksi dokter
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
- Pasien mampu melakukan perawatan mandiri
Peran Perawat:
Sebagai seorang perawat, Anda berperan penting dalam mengelola kondisi hipertermia pada pasien. Tugas Anda meliputi pemantauan, pemberian intervensi keperawatan yang tepat, edukasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang efektif dan mencegah komplikasi. -
Article No. 12011 | 08 Feb 2025
Klinis : nyeri perutsejak 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri perut sejak 3 hari.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada gastrointestinal.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Mayor: Klien melaporkan nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital.
- Faktor Berhubungan: Proses patologis pada gastrointestinal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien melaporkan nyeri berkurang, Klien dapat mengenali faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, Klien dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, Kolaborasi pemberian analgesik, Ajarkan teknik nonfarmakologis.
- Peningkatan kenyamanan: Atur posisi yang nyaman, Berikan lingkungan yang tenang.
- Edukasi kesehatan: Ajarkan manajemen nyeri, Identifikasi faktor pemicu nyeri.
Sebagai seorang perawat, saya akan berfokus pada pengelolaan nyeri akut yang dialami klien, dengan mempertimbangkan standar asuhan keperawatan yang telah ditetapkan oleh PPNI. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan klien dalam mengelola nyeri, serta mencapai kenyamanan yang optimal. -
Article No. 12012 | 08 Feb 2025
Klinis : Konstipasi b.d colonic aganglionosis (TCA)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi konstipasi yang disebabkan oleh colonic aganglionosis (TCA), dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi berhubungan dengan colonic aganglionosis (TCA)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah kondisi di mana terjadi penurunan frekuensi, kesulitan, atau rasa tidak nyaman dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah pasien dapat mempertahankan pola eliminasi yang adekuat, mengelola gejala konstipasi, dan mempertahankan fungsi gastrointestinal yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen konstipasi: Mengevaluasi pola eliminasi, mengidentifikasi penyebab, dan mengimplementasikan intervensi yang sesuai seperti pemberian laksatif, peningkatan asupan cairan dan serat, serta latihan.
2. Edukasi dan konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan pengelolaan konstipasi.
3. Manajemen nyeri: Mengelola nyeri atau rasa tidak nyaman yang menyertai konstipasi.
4. Pemantauan dan evaluasi: Memantau efektivitas intervensi dan mengevaluasi perkembangan kondisi pasien.
Dalam kasus konstipasi akibat colonic aganglionosis (TCA), intervensi keperawatan yang dilakukan akan lebih fokus pada manajemen konstipasi jangka panjang, penggunaan laksatif yang tepat, serta edukasi dan konseling yang komprehensif untuk membantu pasien dan keluarga mengelola kondisi ini secara optimal.